Setelah menunggu selama kira-kira 30 menit dengan menghabiskan waktu berbincang dan bercanda bersama, kini Nickhun dan Viollete mulai mencari rusa buruannya yang seharusnya saat ini sudah mati karena kehabisan darah di suatu tempat.
Mereka berdua menyusuri jalan setapak dan mengikuti bercak darah yang berceceran di atas tanah dan berbatu itu. Namun di tengah perjalanan tak sengaja Viollete menginjak ekor seekor ular cobra kecil dan reflek membuat ular cobra kecil itu mematuk bagian betis kiri Viollete.
"Argghh ... ular itu menggigit kakiku, Nick!" pekik Viollete yang seketika ambruk di atas tanah dengan kaki kiri yang ditekuk ke atas.
TAR ...
Nickhun dengan cepat segera membidik ular cobra kecil itu agar tidak menyerang mereka berdua lagi. Setelah itu Nickhun segera duduk dan melepas tas kecilnya untuk mencari sesuatu.
"Jangan panik, Vio. Serangan panik ini mampu untuk membuat peredaran racun ini semakin menular di dalam tubuh. Jadi tetap tenanglah, Vio! Semua akan baik-baik saja! Percayalah padaku!" ucap Nickhun berusaha untuk menenangkan Viollete agar tidak panik karena serangan ular itu.
Nickhun mulai meluruskan kaki kiri Viollete dan memposisikan bagian tubuh yang tergigit ular agar lebih rendah dari posisi jantung Viollete. Lalu pemuda itu mulai merobek celana jeans sisi kiri Viollete hingga mencapai batas lututnya. Terlihat bekas gigitan dari ular itu pada bagian betis kiri Viollete.
Nickhun juga mulai mempreteli satu persatu aksesoris yang sedang dikenakan oleh gadis cantik itu. Yeap, Nickhun mulai melepaskan sepatu, jam tangan, gelang yang sedang Viollete kenakan saat itu. Semua itu pemuda itu lakukan agar tidak memperparah bengkak dan reaksi gigitan yang disebabkan oleh peranakan ular cobra itu.
Lalu Nickhun mulai membersihkan luka gigitan pada betis kiri Viollete dengan air dan sabun yang tentunya sudah dia persiapkan dari rumah, sebelum dia pergi berburu untuk selalu antisipasi, jika hal seperti ini tiba-tiba saja terjadi seperti yang sedang terjadi saat ini.
Semua itu sungguh membuat gadis berdarah Jepang itu itu begitu takjub dan terkesima melihat keahlian dan ketrampilan Nickhun yang sungguh luar biasa dan cekatan dalam bertindak menghadapi kecelakaan itu. Gadis cantik itu hanya terdiam dan hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.
Viollete hanya bisa menatap pemuda yang sedang berusaha untuk menyelamatkan nyawanya saat ini dengan sepenuh hati dan sepenuh tenaganya. Karena semua itu sangat terlihat dengan jelas melalui sepasang matanya.
Lalu Nickhun mulai menutupi area gigitan itu dengan kompres dingin yang bersih dan membalutnya agar tetap lembab untuk mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan. Dan semua barang-barang itu tentunya sudah dia persiapkan juga dari rumah.
Sesekali Nickhun juga memantau pernapasan dan detak jantung dari Viollete yang terlihat sudah semakin melemah. Dan tentu saja itu sedikit membuat Nickhun merasa cemas.
"Vio, bertahanlah. Pertolonganku hanyalah untuk memperlambat penyebaran racun saja. Sekarang aku akan membawamu pada dokter di desa kita untuk mendapatkan serum anti bisa ular darinya." ucap Nickhun berharap Viollete akan masih cukup kuat untuk bertahan hingga Nickhun membawanya ke rumah sang dokter desa.
Kini Nickhun mulai jongkok membelakangi Viollete dan berniat untuk menggendong belakang Viollete.
"Vio! Naiklah dan berpeganganlah yang erat! Aku akan membawamu secepat mungkin untuk segera sampai kesana!" perintah Nickhun.
Viollete yang masih cukup sadar namun sudah terlihat begitu lemas, kini mulai mengalungkan kedua tangannya pada leher Nickhun dari belakang, dan menyandarkan tubuh dan kepalanya pada punggung Nickhun. Sepasang matanya sudah mulai terpejam karena kondisinya yang sedikit melemah.
Nickhun mulai berlari dan berusaha untuk sesegera mungkin agar sampai pada kediaman dokter di desanya itu. Seluruh kekuatannya dikerahkan karena jujur saja Nickhun cukup khawatir dengan kondisi Viollete yang semakin melemah dan tak berdaya.
Bukan takut karena akan mendapatkan hukuman dari tuan Buck Karimova, tapi Nickhun takut hal terburuk akan terjadi dan membuatnya menyesali seumur hidupnya karena sudah mengajak Viollete berburu bersama dengannya hari ini dan menyebabkan sesuatu ... seperti kepergian Viollete.
Tidak! Tentu saja semua itu sangat tidak diinginkan oleh pemuda itu. Jika saja waktu bisa diulang kembali, mungkin saja Nickhun tak akan mengajak Viollete untuk pergi berburu hari ini, atau Nickhun akan lebih memilih agar dirinya saja yang terkena racun dari ular cobra itu.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka berdua telah sampai di sebuah rumah yang berukuran tak terlalu besar dan masih dengan gaya klasik dan berbahan dasar kayu. Nickhun segera mengetuk pintu rumah itu dengan sangat tak sabaran.
Hingga akhirnya setelah beberapa saat, pintu itu mulai terbuka. Seorang wanita dewasa yang kira-kira berusia sudah hampir 30 tahun menyembul dari balik pintu itu.
"Nick, ada apa?" tanya perempuan itu menatap Nickhun kebingungan.
"Vio terkena racun dari peranakan ular kobra, Dokter Sirin. Tolong selamatkan dia dan berikan serum anti bisa ular untuknya! Aku sudah berusaha untuk memperlambat penyebaran bisa ular itu." jelas Nickhun yang sudah terlihat begitu panik.
"Baik, ayo masuklah dulu!" perintah dari dokter Sirin sedikit minggir dan memberikan jalan untuk Nickhun yang masih menggendong Viollete. "Jangan baringkan tubuh Vio dalam keadaan terlentang. Sebab, ada risiko berupa gejala muntah yang dapat menutup jalur pernapasannya. Lebih baik, hadapkan tubuh ke sisi kiri dengan mulut mengarah ke bawah, untuk mengurangi risiko kematian." ucap dokter Sirin mengistruksi dengan pelan namun penuh penekanan.
"Baik, Dokter Sirin." Nickhun menyauti dengan ketar-ketir dan sudah menjadi cukup gelisah.
Dengan pelan dan sangat hati-hati Nickhun mulai menurunkan Viollete dengan posisi seperti instruksi dari dokter Sirin.
"Sekarang keluarlah dulu, Nick! Karena aku akan membuka semua pakaian Vio, pakaian yang sedang dikenakan oleh Vio terlalu ketat saat ini, dan ini takutnya akan memperparah bengkak dan reaksi gigitan yang disebabkan oleh ular cobra itu.
Nickhun hanya mengangguk pelan dan mulai meninggalkan ruangan itu. Pemuda itu begitu tak tenang saat ini, membayangkan sahabatnya sedang dalam bahaya yang sungguh mengancam jiwanya saat ini.
"Aku mohon ... sadarlah kembali, Vio!! Bangunlah kembali!! Jangan pergi secepat ini ... aku mohon ... aku tak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu ..."
Nickhun mulai menghempaskan tubuhnya dan duduk di atas sebuah kursi kayu dan menunduk dengan jemarinya yang saling bertaut satu sama lain.
Raut wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran dan penyesalan. Canda dan tawa yang baru saja terjadi beberapa saat yang lalu kini membuatnya menjadi bersedih hingga sepasang manik-manik itu menjadi semakin berair.
Kini Nickhun mulai memutuskan untuk memberikan kabar ini untuk ibunya. Pemuda ini meraih ponselnya dan mulai menghubungi ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
༄㉿ᶻ heni🚶♀⍣⃝కꫝ 🎸
wahh ularnya g breradap, masa cium betis sang putrii tuh
2022-08-30
0
°•𝕃Ꭵɐ•°🫐°•ᒪ⅁•°
Nick oh Nick, orang kena gigitan ular berbisa kok gak boleh panik. ya emang sih siapa pun di posisi kamu akan reflek bilang begitu untuk menenangkan, tapi plis pahami juga di posisi seseorang yang lagi di landa rasa panik 👉👈 hehe
2022-08-26
2
Putri oktaviani
Begitu lah resiko klu kita berburu ke hutan, klu kita tdk hati" pasti celaka kyk vio yg tdk sengaja menginjak ular cobra.
2022-08-20
2