Maysa menelusuri jalan yang tadi dilewati pria yang mirip suaminya. Dia melihat ke kiri dan ke kanan karena tidak ingin terlewat sedikit pun keberadaan dua orang tadi. Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya dia menemukan orang yang dicarinya. Ternyata benar, itu adalah Rafka—suaminya—bersama dengan seorang perempuan yang bergelayut manja di lengan pria itu.
Hati Maysa begitu terluka melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain, apalagi ini di tempat umum. Tanpa terasa air mata menetes di pipinya. Selama ini dia begitu percaya pada sang suami, tetapi kini dengan mata kepalanya sendiri, Maysa melihat Rafka mengkhianatinya.
Tidak mungkin mereka tidak memiliki hubungan apa pun. Dapat dilihat sikap wanita yang bersama Rafka sangat manja. Bahkan dia tidak sungkan mencium pipi suami Maysa. Rafka pun tidak keberatan akan hal itu, seakan sudah menjadi hal biasa bagi keduanya.
Ingin sekali Maysa mendatangi dan memberi pelajaran pada keduanya, tetapi Maysa bukanlah wanita seperti itu. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya dan sang suami. Bagaimanapun pria itu juga masih suaminya. Wanita itu tetap mengikuti ke mana pun Rafka pergi.
Maysa sengaja tidak memakai masker atau penutup lainnya agar sang suami sadar dengan keberadaannya. Namun, hingga mereka memasuki sebuah toko perhiasan, pria itu sama sekali tidak menyadari keberadaan istrinya. Semua perhatian Rafka selalu tertuju pada wanita yang ada di sampingnya. Hingga melupakan statusnya kini.
Maysa hanya bisa menatapnya dari jauh. Sesekali mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya. Dia tidak mungkin memasuki toko itu karena dirinya tidak membeli apa pun di sana.
Sementara Rafka bersama dengan seorang wanita yang bernama Vida sedang memilih perhiasan. Awalnya pria itu ingin membelikan sebuah cincin. Namun, wanita itu lebih tertarik dengan sebuah kalung berlian keluaran terbaru. Apalagi itu adalah model keluaran terbaru dan limited edition.
"Mas, ini bagus sekali! Aku mau yang ini," pinta Vida dengan menggoyangkan lengan pria itu.
Rafka terkejut melihat nominal yang tertera. Pria itu menelan ludahnya dengan susah payah. Bisa saja dia membelikannya untuk Vida, tetapi dompetnya sudah pasti akan kering.
"Aduh, Sayang, kita kan niatnya beli cincin, bukan kalung. Kapan-kapan saja, ya! Kalau sekarang beli cincin dulu," bujuk Rafka. Namun, Vida menolak. Dia bersikeras untuk membeli kalung itu karena itu termasuk benda limited edition.
"Lain kali belum tentu ada yang seperti itu. Aku tidak mau, Mas. Aku mau yang ini. Kamu janji mau turutin semua keinginanku."
"Iya, aku akan belikan, tapi nanti, ya! Sekarang beli cincin saja dulu."
"Nggak mau, Mas. Aku maunya yang itu."
Rafka manahan napas. Sangat susah mengubah pendirian Vida. Apa pun keinginannya harus segera dipenuhi. Mau tidak mau akhirnya Rafka yang mengalah.
"Baiklah, kalau begitu. Kamu pilih saja yang kamu mau."
"Benar, Mas? Aku mau kalung itu, ya?"
"Iya," jawab Rafka dengan terpaksa.
Padahal di rumah dia memberi Maysa belanja yang jauh lebih sedikit agar bisa memberikan sebuah cincin untuk Vida. Selebihnya untuk keperluannya hari-hari nanti, tapi sekarang dia harus menggunakan uangnya untuk membeli kalung berlian. Sudah pasti dompetnya akan terkuras. Mau menolak keinginan wanita itu, bukan hal yang baik bagi hubungan keduanya.
Memang benar, Rafka telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan rekan kerjanya yang bernama Vida itu. Hubungan mereka sudah sekitar satu tahun, Maysa sama sekali tidak curiga pada sang suami karena dia tidak pernah berpikir sampai ke sana. Wanita itu selalu menganggap suaminya selama ini baik dan setia.
Kebaikan dan kepercayaan Maysa telah dimanfaatkan oleh Rafka. Wanita itu selalu percaya dengan apa yang dikatakan sang suami. Sedangkan pria itu sendiri sangat pandai memanipulasi keadaan dan sering menggunakan nama orang lain sebagai tameng kebohongannya.
Rafka membuka dompet dan menyerahkan kartu kreditnya. Maysa yang melihatnya dari jauh merasa terkejut saat tahu ternyata sang suami yang membayarnya. Itu artinya suaminya yang sudah membelikan untuk wanita itu. Dia juga baru tahu jika Rafka memiliki kartu kredit.
Maysa benar-benar tidak habis pikir, untuk uang belanja saja, pria itu memberinya lima ratus ribu. Sedangkan sekarang suaminya malah membelikan wanita lain sebuah kalung. Maysa yakin jika itu harganya sangat mahal.
"Kamu bener-bener keterlaluan, Mas. Aku di rumah banting tulang untuk menutupi kebutuhan rumah tangga kita, tapi kamu di sini seenaknya memberikan wanita lain sebuah kalung. Entah di mana perasaanmu," kata wanita itu dalam hati dengan air mata yang terus mengalir.
Maysa yang hatinya sudah dipenuhi dengan amarah tidak lagi memikirkan kondisi rumah tangganya. Wanita itu berniat untuk melabrak sang suami dan selingkuhannya. Dia berjalan cepat menuju tempat Rafka dan teman wanitanya. Sayangnya mereka berjalan lebih dulu sebelum Maysa sampai.
Banyaknya pengunjung mall membuatnya kesulitan berjalan, hingga akhirnya wanita itu kehilangan jejak. Maysa berusaha mencari ke seluruh mall. Namun, tak kunjung ditemukannya juga. Cukup lama dia berkeliling, akhirnya menyerah.
Tidak hilang akal, Maysa mencoba menghubungi sang suami untuk menanyakan keberadaannya. Hingga beberapa kali dia mencoba. Namun, tak kunjung diangkat. Wanita itu merasa frustrasi karena merasa dipermainkan.
Beberapa pengunjung mall menatapnya aneh karena Maysa memainkan ponsel dengan wajah sembabnya. Semua orang mengira jika dirinya habis bertengkar dengan pasangannya dan ditinggal begitu saja.
"Apa begitu sibuknya kamu dengannya, Mas! Hingga kamu tidak mengangkat panggilanku," gumam Maysa.
Tubuh wanita itu sudah terlalu lelah, hatinya pun juga lelah lelah. Maysa memutuskan untuk pulang dan akan menunggu Rafka di rumah. Dia ingin mendengar semua dari bibir suaminya. Wanita itu ingin tahu sejauh mana sang suami berbohong.
Maysa sudah sangat yakin jika suaminya telah selingkuh. Tidak mungkin mereka tidak memiliki hubungan jika saat berjalan di tempat umum sudah sangat mesra. Bahkan dengan tidak tahu malunya wanita itu mencium pipi Rafka. Sungguh wanita murah*n, batin Maysa.
Dalam perjalanan pulang, lagi-lagi Maysa meneteskan air mata. Hatinya benar-benar terluka. Dia sudah berusaha untuk mengusap air matanya agar tidak lagi keluar, tapi justru semakin deras dan itu membuat Maysa terlihat seperti wanita yang lemah.
Keadaannya yang hancur seperti ini, membuat Maysa teringat kebersamaannya dulu. Tentang semua janji yang sudah diucapkan sang suami. Tentang sumpah setia sehidup semati bersama. Semua tidak berarti lagi. Kini semua hanya tinggal kenangan dan menjadi sesuatu yang tidak seharusnya di kenang.
Jika diingat-ingat kembali, Rafka memang orang yang pandai membual. Apa saja akan dia jadikan alasan agar tujuannya tercapai. Meski harus menyalahi norma yang ada.
Terlalu larut dalam pikirannya, membuat Maysa tidak sadar sudah sampai di depan rumahnya. Padahal tadi dia berniat menjemput anaknya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ayo Masya jangan jadi istri lemah dan cemen ...
fight ✊️✊️ demi Eira dan pastinya demi diri kamu sendiri ..
bongkar kelakuan busuk Rafka dgn cara yg elegan .. ⚘️
2022-12-10
1
Yani
Kasian Maysa dasar suami tak tau diri
2022-11-24
0
Imam Sutoto Suro
good luck thor lanjutkan
2022-11-18
0