Buck Karimova mulai melenggang meninggalkan kamar itu dan mulai diikuti oleh Nickhun dan juga dua orang kaki tangannya.
Buck Karimova berkacak pinggang dan menatap pemandangan luar melalui sebuah ventilasi kecil di dalam rumah kayu sederhana ini. Sementara Nickhun berdiri dengan tegap di belakangnya.
"Tuan ... maafkan aku. Ini semua terjadi karena aku yang mengajak Vio berburu." ucap Nickhun dengan gentle dan nada suaranya masih begitu rendah.
"Hhm. Kau sadar akan kesalahanmu rupanya?! Cerdas!" Kin Izumi menyeringai lalu mulai berbalik menatap tajam pemuda tampan berdarah Thailand itu. "Apa kau tau, Vio adalah sangat berharga untukku! Dan kau hampir saja membuatnya pergi untuk selamanya?! Apa kau tau apa konsekuensinya?!"
"Aku akan menerima hukuman apapun, Tuan ..." ucap Nickhun dengan pasrah, karena memang masih merasa sangat bersalah telah membahayakan nyawa Viollete.
"Hhm ... Chai, Pon! Bawa pemuda ini dan berikan pelajaran untuknya!" titah Buck Karimova dengan cukup tegas.
"Baik, Tuan!" kedua kaki tangannya menyauti bersamaan dan kompak.
Setelah itu kedua pria itu langsung menyeret Nickhun pergi dan meninggalkan tempat ini begitu saja. Sementara itu Buck Karimova mulai memasuki kamar dan menemani sang putri kembali.
KRIIEETT ...
Pintu itu kembali berderit saat Buck Karimova membukanya. Pria dingin itu mulai melenggang kembali memasuki kamar dan menghampiri putrinya kembali.
"Viollete. Kamu harus beristirahat dengan baik. Dan kamu harus segera pulih kembali." ucap Buck setelah berada di dekat sang putri.
Viollete tersenyum hangat dan mengangguk pelan, "Tentu saja, Papa. Papa dimana Nick?"
"Dia harus segera pulang, karena ibunya sudah menunggunya di rumah."
"Oh. Begitu ya ..." sahut Viollete tanpa rasa curiga sedikitpun.
"Tentu saja, Sayang!" Buck menyauti dengan senyum tipis yang menyimpan penuh dengan misteri.
...⚜⚜⚜...
Sementara itu di dalam sebuah ruangan khusus dan sangat rahasia yang memiliki begitu banyak persediaan senjata di sekeliling ruangannya, terlihat seorang pria sudah dipaksa untuk melepaskan pakaiannya, dan kini hanya menyisakan celana panjangnya saja.
BEEETT ...
BAATT ...
BBEETT ...
Cembukan-cambukan dari cemeti / pecut yang diberikan oleh salah satu dari pria itu menorehkan beberapa luka nyata dan kemerahan pada tubuh pemuda yang tak lain adalah Nickhun itu.
Sedangkan Nickhun hanya berdiri dengan tegap dengan kedua tangan saling mengepal dan menahan rasa sakit atas cambukan dari cemeti pada tubuhnya saat ini.
Luka dan rasa sakit ini masih tak seberapa dengan sakit yang dirasakan oleh Vio. Lakukan saja semau kalian! Aku akan menerima semua ini!
Batin Nickhun semakin meregangkan semua otot-otot pada tubuhnya, sehingga semakin memperlihatkan tubuhnya yang begitu atletis dan kekar dengan memikiki banyak sekatan yang begitu nyata.
Setelah merasa cukup puas memberikan hukuman kepada Nickhun, kedua pria itu mulai meninggalkannya begitu saja seorang diri di dalam ruangan itu. Dan Nickhun mulai ambruk dan duduk bersimpuh di atas lantai.
BRRUUHGHH ...
Aku juga tau, tuan Buck Karimova sangat menyayangi Vio dan menginginkan Vio untuk menjadi seorang gadis yang kuat dan tangguh. Namun aku tidak tau, mengapa dia bisa sangat kejam seperti itu ... bahkan seringkali dia menghukum Vio dengan memakai kekerasan hingga membuat Vio terluka, meski Vio hanya melakukan sebuah kesalahan. Apakah tuan Buck Karimova adalah benar-benar ayah dari Vio? Apakah ada seorang sosok ayah yang begitu kejam seperti itu terhadap putrinya sendiri? Dan, mengapa keduanya sangat berbeda? Bahkan tak ada kemiripan diantara keduanya.
Batin Nickhun yang kini sudah duduk bersimpuh di atas lantai dan mulai memikirkan ke arah sana. Setelah beberapa saat hanya berdiam diri dan berperang argumentasi dengan dirinya sendiri, kini pria itu mulai bangkit dan segera mengambil T-shirtnya lalu memakainya.
Tak sengaja Nickhun menemukan sebuah gelang silver berukuran kecil, dan terlihat seperti gelang untuk anak-anak karena ukurannya yang kecil. Ada sebuah nama pada gelang berwarna silver itu yang membuat pemuda ini mengerutkan sepasang alis tegasnya yang tebal.
"Kin Rui?" guman Nickhun pelan dan tak mengerti. "Siapa Kin Rui? Aku tak pernah mendengar nama gadis bernama Kin Rui? Dan ... nama ini ... seperti nama orang Jepang. Apakah itu nama Jepang dari Viollete?" gumam Nickhun yang semakin kebingungan.
BRAAKK ...
Pintu ruangan itu kembali dibuka dengan paksa oleh seseorang. Nickhun dengan cepat menyimpan gelang silver itu di dalam saku celananya agar mereka tak mengetahui penemuannya.
"Apa kau mau dihukum lagi?" tiba-tiba terdengar gertakan seorang pria dan Nickhun masih berada dalam posisi membelakanginya. "Sekarang cepat pergi dari sini, sebelum aku berubah pikiran!" imbuhnya menandaskan.
Nickhun yang tak mau memperpanjangnya lagi kini berbalik dan mulai melenggang untuk meninggalkan tempat itu. Sebenarnya, jika Nickhun melawan mereka, maka mungkin saja Nickhun-lah yang akan memenangkan pertarungan.
Karena Nickhun adalah seorang pemuda yang cukup kuat dan terlatih sejak kecil. Kemampuan bela diri Muay Thai miliknya hanya di dibawah sedikit kelas seorang master. Bahkan dulunya Nickhun sering ikut membantu berlatih bela diri anak-anak di desa sebelum dia bergabung dengan organisasi milik Buck Karimova.
Pemuda itu terus melenggang dan meninggalkan tempat itu. Dia menyusuri jalanan setapak yang cukup landai dan berbatu. Namun di tengah jalan, pemuda itu perpapasan dengan seorang pemuda yang sedang berlari dari arah yang berlawanan.
"Kak Nick!" pangggilnya sembari mengatur nafasnya kembali ketika sudah berada di depan Nickhun. "Dimana kak Vio? Aku menyusulnya di rumah dokter Sirin, namun kak Vio sudah tidak ada disana." imbuhnya kembali dengan nafasnya yang masih tersenggal.
"Mungkin sudah kembali pulang, karena tadi Vio bersama tuan Buck Karimova saat kakak pergi meninggalkannya. Coba periksa rumahmu, Cloud. Ayo!" ucap Nickhun yang kembali panik karena mengkhawatirkan Viollete.
Kedua pria itu mulai bergegas untuk menuju kediaman Buck Karimova untuk memastikan jika Viollete memang sudah pulang dan baik-baik saja saat ini. Keduanya berlari dengan cukup lincah dan gesit saat melewati beberapa jalanan yang terbilang jauh dari kata mulus ini.
Sesekali mereka melompat untuk melewati sebuah jalanan berlubang cukup besar atau melompat dengan keren saat mereka melalui sebuah jalanan yang sedang terhalang oleh sebuah pohon yang kebetulan sedang tumbang.
Hingga akhirnya kini mereka mulai berhenti di depan sebuah rumah yang berukuran sedang dan masih berdiri dengan bahan dasar kayu. Kini Nickhun dan Cloud mulai menapaki tangga demi tangga karena rumah itu memiliki beberapa tangga kecil di hadapannya.
Cloud mulai mengetuk pintu dan mulai memasuki rumah itu dan diikuti oleh Nickhun di belakangnya.
...⚜⚜⚜...
Bersambung ...
Hayo ... kira-kira apakah Viollete memang sudah kembali ke rumahnya ataukah dia sedang berada di tempat lain? Temukan jawabannya di part selanjutnya ya.
Jangan lupa dukung The Goddess Of War selalu ... salam hangat dari Anezaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
🌿Leony Fernanda🔱🎻
bucky bucky salah jiwanya...kok nick yg di hukum
2022-08-16
3
εレレαm👩💼
padahal vio sudah bilang sama bapak nya kalau Nick yang menolong tapi sadis juga ya BPK nya vio , Nick masih saja di hukum
2022-08-06
2
Aa ¹⁰
nah kan menyadari jg bahwa mereka tdk ada kemiripan
2022-08-06
2