Dini hari yang masih ditemani dengan rintik hujan, menjadikan hawa dingin dan berkabut gelap menyelimuti sebuah desa yang terletak di sebuah kaki pegunungan di Thailand.
Sebuah capung besi Sikorsky S-92 berwarna putih kombinasi merah mentereng terlihat sudah mulai melakukan pendaratan secara vertikal dan sempurna di sebuah desa kecil di Thailand.
Wang Nam Khiao, sebuah desa kecil tepi sungai yang begitu menawan dan terletak di kaki pegunungan. Wang Nam Khiao terkadang dijuluki Switzerland of Thailand atau Swiss-nya Thailand karena keindahannya yang begitu memukau.
Desa pegunungan ini terletak di Nakhon Ratchasima. Hamparan perkebunan anggur, hutan hijau yang begitu menyegarkan, air terjun yang begitu indah, kebun bunga yang menawan, dan lahan pertanian akan memenuhi pedesaan ini. Masih begitu alami, asli dan bernuansa dengan alam.
Wang Nam Khiao juga dikenal sebagai daerah yang udaranya paling bersih di Thailand. Ada air terjun, ada pasar mingguan besar yang diadakan setiap hari-hari tertentu, dimana orang-orang dari berbagai kelompok etnis akan datang untuk menjual kerajinan tangan yang otentik.
Terlihat seorang pria berkacamata minus dengan rambut keemasan yang sedikit gondrong yang kira-kira berusia 32 tahun mulai menuruni capung besi yang begitu kokoh itu dengan menggendong seorang anak laki-laki berusia kira-kira 3 tahun di dalam pelukannya yang masih tertidur dengan cukup pulas.
Seorang gadis kecil juga terlihat mulai menuruni capung besi itu dan melenggang di belakang pria itu. Beberapa pria dengan pakaian serba hitam dan army juga mulai turun mengiringi mereka.
Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh beberapa pria dengan yang cukup sangar dan memiliki wajah yang cukup seram dan tegas. Segerombolan pria itu hanya mengenakan celana panjang longgar bermotif army dan mengenakan tank top hitam press body yang memberlihatkan sekatan-sekatan nyata pada bagian tubuhnya yang besar dan kekar.
"Selamat datang di Wang Nam Khiao, Tuan Kin Izumi!" sapaan penuh kehormatan disampaikan dengan begitu patuh dan hangat oleh salah satu dari mereka yang mungkin adalah pemimpin dari para segerombolan pria berdarah Thailand itu.
Pria itu memberikan salam dengan tangan kiri mengepal dan tangan kanan terbuka lalu menautkan kedua tangannya begitu saja layaknya salam seorang petarung kung fu jaman dahulu.
"Chai, antarkan kami ke tempat beristirahat. Putri dan putraku sudah cukup letih karena perjalanan panjang!" titah Kin Izumi yang masih menggendong putranya sendiri.
Karena Kin Izumi akan selalu turun tangan sendiri jika menyangkut soal putra dan putrinya. Kin Izumi tak akan membiarkan orang lain menyentuh putra dan putrinya, kecuali dalam hal darurat.
"Baik, Tuan Kin Izumi. Silakan!" pria dewasa berdarah Thailand yang bernama Chai itu kini mulai mengantarkan Kin Izumi menuju ke sebuah tempat peristirahatan.
Sementara para kaki tangannya mulai membawakan beberapa tas dan mulai mengikuti mereka.
...⚜⚜⚜...
Kin Izumi mulai membaringkan putranya di atas pembaringan dengan begitu hati-hati agar putranya tak terbangun. Sementara Rui terlihat masih melihat-lihat kamar barunya yang masih terbilang cukup sederhana dan hanya berbahan dasar kayu, tak seperti rumah lamanya saat di Tokyo, Jepang.
"Rui, Sayang. Ada apa?" Kin Izumi mulai mendatangi gadis kecil itu yang masih terlihat cukup terkejut karena suasana baru di tempat tinggal barunya. Dan mungkin saja Rui memang belum terbiasa dengan kehidupan barunya.
"Papa. Apakah kita akan lama tinggal disini?" tanya Rui dengan polosnya dan menatap pria berkacamata minus yang kini sudah duduk bersimpuh di hadapannya.
"Ya, Sayang. Apa Rui tidak menyukai tempat ini?" tanya Kin Izumi dengan begitu lembut dan hangat.
"Aku sangat menyukainya, Papa. Aku senang senang sekali, Papa! Tapi ... aku rindu mama ..." kini raut wajah gadis kecil itu terlihat begitu murung karena mengingat sosok mamanya yang sudah tiada.
"Rui, Sayang. Mama sudah tenang dan bahagia di surga. Suatu saat nanti, ketika kau dewasa nanti, kau akan mengerti ... mengapa papa mengajakmu untuk datang kemari." Kin Izumi mengusap lembut kepala Rui.
Dan sebenarnya, tujuan Kin Izumi mendatangi tempat ini, adalah untuk melarikan diri dari kepolisian Jepang dan melatih Rui agar Rui tumbuh menjadi gadis kuat yang tangguh. Dan kelak suatu saat nanti Kin Izumi akan membawa Rui kembali ke Jepang untuk aksi balas dendamnya dan menghancurkan Kagami Jiro dan Doragonshadou.
"Dan mulai detik ini, namamu adalah Violette Karimova!" tutur Kin Izumi masih menatap lekat putri pertamanya.
Bertepatan saat Kin Izumi mengatakan hal itu, terdengar suara gemuruh petir yang begitu kuat dan menggelegar, hingga membuat gadis kecil itu seketika melompat ke dalam pelukan Kin Izumi.
Semenjak saat itulah, mereka bertiga menggunakan identitas baru mereka. Bahkan Kin Izumi juga merubah nama Kin Light, putra Kin Izumi yang masih berusia 3 tahun menjadi Cloud Karimova. Dan Kin Izumi juga merubah namanya sendiri menjadi Buck Karimova.
Identitas baru terlah terbentuk, kini saatnya Kin Izumi untuk memulai lembaran baru bersama kedua buah hatinya di Negeri Gajah Putih, negeri Thailand, tanpa seorang istri yang mendampinginya.
"Kau harus menjadi gadis yang kuat, hebat dan tangguh. Suatu saat, kau harus membalaskan dendam untuk orang yang sudah melenyapkan mamamu saat itu! Kau harus bisa mengakhiri Kagami Jiro, putriku!" ucap Kin Izumi menandaskan dengan begitu tegas, dan kembali menatap manik-manik mungil di hadapannya yang masih begitu polos tanpa dosa.
CCTTARRR ...
BLLAARR ...
Gemuruh petir terdengar saling bersautan kembali. Ritme dari hujan yang turun saat ini dan sudah menjadi semakin deras menambah mencekam suasana dini hari yang masih begitu dingin ini.
"Tidurlah, Sayang. Mulai besok kau harus berlatih dengan giat dan harus selalu berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik, terkuat dari yang terkuat! Menjadi tercerdik dari yang tercerdik! Apa kamu siap, putriku?"
Kin Rui atau lebih tepatnya Viollete Karimova mengangguk pelan, menuruti titah dari sang papa. Meskipun di dalam relung hatinya yang paling dalam sebenarnya sangat berjolak dengan semua ini.
Yeap, gadis kecil itu sudah pernah bertemu dengan Kagami Jiro sebelumnya. Bahkan gadis itu sudah menyetujui untuk tinggal bersama Kagami Jiro saat sang papa masih berada di luar kota ( menurut pemahaman Viollete)/mendekam di sel jeruji.
Karena sebenarnya gadis kecil pemilik identitas baru Viollete Karimova ini sudah merasa cukup nyaman saat bersama dengan Kagami Jiro. Namun setelah mengetahui sebuah kenyataan tak terduga kali ini cukup membuatnya begitu terpukul. Saat sang papa mengatakan jika Kagami Jiro-lah penyebab kematian dari sang mama. Jika Kagami Jiro-lah pembunuh dari Amane yang sangat disayangi oleh Viollete.
Rasa nyaman dan sayang seketika berubah menjadi sebuah kebencian dan memenuhi isi hati Violette saat ini terhadap Kagami Jiro. Yeap, Kin Izumi berhasil menorehkan sebuah kebencian itu di dalam jiwa putri pertamanya! Hingga semua pembalasan dendam kini sudah melewati garis start, dan dimulai.
...⚜⚜⚜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
delete account
suasana nya emang biasa pasti sangat betah itu
2022-11-22
2
R@3f@d lov3😘
hmm...jadi seperti it... ceritanya 🤔🤔
2022-11-05
1
Jennie
orang yang melenyapkan mama nya kan orang yang saat ini bicara
2022-10-08
1