19. Mama adalah segalanya

Maysa menepikan motornya. Hatinya benar-benar sesak memikirkan apa yang sudah terjadi hari ini. Dia mencoba untuk terlihat biasa saja agar tidak membuat Eira ikut merasa sedih. Air mata yang sedari tadi ingin keluar pun ditahannya.

Wanita itu berpikir sejenak, tidak tahu harus membawa putrinya ke mana. Rumahnya bukan lagi tempat yang nyaman untuk mereka. Maysa juga tidak ingin ke sana yang akan semakin membuatnya terluka. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke rumah mamanya.

Hanya rumah itu yang bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan Maysa. Hanya tempat itu yang menjadi tempat keluh kesahnya selama ini. Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, wanita itu pun akhirnya sampai juga di depan rumah mamanya. Meski ragu dia tetap mengetuk pintu dengan pelan.

Maysa menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya Maysa berucap, "Assalamualaikum."

Tidak ada sahutan dari dalam. Mungkin mamanya ada di belakang. Dia pun mengulangi ucapannya. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," ucap seorang dari dalam yang diyakini Maysa adalah Riri. "Kakak! Ayo, masuk! Kenapa ke sini lagi?" tanya Riri sambil membawa kakaknya masuk.

"Mama ada di rumah, Dhek?" tanya Maysa tanpa menjawab pertanyaan Riri.

"Ada di dalam. Kakak duduk saja, biar aku panggilkan." Riri yang merasa ada yang aneh pun segera memanggil mamanya. Dia yakin pasti telah terjadi sesuatu dengan kakaknya itu.

"Cucu Oma ke sini lagi? Pasti kangen sama oma, ya!" canda Mama Rafiqah sambil memeluk Eira.

"Mama yang ajak ke sini. Tadi dari rumah Oma Syana," jawab Eira membuat Mama Rafiqah menatap Maysa. Kalau mereka dari rumah besannya itu, kenapa sekarang ke sini? Dia yakin pasti telah terjadi sesuatu.

Maysa yang ditatap mamanya pun hanya bisa menundukkan kepala. Dia merasa menjadi anak yang tidak berguna karena hanya bisa menjadi beban untuk wanita itu. Matanya sudah mengembun, sebentar lagi sudah pasti akan tumpah.

"Eira main sama Tante dulu, ya! Oma mau bicara sama mama sebentar," pinta Rafiqah sambil mengangguk ke arah Riri.

"Iya, Oma." Tanpa banyak bertanya, Eira pun pergi bersama dengan Riri menuju kamar tantenya. Tempat biasa dia bermain dengan gadis itu.

Riri sebenarnya penasaran, apa yang terjadi dengan kakaknya. Dia yakin pasti ini semua berhubungan dengan kakak iparnya dan wanita yang dilihatnya di restoran waktu itu. Akan tetapi, tidak mungkin membiarkan Eira sendiri.

"Ada apa, May? Kamu dari rumah mertuamu?" tanya Mama Rafiqah begitu cucunya tidak terlihat.

Maysa tidak bisa lagi menahan kesedihannya. Dia segera memeluk mamanya dan menangis di dada wanita itu. Mama Rafiqah sempat terkejut, tetapi tetap membalas pelukan putrinya sambil mengusap kepala Maysa. Dia tidak bertanya lagi dan membiarkan sang putri meluapkan kesedihannya. Setelah merasa tenang Nanti, barulah dia akan bertanya.

Tangisan Maysa membuat hati Rafiqah terasa sakit. Tanpa sadar dia pun ikut meneteskan air mata. Orang tua mana yang rela melihat anaknya tersakiti seperti ini. Apalagi mengingat apa yang Rafka lakukan pada putrinya.

Awalnya dia berharap rumah tangga putrinya bisa diperbaiki. Akan tetapi, di saat melihat Maysa seperti ini, rasanya harapan itu sirna begitu saja. Mama Rafiqah hanya ingin putrinya bahagia. Entah pilihan apa yang akan diambilnya nanti, wanita paruh baya itu akan tetap mendukung.

Setelah dirasa cukup lama menangis Maysa pun mulai menenangkan diri. Dadanya sedikit lega, setelah mencurahkan semuanya di depan wanita yang sudah melahirkannya. Dia mencoba mengusap sisa air mata yang membasahi pipi.

"Mas Rafka sudah mengkhianatiku, Ma. Dia telah bermain api dengan seorang wanita. Bahkan dia berniat untuk menikahinya. Dia benar-benar tega menghianatiku. Padahal selama ini aku sudah benar-benar berusaha untuk rumah tangga kami. Yang lebih parahnya lagi, selama ini dia memberiku nafkah tidak layak dengan berbagai alasan. Dia lebih memilih menggunakan uangnya untuk bersenang-senang dengan wanita itu, tanpa memikirkan aku dan Eira yang kesusahan di rumah."

Maysa pun menceritakan apa saja yang terjadi dalam rumah tangganya akhir-akhir ini. Dia juga menceritakan apa yang terjadi di rumah mertuanya. Tidak ada yang ditutupi oleh wanita itu. Baginya sang mama adalah tempat terbaik berkeluh kesah.

Mama Rafiqah terkejut mendengar apa yang dikatakan putrinya, jadi selama ini Rafka tidak menafkahi Salwa dengan benar. Wanita itu berpikir jika putrinya bekerja memang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Mama Rafiqah juga mengira Rafka bekerja hanya sebagai karyawan biasa.

Dia juga tidak mengira jika besannya bisa berbuat seperti itu. Selama ini wanita itu senang karena Isyana menyayangi putrinya seperti anak sendiri. Nyatanya sekarang malah menusuk dari belakang.

"Ma, apa yang aku harus lakukan? Mas Rafka tega sekali kepadaku."

"Bicaralah baik-baik dengan suamimu. Jangan menggunakan emosi karena itu hanya akan semakin memperburuk keadaan," ujar Mama Rafiqah. Meski dirinya begitu marah pada menantunya, tetapi dia tidak ingin egois, biarlah mereka yang mengambil keputusan.

"Aku tidak mau bertemu dengan Mas Rafka. Dia sudah sangat menyakitiku. Dia juga telah menyakiti Eira. Bertemu dengannya hanya akan semakin menyakiti hatiku."

"Kamu sudah dewasa, sudah bisa menentukan mana yang benar dan tidak. Mama tidak bisa memaksa kamu. Mama akan selalu mendukung keputusan apa pun yang kamu pilih. Meskipun kamu akan mengambil jalan yang salah sekalipun, Mama akan tetap mendukung kamu. Mama hanya bisa berdoa untuk kebaikan dan juga kebahagiaanmu."

Sebenarnya Mama Rafiqah ingin Maysa menyelesaikan masalahnya dengan Rafka secara baik-baik. Akan tetapi, melihat keadaan putrinya yang sangat terpuruk, dia tidak bisa memaksa. Biarlah waktu yang lebih dulu menyembuhkan luka di hati Maysa. Akan ada saatnya sang putri berbicara dengan menantunya dari hati ke hati.

Maysa merasa terharu dengan kata-kata mamanya. Dia bahagia memiliki seorang ibu seperti Mama Rafiqah. Beliau tidak pernah membela Maysa ataupun Rafka. Semua keputusan sepenuhnya ada di tangannya. Wanita paruh baya itu hanya memberi saran yang terbaik untuk rumah tangga anaknya.

"Terima kasih, Ma. Mama selalu ada untukku. Selama ini aku hanya bisa membuat repot Mama. Padahal sudah saatnya Mama bahagia di usia saat ini."

"Kamu bicara apa? Kamu tetaplah putri Mama. Meskipun kamu sudah memiliki seorang putri yang cantik, tapi kamu tetap anak Mama yang Mama sayangi, sama seperti Riri. Kalian berdua adalah penyemangat Mama," ujar Mama Rafiqah dengan meneteskan air mata.

Keduanya saling berpelukan menyalurkan rasa bahagia. Tidak ada kata yang bisa mengungkapkan betapa bahagianya Maysa memiliki ibu seperti Mama Rafiqah. Meski kata terima kasih saja tidak cukup, tapi dia tetap mengatakannya.

"Sudah, sebaiknya kamu mandi dulu. Habis itu kita makan malam bersama. Kamu juga pasti lapar, kan? Kasihan juga Eira."

"Iya, Ma." Maysa menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Untung saja di rumah ini masih ada beberapa pakaian miliknya yang sengaja ditinggal.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Semangat Maysa kamu pasti bisa melewati ini semua

2022-11-24

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

semangat thor lanjutkan

2022-11-19

0

Bismillah

Bismillah

sebenernya nama nya siapa sih yg bener? salwa apa meysa....

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!