Dave pun akhirnya keluar dari persembunyiannya, dia berdiri. Matanya berkeliling, memastikan tidak ada orang di dalam rumah itu. Lalu dia melangkah ke depan, banyak sekali darah berceceran di lantai rumahnya.
Ada pengawalnya Pablo terkapar di sana sudah tanpa nyawa. Dia menjerit, namun segera menutup mulutnya. Menangis kecil lalu melangak lebih ke depan. Beberapa perabot rumah pecah karena di hujam peluru. Senjata yang terpampang di atas juga tidak ada di sana.
Pelayan rumah tangga juga tergeletak begitu saja di tembak. Tiga orang pelayang perempuan dan satu penjaga kebun, mungkin di luar juga penjaga kebun serta satpam rumah dan beberapa penjaga khusus rumah sudah di pastikan meninggal.
Dave terud berjalan cepat menuju ruang tamu. Terlihat di sana kedua orang tuanya terkapar sudah tak bernyawa. Dave menangis keras memanggil mamanya.
"Mama! Papa! Kenapa ini?! Jangan tinggalkan Dave. Apa yang terjadi pa?!" teriak Dave memeluk mamanya.
Dia beralih ke papanya, sempat melihat papanya menatapnya. Dia pun mendekat dan menatap wajah papanya, mulut tuan Alehandro pun berucap seperti berbisik pada Dave.
"Ccaarri Fabio, Ddaave." bisik tuan Alehandro.
"Pa, apa yang terjadi? Kenapa mereka semua kejam pada papa dan mama, siapa mereka?" tanya Dave tidak mengindahkan ucapan papanya.
"Dave, cari Fabio. Papa, maafkan papa Dave. Aaaah." ucap tuan Alehandro di hembusan nafas terakhirnya.
Matanya menutup pelan, Dave menangis dan menjerit kencang sambil memeluk papanya.
"Papa, jangan tinggalkan Dave pa! Dave nanti dengan siapa?!" teriak Dave.
Sempat terdengar dari mulut papanya untuk mencari Fabio. Dave terdiam, dia menatap papanya yang sudah tidak bernyawa. Dia pun diam, menghapus air matanya. Lalu dia bangkit dan berlari menuju kamar kakaknya Caroline.
Dia melihat di ranjang, tubuh tak berpakaian itu terbujur kakum Dengan keadaan memang sangat miris dan pilu. Di bagian daerah intimnya terdapat darah yang masih mengalir, Dave memalingkan wajahnya melihat keadaan tubuh kakaknya itu.
Dave mencari kain untuk menutupi tubuh kakaknya yang sama juga sudah tidak bernyawa. Diam, Dave benar-benar kaku. Lalu dia keluar lagi dari kamar kakaknya menuju meja makan. Dia duduk diam, menatap sekeliling. Tiba-tiba wajahnya berubah dingin.
Ingatannya tadi dia sedang tidur lelap, mendengar suara gaduh di bawah jendela kamarnya lalu dia bangun. Dia keluar dari kamarnya dan mendengar kegaduhan serta jeritan minta tolong kakaknya, Caroline. Semua terekam jelas, dia juga ingat beberapa pengawal yang bernama Javier.
Ya, dia ingat papanya menyebut nama Javier itu yang membantai semua keluarganya. Dave bangkit lagi dari duduknya dan menuju telepon di ruang tengah. Dia akan menghubungi seseorang, asisten papanya. Mateo, asisten papanya, yang sedang berada di luar kota.
Tuuuut
Dave tahu nomor telepon Mateo, karena dia pernah di suruh mamanya untuk menghubungi Mateo ketika papanya tidak bisa di hubungi. Dan kini Dave mencoba menghubungi Mateo, memberitahunya dan bertanya dia ada di mana. Mateo belum menjawab, Dave terus menatap lurus ke depan dengan wajah dingin.
Air mata yang tadi mengalir, kini tiba-tiba kering dengan bersamaan perubahan wajah dinginnya. Hatinya penuh dendam, dia akan mencari siapa itu Javier yang telah membantai seluruh keluarganya.
"Halo, tuan Alehandro? Ada apa anda menelepon saya malam begini?" tanya Mateo.
"Paman Mateo ada di mana?" tanya Dave datar.
"Oh, tuan Dave, ada apa Anda malam-malam menelepon saya?"
"Paman ada di mana?" tanya Dave lagi mengulangi pertanyaannya tadi.
"Ada di Verona tuan Dave, saya di tugaskan papa anda di sini. Memang kenapa?" tanya Mateo.
"Bisa datang ke rumah paman besok?" tanya Dave lagi dengan datarnya.
"Kenapa tuan Dave, apa ada sesuatu?"
"Ya, datanglah besok paman. Atau kalau bisa saat ini paman datang ke rumahku." kata Dave lagi.
Dia tidak memberitahu keadaan di rumahnya sekarang pada Mateo. Mateo heran dengan suara Dave yang dingin itu, datar dan sepertinya tidak ada kata merajuk atau teriakan di sana. Mateo curiga terjadi sesuatu di rumah majikannya itu.
"Tuan Dave, malam ini saya langsung ke sana."
"Baiklah paman, aku tunggu."
Klik!
_
Mateo melihat suasana rumah majikannya dalam keadaan terbuka gerbangnya. Begitu dia memasuki halaman rumah, banyak sekali penjaga dan anak buah tuan Alehandra tergeletak tidak bernyawa. Dia curiga, pasti di dalam terjadi sesuatu. Dan kenapa Dave tidak memberitahu tentang keadaannya?
Mateo langsung menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah. Dia langsung keluar dari mobil dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah tuan Alehandro. Langkahnya terhenti ketika melihat di ruang tamu banyak darah dan juga kedua majikannya tergeletak tak bernyawa.
Dia memeriksa nadi tuan Alenhadro, sudah terhenti. Juga nyonya Mariana pun sama dengan darah masih mengalir dari bagian bawahnya. Hati Mateo benar-benar marah, siapa yang melakukan semuanya itu?
Mateo langsung berjalan terus menuju ke ruang tengah. Tampak anak buah dan juga tiga pelayan tergeletak, dia melihat Dave sedang duduk di kursi meja makan dengan tatapan dingin dan menerawang. Tangannya mengepal, namun wajahnya benar-benar dingin. Mateo mendekat pada Dave yang masih diam tanpa bicara apa pun.
"Tuan Dave, siapa yang melakukan ini?" tanya Mateo dengan nada rendah namun penuh intimidasi.
"Javier, aku dengar papa meneriakkan nama Javier sebelum dia di bunuh oleh laki-laki itu." jawab Dave.
"Lalu, anda ada di mana? Kenapa semua di bunuh sedangkan anda masih di sini dengan selamat?" tanya Mateo heran.
"Aku bersembunyi, dan kakakku juga mereka perkosa secara beramai-ramai lalu mereka membunuhnya." kata Dave lagi.
Mateo pun mendekat, dia lalu merangkul Dave yang masih diam menerawang jauh ke depan. Entah apa yang dia lihat, namun Mateo tahu ada kemarahan dan dendam dalam diri Dave. Lama Mateo merangkul Dave, dan tak lama Dave berontak. Namun Mateo menahannya dan terus memeluknya erat.
"Tuan Dave, anda harus tenang." kata Mateo.
"Aku harus membalas semuanya, mereka harus mati. Javier harus mati, Mateo!" teriak Dave.
"Tenang tuan Dave, anda harus tenang dulu. Untuk membalas dendam, anda harus punya kekuatan dan tenaga serta keahlian." kata Mateo.
Beberapa kali Dave memukul dan menendang Mateo, tapi Mateo tidak melepas pelukannya. Baru setelah lelah dan emosinya reda, Dave pun akhirnya menangis. Dia menangis dengan mareung keras, merasa bersalah tidak bisa menolong keluarganya. Terutama kakaknya yang menjerit minta tolong.
"Aku menyesal tidak bisa menolong papa, mama dan Calorine. Mateo, dia meminta tolong tapi aku hanya bisa sembunyi di belakang tangga. Hik hik hik." kata Dave dengan menangis.
"Tenang tuan Dave, anda memang harus hidup untuk membalas semua perbuatan Javier itu. Saya akan bantu anda untuk membalaskan dendam anda pada Javier. Tapi anda harus kuat dan punya kekuasaan lebih dulu. Anda masih kecil, besarlah dulu. Belajar yang rajin. Nanti anda saya pindahkan sekolahnya, jangan di tempat sekolah biasanya. Dan malam inj anda harus pergi dari rumah ini, bisa jadi meraka akan mencari anda lagi. Karena mereka tahu tuan Alehandro masih punya anak laki-laki." kata Mateo.
"Sebelum meninggal, papa pernah mengatakan untuk mencari Fabio. Ya, tadi papa mengatakan itu sebelum menghembuskan nafasnya." kata Dave lagi.
"Baiklah, saya mengerti. Dan malam ini juga, anda saya bawa ke tempat Fabio." kata Mateo.
Mateo tahu pasti siapa Fabio, dia di beritahu sebelumnya dari tuan Alehandro. Jika suatu saat nanti, Dave harus di bawa ke tempat Fabio. Dan saatnya sekarang dia yang akan membawanya kesana. Semua bisnis tuan Alehandro akan dia kendalikan dari jauh.
Beberapa anak buah yang dia punya serta anak buah tuan Alehandro masih ada bersamanya. Dan untuk sementara ini bisnis dan juga perusahaan tuan Alehandro akan dia serahkan lebih dulu pada Luca Luciano, ahli teknisi dan komputer. Bisa di bilang dia adalah hacker tuan Alehandro yang tersembunyi.
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Kaff 81
lanjut Thor... bakalan seru nih
2022-10-16
2
Josias E Pattinasarany
penasaran aku Thor sama cerita selanjutnya
2022-09-08
0
NandhiniAnak Babeh
asli ini bagus Thor.. tp kmu ga kasih tau ke aku 😭😭😭😭😭😭
2022-07-04
1