Cuaca hari ini sangat bagus, Evan mengajak Lea dan Emily pergi ke Pantai Muasir, salah satu pantai terindah di Negeri ini. Air yang berwarna biru, suara gemuruh ombak dihiasi pasir putih, satu kesatuan yang tak terpisahkan. Alam memang sangat indah mahakarya Tuhan yang sempurna.
Lea memandang luas ketengah laut yang tak berujung, rasa lelah dan penat dalam diri seolah sirna. Ia memejamkan mata dibalik kacamata hitam itu, berbaring dikursi pantai kayu yang sangat nyaman, berteduh dibalik payung besar yang hanya menutupi setengah dari badannya. Kaki putih yang hanya berbalut kain pantai tipis yang sesekali tertiup angin membuat kulitnya terpapar sinar matahari.
Ia tidak memperdulikan apapun saat ini. Hanya ingin menikmati keindahan dan kenyamanan Pantai Muasir.
Ditengah kenyamanannya, Lea di kagetkan dengan teriakan Emily.
"Leaaa... Ayo sini berfoto!!!"
"...."
Lea hanya melirik sekilas dari balik kaca mata hitamnya, tidak merespon apapun.
Emily dan Evan terus bermain di pantai dan mencoba menaiki Banana Boat. Teringat akan Lea lagi, Emily yang hanya memakai Bikini yang sangat seksi berlari menghampir Lea, masih dengan teriakan histerisnya.
"Lea... Leaaa... Aku dan Evan mau naik Banana Boat, kamu mau ikut tidak?" sambil mengguncang tubuh Lea.
Lea melepas kacamata hitamnya, memandang jauh kearah Banana Boat itu dan mengerutkan kening. Ia sebenarnya agak takut air, takut tenggelam jadi ia memutuskan untuk tidak ikut. Hanya akan memberi semangat dan memotret mereka saja.
Lea melepas kain pantainya, tubuh itu hanya tinggal bikini berenda yang sangat cantik. Berjalan menuju Evan yang sedang bersiap menaiki Banana Boat.
Banana Boat itu terus melaju ketengah laut dengan kecepatan tinggi. Sorak soray dari orang yang menaikinya terus terdengar, tidak terkecuali Emily, suara teriakannya nyaring terdengar, Lea yang terus mengabadiakn momen ini sangat iri, sangat ingin menaikinya, tapi ia benar-benar takut jauh ke laut. Banana Boat ini selalu menjatuhkan penumpangnya ke air, itulah salah satu keseruannya.
Setelah Evan dan Emily turun, Lea menghampiri mereka dengan rasa iri. Emily terlihat sangat lelah nafas terengah-engah seolah telah terjun ketengah laut dan berenang sendiri ketepi.
Melihat Lea yang kurang senang, Evan bertanya.
"Kenapa... Terlihat tidak senang?"
"Aku iri sama kalian" jawabnya jujur.
Emily bertanya pada Lea dengan heran
"Kenapa?"
"Aku juga mau naik itu... Tapi aku takut tercebur ke laut" jawab Lea masih dengan ekspresi tidak puas.
"Aku bawa kamu naik Jet Ski, bagaimana?" tawar Evan
"Dijamin kamu aman tanpa terkena air!!!"
Mata Lea berbinar-binar seolah menepukan kebahagiaan, ia segera menjawab
"Mau... Mau... Mau"
"Evan... Kamu tidak adil... Aku juga mau naik Jet Ski" Emily tidak senang.
"Ayo... Kamu naik Jet Ski nanti teman aku yang membawamu" ucap Evan.
Mereka menyewa Jet Ski di tempat temannya Evan jadi ada diskon dan sekalian dikemudikan oleh temannya untuk membawa Emily.
Dua Jet Sky melaju dengan kecepatan tinggi diatas air. Menciptakan percikan air yang sangat indah.
Emily berteriak dengan suka cita.
Seolah dinas ke kota C kali ini hanya sebuah liburan saja. Mereka sangat menikmati momen ini. Bisa bermain sepuasnya, semua ini berkat Evan yang tinggal disini. Kalau tidak, semua ini hanya akan menjadi khayalan saja.
Lea sangat takut terjatuh, ia memeluk Evan sekuat tenaga. Jet Ski pun melaju sengat kencang berputar-putar ditengah laut serasa laut itu hanya milik mereka berdua.
Tidak terasa hari pun sudah sore. Setelah puas bermain, mereka bertiga membersihkan diri dan berpakaian. Sebelum pulang tidak lupa makan di Restoran khas hidangan laut disana. Makanan disini sangat lezat, seperti biasa Lea dan Emily makan dengan lahapnya. Evan tersenyum puas melihat teman baiknya bisa menikmati hari ini dengan baik.
Ia berkata
"Kapan-kapan kalau kalian ke Kota C lagi aku akan ajak ke tempat lain"
Lea mengangguk tanda terima kasih
"Iya Evan... Terima kasih untuk hari ini, benar-benar beruntung ada kamu disini"
Emily membalas
"Iya Evan... Terima kasih, kalau tidak ada teman sepertimu, kami tidak mungkin main ke Pantai ini untuk bermain Banana boat dan Jet Ski.
"Tidak masalah... Aku senang bisa mengajak kalian bersenang-senang". Jawab Evan.
Evan menambahkan
"Setelah makan, mau langsung pulang atau melihat Sunset dulu? Sunset disini sangat indah!"
Lea menjawab
"Karena masih disini, sayang kalau sampai dilewatkan". sambil tersenyum senang.
Emily mengangguk tanda setuju.
Warna kuning keemasan terus terpancar dan perlahan meredup. Matahari menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat. Angin terus berhembus, menggoyangkan pohon-pohon yang menjulang tinggi ke langit.
Berkahir pula kesenangan Lea dan Emily hari ini.
Mobil melaju dengan tenang ditengah jalan kota yang ramai, gadis-gadis cantik ini kelelahan sampai tertidur di dalam mobil.
Evan melirik gadis yang duduk dikursi samping dirinya, tersenyum puas melihat Lea yang kelelahan.
Emily yang tertidur dikursi belakang jangan ditanya bagai mana keadaannya. Ia seperti kerbau yang mendengkur meringkuk diatas kursi, sendirian.
Tiba di tempat parkir apartemen Evan, mereka turun dan membawa cukup banyak barang, Lea membeli beberapa oleh-oleh untuk Syira dan beberapa oleh-oleh untuk dibawa ke kota A.
Ting... Tong...
Pintu dibuka, disambut dengan wajah murung Syira.
Semuanya masuk dan duduk disofa.
Evan dengan heran bertanya
"Kamu kenapa?"
Syira dengan manja menjawab
"Kaka jahat... Tidak mengajak Syira!"
Evan mendekat dan mengelus kepala kecil Syira.
"Kamu kan sekolah..., pulang jam 3 sore..., mana sempat kaka ajak kamu!"
Lea buru-buru membuka tas belanjaannya. Mengambil beberapa bungkusan dan memberikannya kepada Syira.
"Ini Syira untuk kamu..., tadi Kak Lea beli khusus untuk kamu."
Syira mengambilnya dan segera membuka
"Waw. Bagus..., terima kasih Kak Lea!"
Lea tidak asal membeli beberapa oleh-oleh, ia membeli yang bermerek dan berkualitas. Sehingga Syira benar-benar senang dan menyukainya.
"Ehh iya kak..., tadi ada yang kesini. Menanyakan Kak Evan" ucap Syira sambil mengingat-ingat.
"Siapa?" Evan heran.
"Tidak tau" jawab Syira singkat.
Malam pun berlalu dengan tenang, Lea dan Emily tidak lama langsung tertidur, seolah melanjutkan mimpi yang tadi sempat terpotong.
Badan yang begitu lelah tidurpun sangat lelap, sampai suara dering ponselpun tidak terasa.
.
Pagi ini tidak terlalu berbeda dengan pagi kemarin, Syira yang sudah berangkat sekolah dan Evan yang sibuk didapur dan dua wanita malas yang masih tertidur.
Dering ponsel dari semalam terus berdering. Pagi ini berdering kembali entah yang keberapa puluh kalinya.
Lea terbangun dan menekan tombol hijau.
"Halo.... "
Dari seberang telepon langsung menyebarkan hawa dingin. Membuat Lea menggigil.
"Kemana saja kamu? Semalam di hubungi pura-pura tidak dengar?" Willy yang marah masih menahan sedikit aura ganasnya.
Tersadar itu Willy dan dari kemarin Lea tidak sempat menghubunginya.
Dengan rasa bersalah Lea menjawab
"Willy, maaf tadi malam aku ketiduran!"
Lea melihat panggilan tak terjawab hingga 56 kali. Willy menghubunginya dari siang sampai malam dan baru saat ini Lea angkat.
Lea benar-benar merasa bersalah saat ini.
Masih dengan nada dinginnya Willy berkata
"Lupa? Lea dari kemarin siang kamu aku hubungi tidak bisa, apa kamu bahkan lupa kalau kamu punya kekasih?"
Tegggg....
Jantung Lea berdetak mulai tidak karuan, menyadari Willy sangat marah kali ini. Tapi yang Lea tidak tau Willy bukan hanya marah karena dia tidak bisa dihubungi. Tapi marah karena laporan dari orang suruhan Willy yang mengawasi Lea.
Willy tau dirinya di bohongi, menginap di rumah Evan. Bahkan dari kemarin tidak bisa dihubungi karena asyik ke pantai bersama Evan. Berboncengan mesra menaiki Jet Ski bersama Evan. Bahkan berBikini didepan Evan.
Willy benar-benar sangat marah sekarang!!!
Kalau bukan karena jarak yang terlalu jauh, Willy sudah pergi menyusulnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Lea ini orangnya cuek banget seperti tak menghargai orang lain, di otaknya hanya kesenangan sendiri egois tak memikirkan orang lain, jelas Willy sangat marah sudah berikrar untuk menjalin kasih tapi diabaikan..kalo aku juga marah banget...
2023-04-13
0
Asih Ningsih
ya gimana lg lea kmu harus cepat2 pulng n minta maf aja ama willy krn kmu juga salah.
2022-11-16
0
Alya Yuni
Lea gk ingat skrng prusahaan lain dah menanam sham di restoran dia gk tau nnti ketahuan jln dng Evan gk takut bangkrut Lea hrs tegas
2021-10-02
0