NovelToon NovelToon

Dendam Anak Mafia

01. Pembantaian Keluarga Alehandro

Suara gaduh di lantai bawah membuat Dave Alehandro kecil terbangun dari tidurnya yang nyaman. Dia duduk sambil mengucekkan matanya, menatap sekeliling kamarnya yang gelap. Matanya mengarah ke pintu kamar, lalu ke arah jendela yang masih tertutup rapat. Penasaran dia ingin melihat di bawah rumah lantai dua itu.

Dia bangkit dari ranjangnya dan menuju ke arah jendela. Karena di luar sana juga terdengar suara berisik orang berbicara dan deru motor berseliweran di depan rumahnya. Dave Alehandro membuka jendela kamarnya dan melihat kebawah. Banyak sekali mobil berjejer di depan gerbang rumahnya.

Bahkan ada mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan rumahnya. Dia heran, kenapa banyak sekali mobil. Bahkan ada sepuluh mobil di sana. Entah siapa, yang dia tahu jika tamu ayahnya tidak sebanyak itu dan juga beberapa orang menjaga di depan pintu gerbang sambil mengendarai motor sambil menancapkan gas agar suara deru motor yang keras itu terdengar nyaring.

Ada rasa kesal kenapa orang-orang di depan rumahnya itu terus bergemuruh kendaraannya. Apa yang mereka lakukan di depan rumahnya. Lalu, Dave pun menuju pintu kamar ingin memberitahu pada ayahnya kalau di depan rumahnya banyak sekali kendaraan dan berisik sekali.

Setelah membuka pintu, dia mendengar di lantai bawah dia juga mendengar suara tangis dan rengekan ibunya serta kakak perempuannya Caroline. Ayahnya juga berteriak memanggil Caroline, kakaknya.

"Caroline, anakku!" teriak ayah Dave dengan kencang.

"Ayah, tolong aku. Aku tidak mau melayani mereka!" teriak Caroline dengan tangisnya yang mengiris hati itu.

Dave penasaran, kenapa ayahnya itu berteriak. Dan kenapa kakaknya Caroline minta tolong? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi di bawah. Dave semakin penasaran di bawah sana, dia mencoba turun. Namun, langkahnya terhenti ketika tiga orang dengan tubuh tegap dan menyeramkan itu naik tangga.

Dave segera berlari dari bersembunyi di belakang lemari keci di pojok tangga atas. dia bahkan masuk ke dalam lemari kecil yang memang jika di lihat dari tangga tidak akan kelihatan. Tapi kalau dari kamarnya, lemari kecil itu akan terlihat jelas.

dia bersembunyi di dalam lemari kecil itu, merasa takut pada ketiga orang yang menyeramkan naik tangga dan menuju kamarnya. Rasa deg-degan di hatinya membuat dia ingin menangis, tapi dia tahan.

Ketiga orang tinggi menyeramkan itu masuk ke dalam kamar Dave, mereka menggeledah kamar dan menobrak abrik seluruh kamar, di bawah ranjang serta lemari baju Dave di buka dia baju-baju di keluarkan semua. Hampir seperti kapal pecah kamar Dave.

Setelah tidak di temukan seorang Dave di kamarnya, ketiganya pun turun. Namun, satu orang merasa curiga pada sebuah lemari yang ada di pojok belakang tangga. Dia mendekat, antara yakin dan tidak laki-laki itu mendekati lemari kecil itu. Dave semakin ketakutan, dia menahan nafasnya dengan membungkam mulutnya sendiri.

"Hei, sedang apa kamu di sana?" tanya temannya itu.

"Aku ingin melihat dalam lemari itu." jawab laki-laki yang curiga pada kemari kecil itu.

"Ck, tidak ada apa-apa. Tadi aku lihat ada seekor kucing. Sudah, ayo kita turun ke bawah. Kita akan bersenang-senang dengan gadis itu." kata temannya lagi.

Laki-laki tadi pun berhenti, dia masih menatap lemari kecil. Dan ternyata memang ada suara kucing dari sana, dia pun lega. Lalu pergi dan turun ke bawah menyusul kedua temannya. Sedangkan Dave masih bersembunyi di dalam lemari, dia mencoba mendengar apakah orang-orang tadi yang menggeledah kamarnya itu sudah pergi.

Ternyata, memang tidak ada suara. Hanya suara kucing kesayangannya saja masih setia di tempatnya. Dave berusaha untuk keluar dari dalam lemari kecil itu, dengan pelan agar tidak terdengar dari bawah kalau di lemari masiha ada dirinya yang bersembunyi. Perlahan dia keluar dan mencoba melangkah ke arah tangga.

Dia melihat ada banyak sekali pengawal dengan tubuh yang kekar dan wajah dingin dan menegangkan. Dia benar-benar takut, namun dia juga penasaran siapa orang-orang itu. Berjalan mengendap di atas tangga, mencoba mencari posisi aman dan terlihat jelas keadaan di bawah.

"Tidak papa! Tolong aku, mama! Mereka biadab sekali aku tidak mau di perkosa!" teriak Caroline dari dalam kamar yang Dave dengar.

Tangan Dave mengepal, dia marah dan ingin menolong kakaknya itu. Namun dia juga takut karena di dalam kamar itu di jaga oleh beberapa orang. Sedangkan Dave penasaran, kemana maka dan papanya?

Dave lalu semakin mendekat, dia ingin tahu di mana kedua orang tuanya berada sampai kakaknya di perkosa pun papa dan mamanya tidak tahu. Apa jangan-jangan papa dan mamanya juga di tahan? Dave menangis mendengar kakaknya menjerit pilu, tapi dia benar-benar tidak bisa menolong kakaknya itu.

"Hahah! Tuan Alehandro, anda sudah saya ingatkan. Jangan mencampuri urusanku dalam berbisnis, inilah akibatnya kamu membangkang. Aku sudah bilang akan menghukummu dan keluargamu." kata seseorang dengan nada tegas dan penuh balas dendam.

"Apa maumu Javier?!" teriak Alehandro, ayah dari Dave.

"Hahah! Aku menginginkan kematian keluargamu!" teriak Javier itu.

"Brengsek kamu Javier! Beraninya kamu membawa semua anak buahmu untuk membunuh keluargaku! Kamu benar-benar pengecut!"

"Hahah, kamu sudah kalah tapi masih saja sombong. Baiklah, sekejam apa diriku pada keluargamu Alehandro!"

Javier lalu memerintahkan anak buahnya untuk membawa istri tuan Alehandro di hadapannya yang mulut serta kedua tangannya di ikat. Javier membawa istri tuan Alehandro dan mendendangnya tepat di hadapan suaminya. Perut istri tuan Alehandro sedang besar, dia sedang hami besar.

Tuan Alehandro menggeram, dia benar-benar marah pada Javier. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya terikat. Dia miris menatap istrinya yang kesakitan karena perutnya tertindih tubuhnya.

Darah keluar dari bagian bawah istrinya, dia pun menjerit kesakitan.

"Sayang, Mariana. Tenanglah." kata tuan Alehandro.

"Alehandro, anakku. Dia kesakitan di dalam perutku." kata Mariana.

"Tidak sayang, dia tenang. Dia bayi yang baik." kata Alehandro menenangkan istrinya.

"Tidak Alehandro, dia kesakitan. Aku juga sakit, pasti anakku juga sakit." kata Mariana lagi dengan wajah meringis.

Dia benar-benar kesakitan. Dan Alehandro pun berusaha mendekat, namun tangan Javier menahan pundak Alehandro. Dia melihat istrinya kesakitan di depan matanya. Alehandro menangis, dia benar-benar tidak berdaya, mengepal tangannya kuat.

Berharap bantuan datang dari beberapa anak buahnya itu. Namun, malam hari seperti ini memang anak buahnya yang sedang di tugaskan keluar kota tidak bisa di hubungi. Anak buahnya yang selalu menjaga rumah dan keluarganya sudah di bunuh satu persatu.

Sehingga Javier dan seluruh anak buahnya bisa masuk dengan mudah ke dalam rumah Alehandro. Dan di balik tangga, Dave masih bersembunyi. Dia masih belum tahu ada apa di ruang tamu itu. Hanya teriakan kakaknya dan juga suara Javier serta papanya berbicara kencang.

Dave benar-benar takut, anak usia sebelas tahun itu tidak bisa menyelamatkan keluarganya. Dan satu persatu, kini suara tembakan terjadi di depan ruang tamu. Dave mencoba ingin melihat, namun anak buah Javier yang tadi di dalam kamar kakaknya semua keluar.

Hingga tersisa satu orang dan menembakkan peluru, terdengar suara jeritan. Lalu hilang seketika. Tubuh Dave bergetar, mendengar suara letusan senjata api beberapa kali. Dia menutup telinganya, lalu hening.

Beberapa menit Dave diam sesaat, dia menunggu suara-suara itu tidak terdengar. Dan suara deru mobil serta motor keluar dari area halaman rumahnya. Seketika hening, Dave masih diam. Menutup matanya sambil menundukkan wajahnya di bawah tangga.

_

_

_

♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

02. Dendam Dave

Dave pun akhirnya keluar dari persembunyiannya, dia berdiri. Matanya berkeliling, memastikan tidak ada orang di dalam rumah itu. Lalu dia melangkah ke depan, banyak sekali darah berceceran di lantai rumahnya.

Ada pengawalnya Pablo terkapar di sana sudah tanpa nyawa. Dia menjerit, namun segera menutup mulutnya. Menangis kecil lalu melangak lebih ke depan. Beberapa perabot rumah pecah karena di hujam peluru. Senjata yang terpampang di atas juga tidak ada di sana.

Pelayan rumah tangga juga tergeletak begitu saja di tembak. Tiga orang pelayang perempuan dan satu penjaga kebun, mungkin di luar juga penjaga kebun serta satpam rumah dan beberapa penjaga khusus rumah sudah di pastikan meninggal.

Dave terud berjalan cepat menuju ruang tamu. Terlihat di sana kedua orang tuanya terkapar sudah tak bernyawa. Dave menangis keras memanggil mamanya.

"Mama! Papa! Kenapa ini?! Jangan tinggalkan Dave. Apa yang terjadi pa?!" teriak Dave memeluk mamanya.

Dia beralih ke papanya, sempat melihat papanya menatapnya. Dia pun mendekat dan menatap wajah papanya, mulut tuan Alehandro pun berucap seperti berbisik pada Dave.

"Ccaarri Fabio, Ddaave." bisik tuan Alehandro.

"Pa, apa yang terjadi? Kenapa mereka semua kejam pada papa dan mama, siapa mereka?" tanya Dave tidak mengindahkan ucapan papanya.

"Dave, cari Fabio. Papa, maafkan papa Dave. Aaaah." ucap tuan Alehandro di hembusan nafas terakhirnya.

Matanya menutup pelan, Dave menangis dan menjerit kencang sambil memeluk papanya.

"Papa, jangan tinggalkan Dave pa! Dave nanti dengan siapa?!" teriak Dave.

Sempat terdengar dari mulut papanya untuk mencari Fabio. Dave terdiam, dia menatap papanya yang sudah tidak bernyawa. Dia pun diam, menghapus air matanya. Lalu dia bangkit dan berlari menuju kamar kakaknya Caroline.

Dia melihat di ranjang, tubuh tak berpakaian itu terbujur kakum Dengan keadaan memang sangat miris dan pilu. Di bagian daerah intimnya terdapat darah yang masih mengalir, Dave memalingkan wajahnya melihat keadaan tubuh kakaknya itu.

Dave mencari kain untuk menutupi tubuh kakaknya yang sama juga sudah tidak bernyawa. Diam, Dave benar-benar kaku. Lalu dia keluar lagi dari kamar kakaknya menuju meja makan. Dia duduk diam, menatap sekeliling. Tiba-tiba wajahnya berubah dingin.

Ingatannya tadi dia sedang tidur lelap, mendengar suara gaduh di bawah jendela kamarnya lalu dia bangun. Dia keluar dari kamarnya dan mendengar kegaduhan serta jeritan minta tolong kakaknya, Caroline. Semua terekam jelas, dia juga ingat beberapa pengawal yang bernama Javier.

Ya, dia ingat papanya menyebut nama Javier itu yang membantai semua keluarganya. Dave bangkit lagi dari duduknya dan menuju telepon di ruang tengah. Dia akan menghubungi seseorang, asisten papanya. Mateo, asisten papanya, yang sedang berada di luar kota.

Tuuuut

Dave tahu nomor telepon Mateo, karena dia pernah di suruh mamanya untuk menghubungi Mateo ketika papanya tidak bisa di hubungi. Dan kini Dave mencoba menghubungi Mateo, memberitahunya dan bertanya dia ada di mana. Mateo belum menjawab, Dave terus menatap lurus ke depan dengan wajah dingin.

Air mata yang tadi mengalir, kini tiba-tiba kering dengan bersamaan perubahan wajah dinginnya. Hatinya penuh dendam, dia akan mencari siapa itu Javier yang telah membantai seluruh keluarganya.

"Halo, tuan Alehandro? Ada apa anda menelepon saya malam begini?" tanya Mateo.

"Paman Mateo ada di mana?" tanya Dave datar.

"Oh, tuan Dave, ada apa Anda malam-malam menelepon saya?"

"Paman ada di mana?" tanya Dave lagi mengulangi pertanyaannya tadi.

"Ada di Verona tuan Dave, saya di tugaskan papa anda di sini. Memang kenapa?" tanya Mateo.

"Bisa datang ke rumah paman besok?" tanya Dave lagi dengan datarnya.

"Kenapa tuan Dave, apa ada sesuatu?"

"Ya, datanglah besok paman. Atau kalau bisa saat ini paman datang ke rumahku." kata Dave lagi.

Dia tidak memberitahu keadaan di rumahnya sekarang pada Mateo. Mateo heran dengan suara Dave yang dingin itu, datar dan sepertinya tidak ada kata merajuk atau teriakan di sana. Mateo curiga terjadi sesuatu di rumah majikannya itu.

"Tuan Dave, malam ini saya langsung ke sana."

"Baiklah paman, aku tunggu."

Klik!

_

Mateo melihat suasana rumah majikannya dalam keadaan terbuka gerbangnya. Begitu dia memasuki halaman rumah, banyak sekali penjaga dan anak buah tuan Alehandra tergeletak tidak bernyawa. Dia curiga, pasti di dalam terjadi sesuatu. Dan kenapa Dave tidak memberitahu tentang keadaannya?

Mateo langsung menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah. Dia langsung keluar dari mobil dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah tuan Alehandro. Langkahnya terhenti ketika melihat di ruang tamu banyak darah dan juga kedua majikannya tergeletak tak bernyawa.

Dia memeriksa nadi tuan Alenhadro, sudah terhenti. Juga nyonya Mariana pun sama dengan darah masih mengalir dari bagian bawahnya. Hati Mateo benar-benar marah, siapa yang melakukan semuanya itu?

Mateo langsung berjalan terus menuju ke ruang tengah. Tampak anak buah dan juga tiga pelayan tergeletak, dia melihat Dave sedang duduk di kursi meja makan dengan tatapan dingin dan menerawang. Tangannya mengepal, namun wajahnya benar-benar dingin. Mateo mendekat pada Dave yang masih diam tanpa bicara apa pun.

"Tuan Dave, siapa yang melakukan ini?" tanya Mateo dengan nada rendah namun penuh intimidasi.

"Javier, aku dengar papa meneriakkan nama Javier sebelum dia di bunuh oleh laki-laki itu." jawab Dave.

"Lalu, anda ada di mana? Kenapa semua di bunuh sedangkan anda masih di sini dengan selamat?" tanya Mateo heran.

"Aku bersembunyi, dan kakakku juga mereka perkosa secara beramai-ramai lalu mereka membunuhnya." kata Dave lagi.

Mateo pun mendekat, dia lalu merangkul Dave yang masih diam menerawang jauh ke depan. Entah apa yang dia lihat, namun Mateo tahu ada kemarahan dan dendam dalam diri Dave. Lama Mateo merangkul Dave, dan tak lama Dave berontak. Namun Mateo menahannya dan terus memeluknya erat.

"Tuan Dave, anda harus tenang." kata Mateo.

"Aku harus membalas semuanya, mereka harus mati. Javier harus mati, Mateo!" teriak Dave.

"Tenang tuan Dave, anda harus tenang dulu. Untuk membalas dendam, anda harus punya kekuatan dan tenaga serta keahlian." kata Mateo.

Beberapa kali Dave memukul dan menendang Mateo, tapi Mateo tidak melepas pelukannya. Baru setelah lelah dan emosinya reda, Dave pun akhirnya menangis. Dia menangis dengan mareung keras, merasa bersalah tidak bisa menolong keluarganya. Terutama kakaknya yang menjerit minta tolong.

"Aku menyesal tidak bisa menolong papa, mama dan Calorine. Mateo, dia meminta tolong tapi aku hanya bisa sembunyi di belakang tangga. Hik hik hik." kata Dave dengan menangis.

"Tenang tuan Dave, anda memang harus hidup untuk membalas semua perbuatan Javier itu. Saya akan bantu anda untuk membalaskan dendam anda pada Javier. Tapi anda harus kuat dan punya kekuasaan lebih dulu. Anda masih kecil, besarlah dulu. Belajar yang rajin. Nanti anda saya pindahkan sekolahnya, jangan di tempat sekolah biasanya. Dan malam inj anda harus pergi dari rumah ini, bisa jadi meraka akan mencari anda lagi. Karena mereka tahu tuan Alehandro masih punya anak laki-laki." kata Mateo.

"Sebelum meninggal, papa pernah mengatakan untuk mencari Fabio. Ya, tadi papa mengatakan itu sebelum menghembuskan nafasnya." kata Dave lagi.

"Baiklah, saya mengerti. Dan malam ini juga, anda saya bawa ke tempat Fabio." kata Mateo.

Mateo tahu pasti siapa Fabio, dia di beritahu sebelumnya dari tuan Alehandro. Jika suatu saat nanti, Dave harus di bawa ke tempat Fabio. Dan saatnya sekarang dia yang akan membawanya kesana. Semua bisnis tuan Alehandro akan dia kendalikan dari jauh.

Beberapa anak buah yang dia punya serta anak buah tuan Alehandro masih ada bersamanya. Dan untuk sementara ini bisnis dan juga perusahaan tuan Alehandro akan dia serahkan lebih dulu pada Luca Luciano, ahli teknisi dan komputer. Bisa di bilang dia adalah hacker tuan Alehandro yang tersembunyi.

_

_

_

♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

03. Dave Nino Alehandro

Dave Nino Alehandro adalah anak Alehandro Ferguso dan Mariana Simpson berumur sebelas tahun. Dave mempunyai kakak bernama Calorine Sarah Alehandro, dan ibunya Dave sedang hamil tua pada saat itu. Dia senang sekali akan mempunyai adik, namun petaka itu datang pada keluarganya.

Dave anak yang keras kepala, mempunyai traumia dan fobia pada ruang gelap dan sempit. Dia sangat cerdas dan juga banyak yang menyukai atas kecerdasannya itu. Namun ayahnya merasa khawatir akan anaknya yang cerdas dan keras kepala itu.

Ayah Dave adalah mantan mafia di Italia, dia juga sudah tidak menggeluti dunia itu. Namun, pengaruhnya juga masih terasa di kalangan mafia-mafia kecil di wilayahnya. Dia banyak di segani di dunia mafia. Tetapi ada kelompok mafia yang merasa selalu di kalahkan oleh kelompok mafia, yaitu kelompok mafia Javier.

Dia merasa tuan Alehandro selalu menghalangi semua yang dia lakukan di wilayahnya. Dia juga punya dendam pada tuan Alehandro, yaitu kakaknya Luciano di tahan di kepolisian Italia karena tertangkap telah menyelundupkan gadis remaja dari wilayah konflik untuk di jadikan budak **** di suatu pasar gelap. Dan itu atas laporan dari tuan Alehandro.

Tuan Alehandro memberitahu kepolisian setempat tentang apa yang di lakukan oleh Luciano, kakak Javeir di sebuah pelabuhan suatu malam. Dan terjadi penggerebekan di pelabuhan itu, ketika para gadis dari daerah konfilk itu akan di masukkan ke petikemas. Suara sirine polisi memecahkan dan membuat Luciano menjadi panik.

Tak berapa lama, dia tertangkap oleh polisi atas laporan anak buah tuan Alehandro itu. Tuan Alehandro sendiri tidak pedulu tentang apa yang di lakukan oleh kelpmpok Javier dan kakaknya, namun karena yang mereka selundupkan adalah orang, apa lagi gadis remaja. Dia merasa sangat keterlaluan.

Memang pekerjaan seorang mafia itu tidak ada yang baik, melakukan penyelundupan barang antik, menyelundupam senjata, orang-orang terutama gadis remaja dan di jual kepada mereka yang haus akan kebutuhan biologis, serta narkoba. Tidak ada yang bagus dan baik, tetapi tuan Alehandro tidak pernah menyelundupkan orang. Menjual para remaja oada mafia-mafia juga.

Dia punya anak gadis, makanya dia selalu menjaga anaknya itu. Tapi sekarang, keluarganya justru di bantai dan anak gadisnya di perkosa. Satu yang tersisa, Dave Nino Alehandro.

Dia di bawa pergi oleh Mateo untuk di sembunyikan di tempat yang jauh. Dia akan di besarkan juga secara mafia, di latih ilmu bela diri, di suruh bertahan hidup sendiri dan selalu saja akan melalukannya sendiri dengan di bawah bimbingan Fabia.

Ya, itu tujuan Mateo pada Dave. Dan Dave benar-benar ingin menggeluti itu. Awalnya Mateo tidak akan membuat Dave seperti mafia lagi, jejak ayahnya. Namun, Dave bersikeras untuk dia jadikan mafia juga.

"Paman, aku ingin membalas dendam pada Javier dan anak buahnya." kata Dave pada Mateo.

"Aku tahu anda sangat dendam pada kelompok Javier, tapi akan selalu ada peperangan nantinya jika itu terus di lakukan. Motif Javier membantai keluarga tuan Alehandro juga karena dia dendam kakaknya Luciano di penjara di bawah tanah di kepolisian ini." kata Mateo.

"Tapi Javier membunuh keluargaku di hadapanku Mateo, dan kakakku Caroline mereka perkosa secara berramai-ramai. Siapa yang tidak marah paman?!" tanya Dave dengan wajah merah padam.

Antara penyesalan dan kemarahan saat itu membuat hatinya kini benar-benar beku. Dan Mateo tahu Dave begitu dendam pada kelompok Javier. Mateo menghela nafas panjang, sesungguhnya dia ingat akan perkataan majikannya itu, bahwa Dave jangan di jadikan seperti dirinya.

Makanya tuan Alehandro membuat perusahaan besar agar nanti Dave yang akan mengelolanya nanti. Perusahaan di bidang ekspedisi mencakup wilayah Eropa saja, belum ke luar Eropa. Dia tahu perusahaan itu memang pengaruhnya sangat besar, namun banyak juga yang memanfaatkan jasa layanan antar itu.

Maka dari itu, dia membatasi jasa ekspedisinya hanya wilayah Eropa saja. Karena dia tahu banyak jasa ekspedisi yang mencakup ke seluruh dunia, namun yang di kirim mereka itu barang-barang yang di larang. Tuan Alehandro tidak mau seperti itu.

"Tuan Dave, anda tahu papa anda tidak menginginkan anda menjadi seperti dirinya. Makanya perusahaan di dirikan kelak nantinya untuk anda kelola." kata Mateo mengingatkan.

"Akan aku jalankan, tapi di belakang itu aku ingin seperti papaku. Hanya satu paman, ingin menghukum orang yang telah membantai keluargaku. Apa paman tidak merasa dendam pada mereka?" tanya Dave.

"Aku marah tuan Dave, tapi aku ingat ucapan papa anda. Sekalipun papa anda di bunuh, tapi beliau meminta jangan membalaskan dendam." kata Mateo.

"Tidak! Itu pemikiran salah paman, aku tidak peduli papa bicara apa sama paman. Tapi aku akan membalas dendam pada mereka, sekalipun nanti paman tidak mau membantuku." kata Dave lagi.

Benar apa kata tuan Alehandro, pikir Mateo. Dave itu keras kepala. Makanya dia hanya mengetes seperti itu, dia juga sangat marah keluarga majikannya di bantai oleh Javier. Dia merasa bersalah karena tuan Alehandro memaksanya pergi ke Verona untuk mengembangkan bisnis lain selain perusahaan ekspedisi.

"Baiklah, itu memang watak anda tidak bisa di bantah dan keras kepala. Tapi aku mohon anda jangan gegabah. Siang ini kita akan ke tempat Fabio. Dia yang akan membimbing anda selama ini, tapi ingat tuan Dave identitas anda berubah. Nama anda selama persembunyian akan di rubah semuanya." kata Mateo.

Dave anak cerdas, dia bisa menangkap semua apa yang di ucapkan atau di ajarkan. Satu yang dia kadang merasa ketakutan, ketika di ruangan gelap dan sendiri. Karena dia pernah di culik sewaktu kecil usia tiga tahun.

Dia di tempatkan di sebuah ruang gelap, sendiri dan di ikat kedua tangannya. Itu juga karena pekerjaan papanya seorang mafia. Dia di tebus oleh papanya, tidak melakukan perlawanan karena orang yang menculik Dave itu sangat licik.

_

Kini Dave sudah berada di tempat Fabio, dia sekarang tinggal dengan Fabio. Fabio adalah sahabat tuan Alehandro sejak kecil. Hidupnya sederhana, dia hidup dengan istri dan dua putrinya yang berusia empat tahun.

Mateo menceritakan kenapa Dave dia serahkan padanya. Fabio juga mendengar dari cerita Mateo kalau sahabatnya itu di bantai oleh kelompok Javier. Tuan Alehandro menyebut nama Fabio di detik akhir nafasnya pada Dave. Fabio pun merasa kasihan dan juga marah kenapa sahabatnya itu di bantai.

"Apa Dave mengalami guncangan mental melihat kejadian itu?" tanya Fabio.

"Tidak, tapi perubahan sikap dan wajahnya sangat berbeda. Dia mempunyai dendam pada Javier itu, dan saya di pesankan oleh tuan Alehandro agar nanti tuan Dave tidak terjun ke dunia mafia lagi tuan Fabio." kata Mateo.

"Ah, benar. Alehandro tidak mau Dave menjadi seperti dirinya. Dan aku mengerti itu." kata Fabio menghela nafas panjang.

"Saya akan mengawasi tuan Dave dari jauh tuan Fabio. Anda dan keluarga akan di jaga secara sembunyi, demi keselamatan anda dan tuan Dave." kata Mateo.

"Terserah kamu Mateo, tapi ingat ya. Jangan sampai istriku tahu." kata Fabio.

"Ya, dan nanti setiap bulan akan ada uang masuk ke rekening anda nantinya." kata Mateo lagi.

"Ya, itu juga terserah kamu. Dan Dave nanti aku akan jaga dia dan memberitahunya, meskipun aku ragu. Tapi setidaknya apa yang di inginkan Alehandro mengenai anaknya itu tidak sepenuhnya menjadi dirinya. Aku tahu Dave itu sangat keras kepala. Tapi jika dia terjun ke dunia itu, masih punya hati nurani." kata Fabio lagi.

Lalu Mateo pun berpamitan pada Fabio dan juga Dave. Lalu memberikan semua berkas milik Dave yang asli pada Fabio. Dia berjanji akan mengirim semua identitas Dave yang baru pada Fabio.

_

_

_

♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!