Paolo turun langsung mengintai rumah Fabio, dia mengintai di dalam mobil. Rumah Fabio tampak sepi sejak dia mengintai rumah itu. Dia heran, tidak ada kegiatan apa pun di rumah itu. Suasana sepi sejak pagi hingga malam hari, dia juga merasa aneh.
Dulu sewaktu dia mengintai pertama kali, rumah itu terlihat ada penghuninya. Fabio juga ada di rumah dengan istrinya, dan dia juga samar melihat ada anak laki-laki di rumah Fabio. Itu dua tahun lalu, sewaktu dia tidak sengaja ingin melihat rumah Fabio.
"Kemana mereka?" gumam Paolo sambil melihat-lihat rumah Fabio yang masih tampak sepi.
"Bos, apa mereka sudah pindah lagi?" tanya anak buah Paolo itu.
"Kalau begitu, kita kalah gerak cepat. Seharusnya waktu itu kita langsung menggerebek mereka saja sebelum pergi." kata Paolo dengan kesal.
"Lalu, apa kita harus menunggu mereka kembali ke rumah itu atau lebih baik kita cari ke tempat lain?" tanya anak buah Paolo.
"Tuan Javier memerintahkan keluarga Fabio juga harus di bersihkan. Kamu tahu maksud dari ucapan Tuan Javier itu?" tanya Paolo.
"Tentu, Bos. Tapi sekarang mereka tidak ada, kita tidak bisa membasmi mereka." katanya lagi.
"Bodoh! Tentu saja jika mereka kembali, kamu harus mengeksekusi mereka. Jangan meninggalkan jejak apa pun." kata Paolo.
"Berarti saya harus menunggui mereka datang bos?"
"Ya, aku banyak pekerjaan. Sudah, pokoknya jika kelihatan siapa pun di rumah Fabio. Langsung eksekusi saja, jangan tanya lagi. Mengerti?!"
"Siap Bos! Mengerti."
"Bagus. Kalau begitu, saya pergi dulu, saya takut Tuan Javier mencariku." kata Paolo.
Dia lalu pergi meninggalkan tempat biasa anak buahnya menguntai rumah Fabio. Sementara itu, Fabio sendiri sejak dua minggu lalu mencurigai ada yang mengintai rumahnya. Dan malam harinya, keluarganya dia ungsikan ke tempat keluarga istrinya di Mardrid, dia tidak mau keluarganya sama halnya Alehandro di bantai oleh kelompok Javier.
Beruntung sekali Dave punya intsing kuat, dia mengatakan setiap hari ada yang mengawasinya dari jauh rumah Fabio. Jadi, sebelum Fabio dan keluarganya pergi. Davel lebih dulu pergi dengan Liu Xi Chuen. Liu Xi Chuen mengajak Dave untuk kabur ke Tiongkok. Di Italia Dave benar-benar sudah tidak aman lagi.
Usia Dave sekarang sudah enam belas tahun lebih delapan bulan, empat bulan lagi dia tujuh belas tahun. Mateo belum mengizinkan Dave membawa mobil sendiri, meski dia sudah bisa mengendarai sendiri. Mateo benar-benar memperhatikan Dave, tapi dia tidak mengekang Dave juga.
"Apa akan baik-baik saja Tuan Dave ke Tiongkok?" tanya Luca pada Mateo.
"Sejujurnya aku khawatir, namun Liu kurasa bisa di percaya. Meskipun di sana Dave di lepas, tapi memanh lebih baik di sana. Javier juga tidak akan menyangka Dave ada di sana." jawab Mateo.
"Hemm, semoga saja. Tapi di sana juga banyak sekali mafia yang lebih kejam dari kelompok Javier." kata Luca.
"Asal Dave bisa mengatasinya, kurasa dia memang harus belajar di lingkungan seperti itu sebelum dia membalaskan dendamnya pada Javier. Kita tidak bisa mencegah Dave balas dendam, lagi pula. Jika Javier tahu Dave masih hidup, dia tetap akan mencarinya. Jalan satu-satunya ya harus balas dendam." kata Mateo.
Matanya menerawang jauh, keluarga Mateo juga dia sembunyikan dari kelompok Javier. Mereka tahu, di mana keluarga anak buah Alehandro akan di cari dan seperti Alehandro, di bunuh. Dan tentu saja Javier suka sekali orang yang membunuh keluarganya itu akan marah dan menhamgpirinya, mengantarkan nyawa.
Mateo dan Luca hanya diam saja, itu karena sesungguhnya sedang perang dingin dengan Javier. Mengadu taktik dan juga otak harus berputar. Bukan tidak bisa membalas kelompok Javier, tapi Javier akhir-akhir ini dia bekerja sama dengan kelompok mafia dari Amerika.
Jika ada yang mengganggunya, maka bisa saja akan segera di basmi. Fabio sendiri sudah mengungsi ke Madrid. Dia sudah di ketahui oleh anak buah Javier.
_
Dave sedang berada di rumah Liu, dia baru sampai di rumah itu. Di samping rumah Liu ada sebuah tempat untuk berlatih kungfu atau karate, biasanya banyak sekali anak buah Liu berlatih, tepatnya Liu membuka sekolah kungfu.
"Liu, apa kamu mempunyai sanggar?" tanya Dave melihat tempat berlatih yang cukup besar.
"Hemm, ya. Bukan sanggar, tapi itu tempat berlatih anak-anak kecil yang suka dan berminat di kungfu." kata Liu.
Dia berjalan-jalan mengelilingi tempat itu, di pinggir tempat itu terdapat peralatan yang menunjang latihan. Dave mengikuti Liu berkeliling, dia sangat takjub pada Liu. Dave juga tahu di tempat Seborga, Liu punya tempat latihan seperti ini. Hanya luasnya tidak seperti di sini.
"Dave, apa niatmu untuk balas dendam pada Javier benar-benar kuat?" tanya Liu.
"Keluargaku di bunuh oleh Javier, sejak melihat papa dan mamaku terkapar di rumahku sendiri dan berserakan anak buah papa, saat itu juga dalam benakku aku akan membalas dendam pada Javier." kata Dave dengan tatapan tajam menerawang jauh.
Liu tahu, dia pun kembali diam. Lalu mengajak Dave berjalan-jalan lagi. Kini Dave di ajak keluar tempat itu, dia mengajak Dave untuk pergi ke pasar. Memang tempat Liu dekat dengan pasar tradisional. Mereka mencari bahan makanan untuk makan siang dan juga makan malam.
Menjelang siang, mereka masak bersama. Seperti suami istri. Namun itu lucu sekali, Dave pun membuat apa yang dia suka. Dia juga pandai membuat makanan daerahnya sendiri, dia belajar di rumah Fabio selama tujuh tahun.
_
Satu bulan sudah Dave tinggal di Tiongkok, Javier marah anak buahnya tidak menemukan di mana Dave berada. Dia membanting segala yang ada di sekitarnya.
"Bodoh! Kalian tidak becus mencari anak ingusan itu!" teriak Javier.
Semua nampak menunduk, Paolo tangan kanan Javier pun hanya bisa diam. Dia melirik ke araha bosnya yang menatap nyalang pada salah satu anak buah yang di tugaskan mengawasi rumah Fabio.
"Apa yang kamu dapatkan selama satu bulan ini hah?!" teriak Javier.
"Emmmereka pppergi bos." jawab anak buah itu ketakutan.
"Kamu yang bodoh! Seharusnya tidak membiarkan mereka pergi. Dasar tidak berguna.!"
Dor!
Javier menembakkan senjatanya pada anak buahnya itu yang tadi ketakutan, dia pun terkapar tanpa nyawa. Javier menembak persis ke arah jantungnya, lalu dia melempar senjata itu ke arah Paolo. Paolo dengan sigap menangkap senjata Javier yang tadi di lempar.
Javier pergi dari tempatnya semula, Paolo menyuruh anak buah yang lain untuk mengubur jasad orang yang tadi di tembak olrh Javier. Tanpa banyak bicara, anak buah tadi pun menurut. Mereka membawa temannya hanya di panggul saja, lalu di masukkan ke dalan mobil.
Bukan di kubur, melainkan di buang ke laut dan di makan oleh ikan-ikan predator di sana. Mereka pikir, buat apa susah-susah mengubur. Lebih baik di buang ke laut. Paolo sendiri tidak peduli dengan anak buahnya itu. Dia menyusul Javier masuk ke dalam ruang kerjanya. Lebih tepatnya ke ruang persentajaannya dan juga penyimpanan barang-barang terlarang.
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
sadis iiih si Javier
2022-07-09
0