Hari pertandingan babak final akhirnya pun tiba, Dave merasa dia sudah siap untuk bertarung hari ini di babak final. Tak ada ketakutan dalam diri Dave untuk menghadapi lawannya ini. Dia mencari tahu siapa lawan di final nanti, dan ternyata adalah sama dengan kelompok Long.
Berpikir sejenak, bagaimana dia akan menghadapi lawannya yang ternyata anak teman ayahnya Long Fe Hung. Chen Hwua, ternyata dia adalah pemenang turnamen wushu di Beijing. Lawan-lawan Chen Hwua saat itu ternyata lebih tua darinya, tapi dia bisa menang.
Tapi Dave berpikir apakah Chen Whua itu menang karena ada intimidasi ayahnya pada lawan-lawannya? Bisa jadi, dan apakah nanti dia juga akan seperti itu?
"Liu! Liu! Keluarlah!" teriak seseorang di luar rumah.
Dave mengerutkan dahinya, apakah apa yang di pikirkannya itu benar? Ayah dari Che Whua yang datang. Dave lalu pergi ke pintu depan, hendak membukanha dan melihat siapa yang berteriak di depan rumah Liu.
Brak!!
Pintu rumah di tendang oleh orang yang tadi memanggil Liu dengan keras dan berteriak. Dave kaget, siapa yang mendobrak pintu rumah Liu itu?
"Siapa kalian?!" tanya Dave dengan mata menatap tajam pada beberapa orang yang berdiri di depan pintu sama halnya menatap tajam pada Dave.
Seorang berkumis dan tubuh kurus melangkah mendekat pada Dave, dia menatap tajam Dave dan menyungging sinis. Rambut cepak dan telinga memakai anting sebelah, menyulut rokoknya dan menghembuskan asapnya ke arah Dave.
"Kamu yang akan melawan anakku?" tanya laki-laki itu.
"Kenapa memangnya?" tanya Dave.
Laki-laki itu kembali tersenyum tipis, lalu membuang puntung rokoknya yang baru di hisap satu kali. Dia kembali menatap Dave dengan tajam, wajahnya maju ke wajah Dave. Membuat Dave kaget dan memundurkan wajahnya.
"Ingat ya, Chen Whua itu tidak pernah kalah di setiap mengikuti turnamen. Apa pun itu turnamennya, wushu, karate, kungfu ataupun taekwondo. Chen Hwua semua bisa dan selalu mengalahkan lawan-lawannya. Jadi, jika kamu memenangkan turnamen karate ini. Itu akan membuat dia malu, tentu saja aku juga malu. Jadi, kamu harus mengalah pada anakku, ingat itu!" kata ayah Chen Hwua menatap tajam.
Dave tertawa kecil, dugaannya bemar. Ternyata ayahnya yang bermain di belakang setiap kemenangan Chen Hwua. Turnamen apa pun jika di ikuti Chen Hwua, pasti ayahnya akan ikut amdil di belakangnya.
"Tony Shu, ada apa kamu kemari?" tanya Liu tiba-tiba datang entah dari mana menatap tajam lada ayahnya Chen Hwua.
"Heh! Dengar ya Liu, katakan pada anak buahmu itu. Chen Hwua tidak pernah kalah, jika dia kalah. Maka kalian berdua akibatnya. Ingat itu!" ucap Tony Shu pada Liu lalu menatap Dave dengan sengit.
Dave hanya menatap sinis Tony Shu itu, dia lalu tersenyum mengejek. Liu menatap Dave, dia seperti menyepelekan ancaman Tony Shu. Tapi Liu hanya diam saja, memang seperti itu di dunia persilatan di wilayah itu, setiap ada turnamen pasti yang menjadi lawan akan di intimidasi lebih dulu. Jadi, mental lawan pun akan kalah dan akhirnya juga akan kalah di pertandingan
Tapi Liu yakin, Dave tidak mudah di intimidasi oleh Tony Shu. Liu mendekat pada Dave dan menatap balik Tony Shu itu yanv masih di tempatnya, anak buahnhmya juga maju. Mereka bersiap agar majikannya tidak di serang secara mendadak.
"Kalian takut bos kalian di serang di sini?" tanya Dave mencibir.
Tony Shu pun melotot, dia meludah kesamping dan maju satu langkah. Mendekat pada Dave, namun Liu menghalangi Tony Shu agar tidak berbuat atau melukia Dave.
"Ingat ya anak ingusan! Saya tidak takut sama kamu!" kata Tony dengan keras.
"Tentu saja, jika kamu takut. Maka anakmu juga penakut!" kata Dave dengan tatapan tajamnya pada Tony Shu.
"Dave sudahlah, jangan ladeni dia." kata Liu.
"Aku ingat baik-baik ucapanmu itu. Dan kamu harus waspada, pembalasan Long padamu tidak seberapa. Untung kalian di bantu Fei Kai. Tapi, aku tidak akan melepaskanmu anak sialan!" kata Tony Shu sambil mengacungkan tangannya ke arah Dave.
Liu menghalangi tangan Tony Shu, dia tidak mau Dave berkelahi sebelum final itu. Tatapan Tony beralih pada Liu dan tersenyum miring. Kemudian Tony berbalik dan melangkah pergi di ikuti oleh ketiga anak buahnya, namun Tony berbalik lagi dan berhenti sambil bicara pada Dave.
"Ingat, tidak ada ampun bagimu jika kamu tetap memenangkan pertandingan itu siang ini." kata Tony Shu pada Dave.
Dave hanya menatap sinis, dia lalu membuang nafas kasar. Begitu besar tantangan Dave menghadapi dua kubu yang berbeda. Dia dilema, namun dia tetap harus menghadapi keduanya.
"Bagaimana kamu harus menghadapi mereka Dave?" tanya Liu memastikan Dave bisa mengatasinya.
Bukan dia tidak mampu, namun dia ingin tahu apa yang akan di lakukan Dave. Karena memang pada kenyataannya Dave harus menghadapinya dan harus juga menyelesaikan masalah yang dia hadapi itu. Liu berharap nanti Dave tidak membuat keputusan salah.
"Aku belum tahu, Liu. Mereka memang sangat berambisi sekali memrnangkan turnamen itu. Padahal, turnamen itu terlalu kecil cakupannya. Hanya ada di wilayah ini saja, belum merambah ke dunia internasional. Kenapa sebuah kemampuan harus di pertahankan dengan cara yang salah?" kata Dave heran dengan Tony Shu.
"Memang kenyataannya seperti itu, mereka hanya mengejar kebanggaan yang palsu. Hasil dari intimidasi dari keluarganya pada lawannya." kata Liu menanggapi. Dave pun tersenyum, dia punya ide cerdas. Membuat Liu jadi heran kenapa Dave tersenyum.
"Kamu sepertinya punya cara sendiri menyelesaikan masalahmu itu?" tanya Liu.
"Ya, aku sepertinya harus mendekati Chen Hwua." jawab Dave.
Liu mengerutkan dahinya, masih belum paham apa yang di katakan Dave. Tapi dia percaya, Dave punya solusi untuk masalahnya sendiri. Mereka lalu masuk ke dalam rumah, menyiapkan untuk nanti siang di babak final.
"Kamu yakin bisa mengatasi Chen Whua?" tanya Liu memastikan.
"Tentu saja, kupikir setelah ayahnya datang kemari. Dia tidak ada apa-apanya denganku, kemenangannya di setiap turnamen dan pertandingan ayahnya yang berperan. Jadi, dia hanya menang atas ayahnya. Bukan atas kemampuannya." kata Dave.
"Hemm, memang benar. Kupikir Tony Shu tidak akan melalukannya padamu." kata Liu.
"Kenapa? Bukankah ayahnya itu khawatir anaknya akan kalah kali ini. Ini babak final, dia akan malu jika anaknya kalah di final. Apa lagi dia sudah beberapa kali menang. Hahah!" kata Dave merasa lucu.
Tapi dia bertekad untuk memenangkan pertandingan itu. Bukan karena dia berpihak oada Fei Kai, tapi dia mau menguji dirinya sendiri. Di intimidasi oleh ayah Chen Hwua rasanya itu tantangan buatnya.
Dave dan Liu kini bersiap untuk berlatih lagi, meski rasa sakit di punggungnya itu terkadang timbul. Namun, Liu tidak akan membiarkan Dave terluka. Setidaknya dia bisa menahan rada nyeri Dave di punggungnya.
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
seru nih pertarungan demi pertarungan berasa lagi nonton karate kid Jacky Chan yg jd si Liu nya 🤗🤗🤗🤗
2022-07-29
1