Willy menatap kepergian Lea dengan bingung. Ia mulai mencerna kata-kata yang Lea ucapkan padanya.
Pertemuan d Klub, di Soba, di jalan, disini! Aishhh .... Ternyata memang pernah bertemu, pantas saja terasa tidak asing
Tapi mengapa dia marah di setiap pertemuan? Dasar wanita bertempramen buruk"
Presdir Willy mana mungkin mengakui dia yang salah. Dia terus berpendapat bahwa wanita itulah yang tidak masuk akal.
Mengingat kembali kejadian di Soba tahun itu, ia teringat wanita cantik yang memakai seragam pegawai.
Apa wanita itu adalah dia?
Willy segera berdiri dan menuju tempat Kepala Yayasan itu duduk.
Dengan penasaran ia bertanya pada Kepala Yayasan
"Pak .... Apakah Nona yang tadi juga mengambil pengasuh?"
Dengan senang, Kepala Yayasan itu menjawab tanpa rasa curiga
"Iya! Nona Lea menginginkan pengasuh yang berumur 40 tahun untuk menjaga bayinya. Katanya supaya lebih berpengalaman."
"Oh .... Dia sudah memiliki anak? Saya mengira dia masih gadis."
Lea dengan body langsing dan tinggi hampir 170cm membuat ia seperti seorang gadis. Yaaa temannya juga masih gadis. Hanya dia saja yang sudah melahirakn anak di usia yang sangat muda.
"Iya .... Tapi dia memang masih sangat muda. Usianya baru 20 tahun. Tapi sudah melahirkan seorang anak. Katanya dia single parent dan bayinya baru umur 2 bulan."
"Entahlah! Padahal dia sangat cantik, anak muda jaman sekarang memang sangat aneh." jawab Kepala Yayasan sambil membereskan dokumen di depan mejanya.
Willy menatap tak percaya pada Kepala Yayasa itu. Ia bergumam dalam hati
Anaknya berusia 2 bulan, seusia dengan Jully
Ya Jully Gu, anak yang baru 2 bulan ia miliki dari seorang wanita pilihan.
Willy terpaksa melakukan ini untuk memiliki anak.
Memilih mencari rahim pengganti dan menolak untuk menikah.
Di usianya yang sudah menginjak 26 tahun, di tahun itu, ia di paksa keluarganya untuk segera menikah dan memiliki anak. Terlalu tua menunda mempunyai anak, tidak baik.
Itulah prinsip keluarganya yang sudah turun temurun di lakukan sejak dulu.
Ada rasa simpati di hati Willy ketika mengetahui keadaan Lea yang melahirkan seorang diri.
Aisshh .... Apa yang aku fikirkan? Mengapa bersimpati kepada wanita gila itu?
.
Setelah mengantar Mbak Murni ke Apartemennya, Lea bergegas pergi ke Leayumi Food untuk bekerja.
Sesampainya di sana ia meliahat sosok wanita cantik berponi sangat menggemaskan sedang sibuk membantu Nathan.
Lea menyapa
"Emily .... Nathan!"
Nathan datang menghampiri Lea dan bertanya
"Apa sudah selesai?"
"Sudah! Tadi aku menjemput pengasuh buat Baby Leon dari Yayasan, langsung aku antar ke rumah." jawab Lea sambil melepas mantel coklat mudanya.
Ia meletakannya di ruangan pribadi miliknya.
Ruang pribadi milik Lea sangat nyaman dan sederhana. Tidak terlalu besar, hanya ada satu ruang dengan satu meja tulis untuknya dan 3 buah sofa untuk tamu duduk dan beberapa rak buku yang tertata rapi bersusun acak, khas model minimalis kebanyakan.
Di sudut ruangan ada kamar mandi kecil, khusus untuk keadaan darurat.
"Bagaimana keadaan Baby Leon?" tanya Nathan penasaran. Ia sangat perduli dengan anak Lea.
"Pagi-pagi agak rewel, tapi tadi aku antar Mbak Murni ke rumah melihat baby Leon dia tertidur nyenyak." jawab Lea menjelaskan.
Lea menambahkan
"Eh ... Nathan, bagaimana perencanaan buka cabang di kota C. Apa sudah selesai?"
"Baru sampai pada tahap pengecekan lokasi. Katanya Lokasinya bagus, tempatnya juga sangat ramai, cocok untuk membuka sebuah Restoran di sana." Nathan menjelaskan.
Merekapun lanjut membicarakan perencanaan buka cabang di kota C.
Banyak ide-ide bagus ketika mereka bertiga berkumpul. Membuat perencanaan semakin matang.
Di sore hari, Lea dengan enggan pergi ke Kampus.
Sebenarnya sangat tidak ingin pergi, tapi ada mata pelajaran yang sangat penting hari ini. Jurusan Manajemen Bisnis yang ia ambil sangat berguna untuk kemajuan usaha yang sedang ia tekuni saat ini.
Teringat akan hal itu, ia jadi bersemangat ketika mengikuti kelas.
*
Waktu berlaku begitu cepat, sampai pada waktu pembukaan anak cabang di kota C.
Hanya ada Lea dan Emily saja yang bisa menghadiri pembukaan. Nathan harus mengurus Leayumi food yang di pusat.
Walau tanpa Nathan, pembukaan di kota C sangat lancar dan rame. Pengunjung begitu antusias untuk mencoba mencicipi rasa khas Restoran Leayumi food yang terkenal di kota A.
Sekarang hadir di kota C membuat orang yang penasaran bisa lansung mencicipinya di sini.
Walau cabang di kota C Gedung yang di pakai Restoran masih sewaan, tapi sudah di targetkan bahwa dalam 3 tahun kedepan harus sudah bisa membeli gedung yang mereka sewa sekarang.
Sepulang dari kota C, pesawat kelas Bisnis yang mereka tumpangi sangat nyaman, di toilet pesawat Lea berdiri menunggu dengan sabar.
Sebenarnya ia sudah kebelet tidak tahan, tapi harus sabar.
Tiba giliran dia memasuki ke toilet, Lea merasa lega.
Keluar dari toilet Lea di kagetkan oleh sosok pria tinggi tampan yang menghalangi jalannya.
Lea melotot pada pria itu tanpa bersuara, seolah bisu Lea terus melotot.
Dengan suara dingin nan merdu pria itu berkata
"Halo Nona Lea! Kita bertemu lagi, pertemuan yang ke 5. Lagi-lagi pertemuan yang tidak kamu harapkan."
"Tapi maaf sedikit mengecewakanmu, kita seperti di takdirkan untuk terus bertemu." ucap Willy suka.
Semakin suka ketika melihat wajah Lea yang mulai memerah karena menahan marah.
Lea mengerutkan kening menatap sosok Willy di depannya, ia bergumam dalam hati
Lagi-lagi bertemu dengan Pria ini.
"Maaf .... Anda menghalangi jalan saya." dengan datar Lea berjalan kedepan Willy yang menghalangi jalannya.
Lea melangkah melewatinya, tiba-tiba Willy memegang pergelangan tangannya dengan erat dan enggan untuk melepaskan.
"Nona Lea! Ada masalah antara kamu dan aku yang belum terselesaikan." ucap Willy dengan datar tanpa melepaskan genggaman tangannya.
Jantung Lea berdetak tak karuan seolah hampir loncar keluar.
Ada raaa yang berbedaketika Willy menyentuhnya.
Ia menjawab dengan penasaran
"Masalah? Sepertinya tidak ada masalah antara kita berdua."
"Mobil kamu yang tempo hari saya tabrak. Saya belum bertanggung jawab mengganti biaya perbaikannya."
Willy dengan berat mengeluarkan kata seperti ini.
Sebenarnya ia tidak ingin merendahkan diri di depan wanita ini, tapi apa boleh buat.
Ia juga tidak nyaman setiap kali bertemu dengan Lea harus menerima ekspresi ketidak sukaan Lea padanya.
"Oh .... Masalah itu. Saya sudah bilang, kamu tidak usah khawatir, saya masih mampu memperbaikinya." jawab Lea ketus.
"Tidak .... Tidak boleh begitu. Saya yang menabrak maka saya yang harus menanggung biaya kerusakannya." Willy terus mendesak.
Lea melirik sekilas pada tangannya yang terus di pegang erat oleh Willy.
"Tuan Willy, kita seperti ini kalau ada orang yang melihat bisa menjadi sebuah gosip."
Lea tahu, pengusaha muda dan tampan seperti Willy ini rentan dengan gosip-gosip asmara. Lea tidak mau terlibat.
Ia mencoba melepaskan tangannya.
"Nona Lea .... Sebelum mencapai kesepakatan penggantian biaya kerusakan mobil kamu, saya tidak akan melepaskan tanganmu." tegas Willy.
Benar saja, di pojok ruangan ada sosok bayangan yang mengambil beberapa foto mereka dengan kamera ponselnya.
Cekrek ....
Cekrek ....
"Baiklah, nanti setelah turun dari pesawat kita bicarakan. Sekarang lepaskan tanganmu." jawab Lea kesal.
Willy melepaskan tangannya dan membiarkan Lea pergi.
Lea melangkah dengan langkah besar menuju tempat duduknya.
Ia sangat kesal sekarang!
Melihat Lea yang wajahnya berona merah, Emily tidak tahan bertanya
"Lea ada apa? Kamu kesambet setan ya?"
Lea dengan asal menjawab
"Bukan hanya kesambet, aku bahkan bertemu hantu di toilet."
Emily bingung
"Mana ada hantu di toilet, terbang ke pesawat ini, hantunya ketinggian Leaaaaa!"
Lea kesal di buatnya
"Hantunya tidak terbang Emily... Hantunya membeli tiket."
Emily kaget campur penasaran, ia bertanya dan tidak sabar menunggu jawaban dari Lea
"Bagaimana hantunya? Apa rambutnya panjang? Belakangnya bolong dan berdarah?"
Lea sedikit bodoh di buatnya
"Bukan .... Lebih seram dari itu. Pokoknya hantu yang sangat jelekkkk, kalau kamu melihatnya pasti langsung pingsan."
Lea benar-benar menganggap Willy seperti hantu yang sangat jelek. Tapi Emily semakin penasaran di buatnya.
"Benarkah? Lea kamu jangan menakut-nakutiku seperti ini! Aku jadi merinding. Mau pipis juga bagaimana, di toiletnya ada hantu seperti itu." Emily benar-benar merinding mendengar cerita Lea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
wahhhh ada Tuan Willy di pesawat, mau kemana dia, jangan - jangan dia nyuruh anak buahnya untuk membuntuti Lea kemana dia pergi.
tak mungkin kebetulan terus menerus
2023-04-12
0
Asih Ningsih
masa hantu nisa beli tiket lea yg ada hantu langsung masuk.
2022-11-15
0
Nduk Sainap
lanjut author
2022-06-15
0