12. Tawaran dari Bu Rina

Maysa tersenyum melihat betapa sayangnya sang mama pada Eira. Mertuanya pun sama sayangnya pada gadis kecil itu karena Eira adalah cucu perempuan satu-satunya di keluarga Rafka. Maysa pun mengambil makanan.

Mereka sama-sama menikmati makan malam bersama keluarga. Hal yang sudah sangat lama tidak mereka rasakan. Sesekali membicarakan masa lalu, membuat Maysa melupakan sejenak masalah rumah tangganya. kehadiran keluarga memang obat yang paling mujarab dikala sedang menghadapi masalah. Terutama seorang ibu, dia akan memberikan nasihat yang membuat hati ini damai. Apa pun yang dikatakan pasti demi kebaikan anak-anaknya.

Usai makan malam, Maysa tidur di kamarnya. Sementara itu, Eira tidur bersama dengan mamanya. Kamar itu memang sudah lama tidak ditempati. Namun, Mama Rafiqah sering membersihkannya padahal Maysa sering berkata untuk membiarkan saja, tetapi wanita paruh baya itu tidak mau mendengarkan. Dia tetap membersihkan kamar itu karena Mama Rafiqah tidak ingin saat anak dan menantunya berkunjung, kamarnya kotor dan bau.

Maysa mengirim pesan saja pada sang suami karena dia tidak ingin menambah masalah. Takutnya Rafka menghubungi mamanya dan bertanya tentang keberadaannya. Bagaimanapun pria itu juga masih suaminya. Semarah apa pun Maysa, dia harus tetap menghormati sang suami.

"Mas, malam ini Eira dan aku menginap di rumah mama. Tadi aku sudah mengajaknya untuk pulang, tapi Eira menolak karena masih ingin tidur sama mama."

Pesan yang dikirim Maysa sudah sampai. Namun, belum dibaca oleh Rafka. entah sedang sibuk apa pria itu hingga mengabaikan pesan darinya. Wanita itu berniat untuk tidur saja. Baru beberapa menit berbaring, terdengar pesan masuk. Ternyata itu dari Rafka.

"Iya, tidak apa-apa. Kamu hati-hati di sana bersama Eira. Nanti kalau mau pulang, biar aku jemput." Begitulah isi pesan balasan dari Rafka.

Maysa pun segera membalas pesan itu. "Tidak usah, Mas. Aku bawa motor."

Terpaksa Maysa berbohong. Padahal motornya masih berada di butik. Dia menitipkannya pada Bu Nadia. Tidak ada balasan lagi dari Rafka. Wanita itu pun memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Tidak berapa lama kembali tidur Maysa terganggu. Kali ini pintu kamar diketuk seseorang. Wanita itu pun segera membukanya karena memang dia belum bisa tidur. Ternyata mamanya yang ada di sana.

"Ada apa, Ma? Apa Eira rewel?" tanya Maysa.

"Tidak, Mama cuma ingin ngobrol sebentar sama kamu, boleh?"

"Tentu saja boleh. Ayo, masuk!" ajak Maysa. Mama Rafiqah pun masuk ke dalam kamar putrinya dan duduk di tepi ranjang, diikuti Maysa.

Mama Rafiqah memandang wajah putrinya dengan saksama. Digenggamnya erat tangan wanita yang sudah dia besarkan ini. Maysa pun mulai mengerti tujuan mamanya datang ke kamar ini. Sebisa mungkin dia tersenyum agar tidak membuat Mama Rafiqah bersedih.

"Mama tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Apa kamu ada masalah?" tanya Mama Rafika.

Maysa menatap mamanya. Dia tahu kalau wanita itu tidak bisa dibohongi. Sebesar apa pun wanita itu berusaha menutupinya, pasti Mama Rafiqah akan tahu kalau dirinya sedang bersedih.

"Ma, aku memang sedang ada masalah, tapi untuk saat ini, semuanya belum jelas. Aku perlu memastikan sesuatu jadi, aku belum bisa bercerita sama Mama. Kalau sudah saatnya dan semuanya sudah jelas, aku akan mengatakannya pada Mama, tanpa Mama bertanya. Mama doakan saja agar aku bisa melewati semuanya dengan baik karena hanya doa Mama yang bisa menguatkanku," ucap Maysa yang semakin erat menggenggam telapak tangan mamanya.

"Tentu saja Mama akan selalu mendoakanmu. Mama selalu mendoakan anak-anak mama agar selalu bahagia."

"Terima kasih, Ma."

"Ingatlah pesan Mama. Apa pun masalah yang kamu hadapi, selalu sertakan Tuhan dalam setiap keputusan. Jangan mengambil keputusan secara terburu-buru karena Mama tidak ingin kamu menyesal suatu hari nanti."

"Iya, Ma, terima kasih atas perhatiannya." Maysa memeluk mamanya dengan mata berkaca-kaca. Berbicara dengan wanita yang sudah melahirkannya sebentar saja, sudah mampu membuat hatinya lega meskipun dia tidak menceritakan secara detail masalah yang dihadapi.

"Ya sudah, kalau begitu. Kamu istirahatlah, Mama mau kembali ke kamar. Takut nanti Eira terbangun."

"Maafin aku juga, ya, Ma. Aku selalu ngerepotin Mama dengan keberadaan Eira di sini."

"Kamu bicara apa? Justru Mama sangat senang karena Mama ada temannya. Ya sudah, Mama kembali dulu."

"Iya, Ma." Rafiqah pun kembali ke kamarnya.

Mahesa tersenyum Sambil memandangi punggung wanita yang sudah melahirkannya itu. Dia berharap Mama Rafiqah selalu sehat karena hanya wanita itu yang bisa menguatkan dirinya saat dalam keadaan apa pun.

Keesokan paginya, Mahesa kembali bekerja. Eira pun juga masih harus tetap di rumah Mama Rafiqah. Nanti sore mereka baru akan pulang.

Dari pagi hingga menjelang siang, Rafka sama sekali tidak menghubungi istrinya atau bertanya mengenai Eira. Hal itu tentu saja membuat Maysa kesal. Tidak adakah sedikit rasa rindu dari pria itu kepada putrinya? Tidak merindukan dirinya, itu tidak masalah, tetapi Eira adalah darah dagingnya.

"May, sudah baikan?" tanya Bu Nadia yang sedang memeriksa keadaan butik.

"Alhamdulillah, sudah, Bu."

"Berarti masalah kamu sudah selesai? Aku turut senang mendengarnya," sahut Bu Nadia dengan tersenyum.

"Sebenarnya belum juga, Bu. Hanya saja sekarang saya sudah bisa tenang setelah berbicara dengan mama."

"Oh, kamu dari rumah mamamu?"

"Iya, Bu. Beliau memberi saya nasihat yang membuat saya lebih tenang dan ikhlas dalam menerima sekaligus menjalani semuanya."

Maysa tersenyum sambil menatap atasannya. Dia tidak ingin membuat orang lain kepikiran mengenai masalah pribadinya. Apalagi Bu Nadia sudah sangat banyak membantu selama ini.

"Apa pun masalah yang kamu hadapi, mudah-mudahan semuanya bisa selesai dengan baik. Kamu juga harus lebih kuat karena setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya."

"Iya, Bu. Terima kasih."

"Oh, iya, May, kemarin Bu Rina nawarin kerjasama sama kamu. Dia mau investasi, barangkali kamu mau buka usaha, butik mungkin."

"Aku nggak ngerti maksud, Ibu?" tanya Maysa dengan wajah kebingungan.

"Bu Rina tahu kalau kamu punya potensi karena itu dia ingin memberi modal buat kamu. Tidak banyak, tapi setidaknya itu cukup untuk membantumu. Kalau masih kurang, nanti kamu bisa mencari lagi. Membuka usaha memang butuh modal besar, setidaknya kamu sudah mencoba. Bu Rina percaya kalau kamu bisa."

Maysa tidak percaya ada orang yang begitu baik padanya. Dia hanya bertemu Bu Rina sekali saat menemani sang putri mencoba gaun yang dibuatnya. Namun, wanita itu sudah sangat percaya padanya.

"Sepertinya itu sangat sulit, Bu. Saya juga kurang percaya diri. Bagaimana nanti kalau saya malah membuat semuanya bangkrut."

Sejujurnya, Maysa memang sangat ingin memiliki usaha sendiri. Apalagi usaha itu sambil menyalurkan hobi dan imajinasinya. Pasti sangat menyenangkan. Membayangkan saja sudah membuat wanita itu tersenyum.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

jangaan2 bu Rina ibu nya si Vida lagi pacar nya si Rafka smoga az bgtu cpat ktauan

2023-01-29

0

Yani

Yani

Orang baik pasti selalu ada menolong

2022-11-24

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

good story'thor lanjutkan

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pekerjaan
2 2. Memastikan penglihatan
3 3. Terluka
4 4. Luangkan waktu
5 5. Bertanya tentang keseharian
6 6. Balik marah
7 7. Teman kerja
8 8. Mencari tahu
9 9. Kepercayaan yang hilang
10 10. Menggali informasi
11 11. Menginap di rumah Mama
12 12. Tawaran dari Bu Rina
13 13. Gajimu berapa?
14 14. Sama-sama emosi
15 15. Rafka bingung
16 16. Orang tua Rafka
17 17. Aku tidak mau berbagi
18 18. Terbuka
19 19. Mama adalah segalanya
20 20. Ingin bercerai
21 21. Yakin ingin berpisah
22 22. Kebahagiaan Eira
23 23. Ingin menikah
24 24. Membuat kejutan
25 25. Bertemu sahabat lama
26 26. Rafka datang
27 27. Buka hatimu
28 28. Masalah
29 29. Rencana reuni
30 30. Mengunjungi Eira
31 31. Bertemu Bu Ira
32 32. Penjual kain
33 33. Eira masih tanggungjawabmu
34 34. Dio
35 35. Untuk Eira
36 36. Anak Mama
37 37. Datang ke pesta
38 38. Tama
39 39. Rasa
40 40. Bertemu lagi
41 41. Bukan wanita baik
42 42. Semua demi Dio
43 43. Tawaran taaruf
44 44. Dio sakit
45 45. Ingin menjenguk
46 46. Karena Dio
47 47. Tante Maysa
48 48. Setuju
49 49. Ikut kerja
50 50. Menitipkan Dio
51 51. Bertemu Papa
52 52. Permintaan Dio
53 53. Pelan
54 54. Berkunjung ke rumah Maysa
55 55. Makan siang
56 56. Pergi ke sekolah
57 57. Sampai kapan?
58 58. Berbicara berdua
59 59. Berbohong
60 60. Adit
61 61. Lamaran
62 62. Papa dan Mama
63 63. Jangan menyesal
64 64. Menuju halal
65 65. Sah
66 66. Resepsi
67 67. Bersama anak
68 68. Janji yang belum terlaksana
69 69. Keluarga baru
70 70. Ibu
71 71. Mamanya Dio
72 72. Dio tidak suka Oma
73 73. Tuduhan atau kenyataan
74 74. Marahnya Mama Rafiqah
75 75. Pelukan Kakak
76 76. Rasa cinta Adit
77 77. Tidak akan setuju
78 78. Memaafkan
79 79. Istri Adit
80 80. Bertemu Adit
81 81. Mengertilah
82 82. Berita
83 83. Luka Adit
84 84. Beda pendapat
85 85. Pria baik
86 86. Baikan
87 87. Pergi berempat
88 88. Bertemu kembali
89 89. Hatiku milik orang lain
90 90. Penolakan
91 91. Meminta restu
92 92. Usaha
93 93. Liburan yang gagal
94 94. Liburan yang gagal 2
95 95. Masak untuk calon mertua
96 96. Ingin liburan
97 97. Liburan bersama
98 98. Restu Mama Rafiqah
99 99. Akan ada lamaran
100 100. Persiapan lamaran
101 101. Keluarga Adit
102 102. Diterima
103 103. Ikut Maysa
104 104. Kedatangan Rafka
105 105. Ingin meminjam rumah
106 106. Sakit hati
107 107. Aku minta maaf
108 108. Mengambil hati
109 109. Penyesalan Rafka
110 110. Mengingat kebersamaan
111 111. Tama sakit
112 112. Tama Sakit 2
113 113. Obrolan malam
114 114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115 115. Demamnya turun
116 116. Rencana sekolah anak-anak
117 117. Ikut ke butik
118 118. Kedatangan Bu Nadia
119 119. Kembali
120 120. Ajakan melayat
121 121. Datang
122 122. Perdebatan di tengah duka
123 123. Mengenang Rumah dulu
124 124. Senyum anak-anak
125 125. Persiapan pernikahan
126 126. Untuk pengajian
127 127. Makan kue bersama
128 128. Pengajian
129 129. Papa Dimas sakit
130 130. Tidak bisa dihubungi
131 131. Halal
132 132. Ingin menjenguk mertua
133 133. Undangan
134 134. Pasrah pada keadaan
135 135. Pesta resepsi
136 136. Calon?
137 137. berharap datang
138 138. Pertama
139 139. Sakitnya Papa Dimas
140 140. Uang dan tisu
141 141. ART baru
142 142. Mencari perawat
143 143. Kak Tama
144 144. ART baru 2
145 145. Perawat untuk Papa Dimas
146 146. Rencana kejutan
147 147. Memasang CCTV
148 148. Calon adik
149 149. Terima kasih
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Pekerjaan
2
2. Memastikan penglihatan
3
3. Terluka
4
4. Luangkan waktu
5
5. Bertanya tentang keseharian
6
6. Balik marah
7
7. Teman kerja
8
8. Mencari tahu
9
9. Kepercayaan yang hilang
10
10. Menggali informasi
11
11. Menginap di rumah Mama
12
12. Tawaran dari Bu Rina
13
13. Gajimu berapa?
14
14. Sama-sama emosi
15
15. Rafka bingung
16
16. Orang tua Rafka
17
17. Aku tidak mau berbagi
18
18. Terbuka
19
19. Mama adalah segalanya
20
20. Ingin bercerai
21
21. Yakin ingin berpisah
22
22. Kebahagiaan Eira
23
23. Ingin menikah
24
24. Membuat kejutan
25
25. Bertemu sahabat lama
26
26. Rafka datang
27
27. Buka hatimu
28
28. Masalah
29
29. Rencana reuni
30
30. Mengunjungi Eira
31
31. Bertemu Bu Ira
32
32. Penjual kain
33
33. Eira masih tanggungjawabmu
34
34. Dio
35
35. Untuk Eira
36
36. Anak Mama
37
37. Datang ke pesta
38
38. Tama
39
39. Rasa
40
40. Bertemu lagi
41
41. Bukan wanita baik
42
42. Semua demi Dio
43
43. Tawaran taaruf
44
44. Dio sakit
45
45. Ingin menjenguk
46
46. Karena Dio
47
47. Tante Maysa
48
48. Setuju
49
49. Ikut kerja
50
50. Menitipkan Dio
51
51. Bertemu Papa
52
52. Permintaan Dio
53
53. Pelan
54
54. Berkunjung ke rumah Maysa
55
55. Makan siang
56
56. Pergi ke sekolah
57
57. Sampai kapan?
58
58. Berbicara berdua
59
59. Berbohong
60
60. Adit
61
61. Lamaran
62
62. Papa dan Mama
63
63. Jangan menyesal
64
64. Menuju halal
65
65. Sah
66
66. Resepsi
67
67. Bersama anak
68
68. Janji yang belum terlaksana
69
69. Keluarga baru
70
70. Ibu
71
71. Mamanya Dio
72
72. Dio tidak suka Oma
73
73. Tuduhan atau kenyataan
74
74. Marahnya Mama Rafiqah
75
75. Pelukan Kakak
76
76. Rasa cinta Adit
77
77. Tidak akan setuju
78
78. Memaafkan
79
79. Istri Adit
80
80. Bertemu Adit
81
81. Mengertilah
82
82. Berita
83
83. Luka Adit
84
84. Beda pendapat
85
85. Pria baik
86
86. Baikan
87
87. Pergi berempat
88
88. Bertemu kembali
89
89. Hatiku milik orang lain
90
90. Penolakan
91
91. Meminta restu
92
92. Usaha
93
93. Liburan yang gagal
94
94. Liburan yang gagal 2
95
95. Masak untuk calon mertua
96
96. Ingin liburan
97
97. Liburan bersama
98
98. Restu Mama Rafiqah
99
99. Akan ada lamaran
100
100. Persiapan lamaran
101
101. Keluarga Adit
102
102. Diterima
103
103. Ikut Maysa
104
104. Kedatangan Rafka
105
105. Ingin meminjam rumah
106
106. Sakit hati
107
107. Aku minta maaf
108
108. Mengambil hati
109
109. Penyesalan Rafka
110
110. Mengingat kebersamaan
111
111. Tama sakit
112
112. Tama Sakit 2
113
113. Obrolan malam
114
114. Pergi memeriksa persiapan pernikahan
115
115. Demamnya turun
116
116. Rencana sekolah anak-anak
117
117. Ikut ke butik
118
118. Kedatangan Bu Nadia
119
119. Kembali
120
120. Ajakan melayat
121
121. Datang
122
122. Perdebatan di tengah duka
123
123. Mengenang Rumah dulu
124
124. Senyum anak-anak
125
125. Persiapan pernikahan
126
126. Untuk pengajian
127
127. Makan kue bersama
128
128. Pengajian
129
129. Papa Dimas sakit
130
130. Tidak bisa dihubungi
131
131. Halal
132
132. Ingin menjenguk mertua
133
133. Undangan
134
134. Pasrah pada keadaan
135
135. Pesta resepsi
136
136. Calon?
137
137. berharap datang
138
138. Pertama
139
139. Sakitnya Papa Dimas
140
140. Uang dan tisu
141
141. ART baru
142
142. Mencari perawat
143
143. Kak Tama
144
144. ART baru 2
145
145. Perawat untuk Papa Dimas
146
146. Rencana kejutan
147
147. Memasang CCTV
148
148. Calon adik
149
149. Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!