Buck Karimova mulai mengumpulkan kekuatan penuh dan berniat untuk memberikan cambukan super dengan cemeti itu.
Tepat disaat cemeti itu diayunkan ke udara, seseorang berlari dan memeluk tubuh Nickhun membelakangi Buck Karimova.
BBEETT ...
"Aargghh ..." tubuh gadis itu sedikit bergetar saat cemeti itu mengenai punggung hingga lengannya dengan cukup keras.
"Vio ..." ucap Nickhun begitu terkejut saat mengetahui jika Viollete sudah memeluknya untuk melindungi dirinya dari cambukan terakhir itu dari Buck Karimova.
Buck Karimova yang melihat semua itu merasa begitu kesal. Pria berkacamata itu menghempaskan cemeti itu dan segera melenggang untuk meninggalkan tempat itu. Kedua kaki tangannya juga segera mengikutinya dan meninggalkan Nickhun dan Viollete.
"Vio, mengapa kamu melakukan ini? Hukuman ini untukku. Sudah sepantasnya aku menerima semua itu ..." Nichun sedikit berbalik menghadap Viollete yang masih terduduk dalam diam.
Wajah gadis itu terlihat sedikit pucat dan penuh dengan lara saat ini. Pandangannya seakan sedang kosong. Dan sebenarnya Viollete merasa tertekan dengan semua perbuatan Buck Karimova.
"Vio ... lenganmu berdarah ..." Nickhun menjadi begitu panik ketika melihat darah segar mulai mengalir pada lengan Viollete karena terkena cambukan dari Buck Karimova.
Tak ada jawaban dari Viollete. Gadis itu hanya menatap nanar Nickhun. Nickhun segera meraih T-shirt hitam lengan pendeknya yang berada tak jauh darinya dan segera memakainya kembali. Setelah itu Nickhun mulai jongkok membelakangi Viollete.
"Vio, naiklah!" perintah Nickhun sambil sedikit menoleh ke belakang.
Tanpa menjawab ucapan dari Nickhun, Viollete segera memeluk tubuh Nickhun dan mengalungkan kedua tangannya melingkar pada tubuh Nickhun. Kepalanya disenderkannya pada punggung pemuda itu. Dan pandangannya masih terlihat begitu sayu.
Nickhun segera berdiri kembali dan melenggang meninggalkan tempat ini dengan menggendong Viollete. Nickhun mulai membawa Viollete kembali ke rumahnya untuk mengobati luka Viollete.
Setelah menurunkannya di atas sebuah kursi kayu panjang, Nickhun mulai menyiapkan beberapa barang seperti air hangat, kain, dan obat merah. Hanya pengobatan sederhana saja yang dia gunakan saat ini.
"Vio ... aku akan mengobati lukamu." ucap Nickhun yang mulai duduk di sebelah Viollete.
"Hhm ..." sahut Viollete yang terlihat begitu pasrah.
Nickhun mulai membersihkan darah pada lengan Viollete dengan menggunakan kain yang sudah dia celupkan ke dalam air hangat di dalam baskom. Setelah itu Nickhun mulai memberikan obat merah pada luka itu.
Namun Nickhun juga melihat ada darah merembes pada punggung Viollete dan membasahi pakaian Viollete. Sebenarnya Nickhun begitu ragu-ragu saat mau mengatakan ini, namun karena tak ada pilihan lain akhirnya Nkckhun mengatakannya juga.
"Vio ... luka di punggungmu ..." ucap Nickhun mulai ragu untuk mengatakannya kembali. "Aku akan mengobatinya, bisakah kamu melepas pakaianmu? Uhm ... maksudku adalah ... buka sedikit dan aku akan mengobatinya ..."
Tanpa banyak berkata-kata, Viollete langsung melepaskan sebuah T-shirt hitam press body itu begitu saja tanpa ada keraguan sama sekali. Saat ini Viollete hanya mengenakan sebuah tank top hitam yang cukup terbuka.
Dan sebenarnya ini membuat Nickhun merasa begitu kikuk.
Apa Viollete sama sekali tak melihatku sebagai seorang laki-laki? Dengan mudahnya bahkan tanpa ada rasa ragu, Viollete melepaskan pakaiannya begitu saja.
Batin Nickhun yang mulai meraih sebuah kain lalu mencelupkan ke dalam air hangat dan memerasnya. Kain itu mulai digunakan untuk membersihkan darah pada bagian punggung gadis berdarah Jepang itu.
Rasanya begitu ngilu dan nyeri melihat luka pada tubuh Viollete. Sebuah luka memanjang dari punggung hingga mengenai lengannya.
"Apa ini sakit?" tanya Nickhun merasa ngilu sendiri saat menyeka darah itu dan melihat goresan yang begitu dalam karena cambukan kuat dari cemeti Buck Karimova.
"Aku bahkan seperti sudah mati rasa, Nick." jawab Viollete begitu lirih dan terdengar sangat memilukan. "Luka di tubuhku tak sebanding dengan seluruh luka yang sudah kau rasakan. Rasa sakit yang kau rasakan melebihi rasa sakit yang aku rasakan. Aku tak tau ... mengapa papa seperti ini. Aku sungguh minta maaf padamu, Nick." tak terasa air mata hangat sudah mulai membasahi pipi putih Viollete.
"Tidak, Vio. Aku yang salah. Tidak perlu kau pikirkan lagi masalah ini ..." ucap Nickhun berusaha untuk menenangkan Viollete.
"Maaf ... padahal bibi Anne sudah menyelamatkan Cloud hingga mengorbankan nyawanya. Namun papa masih saja berusaha untuk menghukummu." Viollete semakin terisak karena mengingat saat-saat terakhir bibi Anne kembali.
"Sudahlah, Vio. Aku baik-baik saja. Dan ibuku pasti akan tenang disana. Karena disaat terakhirnya dia sudah berusaha untuk melindungi salah satu orang yang disayangnya." Nickhun masih saja berusaha untuk menghibur Viollete, padahal sebenarnya hati dan tubuhnya saat ini juga merasa begitu sakit dan sesak.
Bagaimana tidak? Satu-satunya keluarga yang Nickhun miliki kini sudah pergi untuk meninggalkan dirinya selamanya. Pergi dan tak akan pernah kembali lagi padanya, dan meninggalkannya seorang diri di dunia ini.
Viollete masih menangis sesegukan dan dadanya begitu terasa sesak saat ini. Nickhun berinisiatif untuk meraih dan membenamkan kepala Viollete pada dada bidangnya lalu mengusap lembut kepala Viollete.
"Vio. Jangan menangis lagi. Melihatmu menangis membuatku semakin sesak ... aku tak bisa melihatmu menangis seperti ini." ucap Nickhun lirih.
"Maaf, Nick. Maaf. Hiks ..." Viollete berusaha untuk menghentikkan tangisnya, namun rasanya begitu kesulitan. Gadis itu masih saja terisak.
"Vio! Saat ini hanya ada satu orang yang akan selalu aku jaga. Dan orang itu adalah kamu! Aku berjanji, mulai sekarang aku akan selalu menjagamu dengan baik! Aku tak akan membiarkan ada orang yang menyakitimu." ucap Nickhun dengan penuh keyakinan.
"Terima kasih, Nick." dengan tulus Viollete mengucapkannya dan masih berada pada dekapan pemuda itu.
"Hhm. Aku tidak mau berpisah denganmu, Vio!! Aku akan berusaha untuk selalu berada di dekatmu."
"Aku juga tak mau berpisah denganmu, Nick! Hanya kamu dan Cloud yang selalu baik dan tulus kepadaku selama ini. Papa juga menyayangiku, tapi caranya terkadang membuatku merasa takut." ucap Viollete yang sebenarnya takut saat mengatakannya.
"Hhm. Aku tau apa yang kau rasakan. Tuan Buck sangat menyayangimu, namun begitulah dia melakukannya, Kin Rui ..."
Ucapan dari Nickhun seketika membuat Viollete terdiam lalu perlahan mulai melepas pelukan pemuda itu, hingga keduanya kini saling berpandangan dan begitu dekat.
"Darimana kamu tau nama itu, Nick?" manik-manik itu menatap lekat Nickhun.
"Apakah benar itu adalah namamu yang sebenarnya, Vio?" tanya Nickhun memelankan suaranya dan sangat berhati-hati, khawatir jika akan ada orang lain yang mendengarkan semua ini.
Tapi sebenarnya sudah ada beberapa anak buah dari Buck Karimova yang mengetahui nama asli dari Buck Karimova, namun belum ada satupun dari mereka yang mengetahui identitas dari Viollete maupun Cloud.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
HAPUS APK 🙏🙏
vio sudah sangat percaya sama nick ya jadi tanpa rasa ragu langsung melepaskan pakaian nya untuk di obatin oleh nick.
2022-08-23
1
Putri oktaviani
Vio rela jadi tameng buat Nick,semoga persahabatan mereka langgeng.
2022-08-21
3
Putri oktaviani
Buck sungguh bengis dia tanpa ampun klu ksh hukuman,pdhl bibi Anne ibu nya nick sdh nyelametin cloud.
2022-08-21
3