Suasana di arena pertandingan sangat riuh, banyak sekali pendukung Chen Whua. Apa lagi dari kelompok ayahnya, mereka membawa banyak sekali anak buah dan juga pendukung Chen Hwua. Di sisi kiri tribun juga terdapat banyak sekali pendukun Dave dari kelompok Fei Kai.
Sedangkan kedua finalis belum muncul, kedua kubu terutama Tony Shu dan Fei Kai saling bersitatap dengan permusuhan, mereka semua seolah akan berperang setelah pertandingan usai. Fei Kai sendiri tertawa kecil, meledek Tony karena dia tahu anaknya Tony Shu. Chen Hwua menang karena ikut campur ayahnya.
Liu melihat kedua kubu itu, dia seperti melihat ada peperangan di mata keduanya. Dan anak buahnya juga sepertinya siap menyerang jika memang itu nanti di beritahu oleh ketuanya. Liu lalu kembali memberi arahan pada Dave tentang pertarungan itu.
"Kamu harus hati-hati Dave, dan fokus saja apa yang jadi tujuanmu. Jika tujuanmu menang, maka fokuslah. Aku di belakang sudah menyiapkan beberapa muridku untuk mengamankanmu jika mereka memang akan mengincarmu." kata Liu.
"Terima kasih, Liu. Aku akan tetap mengalahkan Chen Hwua, dia harus tahu bagaimana rasanya kecewa dalam kekalahan dan juga harus mengerti bahwa kemenangannya itu tidak murni." kata Dave.
Dia menatap tenang ke arah Chen Hwua yang berada tidak jauh dari arena pertarungan. Begitu pun juga Chen Hwua, dia menatap sinis pada Dave seolah dia yang akan menang. Senyum miringnya menandakan bahwa dia sangat yakin akan menang kali ini.
Lalu, wasit memberitahu tentang final dalam pertarungan itu. Siapa saja yang maju ke babak final, dan semua penonton bersorak. Mereka yang ikut taruhan dari Fei Kai juga merasa senang akan Dave, tapi kelompok Chen Hwua juga tentu saja banyak.
Dave masuk ke arena, begitu juga Chen Hwua. Mereka saling menatap satu sama lain. Tapi berbeda dengan Chen, Dave menatap dengan tenang. Sedangkan Chen menatap Dave seperti meremehkan Dave. Keduanya pun maju, saling berhadapan dan saling menatap tajam.
"Kamu akan kalah Dave." kata Chen dengan senyum sinisnya.
"Oh ya? Kita lihat saja, tapi kurasa kamu akan menangis darah jika kalah dariku Chen." kata Dave dengan tenangnya, membuat Chen merah padam wajahnya.
"Siapa yang akan kalah? Kamu yang akan kalah, bahkan Fei Kai juga akan mengejarmu sampai ke liang lahat jika kamu kalah." kata Chen lagi.
Keduanya pun mengambil aba-aba dan bersiap saling serang dan menangkis. Dave lebih dulu menyerang Chen, dia melayangkan pukulan ke arah samping kanan pipi. Tapi Chen menghindar cepat, namun tangan kiri Dave memukul bagian perut Chen. Dan tak terelakkan Chen pun terdorong ke belakang.
Dia mendongak dan menatap tajam ke arah Dave yang berdiri dengan posisi siap menyerang kembali. Dave mundur ke belakang, mencari kelemahan Chen lalu dia menyerang kembali. Kali ini Chen bisa menangkis serangan Dave beberapa kali, Dave pun justru terkena pukulan Chen.
"Rasakan, itu yang akan terjadi jika kamu menyerang mendadak padaku." kata Chen meledek Dave.
"Kamu ingin menang seperti apa?" tanya Dave berjalan berputar, di ikuti Chen yang heran akan pertanyaannya.
"Apa maksudmu? Kamu jika kalah, kalah saja. Jangan banyak tanya! Hiaaat!" teriak Chen dengan melayangkan tendangan ke arah Dave.
Dave menghindar, dia beberapa kali menangkis tendangan dan pukulan Chen. Dengan tenang Dave meladeni Chen, namun Chen sepertinya berambisi mengalahkan Dave di babak awal. Tapi rupanya tidak mudah, karena Dave lebih banyak menghindar dari pada menyerang kali ini.
Dia menjaga kondisi punggungnya yang masih terasa nyeri. Dave juga berusaha menghindari memutar dan menyerang dengan posisi membelakangi agar punggung bagian atasnya tidak terkena serangan Chen.
"Cheen! Serang bagian punggungnya!" teriak seseorang di bangku penonton depan.
Chen merasa mendapatkan kelemahan Dave, pun kini tersenyum senang. Tapi Dave berusaha tenang menghadapi Chen meski Chen tahu tentang kelemahannya. Liu, di bawah ring arena pun merasa khawatir. Namun, dia percaya Dave bisa mengatasinya.
Babak pertama pun selesai. Kini waktunya istirahat, kedua peserta pun beristirahat sesuai arahan wasit. Mereka beristirahat hanya tujuh menit untuk minum dan di beri arahan oleh masing-masing pelatih.
"Dave, kamu masih bisa memenangkan pertarungan ini?" tanya Liu.
"Aku yakin bisa, Liu. Kamu tenang saja, aku pun bisa berbuat curang jika itu di perlukan." kata Dave dengan nafas terengah.
"Jangan Dave, kamu harus menang atau kalah tetap dengan jantan. Jangan berbuat curang." kata Liu.
"Apa kamu tidak ingat tadi pagi? Ayahnya Chen Hwua yang lebih dulu berbuat curang. Kamu tenang saja, aku hanya mau memanasi dia dengan kata-kataku saja, tidak berbuat melebih batas itu." kata Dave lagi.
"Baguslah, setidaknya itu mengalahkan mental lawan." kata Liu.
Fei Kai pun mendekat pada Dave, dia memberitahu tentang perjanjiannya dulu dan pertolongannya pada Dave. Liu semakin kesal pada Fei yang selalu mengingatkan jasanya pada Dave.
"Ingat Dave, kamu harus menang. Semua penonton menunggu juara baru, yaitu kamu Dave. Dan aku pasti senang, karena akan mendapatkan uang banyak. Hahah!" kata Fei.
"Apa hanya uang saja di pikiranmu Fei?" tanya Liu.
"Aku tidak peduli, yang jelas Dave harus menang!" kata Fei dengan tatapan kesal pada Liu.
Fei Kai lalu pergi dari Dave dan Liu, dia duduk kembali ke bangkunya dan melihat ke arah Dave dengan senyumnya. Liu hanya menggeleng saja, dia juga kesal sejak Fei menolong Dave sewaktu di keroyok oleh anak buah ayahnya Long Fe Hung.
Pertandingan pun di mulai lagi, kali ini Chen seperti di atas angin. Dia berusaha untuk lebih dulu menyerang Dave di bagian punggung yang terluka itu. Tapi Dave tahu jika Chen sedang mengincar bagian punggungnya untuk di pukul dan langsung bisa mengalahkannya.
"Kamu mau memukul bagian punggungku?" tanya Dave melangkah maju mundur menghindar dari serangan Chen ke bagian punggungnya.
"Heh, aku sudah tahu kelemahanmu di mana. Bersiaplah untuk kalah Dave." kata Chen dengan percaya diri.
"Oh ya? Bagaimana kalau aku tahu setiap pertarungan kamu menang adalah karena bantuan ayahmu." kata Dave dengan senyum meledek.
"Ayahku tidak sembarang bicara, dia selalu mendukungku di setiap pertandingan yang aku ikuti. Jadi aku pantas menang karena dukungan ayahku." kata Chen lagi.
"Tentu saja, berkat ayahmu. Kamu bahkan menang di setiap pertandingan apa pun itu. Mereka, lawanmu selalu di gertak lebih dulu sebelum bertanding. Apa kamu tahu itu?"
"Hanya mematahkan mental lawan, itu tidak masalah."
"Oh ya? Hemm, menarik juga. Tapi jika aku katakan kemenanganmu tidaklah sesungguhnya, hanya kemenangan semu karena ayahmu lebih dulu menggertak mereka, seperti tadi pagi. Dia menggertakku untuk mengalah padamu. Apa itu sikap seorang kesatria? Tidak jantan!"
"Jangan banyak bicara Dave! Hiaaat! Bug! Bug!"
Chen kalap, dia menyerang Dave dengan membabi buta. Membuat Dave yang menghadapinya kaget, namun dia beberapa kali menghindar dari serangan Chen yang cepat dan banyak sekali mengenai tempat kosong.
Hingga Dave mendapat kesempatan memukul dan menyerang di bagian yang bisa mengalahkan Chen. Beberapa serangan cepat Dave layangkan ke arah Cehn, dan akhirnya Chen Hwua pun tumbang dan di nyatakan kalah oleh wasit serta juri.
Sorak sorai dan tepuk tangan dengan kemenangan Dave. Tangan Dave pun di angkat satu, bahwa sekarang juaranya adalah Dave. Chen Hwua masih tersungkur, dia bangkit dari lantai arena menatap Dave sengit. Tanpa di duga, dia menyerang beberapa kali ke bagian punggung Dave yang sejak tadi di hindari oleh Dave sendiri agar tidak terkena serangan Chen Hwua. Dave pun ambruk dan tersungkur menahan sakit di punggungnya.
"Dave!"
_
_
_
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
lha curang Lo tong.. udah kalah juga 😤😤😤😤😤
2022-07-30
0