Di sebuah Restoran besar di pusat kota A, duduk seorang wanita paruh baya dengan menggunakan baju seragam seorang pelayan berwarna Hitam. Sepertinya seorang kepala pelayan di sebuah keluarga konglomerat.
Lea menghampiri meja 23 yang telah di janjikan sebelumnya.
Ia bertanya sopan kepada wanita itu
"Maaf Nyonya ... apa anda Nyonya Marina?"
"Iya ... betul! Saya Marina." wanita itu menjawab, ia menambahkan "Anda ... Nona Lea Shen?"
"Iya Nyonya ... saya Lea" jawabnya sopan seraya membungkuk hormat.
Lalu keduanya duduk di kursi dengan posisi berhadapan.
Marina memesan beberapa makanan untuk mereka berdua.
Sebelum makanan itu tersaji di meja, Marina mulai bertanya.
"Nona Lea, ini adalah surat kontrak Menjadi Rahim Pengganti."
Lea menatap tajam pada dokumen di depannya. Ia membaca dengan jelas tulisan besar yang tertulis di sana. Kontrak Rahim Pengganti.
"Yang intinya adalah, jika kamu sudah positif hamil, kamu harus cuti dari sekolah, fokus pada kandungan, merawat dengan baik janin yang ada di perut kamu."
"Setelah waktunya melahirkan tiba, kamu harus siap, pihak kami akan langsung membawa bayi itu dan kamu selamanya tidak diizinkan untuk berhubungan apapun dengan anak itu."
"Jika kamu sampai melanggar, akan ada tindakan hukum sesuai yang tertulis di kontrak rahim pengganti ini." Marina menjelaskan dengan rinci kepada Lea.
Lea menganggukan kepalanya dan berkata "Baik ... saya mengerti."
Setelah Lea menandatangani surat kontrak itu, Merina menambahkan
"Sekarang uang akan di transfer ke rekening kamu sebanyak 50%, sisanya nanti setelah melahirkan di transfer lagi, kamu tidak perlu khawatir."
"Baik .... " jawab Lea singkat.
Tidak bisa menahan kegugupan ini, ia mulai berkeringat dingin.
Ia mendengar Marina berbicara lagi kepadanya "Karena pihak kami tidak menginginkan adanya bayi tabung, kamu harus bersedia melakukan prosesnya secara manual."
"Kamu masih bersih, saya rasa tidak perlu melakukan cek kesehatan. Dengan adanya fakta bahwa kamu masih seorang gadis suci, itu sudah cukup."
Apalagi Marina sudah membaca semua data diri Lea, ia lahir dari keluarga baik-baik, tidak menemukan riwayat sakit yang begitu parah dalam dirinya, itu sudah lebih dari cukup menjadikan dia sebagai wanita rahim pengganti untuk Tuannya.
Mendengar hal itu, Lea kembali mengangguk.
-
Makanan sudah tersaji di meja, Marina meminta Lea untuk segera makan
"Ayo ... mari kita makan."
Marina masih menambahkan "Besok pagi saya akan atur pertemuan kamu dengan Tuan kami untuk memulai proses kehamilan."
Akhirnya mereka berdua mulai makan.
*
Ke esokan harinya Lea mendapatkan telepon dari Marina.
Dia memberitahukan bahwa jadwal pertemuan dengan Tuan akan di atur pada malam hari, Lea diminta untuk menunggu dan nanti pihak Marina akan menjemputnya.
Lea setuju dan menunggu dengan sabar di rumah.
kebetulan ini hari Minggu, hari libur sekolah dan juga libur kerja. Mungkin pihak pertama sengaja mengatur hari minggu ketika sang Tuan tidak bekerja.
Lea mulai gelisah, memikirkan bagaimana cara untuk memberi tahu Mama akan hal ini.
Jika mama tahu ... pasti marah. Tetapi ... apa boleh buat. Ini juga untuk masa depan aku dan Mama." gumam Lea dalam hati.
Ia segera mencari Tania.
"Maaa ... Mamaaaa." ucap Lea manja, membuat Tania melembut.
"Ada masalah apa Sayang?"
Sambil memegang tangan Tania, Lea mulai berkata dengan nada pelan
"Maa ... Lea kemarin-kemarin tidak sengaja mengisi pendaftaran menjadi rahim pengganti, imbalannya 1M. Ehh kemarin Lea dapat telepon bahwa Lea terpilih.
"Maaa ... Lea harap Mama mengijinkan Lea untuk melakukannya."
Sontak saja Tania kaget bukan main. Ia melebarkan bola matanya, pandangannya menusuk tajam kepada anak tidak masuk akal di depannya.
Dengan marah ia berkata
"Lea ... apa yang ada di dalam otakmu itu? Mama membesarkan kamu, mendiang Papa mencari uang untuk kita, supaya kita hidup dengan tenang dengan rasa hormat dari orang-orang."
"Lea, Mama membesarkan kamu supaya kamu menjadi manusia yang baik, tapi apa yang kamu lakukan sekarang? Demi uang kamu rela menjual dirimu sendiri?"
"Apa kata orang nanti Lea? Apa kata oraaaaaang?"
Tania emosi, mulai memukul-mukul kepala Lea sambil menangis.
Ia menambahkan "Bahkan kamu masih muda Lea, baru berusia 19 tahun! Kamu malah rela menyia-nyiakan masa mudamu dan rela untuk hamil? Lea... Mama tidak mengijinkan."
Makin pecah tangisan Tania, memikirkan nasib anaknya kedepan, memikirkan cemoohan orang-orang nanti jika sampai Lea hamil tanpa menikah.
Di kemudian hari, akan adakah laki-laki yang mau menerima seorang wanita yang pernah hamil???
Lea hanya pasrah menerima pukulan dan omelan Tania.
Ia memang bersalah, demi uang rela menjadi rahim pengganti, ia demi uang rela menghancurkan masa muda dan bahkan masa depannya.
Tapi ... ia melakukan ini semua karena ia peduli dengan masa depan dirinya dan Tania.
"Maaaa ... Lea minta maaf." Lea menangis memeluk Tania erat.
Ia membujuk Tania dengan suara manja
"Maaaa ... Lea melakukan ini semua demi masa depan kita."
"Supaya nanti kita bisa buka usaha di Ruko peninggalan Papa, Lea tida harus memikirkan harus kerja di mana. Lea tidak harus menerima penghinaan lagi dari Bos Lea bekerja. Dan kita tidak bergantung terus dengan uang peninggalan Papa."
"Maaa ... Lea harap Mama mengerti apa yang Lea pikirkan. Ini demi kebaikan kita. Maaaa!"
Tangisannya membanjiri baju Tania.
Tania terdiam. Ia memikirkan semua ucapa Lea.
Ia menyeka air mata anaknya dan berkata sambil menangis
"Maafkan Mama sayang ... Mama yang salah kepadamu, Mama yang tidak bisa memberikan hidup yang baik kepadamu, Mama yang tidak becus menjadi seorang Ibu, Mama yang tidak bisa menanggung biaya hidup kita, maafkan Mama, Lea."
Lea semakin menangis mendengarnya.
Ia menggelengkan kepalanya, dan berkata "Tidak ... ini bukan salah Mama, ini kemauan Lea sendiri, ini pilihan Lea dan ini keputusan Lea."
"Setelah Lea melahirkan, tugas Lea selesai, kita buka usaha dan membuka lembaran baru, oke?"
Tania berhenti menangis dan menyeka air mata yang membasahi pipi putihnya.
Ia menjawab "Baik ... Lakukan apa yang sudah kamu rencanakan, Mama hanya bisa mendoakan untuk kebaikanmu."
"Walau Mama tidak setuju, Mama tidak bisa berbuat apa-apa."
"Tapi kedepannya tidak ada kali kedua, Lea!!!" tambah Tania.
"Iya, Lea mengerti."
Mereka berpelukan ....
*
Di malam hari, sebuah mobil hitam berhenti di bawah gedung apartemen.
Lea membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.
ia duduk di kursi belakang, hatinya mulai gelisah, memikirkan apa yang akan terjadi malam ini.
Sang supir berkata "Nona Lea, sekarang saya akan membawa anda ke Vila Tuan. Mungkin besok pagi saya baru menjemputmu pulang kembali."
"Baik ... saya mengerti." jawab Lea singkat.
Ia masih gugup dan juga takut. Ini kali pertama baginya, memikirkan kata orang untuk pertama kali rasanya sangat sakit.
Lea merinding. Apa yang harus ia lakukan?
Menarik nafas dalam-dalam Lea mulai tenang.
-
Di sebuah Vila yang tidak terlalu besar, Lea di sambut oleh seorang wanita paruh baya.
Yaaaa ... itu Nyonya Marina, kepala pelayan sang Tuan, yang mengatur pertemuan untuku.
"Halo Nyonya Marina." sapa Lea sopan.
Marina "Nona Lea, selamat datang! Mari masuk, ikut saya."
"Baik" Lea berjalan dari belakang mengikuti langkah Marina.
Di lantai 2 Marina menunjuk satu pintu dan berkata
"Nona Lea, Anda tunggu Tuan di dalam. Bersihkan dirimu dan pakailah pakaian yang sudah disiapkan."
"Nanti setengah jam lagi Tuan akan datang kemari. Pastikan lampu tidak menyala supaya nantinya kalian tidak saling mengenal. Itu untuk kebaikanmu dan Tuan di masa depan."
Setelah Marina berbicara panjang lebar akhirnya Lea masuk ke kamar yang gelap itu. Ia mulai menyalakan lampu.
Trek .....
Nanti sebelum Tuan itu datang, aku akan matikan lagi lampunya, jika gelap seperti ini bagaimana aku berjalan?
Lea berjalan ke kamar mandi, mulai mandi dan mengganti baju yang telah disiapkan.
Astaga .... Baju apa ini?
Lea kaget menatap baju Lingerie cantik super tipis yang sudah tergantung di kamar mandi.
Apa aku harus memakai ini? Yang benar saja!!! Memakai ini dan tidak pakai baju apa bedanya?
Lea terus berbicara dalam hati.
Yang memilih baju ini seleranya begitu buruk.
Mau tidak mau, Lea harus memakainya.
Siapa suruh dia mau menjadi rahim pengganti?
Setelah selesai memakai baju seksi itu, Lea kembali mematikan lampu kamar dan berbaring di tempat tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Paling tuan muda nya si Willy Gu dan akhirnya dia tak mau melepas Lea. padahal si dosen baru sudah memacarinya - inilah konflik yang dibangun.
mantab Thor idenya, memang harus melawan tabu itu novel baru akan hidup .
2023-04-12
0
Elisabet Sembiring
harus ada pernikahan, biar halal, anak punya nasab (kalau di Islam).
walau begitu tetap salah niat
2023-03-06
0
Ni Ning
ya kan .....kenapa harus berhubungan badan.....
2022-11-18
0