11. Menginap di rumah Mama

Beberapa kali Maysa menarik napas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Dia harus bersikap setenang mungkin. Wanita itu tidak ingin mamanya tahu jika dirinya ada masalah. Maysa belum sanggup menceritakan apa yang dialami pada orang yang selama ini membesarkannya. Dia tidak sampai hati jika harus membuat mamanya ikut kepikiran.

Untuk saat ini, biarlah itu menjadi masalah pribadinya. Mengenai sang mama, dia akan membicarakan nanti, setelah semuanya baik-baik saja. Wanita itu memesan taxi untuk ke rumah mamanya karena Maysa harus menjemput Eira di sana.

Tidak berapa lama, taksi yang dipesan pun datang. Dia naik taksi tersebut dan meninggalkan taman menuju rumah mamanya. Sepanjang perjalanan, wanita itu banyak-banyak beristighfar agar hatinya lebih tenang. Maysa juga berdoa agar mamanya tidak mencurigai apa pun saat mereka bertemu nanti.

Akhirnya Maysa sampai di rumah mamanya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Dia sampai saat azan maghrib berkumandang. Rumah tampak sepi, pasti mereka sedang melaksanakan salat magrib berjamaah. Wanita itu mengetuk pintu beberapa kali diikuti ucapan salam. Namun, tak kunjung ada jawaban dari dalam rumah.

Maysa pun memilih duduk di teras rumah, sambil menunggu seseorang membukakan pintu. Dia mengamati keadaan sekitar yang tidak banyak berubah. Tidak berapa lama, pintu terbuka. Tampak adiknya yang keluar.

"Assalamualaikum," ucap Maysa.

"Waalaikumsalam, mau jemput Eira, Kak?" tanya Riri—adik Maysa.

"Iya, dia tidak tidur, kan?" tanya Maysa karena Eira memang sering ketiduran di saat bermain. Tidak jarang dia harus nunggu putrinya bangun untuk diajak pulang.

"Tidak, dia lagi shalat sama mama. Kakak sudah shalat?"

"Belum, Kakak pinjam mukena kamu, ya!"

"Ya sudah, Kakak salat dulu sana! Mukenanya ada di kamar."

Maysa pun berlalu menuju kamar adiknya untuk membersihkan diri dan shalat di sana. Sementara itu, Riri pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Sudah menjadi kebiasaan gadis itu dalam menyiapkan makanan di rumah ini.

"Tadi yang ketuk pintu Kakak kamu, Ri?" tanya Mama Rafiqah yang baru memasuki dapur.

"Iya, Ma. Lagi bersihin diri di kamar mandi. Kakak juga mau shalat."

"Kamu siapin juga makan malam buat kakak kamu. Biar nanti di rumah tidak perlu masak lagi."

"Iya, Ma."

Riri pun menambah porsi masakannya. Meski masih muda, dia yang selalu menyiapkan semua makanan sejak Maysa menikah. Gadis itu tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya. Semua dilakukannya dengan ikhlas.

"Oma, aku mau minum susu!" pinta Eira yang baru memasuki dapur.

"Cucu Oma mau susu? Sebentar, ya! Oma buatin dulu."

Rafiqah pun membuatkan susu formula untuk Eira. Untungnya persediaan air hangat masih ada jadi, dia tidak perlu memasak air lagi. Setelah jadi, segera diberikan pada cucunya.

"Ini susunya, Sayang."

"Terima kasih, Oma," ucap Eira setelah menerimanya.

"Sama-sama, Sayang."

"Assalamualaikum, Ma," ucap Maysa sambil mencium punggung tangan wanita paruh baya yang sudah melahirkannya.

"Waalaikumsalam, kamu makan malam di sini dulu, ya! Sebelum pulang."

"Iya, Ma."

"Aku nggak mau pulang. Aku mau nginep di sini!" seru Eira yang mendengar pembicaraan antara mama dan omanya.

"Jangan gitu dong, Sayang. Semalam, kan, kamu sudah nginep di sini! Sekarang waktunya kita pulang. Di rumah, Papa sendirian. Nyariin kamu nanti kalau kamu nggak pulang."

"Aku nggak mau! Aku mau tidur sama Oma," sela Eira sambil memeluk tubuh omanya.

"Nanti kalau Papa nyariin gimana, Sayang? Kita pulang, ya! Nanti Eira mau dibeliin apa?"

"Nggak mau? Aku mau sama Oma, sama Tante."

Maysa masih tetap membujuk putrinya agar mau diajak pulang. Banyak yang perlu dipikirkan. Kalau di sini, dia takut mamanya akan curiga. Wanita itu juga ingin berbicara dengan Rafka, tetapi Eira tidak mau pulang.

"Sudahlah, Kak. Jangan dipaksa, sebaiknya Kakak kirim pesan saja sama Kak Rafka kalau malam ini Kakak dan Eira, tidur di sini. Sudah lama juga, Kakak, tidak pernah menginap," Sela Riri yang merasa kasihan pada ponakannya.

"Iya, May. Kalau perlu kamu suruh suamimu ke sini saja, biar dia menginap di sini sekalian."

Maysa mengela napas. Sebenarnya banyak hal yang ingin dia bicarakan dengan sang suami. Akan tetapi, benar apa yang dikatakan adik dan mamanya. Sudah lama wanita itu tidak tidur di rumah ini.

Biarlah malam ini dia dan putrinya tidur di sini, sambil menenangkan diri. Maysa juga perlu berpikir, langkah apa yang akan wanita itu ambil nanti, seandainya Rafka benar-benar telah menduakannya. Jika pilihannya adalah berbagi, maka jawabannya adalah tidak. Tidak perlu banyak berpikir.

"Baiklah, kalau begitu. Nanti aku kirim pesan sama Mas Rafka"

"Jadi malam ini aku nginep di sini, Ma?" tanya Eira yang diangguki oleh Maysa. "Terima kasih, Mama ."

"Iya, Sayang, tapi besok kita pulang, ya! Setelah Mama pulang kerja."

"Iya, Ma."

Maysa tersenyum melihat putrinya yang sangat bahagia. Dia tidak tahu apa yang akan dirasakan Eira jika gadis kecil itu mulai mengerti bagaimana keadaan keluarganya nanti. Mudah-mudahan saja tidak berpengaruh pada putrinya. Lagi pula Eira juga tidak begitu dekat dengan Rafka. Buktinya dua malam gadis kecil itu tidur di sini, tidak sekali pun dia bertanya tentang papanya

"Ayo, kita makan dulu! Semuanya sudah siap," ajak Riri.

"Aduh, adik Kakak ini semakin hari, semakin rajin saja. Pasti nanti calon suaminya bakalan bangga punya istri seperti ini," goda Maysa.

"Ah, Kakak! Aku masih belum mau menikah. Aku masih mau bekerja bantuin mama."

"Hus ... nggak boleh bilang begitu. Kalau ada jodoh, sebaiknya segera menikah daripada harus menambah dosa. Mama juga nggak ngizinin kamu buat pacaran, ya!"

"Iya, Ma. Mama tenang saja, aku juga nggak punya pacar, kok!"

"Baguslah kalau begitu. Oh ya, May, kamu sudah kirim pesan kepada suamimu?"

"Belum, Ma. Ponselnya ada di kamar, nanti saja. Tadi Mas Rafka sudah kirim pesan, kalau dia sedang lembur. Pasti saat ini dia sedang ada di kantor," jawa Maysa berbohong. Biar nanti saja dia mengirim pesan. Wanita itu juga tidak berharap suaminya akan menginap di rumah ini. Melihat wajah sang suami bahagia bersama dengan wanita lain, membuat hatinya semakin bertambah sakit. Jadi lebih baik tidak bertemu dulu untuk saat ini. Apalagi di rumah mamanya.

"Ya sudah, ayo, kita makan!" ajak Rafiqah kemudian beralih bertanya pada cucunya. "Eira Mau disuapin sama Oma?"

"Nggak mau, aku makan sendiri," tolak Eira.

"Cucu Oma makin pintar, ya! Sebentar, Oma ambilin dulu."

"Biar aku saja, Ma," sela Maysa.

"Tidak apa-apa. Kamu pasti capek kerja, kamu ambil makanan kamu saja." Rafiqah segera mengambilkan makanan untuk cucunya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Kamu harus kuat Maysa buat apa mau senang sendiri

2022-11-24

1

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

keren thor lanjutkan

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!