Kini Cloud dan Nickhun mulai berhenti di depan sebuah rumah yang berukuran sedang dan masih berdiri dengan bahan dasar kayu. Nickhun dan Cloud mulai menapaki tangga demi tangga karena rumah itu memiliki beberapa tangga kecil di hadapannya.
Cloud mulai mengetuk pintu dan mulai memasuki rumah itu dan diikuti oleh Nickhun di belakangnya.
"Papa ... kak Vio ..." Cloud mulai memanggil papa dan kakaknya sambil menyisiri ruangan demi ruangan rumah sederhana itu.
Hingga akhirnya Nickhun mulai melihat seorang gadis yang sedang duduk di atas sebuah kursi roda berniat untuk mengambil air putih di meja di sebelahnya.
"Vio!" Nickhun mulai mendatangi gadis itu dan mengambilkan segelas air minum untuknya.
"Nick!" ucap Vio sedikit keheranan karena melihat Nickhun sedang berada di rumahnya.
"Hhm. Minumlah dulu ..." ujar Nickhun dengan seulas senyum.
Viollete segera meneguk minuman itu dan meletakkan kembali gelas itu di atas meja.
"Ada apa? Mengapa tiba-tiba datang ke rumahku? Bukankah saat ini kau seharusnya membantu bibi Anne mencari kayu bakar?" celutuk Viollete, karena seperti yang dibilang papanya, Nickhun sedang membantu ibunya. Padahal saat itu anak buah Buck Karimova sedang menghajarnya dengan cemeti.
"Oh. Sudah selesai kok. Tadi Cloud mencarimu di rumah dokter Sirin. Namun dia tak menemukanmu disana. Jadinya aku membantunya untuk mencarimu, dan rupanya kau malah sudah berada di rumahmu saja." sahut Nickhun dengan tawa kecil.
"Oh ... iya. Papa langsung mengajakku pulang tadi." sahut Viollete apa adanya, namun tiba-tiba saja pandangan gadis cantik itu mulai tertuju pada lengan kanan Nickhun yang terluka memanjang seperti baru saja terkena sebuah serangan dari cemeti.
"Nick ... lenganmu terluka." Viollete meraih lengan pemuda itu untuk melihatnya lebih dekat. "Siapa yang melakukan semua ini? Dan mengapa tumben sekali kamu tak bisa melawannya?" imbuh Viollete kebingungan.
Karena selama ini Nickhun memiliki bela diri yang cukup baik, dan tidak akan mudah untuk dikalahkan oleh siapapun kecuali memang Nickhun sengaja untuk mengalah.
"Katakan padaku siapa yang melakukan semua ini?" ucap Viollete terlihat begitu ngilu ketika melihat luka yang rupanya tidak hanya satu tempat saja.
Viollete juga melihat bekas cambukan lainnya pada punggung Nickhun yang terlihat sedikit dan selebihnya tertutup oleh kaos yang sedang dikenakan oleh pemuda itu. "Apakah papaku yang melakukan semua ini padamu?" ucap Viollete tiba-tiba dan terdengar begitu bergetar.
"Tidak, Vio. Bukan papamu yang melakukan semua ini padaku. Tenang saja." sahut Nickhun berkilah dan berharap Viollete tak akan memperpanjangnya lagi untuk mencari tau siapa yang sudah melakukan semua itu kepada pemuda itu.
"Lalu siapa? Tidak ada orang yang yang tak ingin kau lawan dan kau bantah, kecuali papaku." ucap Viollete begitu lirih dan merasa begitu sesak, seakan gadis cantik ini sudah menemukan pelaku dari penyiksaan terhadap Nickhun.
"Vio ..." Nickhun mulai meraih kedua bahu Viollete dan menatapnya lekat. "Sudah aku katakan padamu. Bukan tuan Buck Karimova yang melakukan semua ini padaku. Tuan Buck Karimova sudah menganggapku seperti keponakannya sendiri. Dia tak akan tega melakukan semua ini padaku." ucap Nickhun berbohong.
Belum sempat Viollete mengatakan sesuatu, kini Cloud sudah datang menghampiri mereka berdua. Langkah kakinya semakin dia percepat saat melihat kakak perempuannya.
"Kak Vio!!" ucapnya setengah berteriak lalu memeluk Viollete erat. "Kakak! Kau sungguh membuatku begitu khawatir ... aku mendengar kamu terkena bisa dari ular cobra. Dan saat aku pergi ke rumah dokter Sirin, kakak sudah tidak berada disana! Aku khawatir sekali!" ucap Cloud yang hampir saja menangis saat ini.
"Ahaha ... maaf-maaf. Papa mengajak kakak cepat pulang tadi. Dan kakak sudah baik-baik saja kok. Jangan menangis lagi, Cloud! Kau ini seorang pria! Dan umurmu sudah 18 tahun loh ..." ucap Viollete menggoda adik bungsunya.
"Aku hampir saja kehilangan kakakku satu-satunya, mana mungkin aku tidak menangis?!" celutuk Cloud mulai melepas pelukannya. "Kakak adalah seperti sosok seorang ibu dan juga kakak untukku! Aku sudah cukup kesepian tanpa kehadiran ibu, lalu mana mungkin aku bisa baik-baik saja saat kakakku baru saja dalam bahaya." imbuh Cloud yang malah membuat Viollete tertawa kecil.
"Ya deh. Maaf ... kakak baik-baik saja kok. Dan ini semua karena Nick yang sudah memberikan pertolongan pertama untuk kakak secara tepat dan cepat. Jika saat itu Nick tidak ada ... mungkin kakak akan benar-benar sudah tiada." ucap Viollete mengusap lembut kepala Cloud.
"Terima kasih kak Nick!" kini Cloud beralih menatap Nickhun.
"Sama-sama, Cloud." sahut Nickhun dengan sangat ramah.
Canda tawa menemani mereka bertiga di sisa sore itu di dalam kamar itu. Terasa begitu hangat dan membuat mereka begitu nyaman satu sama lain.
...⚜⚜⚜...
Malam ini terlihat seorang pemuda yang sedang berada di dalam kamarnya sedang mengobati luka pada beberapa bagian tubuhnya, seperti punggung, lengan, dada, perut, bahkan lehernya.
Luka-luka itu memiliki bentuk memanjang. Ada kurang lebih 20 sampai 30 luka bekas dari cambukan sebuah cemeti.
Satu persatu luka itu mulai diobatinya dengan pelan dan hati-hati. Pemuda ini sengaja mengobati luka-luka itu disaat malam agar tidak diketahui oleh ibunya. Karena ibunya pasti akan merasa sangat sedih jika menyaksikan semua ini.
"Arrgghh ..." rintihnya pelan saat mengobati sebuah luka pada bagian perutnya yang kulitnya sampai terkelupas dan memberikan luka yang cukup dalam.
Setelah menyelesaikan semuanya, kini pemuda itu mulai menangkap sesuatu yang tergeletak di atas meja kayunya yang sangat sederhana. Sesuatu yang sesekali terlihat begitu mengkilap dan bersinar ketika tekena sebuah cahaya lampu.
Nickhun mulai melenggang mendekati meja itu dan meraih benda itu. Sebuah gelang silver yang baru saja ditemukan olehnya di ruangan rahasia organisasi yang dipimpin oleh Buck Karimova.
"Kin Rui ..." gumamnya pelan dengan sepasang alis tebalnya yang saling berkerut berdekatan. "Siapa sebenarnya kamu?"
Gelang itu ditimang-timangnya dengan pelan dan dibawanya berbaring di atas tempat tidurnya.
"Aku tak pernah mengenal gadis Jepang sebelumnya. Hanya Viollete ... hanya dia yang aku kenal dan tidak ada orang Jepang lainnya disini kecuali Viollete, Cloud, dan tuan Buck. Dan nama mereka semua adalah bukanlah nama seperti orang Jepang pada umumnya. Sebenarnya siapakah mereka? Aku harus mencari tau tentang semua ini. Aku harus memecahkan semua misteri ini!" gumam Nickhun pelan dan mulai memejamkan matanya hingga akhirnya Nickhun mulai tertidur dan masih dengan bertelanjang dada.
Kecerobohannya kali ini membuat ibunya begitu bersedih keesokan harinya. Karena disaat ibunya berniat untuk membangunkannya, ibunya melihat semua luka itu. Dan akhirnya Nickhun tak bisa berbohong kepada ibunya.
Pemuda itu menceritakan semua yang sudah terjadi dan menimpanya. Bahkan ibunya sempat berpikir untuk menyuruh Nickhun mulai menjauhi Viollete, karena cukup berbahaya jika hal seperti itu terulang kembali.
Namun tentu saja bibi Anne merasa tak tega dengan Viollete, karena selama ini wanita ini cukup dekat dengan gadis itu. Bahkan sudah sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri.
...⚜⚜⚜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺ᶫᶦᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ
si Nick kasih banget dirimu. ayo dong cari tau ada rahasia apa sebenarnya
2022-09-14
1
🌿Leony Fernanda🔱🎻
ketika 2 wanita yang mencemaskan nick gk bs kasih tau mereka siapa yg tlh membuat nick cidera
2022-08-23
1
Fitria_194
nick jujur kok vio. memang bukan papamu yg menyiksa nick tp ank buahnya..😁
2022-08-09
0