Di FanaKlub Lea duduk sendiri.
Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya melalui mulut, sesekali melirik sekilas kepada para pelayan wanita.
Ia bergumam dalam hati
Betapa bebasnya mereka, bisa bersenang-senang sambil mencari uang. Lah aku ... baru 2 bulan mencari uang, sekarang kesialan malah datang menghampiriku.
"Fuhhh." Ia mendesah pelan.
Tiba-tiba dari belakang ada sepasang tangan memegang kedua bahu Lea. Diiringi suara besarnya "Weyyy, mengapa melamun sendiri?"
Dengan kaget Lea mendongak, menatapnya sekilas.
Lalu ia memalingkan pandangannya kembali pada gelas anggur di depannya, sambil berkata
"Nathan!"
"Ada masalah apa? Mengapa sendirian? Mana Emily?" balas Nathan penasaran.
Dia adalah Nathan teman dekat Lea dari dulu.
"Aku sedang ingin sendiri saja!" balas Lea acuh.
Ia lanjut meminum anggur dengan tenang tanpa menoleh kepada Nathan.
"Jangan begitu dong! Jika ada masalah, cerita kepadaku! Siapa tahu aku bisa memberi kamu solusi atau menghiburmu. Hehe!" Nathan membujuknya, ia penasaran.
Lebih tepatnya Nathan peduli apa yang dipikirkan Lea, peduli apa yang dialami Lea dan peduli apa yang dirasakan Lea.
Yah ... itulah Nathan, dia sangat mencintai Lea dari dulu. Tapi Lea selalu bersikap acuh padanya.
Ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Lea mulai bercerita.
"Aku ... sudah 2 bulan ini bekerja paruh waktu bersama Emily di Soba. Ehhh sialnya ... tadi ada pria gila yang tiba-tiba muncul di depanku ketika aku mau mengantar mie ke meja tamu, spontan aku kaget dan menjatuhkan mangkok dan gelasnya ke lantai. Dan lebih sialnya lagi ... dia adalah sang Bos Soba." jelasnya dengan kesal.
Mengingat kembali pria itu, ia ingin sekali mencakar-cakar wajahnya.
"Terus kamu dipecat?" Nathan menebak.
Lea mengangguk "Iya ... di pecat tanpa hormat."
Ia mendundukan kepalanya di meja dan mulai menangis.
"Siiallll ... siallllll .... " teriak Lea membuat Nathan kaget.
Nathan langsung menepuk-nepuk punggungnya, mencoba menarik tubuh Lea ke dalam pelukannya.
"Sudah jangan menangis, masih ada kesempatan lain untukmu. Masih banyak tempat yang bisa kamu coba untuk bekerja. Atau jika kamu mau ... aku bisa meminta Ayah memberikan pekerjaan di kantor untukmu!" bujuk Nathan mencoba menenangkan Lea.
Lea melepaskan diri dari pelukan Nathan dan berkata "Tidak ... aku tidak mau merepotkanmu."
"Di kantor paling juga jadi Cleaning Services." candanya pelan.
Nathan segera menjawab
"Tidak repot, aku malah senang di repotkan olehmu."
"Bukan lah, bukan CS. Asisten paling. Hehe!"
seraya mencubit pipi merah Lea dan menyeka air matanya.
"Tidak Nathan, aku tidak mau!" tegas Lea dengan cemberut.
"Ya sudah jangan marah lagi nanti cantiknya hilang loh!" goda Nathan membuat Lea tersenyum samar.
Dengan adanya Nathan membuat Lea ceria kembali.
Tiba-tiba dari pintu masuk terdengar suara teriakan seorang wanita
"Hei, Lea ... Nathan!"
Lea dan Nathan melihat sumber suara, ternyata itu Emily.
Dengan panik Emily menghampiri Lea dan memeluknya
"Kamu tidak apa-apa kan?"
"Aku baik-baik saja, terima kasih Emily."
Ada rasa haru di hatinya. Lea sangat beruntung masih di kelilingi oleh orang yang menyayangi dia dan peduli dia. Itu sebuah keberuntungan dalam hidupnya.
*
Di malam yang gelap di kota A, Lea menatap layar komputernya, membaca sebuah iklan yang berisikan
Menjadi Rahim Pengganti
"Waw ... 1 Miliar?" ia bersorak.
Lea terus membelalakan mata dan membuka mulut lebar-lebar.
Ia tidak sadar, jika seperti ini kapan saja Lalat bisa masuk ke dalam mulutnya.
Tiba-tiba ia mengklik DAFTAR yang tercantum di layar. Ia mulai mengisi data diri, mengisi pertanyaan yang tercantum di sana dan mengirim foto dirinya.
Anggaplah ini sebagai iseng-iseng berjadiah.
Tapi yang mendaftar juga sangat banyak, ada puluhan bahkan ratusan peserta yang mendaftar.
Lea ragu sejenak.
Memikirkan kembali uang yang bisa ia dapatkan sebanyak 1 M jika terpilih. Ia bisa menjadikan uang itu sebagai modal usaha, tidak harus bebekerja di tempat lain.
Tiba-tiba ia tersenyum sendiri dan klik Ok pada layar komputer.
Ia tidak perduli dengan dirinya, toh ini hanya menjadi Rahim Pengganti, hamil dan melahirkan. Anaknya nanti di ambil dan ia menerima uang.
Sesederhana itukah?
Memikirkan imbalan yang cukup besar, ia akan mempergunakan uang itu untuk membuka usaha di ruko peninggalan Papa, menjadi Bos di tempat usahanya sendiri tanpa takut dipecat dan bahkan dimarahi oleh sang Presdir lagi. Ia sangat senang.
*
Beberapa minggu berlalu.
Di kantin sekolah, Lea duduk berdua dengan Emily, meminum jus mangga kesukaannya sambil membahas tugas yang di berikan Dosen tadi di kelas.
Tiba-tiba ponselnya berdering, muncul sederet angka yang asing baginya.
"Siapa?" tanya Emily penasaran.
"Entah lah, sepertinya salah sambung." jawab Lea malas.
Sudah terbiasa banyak orang asing yang menghubunginya, membuat Lea bosan melihatnya.
"Coba angkat, siapa tahu itu penting." bujuk Emily.
klik ....
Lea menekan tombol hijau dan berkata
"Hallo .... "
"Hallo, ini benar Nona Lea Shen?" tanya seorang wanita paruh baya dari seberang telepon.
"Iya benar." Jawab Lea singkat.
"Nona Lea Shen, anda terpilih menjadi Rahim Pengganti Tuan kami, apa bisa kita bertemu sore ini?" tanya wanita itu.
Lea diam sejenak, mencerna apa yang di katakan wanita dari seberang telepon.
Rahim pengganti, aku terpilih? ia bertanya dalam hati. Seolah 'tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar.
"Hallo Nona, apa anda masih mendengar saya?" tanyanya lagi.
"Oh iya ... Iya .... Bisa, nanti sore bisa. Kirimkan alamatnya, nanti saya akan datang!" jawab Lea terbata-bata.
"Baik!" ucap wanita itu seraya menutup teleponnya.
Tut .... Tut ....
Telepon terputus.
Lea terdiam sesaat.
"Hey ..... Ada apa? Siapa tadi yang telepon?" Emily cemas melihat ekspresi Lea yang wajahnya pucat dan matanya tidak fokus.
Ia terus bertanya " Siapa Lea. Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"
"Aku .... Terpilih." Lea menjawab tanpa sadar. Menatap kosong seperti orang kesurupan.
Emily semakin panik, dengan mengguncang kedua bahu Lea, ia berkata
"Lea .... Sadar Lea ... kamu terpilih apa? Terpilih menang Lotre?" sambil tertawa pelan.
Sontak saja membuat Lea sadar.
"Aku terpilih jadi Rahim Pengganti Emily. Rahim Pengganti. Satu miliar! Wahhhhhhhh aku jadi orang kayaaaaaa ... Emily!"
Lea mendongakan kepala, menatap ke langit-langit kantin, dan merentangkan kedua tangannya seperti sang pawang hujan yang sedang memanggil dewa hujan untuk turun ke bumi.
Takkkk ....
"Wanita gila .... Kamu salah minum obat?" Emily menepuk kepalanya.
Lea meringis kesakitan "Awww .... Sakit!"
Lea menarik nafas dalam, dan mulai menceritakan apa yang terjadi di malam itu. Ketika dia membuka komputernya menemukan sebuah iklan yang menggoda iman.
"Di telepon tadi, dia minta bertemu nanti sore. Aduh Emily ... aku gugup! Bagaimana ini? Nanti aku harus hamil dan melahirkan, Terus caranya supaya hamil bagaimana? Aaaaaa ...." tiba-tiba Lea panik dan menjerit.
Tidak terpikir akan sedalam itu. Harus hamil, gimana caranya? Dia masih gadis tulen, merasa tabu dengan hal-hal seperti itu.
"Hahhahahaa ...." Emily terwata terbahak-bahak.
"Memangnya gampang mencari uang 1 miliar? Kamu harus mengorbankan separuh masa depanmu. Memberikan mahkota berharga sebagai seorang wanita ... Terus nanti kamu hamil apa kata orang? Kamu belum menikah tapi sudah hamil."
"Kamu akan dipandang sebelah mata oleh semua orang, Lea."
"Sadarlah dengan konsekuensinya nanti. Jangan langsung tergiur imbalannya." Jawab Emily menjelaskan.
Ia tak habis pikir, sang bintang kelas Lea Shen yang cantik dan terpandang, demi uang nekat melakukan itu .... Menjadi rahim pengganti.
Apa karena dipecat kemarin? Dia menjadi setres berat dan menghalalkan berbagai cara untuk bisa membuka usaha sendiri dan menjadi Bosnya? gumam Emily dalam hati.
"Lea .... Lea."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Itu hanya di dunia maya, di dunia Luna tidak ada rahim pengganti dan tak ada yang mau lah.
biasanya kriterianya masih gadis perawan, kan lucu ya, kenapa harus gadis dan perawan. harusnya kan janda yang sudah terbukti punya anak..kalo mau sewa rahim sihh
2023-04-12
0
Eka Aida
harusnya rukonya sewain aja lea, biar dapet uang
2022-11-18
0
Asih Ningsih
iya bagi aku klu masih perawan ya sangat rugi n brmasalah belum klu di gunjingkan tetangganya kan malu .
2022-11-15
0