Dalam sebuah kamar sempit, pengap, bau dan basah serta dingin tentu saja. Dave berada di sana, kedua tangannya di ikat ke atas dan bajunya terlepas. Dia masih pingsan sejak di pukul bagian tengkuknya. Beberapa orang di luar kamar itu sedang berjaga, hanya ada lampu kecil yang menerangi kamar pengap itu.
Suara derap langkah kaki mendekat ke arah pintu kamar di mana Dave di ikat. Dan bunyi decit pintu itu terbuka, laki-laki masuk dan dua orang anak buah di belakangnya. Dia menatap datar pada wajah Dave yang masih terpejam.
"Siram dia dengan air dingin. Terlalu lama dia pingsan, aku tidak sabar dia untuk maju ke arena tarung di Beijing." kata laki-laki itu.
"Baik Tuan." ucap anao buahnya.
Satu anak buah mengambil air es yang dingin untuk menyiram wajah Dave yang masih terpejam. Dan tak lama anak buah yang mengambil air es untuk menyiram wajah Dave pun datang dengan membawa ember berisi air es.
"Ini Tuan airnya." kata anak buahnya.
Laki-laki itu mengambil gayung dan mencidukkan air es tersebut lalu di siramkan pada wajah Dave. Tentu saja Dave kaget dan dia pun membuka matanya. Dia tampak bingung, menyipitkan matanya, menatap ke depan pada laki-laki di depannya itu.
Byuurr!
Kembali wajah Dave di guyur lagi oleh laki-laki itu. Tentu saja Dave kaget dan dia pun terbatuk serta sedikit menggigil karena merasakan dingin di tubuhnya oleh guyuran air es dari gayung. Dave menatap pada laki-laki yang menyiram air es ke wajahnya. Sedikit samar Dave melihat laki-laki di depannya, dia tidak mengenal laki-laki yang sedang menatapnya datar.
"Kamu sudah bangun, ternyata harus di bangunkan dengan air es." kata laki-laki itu.
"Siapa kamu? Aku tidak mengenalmu dan kenapa menculikku?" tanya Dave masih menyipitkan matanya karena silau oleh senter yang di sorotkan ke arahnya.
"Aku suka gaya kamu bertarung sewaktu di turnamen karate. Aku ingin menggunakan kemampuanmu untuk di setiap laga pertarungan arena judi." kata laki-laki itu.
"Kenapa kamu memilih aku?"
"Sudah kubilang, aku suka gaya bertarungmu dan juga cara mengalahkan lawanmu. Tapi kali ini, di arena judiku kamu akan bertarung antara hidup dan mati. Di sana kamu bebas menggunakan cara bertahan, memukul, menendang, meninju bahkan jika di perlukan kamu bisa membunuh lawanmu." katanya lagi.
"Apa maksudmu? Itu tidak boleh di lakukan!" teriak Dave. Dia meronta namun, ikatan di tangannya sangat kuat.
"Sudahlah, jangan memaksa untuk lepas. Karena itu tidak bisa kamu lakukan. Lagi pula, penjagaan di sini sangat ketat." kata laki-laki itu.
Dave terdiam, dia benar-benar marah, menatap tajam laki-laki yang tidak dia kenal sama sekali. Ingatannya kembali ke rumah Liu, terakhir kali dia mau menyelamatkan Liu di rumahnya yang sedang di berondongi peluru entah oleh kelompok siapa. Dan juga kemana Jacky? Apa dia juga di tangkap?
"Di mana Liu?" tanya Dave.
"Ada, dia ada di tempat lain. Dan inilah nanti akan menjadi tawaranku, kamu ingin gurumu itu baik-baik saja di sana? Atau kamu ingin dia mati." kata laki-laki itu lagi.
"Apa yang kamu maksud?!"
"Kamu akan menjadi petarungku di laga arena perjudian. Di sana nanti kamu akan melawan banyak sekali jagoan tangguh, dan itu tergantung kamu."
"Aku tidak mau!"
"Terserah, jika kamu tidak mau kamu tetap akan membusuk di penjara ini dan gurumu Liu mati secara mengenaskan. Pilih menurut kamu itu baik, Dave." kata laki-laki itu.
Dave bimbang, sejujurnya dia tidak tahu laki-laki di depannya ini. Perawakannya seperti orang Eropa, bermata cokelat dan juga rambut agak pirang. Perawakan laki-laki Eropa, sama sepertinya. Hanya saja dia bermata biru dan juga warna rambut hitam.
Beruntung dia berambut hitam sejak lahir, sedangkan kakaknya Caroline berambut pirang. Entah kenapa dia ingat kembali kedua orang tuanya dan juga kakaknya. Ingat lagi peristiwa pembataian malam itu oleh Javier.
"Pikirkan Dave, aku yakin kamu sangat cerdas tentang masalah ini. Meski pun usiamu masih belia." kata laki-laki itu.
Dia lalu pergi meninggalkan Dave yang masih bingung juga kesal. Tangannya masih dia atas kepala, di ikat dengan kencang. Tubuhnya masih tetap telanjang sebagian. Dave memikirkan siapa laki-laki itu.
Namanya Morata Spilburg, laki-laki yang terasing dari negaranya kabur ke Makau. Dia besar di Makau dengan caranya melawan beberapa gangster di Makau. Hingga dia juga dapat bertahan lama hidup di Makau, sampai dia mempunyai banyak anak buah dan juga mempunyai sebuah bisnis judi.
Bisnis judinya itu lain dari orang-orang di sana. Dia berbisnis judi, judi pertarungan para jagoan yang berlaga di arena. Dari situ mereka mendapatkan uang dari orang-orang yang berjudi memasang taruhan. Morata, yang menjalankan bisnis itu.
Kini dia menculik Dave karena tahu dari turnamen itu Dave menang atas Chen Whua anak Tony Shu. Dia juga pernah mengambil Chen Whua, namun tidak lama karena kelompok Tony Shu tidak membiarkan anaknya jadi pertaruhan judi di arena laga tersebut.
Satu penjaga masuk ke dalam kamar yang pengap itu, melepas ikatan tangan Dave, di ganti dengan satu borgol di tangannya. Dia juga memberikan sepiring makanan pada Dave ala kadarnya.
"Penjaga, apa kamu tahu siapa bosmu?" tanya Dave dengan lemah.
"Ya, dia tuan Morata Spilburg. Dia dari Jerman, dulu dia juga seorang buronan di negaranya dan kabur ke Makau. Hanya itu yang saya tahu tentang tuan Morata. Bisnisnya juga banyak di sini, tapi yang paling terkenal adalah bisnis judi dengan pertarungan di laga." kata penjaga itu.
Rupanya penjaga itu sedikit lunak menghadapi Dave, dia juga memberikan Dave minuman sebelumnya karena Dave meminta minum. Dia memberikan makanan dalam piring, hanya nasi dan juga lauk sayur yang entah apa.
"Makanlah, besok kamu sudah mau bertarung di arena." kata penjaga itu.
"Kenapa aku harus bertarung?" tanya Dave.
"Karena itu pilihan satu-satunya. Kamu tahu, gurumu Liu dan juga muridnya ada di ruang lain yang lebih sempit dari tempatmu. Makanya, pilihanmu hanya satu. Besok bertarung, sekali kamu menang. Makanan akan datang pada gurumu dan muridnya di hari itu. Jika kamu kalah, tidak ada makanan sama sekali buat mereka." kata penjaga itu mengingatkan Dave.
"Apa mereka menganggap kami binatang?" tanya Dave geram sekali.
"Memang seperti itu, semuanya para petarung yang di siapkan seperti itu tanpa kecuali. Oh tidak, yang selalu menang dalam bertarung akan dapat keistimewaan dari tuan Morata." kata penjaga itu lagi.
Dave diam, dia tidak habis pikir. Jiwa pembangkangnya masih saja menolak, namun jika dia tetap menolak. Maka Liu dan juga Jacky yang jadi taruhannya. Kini Dave bingung, dia harus berpikir keras untuk dapat keluar dari kamar pengap dan bau busuk itu.
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
panjang cerita hidupmu dave
2022-07-30
0