15. Lost Contact

"Satu minggu tanpa pak Devan di sini membuat aku merana saja! keluhku

Aku mendapat laporan dari bodyguard ku tentang pak Rangga yang sedang berusaha membuka paksa pintu ruangan yang aku pantau setiap hari itu kecuali malam hari.

"jadi bapak liat kalau si penghianat itu membuka paksa ruangan itu? ucapku

Aku sendiri pusing menghadapi tantangan pekerjaan yang di berikan pak Devan, bagaimana tidak pusing kemaren aja aku hampir saja ketahuan pada saat aku mengintai pak Rangga.

"apa mbak mau saya hajar sekalian? tanya salah satu bodyguard ku yang berbadan besar tegap badan nya seperti aparat saja.

"kita tidak boleh gegabah! ucapku memikirkan cara lain

"tangkap aja dia mbak lalu kurung aja di kandang macan! ucap bodyguard ku yang satu lagi, badannya ya sih oke tapi pikiran nya hanya makan mulu.

"boro-boro di tangkap bapak aja pikiran nya makan mulu! celetuk ku

"he-he-he mbak tau aja! jawabnya cengengesan

"udah kalian bubar aja saya mau meeting dulu sama bos! ucapku belagu padahal mah aku pengen pergi ke kantin untuk makan, memikirkan ini membuat perut ku keroncong.

"alah mbak sok meeting, padahal mau pergi ke kantin! ya nggak guys! ucap bodyguard ku yang rada-rada miring

"iya... ha-ha-ha! jawab mereka kompak apa lagi tertawa meledek ku.

Emang dasar bodyguard nggak bisa di andalkan! umpatku dalam hati.

Pak Devan benar-benar kelewatan masa iya kasih aku penjaga kayak mereka somplak semua, badan sih oke oke tapi tingkah nya seperti bocah!

Apa lagi bodyguard yang suka makan kerjaan nya hanya makan, makan dan makan.

Sambil menikmati makanan yang aku pesan tadi hp ku berdering di dalam saku celana ku.

dering...dering...dering...

Yang aku tunggu-tunggu akhirnya menelpon aku juga, aku menggeser tombol warna hijau

'apa ada informasi lainnya? tanya Devan

"hmm...sepertibiasapaknggakada yang lain! ucapku mulutku ini penuh dengan makanan

'ngomong apa sih? tanya Devan

Aku menelan makanan ku terlebih dahulu lalu aku mulai bicara lagi.

"seperti biasa nggak ada apa-apa, dia berusaha lagi membuka pintu itu! ucapku

'ooh gitu oke, tugas kamu sudah selesai, terima kasih sudah membantu saya! ucap Devan

uhuk...uhuk...uhuk

aku terbatuk-batuk mendengar ucapan pak Devan, dia mau memberhentikan aku menjadi detektif, tapi kenapa ya?

"bapak nggak butuh jasa saya lagi? tanya ku

'saya takut kamu kenapa-napa, saya tidak mau melibatkan kamu dalam urusan saya! ucap Devan

Gimana ini? kalau aku di berhenti kan otomatis bank berjalan aku lenyap dong, terus para bodyguard aku bakalan selesai juga kerjaannya dong!

"otomatis bodyguard aku juga berhenti dong pak? ucapku

'nggak bakalan berhenti kok, bodyguard itu hadiah untuk kamu, mereka akan menjaga kamu seperti biasa, kamu tenang saja mereka yang gaji saya kok bukan kamu! ucap Devan

Aku jadi nggak enak hati sama pak Devan.

"tapi saya sudah nggak kerja lagi sama bapak! ucapku

'saya kan sudah bilang bodyguard itu hadiah dari saya! ucap devan

'kali ini kamu jangan menolaknya! ini perintah langsung dari saya! ucap Devan

"kalau bapak maksa ya apa boleh buat! ucapku

'oke saya matikan dulu panggilan telepon ini, jaga kesehatan kamu! ucap Devan

Aku langsung mematung, aku nggak salah dengar kan seorang patung pajangan mengucapkan jaga kesehatan ke aku.

....

3 bulan kemudian...

Sudah empat bulan aku magang di Hotel Wijaya ini, aku benar-benar senang karena di sini aku banyak menemukan hal-hal baru yang menjadi kan aku lebih baik lagi.

Berarti tinggal satu bulan lagi aku magang di Hotel Wijaya ini. Sedikit berat juga rasanya harus meninggalkan Hotel Wijaya ini, karena apa? karena aku sudah jatuh cinta sama Hotel ini.

"melamun lagi! ucap Rena

"sebenarnya lo lagi melamuni apa? tanya Rena

"gue lagi melamuni hotel mewah ini, kan satu bulan lagi kita nggak ada di sini lagi! gue rasanya berat ninggalin hotel ini reen! ucapku memelas

"gue sebenernya sama juga sama Lo sit, hotel ini udah gue anggap rumah ke dua buat gue, apa lagi bangunan nya megah! ucap Rena juga menatap hotel ini

Kami berdua lagi duduk di depan hotel ini, kami bisa melihat betapa megah nya gedung berlantai sepuluh ini kalau di lihat dari luar.

jam menunjukkan pukul 17. 30 wib aku dan Rena berencana pulang tapi aku mau menatap gedung ini dulu.

"mau pulang atau lo mau natap gedung ini aja? ucap Rena

"ya pulang lah! ujar ku

pada saat kami berdua lagi berdiri di depan hotel itu, ada sebuah mobil berhenti di depan kami, ternyata di dalam mobil itu cowok Rena.

"gue pulang duluan ya sit, hehem gue udah jemput! pamer Rena

"iyaa...gue mau pulang juga! jawabku menuju tempat parkiran dimana motor ku berada.

Kira-kira dua puluh menitan aku sudah sampai di rumah, aku di sambut oleh mama. aku menaruh motor ku di bagasi rumah.

"assalamualaikum ma! ucapku mencium punggung tangan mama dengan takzim.

"wa'alaikumussalam...

"murung aja? tanya mama

"ya aku murung karena lapar ma! jawabku cengengesan.

Dari tadi siang aku tidak sempat makan karena pekerjaan ku banyak sekali.

"mandi dulu baru makan! ucap mama

aku mengangguk lalu pergi ke kamar, setelah sampai di kamar aku langsung saja mandi.

Selesai mandi aku turun ke bawah untuk makan, ternyata mama sudah menyiapkan makanan untuk ku.

"papa belum pulang ma? tanya ku

"belum, mungkin besok atau lusa! jawab mama

Aku hanya ber o sambil menyuap makanan ke mulut.

Lagi-lagi aku melamun di balkon mungkin ini kebiasaan ku melamun setiap malam, melihat bintang kelap-kelip di langit yang gelap membuat aku tambah sedih.

Sudah tiga bulan ini aku melamun sendiri di malam nan gelap ini, sesekali melirik layar hp yang aku pegang, berharap orang yang selalu aku tunggu-tunggu kepulangan nya menelepon aku pada malam yang sepi ini.

Berbicara sedikit tentang kak Reno, aku memutuskan hubungan dengan ia satu bulan yang lalu, karena ia telah mengkhianati cinta ku, semenjak itu aku tidak lagi mau berhubungan dengan nya lagi, benar kata Rena lebih baik aku mencari laki-laki yang lebih baik lagi.

Sudah lelah menunggu rasanya ia tak pernah mengasih kabar sama aku lagi, aku benar-benar kehilangan kontak pak devan, semenjak ia memutuskan kerjasama dengan ku pak Devan tidak pernah menghubungi aku lagi.

Aku pernah mencoba menghubungi pak Devan tapi nomor nya tidak pernah aktif lagi, semenjak itulah aku rasanya benar-benar kehilangan dirinya.

Rindu? ya, aku sangat merindukan dirinya, entahlah sejak kapan perasaan ini muncul untuk nya!

"sebenarnya saya rindu dengan kamu pak Devan! lirihku

"semoga kamu baik-baik saja di sana pak, aku akan selalu menunggu kepulangan mu pak! gumamku tak jelas

Hari-hari yang aku lalui selama tiga bulan terakhir ini terasa hampa tanpa kehadiran mu pak Devan.

"apa bapak melupakan aku? lirihku

Sudah lama melamun aku lebih memilih untuk istirahat, karena sudah lelah menunggu jika ia tidak melupakan ku mungkin ia akan menghubungi aku lagi, jika ia sudah melupakan ku, aku sudah rela melepaskan nya.

Sesuai dengan ucapan ku dulu, sampai di sini kisah kita pak Devan Wijaya.

...

bersambung...

...----------------...

Makasih ya udah mampir di cerita receh author, dan terima kasih juga atas dukungan nya selama ini, author senang deh kalian mau baca cerita receh author ini 🙏🙏

kalau author jarang update berarti author lagi sibuk-sibuknya dengan urusan sekolah, maklum aja lah pembuat cerita ini masih sekolah🤭

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjutkan Thor

2022-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Awal Pertemuan
2 part 2. Cewek Somplak
3 part 3. Dimana-mana Ada Dia Si Cewek Somplak
4 part 4. Kesedihan Siti
5 part 5. Cuma Di Gantung Doang!
6 part 6. Devan Mulai Baper
7 part 7. Devan Cemas Dengan Mamanya
8 part 8. Kezzzll
9 part 9. Berencana Pergi
10 part 10. Pertemuan Terakhir
11 part 11. Merelakan Yang Pergi
12 part 12. Perpisahan Yang Mengharukan
13 part 13. Membahayakan Keselamatan Ku
14 part 14. Melupakan Masa Lalu
15 15. Lost Contact
16 part 16. Titip Salam Untuk Calon Mertua
17 part 17. Gadis Belia
18 part 18. Mengurungkan Niat
19 part 19. Penyesalan Reno
20 part 20. Kemana Siti?
21 part 21. Menjenguk Siti
22 part 22. Lagi Istiqomah Sama Firman Allah Surat Al-Isra' ayat 32
23 part 23. Tidak Berhasil Mengungkap Perasaan Ini
24 part 24. Siti Marah
25 Part 25. Sudah Memaafkan
26 part 26. Ada Masalah Sedikit
27 part 27. Salahkah Aku Mencintai Gadis Belia?
28 part 28. Acara Perpisahan
29 part 29. Kecewa
30 part 30. Cepat Sembuh Mama!
31 part 31. Apa Cinta Kita Akan Bersatu
32 part 32. Prank Dari Rena
33 part 33. Mau Berjuang Bersama-sama
34 part 34. Takut Berpaling
35 part 35 Khawatir
36 part 36. Hadiah Kecil
37 part 37. Sanggup Kah Aku Menunggu?
38 Part 38. Di Antar Pulang
39 part 39. Reno Ingin Mengucapkan Perpisahan Ke Siti
40 part 40. Bunga Anggrek Putih
41 part 41. Kecewa Lagi
42 part 42. Mendengarkan Penjelasan
43 part 43. Mas Devan
44 part 44. Drop
45 part 45. Pak Devan Mau Menemani Aku
46 part 46. Di Kerumuni Oleh Ibu-ibu
47 part 47. (POV Siti) Cemburu
48 part 48. (POV Devan) Tidak Jadi Bertemu Camer
49 part 49. (POV Devan) Apa Kamu Meragukan Aku?
50 Part 50. Bertemu Mama Pak Devan
51 part 51. Jangan Sebut Nama Itu Lagi!
52 part 52. Mama Devan Masuk Rumah Sakit
53 part 53. Izinkan Aku Menjadi Pendonor
54 part 54. Memberi Izin
55 part 55. Pernikahan Sederhana
56 part 56. Siti Koma
57 part 57. Hancurnya Hati Papa Diningrat
58 part 58. (POV Siti) Jadi Gini Rasanya Mempunyai Suami
59 part 59. (POV Siti) Maaf Sayang
60 part 60. French Kiss Pertama
61 part 61. Bantu Aku Meluluhkan Hati Papa Mertua
62 part 62. Takut Meninggalkan Siti!
63 part 63. (POV Devan) Mau Mempunyai Anak Tapi Keadaan Tidak Mendukung
64 part 64. Lampu Hijau Dari Papa Wijaya
65 part 65(POV Siti) Masih Polos
66 part 66. ( POV Siti) Siap!
67 part 67. Papa Wijaya Abg Labil!
68 Part 68. (POV Siti) Mama hamil mas?
69 part 69. (POV Devan) Ekstra Sabar
70 part 70. Anak Ini Akan Jadi Pewaris
71 part 71. (POV Devan) Gara-gara Bubur Ayam
72 part 72. Peramal Atau Titisan Dewa
73 part 73. (POV Devan) Dikit-dikit Sabar
74 part 74. (POV Devan) Bimbang
75 part 75. Ngidam Sate Padang
76 part 76. (POV Siti) Sakit Mas
77 part 77. Melahirkan
78 part 78. Sad Ending
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Part 1. Awal Pertemuan
2
part 2. Cewek Somplak
3
part 3. Dimana-mana Ada Dia Si Cewek Somplak
4
part 4. Kesedihan Siti
5
part 5. Cuma Di Gantung Doang!
6
part 6. Devan Mulai Baper
7
part 7. Devan Cemas Dengan Mamanya
8
part 8. Kezzzll
9
part 9. Berencana Pergi
10
part 10. Pertemuan Terakhir
11
part 11. Merelakan Yang Pergi
12
part 12. Perpisahan Yang Mengharukan
13
part 13. Membahayakan Keselamatan Ku
14
part 14. Melupakan Masa Lalu
15
15. Lost Contact
16
part 16. Titip Salam Untuk Calon Mertua
17
part 17. Gadis Belia
18
part 18. Mengurungkan Niat
19
part 19. Penyesalan Reno
20
part 20. Kemana Siti?
21
part 21. Menjenguk Siti
22
part 22. Lagi Istiqomah Sama Firman Allah Surat Al-Isra' ayat 32
23
part 23. Tidak Berhasil Mengungkap Perasaan Ini
24
part 24. Siti Marah
25
Part 25. Sudah Memaafkan
26
part 26. Ada Masalah Sedikit
27
part 27. Salahkah Aku Mencintai Gadis Belia?
28
part 28. Acara Perpisahan
29
part 29. Kecewa
30
part 30. Cepat Sembuh Mama!
31
part 31. Apa Cinta Kita Akan Bersatu
32
part 32. Prank Dari Rena
33
part 33. Mau Berjuang Bersama-sama
34
part 34. Takut Berpaling
35
part 35 Khawatir
36
part 36. Hadiah Kecil
37
part 37. Sanggup Kah Aku Menunggu?
38
Part 38. Di Antar Pulang
39
part 39. Reno Ingin Mengucapkan Perpisahan Ke Siti
40
part 40. Bunga Anggrek Putih
41
part 41. Kecewa Lagi
42
part 42. Mendengarkan Penjelasan
43
part 43. Mas Devan
44
part 44. Drop
45
part 45. Pak Devan Mau Menemani Aku
46
part 46. Di Kerumuni Oleh Ibu-ibu
47
part 47. (POV Siti) Cemburu
48
part 48. (POV Devan) Tidak Jadi Bertemu Camer
49
part 49. (POV Devan) Apa Kamu Meragukan Aku?
50
Part 50. Bertemu Mama Pak Devan
51
part 51. Jangan Sebut Nama Itu Lagi!
52
part 52. Mama Devan Masuk Rumah Sakit
53
part 53. Izinkan Aku Menjadi Pendonor
54
part 54. Memberi Izin
55
part 55. Pernikahan Sederhana
56
part 56. Siti Koma
57
part 57. Hancurnya Hati Papa Diningrat
58
part 58. (POV Siti) Jadi Gini Rasanya Mempunyai Suami
59
part 59. (POV Siti) Maaf Sayang
60
part 60. French Kiss Pertama
61
part 61. Bantu Aku Meluluhkan Hati Papa Mertua
62
part 62. Takut Meninggalkan Siti!
63
part 63. (POV Devan) Mau Mempunyai Anak Tapi Keadaan Tidak Mendukung
64
part 64. Lampu Hijau Dari Papa Wijaya
65
part 65(POV Siti) Masih Polos
66
part 66. ( POV Siti) Siap!
67
part 67. Papa Wijaya Abg Labil!
68
Part 68. (POV Siti) Mama hamil mas?
69
part 69. (POV Devan) Ekstra Sabar
70
part 70. Anak Ini Akan Jadi Pewaris
71
part 71. (POV Devan) Gara-gara Bubur Ayam
72
part 72. Peramal Atau Titisan Dewa
73
part 73. (POV Devan) Dikit-dikit Sabar
74
part 74. (POV Devan) Bimbang
75
part 75. Ngidam Sate Padang
76
part 76. (POV Siti) Sakit Mas
77
part 77. Melahirkan
78
part 78. Sad Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!