Buck Karimova mengernyitkan keningnya menatap putrinya untuk beberapa saat. Wajahnya yang sudah tak muda lagi itu masih terlihat cukup tampan dan tegas. Si genius tegas lebih tepatnya.
"Aku akan melepaskannya, tapi ada satu syarat!" ucap Buck Karimova menatap tajam putrinya.
"Baiklah, Papa. Aku akan memenuhi persyaratan itu, asal papa melepaskan Nick!" ucap Viollete tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, karena saat ini yang dia khawatirkan adalah sahabatnya.
Kini Buck Karimova mulai beralih menatap Nickhun dan memicingkan sepasang matanya menatap pemuda itu.
"Nickhun Vihokratana! Berdirilah dengan tegap di depan papan target itu!" titah Buck Karimova dengan sangat tegas sambil menunjuk sebuah piringan papan target yang berada di seberang.
Mendengar perintah dari papanya, membuat sepasang mata bening Violette membulat sempurna karena telah menyadari sesuatu. Yeap, sesuatu yang juga tak kalah ekstrim kini akan terjadi di hadapannya secara langsung.
Nickhun segera menjalankan perintah dari Buck Karimova. Pemuda itu melenggang dengan langkahnya yang lebar, tegap dan penuh percaya diri dan mulai berdiri dengan tegap di hadapan sebuah piringan papan target.
Sebuah apel berwarna merah segar mulai ditimang-timang oleh Buck Karimova dan mulai melenggang untuk mendekati Nickhun. Setelah menimang-nimang apel berwarna merah segar itu, kita Buck Karimova mulai meletakkan apel tersebut di atas kepala pemuda berdarah Thailand itu.
Sebenarnya pemuda itu cukup terkejut, namun dia sudah memantapkan dirinya untuk menerima semua konsekuensi ini karena sudah berani menentang perintah dari Buck Karimova.
"Vio! Lakukan sekali lagi! Bidik tepat pada apel ini! Jika kali ini kau meleset lagi dan tak bisa melakukannya dengan baik, maka nyawa sahabatmu akan berakhir!" titah Buck Karimova tanpa ada rasa ragu saat memerintahkan putrinya untuk melakukan semua ini.
Bahkan Buck Karimova tak merasa takut jika akan kehilangan salah satu anak buahnya yang cukup berpotensi dan terampil. Namun satu hal yang Buck Karimova tau, Violette tak akan membiarkan pemuda itu berakhir begitu saja.
Tubuh Violette bergetar hebat ketika mendengar perintah dari papanya. Senjata laras panjang yang masih berada pada genggamannya kini terjatuh begitu saja. Sungguh gadis itu tak tau harus berbuat apa saat ini.
Jika Violette melakukan perintah dari papanya, itu akan sangat membahayakan Nickhun. Namun jika menolaknya kembali, tentu saja papanya akan menjadi sangat murka.
"Papa ... tolong jangan ... aku akan menerima hukuman dari papa, tapi jangan seperti ini. Jika aku salah membidik sedikit saja, nyawa Nick akan sangat dalam bahaya." ucap Viollete dengan lirih dan sepasang manik-manik itu sudah semakin berair.
"Lakukan dengan baik jika tak mau nyawa Nick melayang!" tandas Buck Karimova dengan suara yang kembali menggelegar. "Cepat ambil senjatamu!"
Kali ini Viollete benar-benar sudah menangis, namun tak ada pilihan lain selain mengikuti perintah dari sang papa. Gadis muda yang hampir mirip sekali dengan Kagami Jiro ini mulai mengambil kembali senjata laras panjangnya yang sempat terjatuh. Perlahan Viollete mulai mengarahkannya pada Nickhun yang sudah berdiri dengan tegap dengan apel merah yang sudah bertengger di atas kepalanya.
Jujur saja, Viollete masih begitu ragu dan takut untuk melakukan semua ini. Namun saat pandangannya bertemu dengan Nickhun, pemuda itu tersenyum dan mengedipkan sepasang matanya pelan seolah mengatakan,
"Ayo lakukan, Vio! Kamu pasti bisa melakukannya dengan baik!"
Viollete memejamkan sepasang matanya menggigit bibir bawahnya untuk beberapa saat. Namun dia mulai membuka matanya kembali dan mengarahkan kembali senjata laras panjang itu ke arah Nickhun.
Viollete mengarahkan senapan dalam posisi bersiap untuk menembak. Kemudian Viollete mulai menarik sedikit senapannya ke arah bahu, dengan tangan berada di posisi yang sama, tetapi senapannya diarahkan sedikit ke atas.
Kali ini aku harus bisa melakukannya dengan baik. Jika tidak, aku akan sangat membahayakan Nick! Aku harus benar-benar fokus! Jangan tegang, Vio! Lakukan dengan pelan, konsentrasi dan anggaplah senjata api ini adalah sahabatmu! Perlakukanlah senjata api ini selayaknya kau memperlakukan sahabatmu, dengan suka cita. Jangan tegang, maka kau akan bisa mengendalikannya dengan baik!
Batin Viollete berusaha untuk menenangkan dan menyemangati dirinya sendiri. Setelah mengambil nafas panjang, Viollete melepaskannya dengan perlahan. Kini Viollete memegang senjata laras panjang itu dengan begitu lembut dan sedikit rilex.
Perlahan gadis ini mulai sedikit memiringkan kepalanya dan mulai menempatkan sasaran bidikannya dengan hati-hati. Sebuah pelatuk mulai ditariknya perlahan dengan jari telunjuk kanannya. Dan ...
TAR ...
KRRAAKK ...
Sebuah peluru yang berasal dari senjata laras panjang itu mulai meluncur di udara dan mengenai sesuatu. Yeap, kali ini bidikan Viollete mengenai apel itu dengan sempurna hingga apel merah itu terpecah begitu saja dan mengenai rambut Nikhun.
Viollete dan Nickhun mulai bernafas lega setelah menyelesaikan semua hal itu. Namun Viollete masih terlihat cukup kesal hingga seketika melempar senjata laras panjang itu begitu saja dan mulai berlari meninggalkan mereka semua.
"Vio! Tunggu!" Nickhun mulai berlari dan mengejar gadis itu yang sudah menyusuri sebuah hutan. Karena desa itu memang masih dipenuhi dengan hutan dan alam liar.
Buck Karimova membiarkan saja kedua anak muda itu berlalu, bahkan sudut-sudut bibirnya kini mulai ditariknya hingga menyembulkan sebuah senyuman kepuasan atas ketrampilan oleh putrinya, Viollete.
Viollete tak menghiraukan teriakan pemuda itu dan masih terus berlari hingga akhirnya dia mulai berhenti saat di dekat sebuah genangan air terjun.
"Vio!!" Nickhun mengatur nafasnya kembali setelah berlarian mengejar Viollete.
"Maafkan aku, Nick. Aku hampir saja mencelakaimu." ucap Viollete begitu menyesal dan merasa bersalah.
"Tidak kok. Aku sangat yakin kau akan melakukannya dengan baik!" sahut pemuda itu yang terdengar ceria dan terlihat tak memiliki beban apapun.
"Terima kasih. Padahal aku saja tidak mempercayai diriku sendiri." sahut Viollete masih terlihat begitu murung lalu duduk di atas bebatuan dan memandangi air terjun di hadapannya itu.
"Kamu adalah gadis yang sangat hebat, keren, dan kuat! Dan aku yakin kau akan segera menjadi yang terhebat seperti impianmu selama ini. Kau harus mempercayai dirimu sendiri! Jika tidak, bagaimana orang lain bisa mempercayaimu? Semangatlah, Vio! Bukankah suatu saat kau akan segera kembali ke Jepang untuk membalaskan dendam atas kematian mamamu?" kini Nickhun mulai duduk di sebelah gadis manis yang memiliki rambut panjang lurus dan tipis yang berwarna hitam alami itu.
"Hhm. Disaat aku sudah cukup pantas dan kuat, mungkin aku akan segera kembali ke Jepang." sahut Viollete seadanya.
"Aku pasti akan merindukanmu saat itu ... kau adalah sahabat terbaikku selama ini." kini pemuda itu terlihat begitu murung jika membayangkan gadis yang sedang duduk di sebelahnya, suatu saat akan meninggalkannya begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Jika sudah berumur setampan apa pun pria itu pasti akan terlihat juga jika sudah tua usianya... Karna itu kan memang sudah begitu...
2022-09-14
1
Andariya 💖
bidikan yang tidak tepat sasaran..masih perlu banyak belajar 👍🤣🥰
2022-09-14
1
remahan off
Kalau meleset sedikit saja udah hilang tuh nayawa
2022-09-14
1