Dendam Anak Mafia
Suara gaduh di lantai bawah membuat Dave Alehandro kecil terbangun dari tidurnya yang nyaman. Dia duduk sambil mengucekkan matanya, menatap sekeliling kamarnya yang gelap. Matanya mengarah ke pintu kamar, lalu ke arah jendela yang masih tertutup rapat. Penasaran dia ingin melihat di bawah rumah lantai dua itu.
Dia bangkit dari ranjangnya dan menuju ke arah jendela. Karena di luar sana juga terdengar suara berisik orang berbicara dan deru motor berseliweran di depan rumahnya. Dave Alehandro membuka jendela kamarnya dan melihat kebawah. Banyak sekali mobil berjejer di depan gerbang rumahnya.
Bahkan ada mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan rumahnya. Dia heran, kenapa banyak sekali mobil. Bahkan ada sepuluh mobil di sana. Entah siapa, yang dia tahu jika tamu ayahnya tidak sebanyak itu dan juga beberapa orang menjaga di depan pintu gerbang sambil mengendarai motor sambil menancapkan gas agar suara deru motor yang keras itu terdengar nyaring.
Ada rasa kesal kenapa orang-orang di depan rumahnya itu terus bergemuruh kendaraannya. Apa yang mereka lakukan di depan rumahnya. Lalu, Dave pun menuju pintu kamar ingin memberitahu pada ayahnya kalau di depan rumahnya banyak sekali kendaraan dan berisik sekali.
Setelah membuka pintu, dia mendengar di lantai bawah dia juga mendengar suara tangis dan rengekan ibunya serta kakak perempuannya Caroline. Ayahnya juga berteriak memanggil Caroline, kakaknya.
"Caroline, anakku!" teriak ayah Dave dengan kencang.
"Ayah, tolong aku. Aku tidak mau melayani mereka!" teriak Caroline dengan tangisnya yang mengiris hati itu.
Dave penasaran, kenapa ayahnya itu berteriak. Dan kenapa kakaknya Caroline minta tolong? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi di bawah. Dave semakin penasaran di bawah sana, dia mencoba turun. Namun, langkahnya terhenti ketika tiga orang dengan tubuh tegap dan menyeramkan itu naik tangga.
Dave segera berlari dari bersembunyi di belakang lemari keci di pojok tangga atas. dia bahkan masuk ke dalam lemari kecil yang memang jika di lihat dari tangga tidak akan kelihatan. Tapi kalau dari kamarnya, lemari kecil itu akan terlihat jelas.
dia bersembunyi di dalam lemari kecil itu, merasa takut pada ketiga orang yang menyeramkan naik tangga dan menuju kamarnya. Rasa deg-degan di hatinya membuat dia ingin menangis, tapi dia tahan.
Ketiga orang tinggi menyeramkan itu masuk ke dalam kamar Dave, mereka menggeledah kamar dan menobrak abrik seluruh kamar, di bawah ranjang serta lemari baju Dave di buka dia baju-baju di keluarkan semua. Hampir seperti kapal pecah kamar Dave.
Setelah tidak di temukan seorang Dave di kamarnya, ketiganya pun turun. Namun, satu orang merasa curiga pada sebuah lemari yang ada di pojok belakang tangga. Dia mendekat, antara yakin dan tidak laki-laki itu mendekati lemari kecil itu. Dave semakin ketakutan, dia menahan nafasnya dengan membungkam mulutnya sendiri.
"Hei, sedang apa kamu di sana?" tanya temannya itu.
"Aku ingin melihat dalam lemari itu." jawab laki-laki yang curiga pada kemari kecil itu.
"Ck, tidak ada apa-apa. Tadi aku lihat ada seekor kucing. Sudah, ayo kita turun ke bawah. Kita akan bersenang-senang dengan gadis itu." kata temannya lagi.
Laki-laki tadi pun berhenti, dia masih menatap lemari kecil. Dan ternyata memang ada suara kucing dari sana, dia pun lega. Lalu pergi dan turun ke bawah menyusul kedua temannya. Sedangkan Dave masih bersembunyi di dalam lemari, dia mencoba mendengar apakah orang-orang tadi yang menggeledah kamarnya itu sudah pergi.
Ternyata, memang tidak ada suara. Hanya suara kucing kesayangannya saja masih setia di tempatnya. Dave berusaha untuk keluar dari dalam lemari kecil itu, dengan pelan agar tidak terdengar dari bawah kalau di lemari masiha ada dirinya yang bersembunyi. Perlahan dia keluar dan mencoba melangkah ke arah tangga.
Dia melihat ada banyak sekali pengawal dengan tubuh yang kekar dan wajah dingin dan menegangkan. Dia benar-benar takut, namun dia juga penasaran siapa orang-orang itu. Berjalan mengendap di atas tangga, mencoba mencari posisi aman dan terlihat jelas keadaan di bawah.
"Tidak papa! Tolong aku, mama! Mereka biadab sekali aku tidak mau di perkosa!" teriak Caroline dari dalam kamar yang Dave dengar.
Tangan Dave mengepal, dia marah dan ingin menolong kakaknya itu. Namun dia juga takut karena di dalam kamar itu di jaga oleh beberapa orang. Sedangkan Dave penasaran, kemana maka dan papanya?
Dave lalu semakin mendekat, dia ingin tahu di mana kedua orang tuanya berada sampai kakaknya di perkosa pun papa dan mamanya tidak tahu. Apa jangan-jangan papa dan mamanya juga di tahan? Dave menangis mendengar kakaknya menjerit pilu, tapi dia benar-benar tidak bisa menolong kakaknya itu.
"Hahah! Tuan Alehandro, anda sudah saya ingatkan. Jangan mencampuri urusanku dalam berbisnis, inilah akibatnya kamu membangkang. Aku sudah bilang akan menghukummu dan keluargamu." kata seseorang dengan nada tegas dan penuh balas dendam.
"Apa maumu Javier?!" teriak Alehandro, ayah dari Dave.
"Hahah! Aku menginginkan kematian keluargamu!" teriak Javier itu.
"Brengsek kamu Javier! Beraninya kamu membawa semua anak buahmu untuk membunuh keluargaku! Kamu benar-benar pengecut!"
"Hahah, kamu sudah kalah tapi masih saja sombong. Baiklah, sekejam apa diriku pada keluargamu Alehandro!"
Javier lalu memerintahkan anak buahnya untuk membawa istri tuan Alehandro di hadapannya yang mulut serta kedua tangannya di ikat. Javier membawa istri tuan Alehandro dan mendendangnya tepat di hadapan suaminya. Perut istri tuan Alehandro sedang besar, dia sedang hami besar.
Tuan Alehandro menggeram, dia benar-benar marah pada Javier. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya terikat. Dia miris menatap istrinya yang kesakitan karena perutnya tertindih tubuhnya.
Darah keluar dari bagian bawah istrinya, dia pun menjerit kesakitan.
"Sayang, Mariana. Tenanglah." kata tuan Alehandro.
"Alehandro, anakku. Dia kesakitan di dalam perutku." kata Mariana.
"Tidak sayang, dia tenang. Dia bayi yang baik." kata Alehandro menenangkan istrinya.
"Tidak Alehandro, dia kesakitan. Aku juga sakit, pasti anakku juga sakit." kata Mariana lagi dengan wajah meringis.
Dia benar-benar kesakitan. Dan Alehandro pun berusaha mendekat, namun tangan Javier menahan pundak Alehandro. Dia melihat istrinya kesakitan di depan matanya. Alehandro menangis, dia benar-benar tidak berdaya, mengepal tangannya kuat.
Berharap bantuan datang dari beberapa anak buahnya itu. Namun, malam hari seperti ini memang anak buahnya yang sedang di tugaskan keluar kota tidak bisa di hubungi. Anak buahnya yang selalu menjaga rumah dan keluarganya sudah di bunuh satu persatu.
Sehingga Javier dan seluruh anak buahnya bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah Alehandro. Dan di balik tangga, Dave masih bersembunyi. Dia masih belum tahu ada apa di ruang tamu itu. Hanya teriakan kakaknya dan juga suara Javier serta papanya berbicara kencang.
Dave benar-benar takut, anak usia sebelas tahun itu tidak bisa menyelamatkan keluarganya. Dan satu persatu, kini suara tembakan terjadi di depan ruang tamu. Dave mencoba ingin melihat, namun anak buah Javier yang tadi di dalam kamar kakaknya semua keluar.
Hingga tersisa satu orang dan menembakkan peluru, terdengar suara jeritan. Lalu hilang seketika. Tubuh Dave bergetar, mendengar suara letusan senjata api beberapa kali. Dia menutup telinganya, lalu hening.
Beberapa menit Dave diam sesaat, dia menunggu suara-suara itu tidak terdengar. Dan suara deru mobil serta motor keluar dari area halaman rumahnya. Seketika hening, Dave masih diam. Menutup matanya sambil menundukkan wajahnya di bawah tangga.
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Josias E Pattinasarany
habisi saja mereka yg telah membunuh keluargamu 👿👿👿
2022-09-08
0
melky s
menarik
2022-07-22
1
Diki Radika
novel new kahh
2022-07-21
0