15. Rafka bingung

"Ma, papa ke mana?" tanya Eira pada mamanya.

"Papa kerja, Sayang," jawab Maysa.

"Tapi, kok, nggak pulang-pulang, sih, Ma?" tanya Eira lagi.

Entah sudah berapa kali Maysa memberi jawaban yang sama seperti itu. Nyatanya sudah tiga hari Rafka tidak pulang, sejak pertengkaran terakhir kali. Dia tidak tahu pria itu tidur di mana. Sang suami sama sekali tidak mengirim pesan ataupun memberi kabar.

Maysa sendiri juga enggan bertanya. Dia masih sakit hati pada suaminya padahal pria itu yang bersalah, tetapi seolah-olah kesalahan dilimpahkan padanya. Dalam hati wanita itu bertanya, apakah salah jika dirinya menuntut hak pada Rafka? Sesuatu yang selama ini diberikan kepada wanita lain padahal seharusnya menjadi miliknya.

Maysa juga punya hak atas hasil keringat sang suami. Akan tetapi, Rafka mengatakan jika wanita itu sama sekali tidak memiliki hak. Semua adalah miliknya terserah pada pria itu, mau memberi nafkah atau tidak.

"Papa, kan, cari uang yang banyak biar bisa beliin Eira mainan. Bukannya Eira bilang mau beli boneka seperti punya teman-teman?" Maysa mencoba membujuk putrinya dengan menahan air matanya.

"Iya, tapi kalau papa nggak pulang, lebih baik Eira nggak usah beli mainan. Mainan di rumah juga masih banyak."

Mata Maysa berkaca-kaca mendengar apa yang putrinya katakan. Begitu rindunya gadis kecil itu pada papanya. Namun, Rafka sama sekali tidak memikirkan Eira. Bertanya keadaannya pun tidak.

Maysa menarik napas dalam-dalam agar air matanya tidak tumpah. "Nanti Mama sampaikan sama papa, biar nggak usah capek-capek kerja. Sekarang Eira makan dulu, habis itu Mama anterin ke rumah Oma."

"Iya, Ma."

Eira memang paling senang jika diajak ke rumah omanya. Di sana dia merasa punya seseorang yang bisa diajak berbicara karena Mama Rafiqah memang selalu ada untuk cucunya. Wanita paruh baya itu juga di rumah sendiri saat Riri pergi kerja. Maysa dan Eira pun melanjutkan acara sarapan pagi.

Setelah itu, keduanya pergi menuju rumah Mama Rafiqa dengan menggunakan motor. Selama ini Eira juga tidak pernah keberatan harus selalu naik motor. Padahal papanya punya mobil. Maysa sangat beruntung ibunya mendidik Eira dengan baik. Sekarang gadis kecil itu menjadi anak yang lebih mengerti keadaan. Akan ada kalanya dia juga seperti anak lain, yang ingin pergi bersama dengan papa dan mamanya.

Tidak berapa lama, akhirnya keduanya sampai juga di rumah Mama Rafiqah. Tampak wanita paruh baya itu sedang menyiram tanaman di depan rumah. Di depan rumah juga ada motor Riri, pasti adiknya itu belum berangkat.

"Assalamualaikum, Ma," ucap Maysa.

"Waalaikumsalam," sahut Mama Rafiqah yang kemudian beralih menatap Eira. "Cucu Oma, cantik sekali hari ini!"

"Terima kasih, Oma," sahut Eira dengan suara cemprengnya.

"Eira masuk dulu, ya! Mama mau bicara sama Oma," ucap Maysa.

"Iya, Ma." Eira pun segera berlalu ke dalam. Sementara itu, Maysa duduk di teras bersama dengan mamanya.

"Ada apa, May."

"Tidak ada apa-apa, Ma. Ini ada sedikit uang untuk Mama. Mudah-mudahan bermanfaat. Maaf juga Maysa selama ini sudah ngerepotin Mama," ucap Maysa sambil menyerahkan amplop berisikan uang kepada mamanya.

Kemarin Maysa memutuskan untuk menjual jam tangan, yang sebelumnya dia beli untuk hadiah ulang tahun Rafka besok. Akan tetapi, kenyataan yang dia terima beberapa hari ini, membuat dia memutuskan untuk kembali menjual jam tangan itu. Lebih baik uang itu diberikan kepada mamanya.

"Kamu itu bicara apa, sih, May? Eira juga cucu Mama. Mama tidak pernah merasa terbebani. Mama senang bisa melihat langsung perkembangan cucu Mama sendiri. Daripada kamu titipin sama orang yang tidak jelas, lebih baik di antar ke sini. Apalagi zaman sekarang banyak sekali kejahatan. Meskipun itu orang terdekat."

"Iya, Ma. Mama benar," jawab Maysa. "Bahkan saat ini suamiku pun melakukan kejahatan," lanjutnya dalam hati. "Ya sudah, Ma. Aku harus berangkat. Nggak enak sama Bu Nadia kalau telat," ujar Maysa yang segera berdiri dan mencium punggung tangan mamanya.

"Hati-hati, jangan ngebut."

"Iya, Ma. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Maysa menaiki motor dan melajukannya meninggalkan rumah Mama Rafiqah. Wanita paruh baya itu manahan napas sejenak. Semalam Riri mengatakan sesuatu pada dirinya mengenai Rafka. Gadis itu melihat kakak iparnya bermesraan dengan seorang wanita di sebuah restoran.

Riri yang saat itu bersama dengan teman-temannya tidak ingin membuat keributan. Dia hanya mengamati dari jauh. Gadis itu juga tidak ingin masalah rumah tangga kakaknya akan menjadi konsumsi pubik, mengingat tempat itu sangat ramai. Riri pura-pura tidak melihat sambil sesekali mengambil gambar.

Mama Rafiqah benar-benar merasa sedih. Jika benar yang dipikirkannya telah terjadi, pasti itu yang kemarin Maysa maksud. Dia juga tidak ingin terlalu ikut campur dalam masalah rumah tangga anaknya. Akan tetapi, jika putrinya sudah tersakiti, wanita itu tidak bisa tinggal diam begitu saja.

"Ma, apa tadi Kak Maysa?" tanya Riri yang baru saja keluar.

"Iya, dia sudah berangkat bekerja."

"Apa Mama tadi bertanya pada kakak?"

"Biarkanlah itu menjadi urusan mereka. Nanti kalau memang sudah saatnya, kakakmu pasti akan cerita," jawab Mama Rafiqah lesu.

"Aku benar-benar heran sama Kak Rafka. Padahal selama ini Kak Maysa sudah sangat baik. Kakak juga sudah berusaha keras untuk bekerja, demi menutupi kebutuhan rumah tangga mereka, tapi dasar laki-laki itu tidak tahu terima kasih. Seenaknya main dengan wanita lain. Aku juga heran dengan wanita itu, sepertinya dia orang berkelas, tapi kenapa mau diajak berselingkuh!" gerutu Riri.

"Ri, kita tidak tahu mereka punya hubungan apa. Barangkali mereka saudara." Mama Rafiqah mencoba berpikir positif.

"Saudara tidak mungkin begitu, Ma. Mana mungkin ada saudara yang peluk-peluk, sampai cium segala."

"Sudahlah, biarkan saja. Mama percaya kakak kamu bisa melewatinya dengan baik."

Riri hanya mengangguk. Meski dalam hati, dia benar-benar kesal pada kakak iparnya yang tidak tahu bersyukur, sudah memiliki istri yang baik seperti Maysa. Gadis itu kepikiran Eira, entah bagaimana dengannya nanti.

*****

Di kantor, Rafka dibuat pusing dengan banyak pekerjaan yang menumpuk. Dari kemarin dia tidak bisa bekerja dengan benar. Di rumah, mamanya selalu mengomel, memintanya dirinya untuk segera pulang. Memang sudah tiga hari ini, pria itu menginap di rumah orangtuanya.

Rafka beralasan Maysa tidur di rumah sang mertua. Namun, sepertinya mamanya tidak percaya dan memintanya untuk tetap pulang. Wanita itu tidak percaya dengan apa yang anaknya katakan.

"Tumben Pak Bos makan di sini? Biasanya di restoran," tegur Ryan yang melihat Rafka makan di kantin perusahaan.

Ryan duduk di depan Rafka tanpa menunggu persetujuan dari temannya itu. Dari ekspresinya, sudah dipastikan ada masalah yang sedang dialami Rafka dan Sepertinya sangat serius.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Bagus Maysa kamu harus cerdik menghadapi suami yg tukang bohong seperti Rafka jgn mau dianggap bodoh sama Rafka Maysa hrs lebih pintar kalau punya suami yg suka selingkuh itu cuma makan hati daripada kamu tersiksa lebih baik berpisah saja itu jalan terbaiknya

2025-02-12

0

Yani

Yani

Bagus tidakan Riri mengambil photo Rafka sama ulet bulu jadi Maysa punya bukti

2022-11-24

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

mantul thor lanjutkan

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!