SSRRTT ...
Viollete mulai keluar dari bawah meja dengan melempar tubuhnya kesamping dan dalam posisi jongkok, gadis cantik ini melakukan spin dengan sangat gesit dan terampil.
Para preman yang menyadari hal itu segera berbalik dan beralih menatap Viollete dengan seringai yang menakutkan. Dan mereka bertiga tertawa terbahak-bahak dan salah satu dari mereka mulai melenggang mendekati viollete yang saat ini sedang dalam tangan kosong dan tak membawa senjata apapun.
"Rupanya kamu memiliki seorang putri yang begitu cantik dan masih muda ya. Wah wah ... sepertinya masih begitu asli ..." preman itu terkekeh dan semakin mendekati Viollete.
Viollete menatap tajam preman itu dan mulai memasang kuda-kuda. Sepasang matanya selalu mengekori pergerakan dari preman itu maupun preman lainnya dengan begitu waspada.
"Gadis manis dan cantik. Kau tak akan bisa melawan kita. Kau terlalu lemah, kekuatanmu tak akan sebanding dengan kekuatan pria dewasa dan besar sepertiku. Sebaiknya kamu jangan melawan dan menurut saja ... gyahaha ..." preman itu berkata dengan begitu menyebalkan hingga akhirnya dia tertawa lepas dengan suaranya yang begitu besar.
"Kumohon jangan sentuh dia! Dia adalah sudah seperti putriku yang sangat berharga!" bibi Anne berusaha memohon kepada para preman itu berharap preman itu mau berbaik hati dan melepaskan Vio.
Kondisi bibi Anne terlihat begitu memprihatinkan dan menyesakkan. Wajahnya lebam, sudut bibirnya berdarah, dan rambutnya sudah berantakan karena jambakan dari preman itu.
Namun preman itu tak menghiraukan sama sekali ucapan permohonan dari bibi Anne. Pria itu terus melenggang dengan langkah lebarnya yang pelan namun pasti dan semakin mendekati Viollete.
Disaat jarak mereka hanya tinggal berkisar kira-kira 1 meter, Viollete mulai mengepalkan tangannya dan berusaha untuk melakukan jab dan mengarahkannya pada wajah preman itu.
Namun preman itu dengan cepat menangkap serangan Viollete dengan tangan kirinya dan malah dengan kurang ajar meraih buah dada Viollete dengan tangan kanannya dan sedikit meremaasnya.
"Ukurannya mungil sekali. Namun begitu padat dan ranum pastinya. Sangat menggoda dan menantang. Gyahaha ..." ucap preman itu dengan mulutnya yang tak beretika dan sangat kurang ajar.
Viollete mulai menggigit pergelangan tangan preman itu dengan kuat, hingga akhirnya preman itu mulai melepaskannya Viollete kembali.
TAR ...
Sebuah peluru tiba-tiba saja melesat dari sebuah senjata api dan berhasil mengenai preman yang baru saja bertindak kurang ajar terhadap Viollete. Peluru itu berhasil melesat dan mengenai tepat pada jantung dari preman itu, sehingga dalam hitungan beberapa detik saja, preman itu langsung ambruk begitu saja di hadapan Viollete.
BRRUGGHH ...
Rupanya Cloud yang sudah membidiknya, karena Cloud merasa begitu kesal karena preman itu sudah berani kurang ajar terhadap kakaknya dan berani melecehkan kakaknya. Terlebih Viollete adalah akak yang sangat disayanginya!
Sepasang mata Cloud masih menatap preman yang sudah jatuh tersungkur di atas lantai itu dengan tajam. Namun rupanya seorang preman tiba-tiba saja memukul tengkuk Cloud dengan cukup keras, dan langsung menendang punggung Cloud hingga pemuda itu terjatuh tersungkur di atas lantai.
"Cloud ..." Viollete mulai terlihat begitu khawatir melihat Cloud yang baru saja tejatuh.
"Dasar bocah sialan! Kali ini kau juga harus merasakan bagaimana rasanya ketika sebuah peluru panas mulai menembus jantungmu! Rasakan ini, Bocah kecil!!" preman itu mulai mengarahkan senjata laras panjangnya dan mengarah pada tubuh Cloud yang sedang terjatuh tersungkur.
"Tidak!! Jangan lakukan itu! Tidak!! Cloud!! Bangun, Cloud! Cepat bangun!" Viollete yang berusaha untuk menghampiri Cloud kini malah ditahan oleh seorang preman dengan mencengkeram tubuh Viollete dengan cukup kuat, sehingga Viollete tak bisa bergerak sama sekali.
Preman itu mulai menggerakkan jari telunjuk kanannya untuk menarik pelatuk senjata api itu, hingga akhirnya ...
TAR ...
Sebuah peluru berhasil melesat ke udara dan berhasil mengenai tubuh seseorang. Darah segar mulai merembes dan membasahi punggung dari orang yang terkena tembakan itu. Pakaian sederhana yang selalu dikenakannya hampir di setiap harinya, kini sudah bersimbah darah.
"Tidak!!" pekik Viollete begitu terpukul menyaksikan sebuah kisah tragis yang sedang terjadi hadapannya saat ini.
Salah satu orang yang sangat disayanginya, kini telah meregang nyawa di hadapannya. Tubuh Viollete bergetar hebat dan seakan begitu lemah dan tak berdaya saat menyaksikan semua itu hingga akhirnya tubuh Viollete ambruk dan terduduk di atas lantai.
Perlahan Viollete mulai merangkak dan mendekati tubuh yang sudah sangat tidak berdaya karena sebuah peluru panas dari sebuah senjata api itu.
"Bibi Anne ..." tangis Viollete seketika pecah kembali saat gadis itu berhasil meraih tubuh wanita paruh baya yang sudah berusaha untuk melindungi Cloud dari tembakan itu. "Bibi ... jangan pergi ..." Viollete mulai memangku tubuh itu.
Bibi Anne yang masih sedikit tersadar, dengan tatapannya yang begitu sayu, kini tersenyum hangat menatap Viollete lalu mengusap pipi kiri Viollete yang sudah menjadi basah karena air mata.
"Vio ... sel-lalu ber-sama-lah deng-ngan Nick-khun. Di-a sang-at ... men-nyayangi-mu ... ja-ngan per-nah ting-galkan daaan ja-ngan per-nah ber-pisah deng-ngannya ..." selepas mengatakan ucapan yang sekaligus menjadi sebuah pesan terakhir dari bibi Anne, wanita paruh baya itu mulai memejamkan sepasang matanya dan jemarinya yang tadinya meraih hangat pipi Viollete kini terjatuh begitu saja.
"Tidak, Bibi Anne... jangan pergi, Bibi ... jangan pergi aku mohon ..." tangis Viollete kini pecah kembali saat menyadari sesuatu jika ternyata bibi Anne sudah tiada saat ini.
Viollete merasa begitu sesak sekali menyaksikan semua kejadian ini. Hatinya seketika menjadi hancur berlebur. Wanita itu sudah seperti ibunya sendiri selama 15 tahun ini. Dan hari ini, wanita itu mengorbankan nyawanya untuk melindungi Cloud, adiknya.
Sesak dan begitu memilukan! Kekuatan Viollete seketika menjadi lenyap ditelan bumi. Gadis itu mulai memeluk tubuh bibi Anne yang sudah tidak bernyawa cukup lama. Bahkan Viollete tak lagi memperdulikan jika saat ini masih ada dua preman yang tentunya sangat berbahaya sedang mengawasinya.
TAR ...
TAR ...
Tiba-tiba saja dua buah peluru mulai meluncur dari sebuah senjata api ke udara dan mengenai kedua preman itu tepat pada jantung, hingga akhirnya kedua preman itu ambruk dalam hitungan detik.
"Ibu! Vio! Cloud!" terdengar teriakan seorang pria yang mulai berlari dan menghampiri mereka.
Pemuda itu begitu terpaku dan terlihat begitu shock saat melihat seorang wanita paruh baya sudah terbaring tak berdaya di pangkuan Viollet yang sedang menangisinya.
"Ibu ..." ucapan pemuda itu begitu bergetar dan terdengar begitu lirih dan memilukan.
Pemuda yang tak lain adalah Nickhun itu mulai duduk bersimpuh dan memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
R@3f@d lov3😘
😭😭😭 aq ikut sedih kak,,karena ibunya Nick meninggal
2022-11-05
1
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
ayo nick jangan kasih ampun mereka🥺🥺
2022-08-29
0
🍭ͪ ͩႮოi⛅ͧ ͫ ͥ
kesempatan dlm kesempitan lgi c preman mmg mau minta diketok juga ni yaa kurang ajar btul... blsannya kamu kena bidikan peluru dri cloud ...kamu lma dtgnya nick jika tdak ibu mu boleh terselamatkan ..
2022-08-23
2