2. Memastikan penglihatan

Bu Nadia menghubungi klien yang memesan gaun itu. Wanita itu memperlihatkan dua gambar dan meminta klien untuk memilihnya. Di luar dugaan, klien itu malah meminta dibuatkan dua-duanya padahal waktu yang diberikan sudah pasti tidak akan cukup. Akan tetapi, klien tersebut tetap memaksa dan Nadia pun berkata akan mengusahakannya, tetapi tidak bisa berjanji.

"Hah ... dua-duanya, Bu?” tanya Maysa yang terkejut saat diberi tahu jika klien itu minta dibuatkan dua gaun. Padahal dia menggambar dua sebagai bahan pertimbangan, tetapi malah diminta membuat keduanya.

“Iya, sepertinya kita harus bekerja sama dalam membuatnya. Kamu sebagai designer sekaligus pemberi instruksinya," ucap Nadia. "Kamu tenang saja, kalau memang tidak memungkinkan, kita buat satu saja. Putrinya Bu Rina juga tidak memaksa karena waktu kita juga terbatas."

"Iya, Bu. Akan tetap saya usahakan."

Maysa sangat senang karena karyanya disukai klien, tetapi jika keadaannya mendesak seperti ini, dia tidak yakin dengan hasilnya. Wanita itu hanya bisa berdoa semoga saja semua bisa berjalan dengan lancar.

Pekerjaan pun dimulai saat itu juga. Dimulai dari pemilihan kain dan warna sesuai keinginan klien. Untung saja stok di sana masih ada jadi dia tidak perlu pergi membelinya. Maysa mengerjakan semua bersama dengan Nadia dengan hati-hati. Hingga tidak terasa waktu sudah sore.

“May, sudah sore, kita lanjut besok saja. Putrimu pasti sudah menunggu,” ujar Nadia membuyarkan konsentrasi Maysa.

“Iya, Bu. Saya sampai tidak sadar,” sahut Maysa yang kemudian membereskan peralatan yang dia pakai. Wanita itu pamit terlebih dahulu pada atasannya dan meninggalkan butik.

*****

Waktu telah berlalu, gaun buatan Maysa dan atasannya telah selesai. Anak Bu Rina pun senang dengan hasilnya. Nadia sebagai pemilik butik saja hampir tidak percaya jika keduanya selesai dengan hasil yang memuaskan.

“Terima kasih, Bu. Gaunnya bagus sekali,” ucap Bu Rina—klien Bu Nadia—sambil memperhatikan putrinya yang sedang mencoba mencoba gaun.

"Iya, Bu Nadia. Ini bagus sekali. Aku bakalan sering-sering datang ke sini."

"Silakan saja, justru saya sangat senang jika Mbak Nuri mau menjadi pelangg*n tetap di butik saya. Saya juga senang jika hasilnya memuaskan."

"Tentu saja, ini bagus sekali," sela Bu Rina.

“Iya, Bu, hasilnya memang bagus sekali. Maysa juga yang menjahitnya sendiri, saya hanya membantu sedikit."

"Benarkah?"

"Iya, Bu, sepertinya dia memang memiliki potensi."

"Bu Nadia, Anda beruntung memiliki pegawai seperti dia," ucap Bu Rina sambil menatap Maysa dan tersenyum.

"Benar, Bu Rina. Saya sangat bangga dengan kehadirannya. Butik saya jadi lebih ramai."

"Bu Rina sama Bu Nadia terlalu memuji. Saya hanya melakukan sebisa saya saja."

"Tidak, kamu benar-benar hebat. Bisa membuat gaun sebagus ini. Anak saya ini orangnya sangat pemilih soal pakaian, tapi saat melihat gambar kamu, dia langsung tertarik. Saya yakin suatu saat nanti kamu akan menjadi designer terkenal," ujar Bu Rina.

"Amin, mudah-mudahan, Bu. Terima kasih doanya."

Mereka pun berbincang sejenak sampai akhirnya Bu Rina dan putrinya undur diri. Tidak lupa juga wanita itu memberi tips untuk Maysa. Setelah kepergian klien butik itu, Bu Nadia memberikan gaji pada Maysa. Tidak lupa dia juga memberi tips untuk pegawainya itu.

"Bu Nadia, ini terlalu banyak, tadi Bu Rina juga sudah memberi saya tips," ucap Maysa sambil menunjukkan uang yang dia terima.

"Tidak apa-apa, ini sesuai sama pekerjaan kamu, jangan ditolak. Ini juga rezeki untuk Eira."

"Terima kasih, Bu. Bu Nadia selalu baik sama saya dan keluarga saya," ucap Maysa dengan mata berkaca-kaca. Dia terharu dengan kebaikan Bu Nadia.

"Kamu juga orang baik jadi, sudah sewajarnya kamu mendapat perlakuan selayaknya," sahut Bu Nadia. "Ya sudah, kamu hari ini boleh pulang lebih awal. Ajak Eira jalan-jalan. Kasihan kemarin dia bilang ayah dan ibunya sudah tidak pernah mengajaknya jalan-jalan lagi."

"Eira mengadu sama, Ibu, rupanya," ucap Maysa terkekeh sekaligus merasa malu.

"Begitulah anak-anak, siapa pun yang membuatnya nyaman, pasti akan jadi tempatnya mengadu."

Maysa mengangguk membenarkan ucapan atasannya itu. Akhir-akhir ini, dia memang jarang mengajak Eira jalan-jalan karena pekerjaannya. Dulu setiap satu minggu sekali, wanita itu pasti libur, tetapi semenjak sang suami mengurangi jatah bulanannya, Maysa harus bekerja keras untuk menutupi kekurangan.

"Terima kasih, Bu. Sudah mau mengerti. Saya pamit dulu kalau begitu. Saya juga mau belikan Eira mainan."

"Iya, kamu pulanglah."

Maysa pun memutuskan pergi ke supermarket terlebih dahulu. Dia ingin membeli kebutuhan pokok. Wanita itu membeli banyak bahan makanan. Maysa berpikir untuk menyenangkan anak dan suaminya dengan makanan enak. Sudah cukup lama mereka hanya makan seadanya karena harus mengirit pengeluaran.

Setelah selesai belanja, Maysa pulang ke rumah. Dia ingin membawa belanjanya pulang terlebih dahulu, setelah itu akan menjemput Eira di rumah mamanya. Usai menata semuanya, Maysa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Saat di dalam kamar, tanpa sengaja dia melihat kalender dan teringat jika tiga hari lagi sang suami ulang tahun. Wanita itu pun berniat untuk membelikan hadiah untuk suaminya, sekaligus memberi pesta kejutan. Maysa akan mengundang beberapa kerabat dekat saja. Meski hanya pesta kecil-kecilan, dia yakin Rafka pasti akan merasa senang.

Maysa pergi ke mall dengan menggunakan motor bututnya untuk membeli hadiah untuk sang suami. Dia sudah berniat untuk membelikan jam yang sebelumnya sudah menjadi incaran Rafka. Beberapa kali wanita itu melihat suaminya melihat-lihat jam yang ada di toko online. Maysa tersenyum dengan lebar saat berjalan memasuki mall.

Dia memasuki sebuah toko jam tangan. Tidak banyak yang datang mungkin karena masih jam kerja. Seorang pegawai mendekatinya dan menanyakan jam tangan keinginannya.

"Selamat datang di toko kami, Bu. Ada yang bisa saya bantu? Ibu mau jam tangan yang seperti apa? Akan saya tunjukkan," ucap seorang pegawai perempuan dengan ramah.

"Saya ingin jam tangan laki-laki, Mbak. Seperti ini," ucap Maysa sambil menunjukkan gambar yang ada di ponselnya.

"Oh, itu, mari, Bu! Ada di sebelah sana."

Maysa pun mengikuti wanita itu. Dia terkejut melihat harga jam tangan. Akan tetapi, wanita itu sudah dua kali tidak memberi hadiah saat Rafka ulang tahun. Meski harus menguras dompetnya, Maysa tidak keberatan. Semua itu demi membahagiakan sang suami. Setelah itu dia berniat untuk membeli mainan untuk Eira dan ke rumah ibunya untuk menjemput putrinya.

Saat keluar dari toko jam tangan, wanita itu seperti melihat sang suami sekilas. Maysa pun mencoba untuk mencarinya untuk memastikan jika itu benar-benar Rafka. Dia sangat yakin dengan penglihatannya karena pakaiannya pun sama dengan milik sang suami.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Masya harusnya curiga sama suaminya, ada apakah sangat suami di belakang istrinya🤔

2023-05-03

0

Minarni Juita

Minarni Juita

hadehhh mahisa knapa kmu gunakan uang utk hal hal yg tdk mendesak gitu katanya uang di KSH suami tdk cukup

2023-01-20

1

Yani

Yani

Pasti sama perempuan

2022-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!