Seharian ini pekerjaan Maysa banyak yang salah. Pikirannya tidak ada di sini, semuanya hanya tentang Rafka. Entah apa yang dikerjakan pria itu hari ini. Dia benar-benar tidak tenang. Wanita itu masih penasaran dengan hubungan suaminya dengan wanita itu. Hingga suara Bu Nadia mengagetkannya.
"May, pesanan Bu Indah bagaimana?" tanya Bu Nadia. Namun, Maysa hanya diam dengan pandangan kosong. "May," panggilnya lagi sambil menyentuh pindah wanita itu.
"Eh, iya, Buk. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Maysa tergagap.
Nadia tersenyum dan menarik kursi yang ada di sampingnya. Dia duduk di dekat Maysa. Wanita itu merasa ada sesuatu yang dipikirkan anak buahnya. Keduanya cukup dekat, bahkan Nadia menganggap Maysa adaiknya.
"Apa kamu sedang ada masalah?" tanya Bu Nadia dengan tersenyum.
"Tidak, Bu," jawab Maysa dengan menundukkan kepalanya.
"Kalau tidak, kenapa dari tadi pekerjaanmu tidak selesai? Kamu pegang baju itu dari pagi dan bentuknya pun masih sama sampai detik ini."
"Maaf, Bu."
"Aku tidak berniat memarahimu, tetapi cobalah untuk membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan. Kalau kamu bekerja seperti, kamu tidak akan bisa jadi orang sukses."
"Iya, Bu, maaf. Untuk hari ini, bolehkan aku libur dulu. Aku benar-benar tidak fokus. Aku harus menyelesaikannya sekarang juga."
Bu Nadia tersenyum dan berkata, "Pergilah, jika memang itu sangat penting untukmu, tapi kamu harus ingat. Apa pun masalah yang kamu hadapi, tetaplah dalam keadaan waras. Jangan sampai kamu menyesali keputusan yang tergesa-gesa."
"Terima kasih, Bu." Maysa memeluk atasan yang sudah dianggapnya keluarga.
Dia merasa beruntung bisa mengenal Nadia. Selama bekerja di sini, Maysa banyak belajar dari atasannya. Dari pekerjaan hingga kesabaran dalam menghadapi orang lain. Tidak heran jika butik ini besar seperti sekarang.
Wanita itu ingin bercerita pada Nadia, tetapi setelah dipikirkan kembali. Sekarang bukanlah saatnya. Dia juga tidak tahu sejauh mana hubungan sang suami dengan rekan kerjanya itu. Maysa tidak ingin mengambil keputusan terlalu tergesa-gesa yang akan membuatnya menyesal.
"Kalau begitu, aku permisi. Terima kasih atas pengertian Bu Nadia," ucap Maysa setelah membersihkan mejanya.
"Iya, hati-hati." Maysa mengangguk dan meninggalkan butik Bu Nadia. Dia akan melakukan sesuatu agar hatinya tenang.
Maysa ingin menyelidiki semuanya. Akan tetapi, bagaimana dia mencari tahu mengenai semuanya. Wanita itu sama sekali tidak mengenal siapa pun teman kerja Rafka. Tiba-tiba Maysa teringat dengan Ryan. Dia akan mencoba mencari tahu lewat pria itu.
Ryan adalah pria yang baik. Dulu Rafka pernah mengatakan jika sahabatnya itu tidak bisa berbohong. Itulah kenapa mereka bersahabat. Maysa akan mencari celah agar bisa berbicara dengan Ryan. Kali ini dia tidak akan kalah dengan keadaan.
Setelah shalat ashar, Maysa menunggu Ryan sekaligus Rafka di depan kantor. Dia ingin tahu bagaimana jika di kantor, apa sang suami juga tidak sungkan memperlihatkan kemesraannya? Wanita itu menyewa taksi online. Biarlah hari ini dia merogoh sakunya, ini demi keluarga.
Tepat saat jam pulang kantor, semua orang keluar. Maysa memperhatikan satu persatu dari mereka. Sudah cukup lama dia tidak bertemu Ryan jadi, sedikit sulit untuk mengenalinya. Yang dilihatnya justru semakin menyakitkan hati.
Rafka keluar dari kantor bersama dengan wanita kemarin. Keduanya tertawa bersama, seolah lupa jika di rumah ada istri dan anak. Mereka menaiki mobil Rafka dan meninggalkan Maysa dengan luka yang semakin lebar. Dia sudah memperkirakan hal ini pasti akan terjadi, tetapi tetap saja hatinya terluka kala sang suami lebih nyaman dengan wanita lain.
Dalam keadaan seperti ini, wanita itu teringat dengan putrinya. Bagaimana gadis kecil itu nanti? Apa Eira bisa menerima ketiadaan papanya di rumah? Kalau dirinya pribadi, ada atau tidak adanya Rafka sudah biasa baginya. Maysa selama ini selalu menjadi wanita mandiri jadi, ketiadaan sang suami di sisinya bukanlah masalah besar.
Dia sangat membenci pengkhianat. Apalagi itu terjadi dalam rumah tangganya. Akan tetapi, jika bercerai, apa Maysa sanggup menjelaskan pada mama dan kedua mertuanya? Mereka pasti akan terluka. Terutama mama mertua. Dia sangat dekat dengan wanita itu, bahkan Maysa lebih dekat dengannya daripada mama kandungnya.
Saat sedang berperang dengan pikirannya. Dia mengenali seorang pria yang baru saja keluar dari kantor itu. Itu adalah Ryan. Maysa tidak salah lagi. Meski sudah cukup lama tidak bertemu, tetapi dia masih ingat wajahnya. Pria itu juga tidak banyak berubah.
Ryan mengendarai mobilnya meninggalkan kantor, segera Maysa mengikutinya. Dia akan mencari cara agar bisa berbicara dengan pria itu. Semoga Ryan tidak menyembunyikan sesuatu hanya karena Rafka sahabatnya.
"Pak, tolong ikuti mobil itu, jangan sampai kehilangan jejak!" pinta Maysa pada sopir.
"Baik, Bu."
Mobil yang ditumpangi Maysa mengikuti ke mana pun Ryan pergi. Sedikit kesulitan karena ini jam pulang kantor. Sudah pasti jalanan sangat ramai. Wanita itu bersyukur mereka tidak kehilangan jejak.
Saat sedang mengikuti mobil itu, Maysa berpikir untuk mengirim pesan pada Rafka. Dia ingin menanyakan keberadaan pria itu. Apakah nanti ada kejujuran atau kebohongan lain yang semakin menyakitkan. Awalnya wanita itu mencoba melakukan panggilan, tetapi tidak diangkat sama sekali. Maysa pun memutuskan mengirim pesan.
"Mas, ada di mana? Dari tadi Eira nyariin kamu."
Maysa mengirim pesan tersebut ke nomor sang suami. Cukup lama, hingga akhirnya pria itu membalasnya. Seperti dugaan Maysa, pasti akan ada kebohongan-kebohongan lainnya.
"Hari ini aku lembur. Mungkin aku pulang malam," balas Rafka dalam pesannya.
"Kamu lebih memilih wanita itu daripada putrimu, Mas. Maka jangan salahkan dia jika suatu saat melupakanmu. Aku akan membuatnya menjadi wanita yang tangguh," gumam Maysa sambil memperhatikan ponselnya yang masih menampilkan pesan dari Rafka.
Biarlah Rafka sibuk dengan mainannya. Dia akan menguatkan hatinya mengenai apa pun yang akan terjadi dalam rumah tangganya. Maysa bukanlah wanita lemah. Wanita itu tidak akan mengemis cinta pada laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
Tekadnya sudah bulat. Dia akan mencari tahu semua bukti. Jika memang benar Rafka berselingkuh, maka Maysa lebih memilih berpisah. Tidak ada wanita yang rela dimadu. Orang yang punya suami kaya saja tidak mau, apalagi pria dengan penghasilan pas-pasan seperti Rafka.
Maysa kembali fokus pada mobil yang ada di depannya. Tidak hentinya wanita itu berdoa agar apa yang dilakukannya ini berbuah baik. Apa pun hasilnya nanti, biarlah waktu yang menjawab. Dia sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Sekalipun hari ini hatinya hancur, biarlah. Maysa akan melaluinya. Namun, setelah itu, dia akan membuktikan bahwa dia wanita kuat yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan siapa pun. Maysa tidak akan membiarkan orang lain memandangnya rendah.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Dyah Oktina
kok... dalam ceritanya... ngak ambil bukti dgn foto kan pegang hp.. walaupun bukti itu masih lemah.. tp lumayan lah 🤭
2023-10-03
0
teti kurniawati
sudah ditambahkan ke favorit ya
2023-02-02
0
Siti Asmaulhusna
smiga cpat ktauan swami dfn slingkuhan nya minta cerai.May laki 2 klo sdhbtdknju2r slamanya tdk akan ju2r
2023-01-29
0