9. Kepercayaan yang hilang

Tidak berapa lama, mobil Ryan berhenti di depan toko mainan. Pria itu turun dan masuk ke sana. Maysa tidak ingin membuang kesempatan ini. Dia segera membayar taksi itu dan mengikuti Ryan masuk ke toko mainan.

Wanita itu mencari keberadaan Ryan di setiap lorong mainan anak-anak. Akhirnya dia menemukan pria itu sedang memilih beberapa mainan. Maysa memikirkan cara bagaimana agar bisa berbincang dengan pria itu. Namun, wanita itu ingin semua terlihat natural dan tidak dibuat-buat.

Dia tersenyum setelah mendapatkan ide. Maysa membawa satu buah mainan dan mendekati Rian. Wanita itu berpura-pura tidak sengaja menabrak tubuh pria itu, hingga membuat mainan yang tadi dipegang jatuh ke lantai. Kejadian itu tentu saja membuat beberapa pengunjung menatapnya. Namun, dia berusaha untuk biasa saja.

"Maaf, Mas. Saya tidak sengaja," ucap Maysa sambil memungut mainan yang jatuh tadi.

"Ah, saya yang harusnya minta maaf, Mbak. Karena saya sudah membuat mainan yang Mbak pegang jatuh."

"Saya tidak apa-apa. Kamu bukannya Ryan?" tanya Maysa berpura-pura terkejut.

Berakting memang sungguh melelahkan. Kenapa justru sang suami suka sekali melakukannya. Entah kapan Rafka akan mengakhiri permainannya.

"Iya, saya Ryan, tapi apa kita saling kenal? Maaf saya lupa."

"Tidak apa-apa, saya Salwa. Saya istrinya Rafka. Kita pernah bertemu beberapa kali di pesta," ucap Maysa sambil mengulurkan tangannya.

"Oh, iya, maaf saya tidak mengenali Anda." Ryan menyambut uluran tangan wanita itu.

"Tidak perlu sungkan panggil saja Maysa. Oh ya, bagaimana kalau kita minum teh sebentar. Anggap saja sebagai permintaan maaf saya karena sudah menabrak kamu."

Terlihat Ryan sedang berpikir. Sepertinya dia ragu untuk menerima tawaran itu, mengingat wanita itu sangat membutuhkan informasi dari Ryan. Maysa harus sedikit memaksa demi tercapai keinginannya. Untuk saat ini biarlah dia membuang rasa malunya.

"Ayolah! Jangan tolak rezeki, kapan lagi kita bisa ngobrol."

"Baiklah, hanya sekedar minum teh, kan? Bagaimana kalau di kafe sebelah saja."

"Boleh."

Maysa lega karena tidak harus memaksa pria itu untuk pergi bersama. Dia bisa merasakan ketidaknyamanan yang Ryan rasakan. Hanya saja wanita itu mencoba berpura-pura tidak tahu. Maysa tidak ingin merasa bersalah dan membatalkan rencananya.

"Kamu sudah selesai?" tanya Ryan. Maysa mengangguk dan mengikuti langkah pria itu.

Keduanya menuju kafe. Di sana cukup ramai, untung saja masih ada kursi yang kosong. Ryan pun memesan dua minuman sekaligus cemilan untuk mereka. Maysa mencoba memulai pembicaraan mengenai pekerjaan pria itu. Sedikit dia menyinggung Rafka, berharap ada sesuatu yang Ryan ceritakan.

Pria itu bercerita panjang lebar mengenai pekerjaannya membuat Maysa mengembuskan napas. Dia hanya ingin mendengar cerita tentang sang suami. Ternyata cukup sulit untuk memancing Ryan, tetapi setidaknya pria itu mudah akrab dan menceritakan segala hal.

"Cukup lama, ya, kamu kerja di sana!" seru Maysa.

"Iya, aku dan Rafka, kan, ngelamar di sana sama-sama, tapi sayangnya nasibku tidak sebaik Rafka. Hah ...."

Ryan membuang napas kasar. Tidak ada rasa iri di sana, hanya rasa kesal sesaat. Maysa mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud Ryan. Bukankah dia dan suaminya sama-sama pekerja? Kenapa berkata seolah-olah suaminya punya jabatan tinggi di kantor?

Maysa mulai merasakan hal yang tidak enak. Dia mencoba untuk bersikap tenang agar tidak membuat pria yang ada di depannya, batal untuk menceritakan segala hal tentang suami. Andai saja wanita itu bisa, ingin sekali dia berteriak agar Ryan menceritakan semuanya.

"Kamu bisa saja, Ryan. Kalian, kan, masih satu kantor. Jadi masih bisa saling membantu. Siapa tahu nasib kamu juga beruntung," ucap Maysa berusaha sok tahu.

"Beruntung apaan? Jabatan manager keuangan cuma satu dan itu sudah di tempati suami kamu. Mana bisa aku menempati jabatan manager lainnya!"

Ryan terkekeh dengan ucapannya sendiri. Berbeda dengan Maysa yang terkejut hingga wajahnya memutih. Otaknya masih mencerna apa yang dia dengar. Wanita itu pun memastikan pendengarannya tidak bermasalah.

"Ma–manager ke–keuangan?" tanyanya tergagap.

"Iyalah, suamimu, kan, manager keuangan."

Maysa benar-benar tidak bisa berpikir. Otaknya dipenuhi dengan banyak sekali pertanyaan yang ingin diutarakannya. Namun, semua terhenti di tenggorokan. Dia masih tidak bisa mencerna apa yang sudah terjadi.

Benarkah apa yang wanita itu dengar? Apa ini bukan mimpi? jika selama ini Rafka bekerja sebagai manajer keuangan, berarti gajinya juga cukup besar. Kenapa di rumah dia hanya diberi uang lima ratus ribu? Ke mana perginya semua uangnya? Apa diberikan kepada mertuanya atau kepada wanita yang selama ini jalan bersamanya? Sejak kapan sang suami menjadi manajer keuangan?

Sungguh berita yang sangat mengejutkan. Apa mertuanya juga tahu jika anaknya sekarang sudah naik jabatan? Kalau iya, kenapa tidak ada yang memberitahunya? Kenapa sekarang Maysa terlihat sangat bodoh. Bahkan di depan orang lain yang bukan keluarganya.

"May ... Maysa," panggil Ryan dengan mengibaskan tangannya di depan wajah wanita itu. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan Maysa karena seperti orang yang terkejut dan pandangannya pun kosong.

"Oh, iya!" seru Maysa dengan gelagapan. Saking terkejutnya dengan berita yang dia dengar, sampai lupa kalau di depan ada orang.

"Kamu sepertinya terkejut! Apa ucapanku sangat mengejutkan? Apa kamu tidak tahu jika suamimu naik jabatan?"

"Tidak, aku tahu, kok, hanya saja aku tidak menyangka kalau dia menjadi manajer keuangan. Sebelumnya aku mengira dia menjadi manajer pemasaran atau apa," kilah Maysa.

Dia tidak mungkin mengatakan sejujurnya pada orang lain yang tidak memiliki kepentingan terhadap keluarganya. Meski saat ini pria itu tengah menolongnya dengan cerita yang dia beberkan mengenai suaminya. Maysa harus menanyakan semuanya pada Rafka. Wanita itu ingin tahu sejak kapan Rafka menjadi manager dan ke mana gajinya selama ini?

"Rafka, kan, pandai dalam bidang hitungan, mana mungkin dia jadi manajer pemasaran."

"Iya, sih, Mas Rafka memang pandai dalam hitungan," sahut Maysa. "Bahkan dia juga sangat pandai memperhitungkan uang untuk kebutuhan keluarganya," lanjutnya dalam hati.

"Tidak heran, sih, Rafka naik jabatan. Dia orangnya gigih, dari pertama kali bekerja di sana. Apa pun dia kerjakan asal mendapat uang lebih. Tidak heran dia banyak kenal atasan. Hingga setahun yang lalu dia diikutsertakan tes untuk jadi manager."

Maysa menganggukkan kepalanya dengan hati yang sudah remuk redam. Ternyata sudah satu tahun sang suami naik jabatan. Dia di rumah seperti orang bod*h yang tidak tahu apa-apa. Wanita itu bekerja keras tanpa mengenal waktu demi tercukupinya kebutuhan keluarga.

Sekarang kenyataan ini benar-benar telah menghancurkan segalanya. Kemarin cintanya, sekarang kepercayaannya. Berharap sudah tidak ada lagi rahasia yang akan semakin menyakitinya. Sudah cukup luka yang Rafka berikan.

.

.

.

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

lhoh ... Maysa ganti nama jadi Salwa, tor ... 🤭😁😁

2022-12-10

0

Yani

Yani

Bagus thor ceritanya seru

2022-11-24

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

gile lanjut thor seruuuu

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!