"Bibi Mery, sebaiknya aku langsung ke kamar Eden saja!", ujar Bram meminta ijin.
"Maaf Bram, Sekarang Eden sudah menikah, sekarang Eden dan istrinya sedang berada di kamar", sahut Mery.
Ingatan Mery cukup tajam, walaupun sudah lama dia tidak melihat Bram, dia masih bisa ingat sepupu Eden ini. Lagipula Bram juga tampan dan tidak kalah dengan Eden, jadi mudah untuk mengingat wajahnya.
Mery hanya pernah beberapa kali melihat Bram saat remaja, saat Bram datang mengunjungi Eden untuk bermain bersama.
Tapi sesudah itu lama tidak pernah terlihat lagi, karena Bram melanjutkan kuliah di Australia.
Sebenarnya Bram mengajak Eden bersamanya untuk kuliah di
Australia, tapi Eden memilih tetap di Indonesia, karena Eden yang curiga kalau Mery menginginkan sesuatu dari pernikahannya dengan Nugroho, ayahnya itu.
Hal itulah yang membuat Eden memutuskan tetap melanjutkan kuliahnya di Indonesia!
...********...
"Menurut ku bibi Mery tidak sejahat apa yang kamu pikirkan!", ujar Bram saat Eden menyatakan alasan tidak ingin kuliah di Australia.
"Sok tahu kamu Bram! aku tidak percaya dengan bibi Mery, bayangkan saja ayah ku menikah dengannya hanya dalam jangka waktu satu tahun setelah ibu ku meninggal. Kau lupa dengan paman Alex kita yang sampai sekarang jadi stres hanya karena harta kekayaan nya ditipu istrinya itu?", ujar Eden yang selalu dipenuhi rasa curiga dan trauma dengan kehidupan pernikahan pamannya itu.
"Tidak semua perempuan seperti itu Eden! Kulihat bibi Mery lumayan tulus, bahkan dia bisa mengurus adik mu dengan baik. Keputusan ayah mu sudah benar, kalau tidak menikahi bibi Mery, siapa yang akan mengurus adik mu yang masih kecil itu!", ujar Bram bijak.
"Huh kamu terlalu mudah percaya dengan yang kelihatan di depan mata! Kamu sudah lupa bagaimana mesranya hubungan paman Alex dengan istrinya itu. Tapi ternyata hanya tipuan saja, sesudah berhasil menguasai harta paman Alex, istrinya menceraikan paman dan pergi dengan pria lain yang lebih muda", ujar Eden yang ternyata trauma dengan pernikahan pamannya itu.
Memang hubungan Eden dan paman nya itu cukup baik, membuat paman Alex sering menceritakan tentang penyesalannya yang sudah tertipu istrinya itu.
"Bahkan paman berkata pada ku kalau aku harus lebih berhati-hati, semakin cantik seorang perempuan, semakin berbahaya!", ujar Eden.
Akhirnya Bram hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dan menghela nafas mendengar perkataan Eden saat itu.
Bram juga sudah tidak berusaha membujuk Eden ke Australia lagi, dia sudah hafal dengan sifat Eden, yang susah dirubah pendiriannya itu!
...********...
"Kapan Eden menikah bibi Mery? Koq aku tidak mendengarnya dari ayah ku?", tanya Bram yang kaget dan tidak menyangka kalau Eden sudah menikah.
Setahunya di dalam keluarga mereka, Eden yang paling dingin dengan perempuan, bahkan tidak pernah terdengar berpacaran dengan perempuan manapun.
Bahkan dia sendiri sebelum berhubungan dengan Tiara, sudah dua kali memiliki kekasih, hanya saja hubungannya kandas, karena perbedaan.
Tapi saat dia ingin serius dengan Tiara karena merasa cocok, malah Tiara yang tiba-tiba menghilang.
"Sebetulnya mereka akan menikah enam bulan lagi, tapi Eden ingin mempercepat pernikahannya karena buta. Eden merasa lebih baik istrinya yang merawatnya daripada orang lain. Tapi karena Eden mengalami kebutaan, dia merasa tidak leluasa untuk mengadakan pesta pernikahan, jadi mereka hanya menikah di catatan sipil saja. Karena itu ayah mu belum tahu kalau Eden menikah, lagipula juga baru hari ini", ujar bibi Mery menjelaskan.
"Wah kapan Eden punya pacar Bi? Ternyata dia main rahasia an sama aku! Sama sekali gak pernah cerita sama aku, saat aku menelponnya", tanya Bram penasaran dengan perempuan yang sudah berhasil menaklukan sepupunya itu.
"Mereka bukan menjalin kasih Bram, tapi mereka dijodohkan. Paman mu meminta bibi agar mencari jodoh untuk Eden, karena penyakitnya, paman mu ingin Eden segera berkeluarga", ujar bibi Mery lagi.
"Tumben Eden mau dijodohkan.Pasti paman sudah mengancamnya hingga dia mau dijodohkan", pikir Bram dalam hati.
Dia sangat mengenal sifat sepupunya ini.
"Siapa nama istri Eden bi? siapa tahu aku kenal", ujar Bram asal bicara saja, karena penasaran siapa yang sudah menikah dengan sepupunya itu.
"Namanya Bella, masih ada hubungan saudara dengan bibi", ujar Mery agak ragu, sebenarnya untuk saat ini Mery masih khawatir kalau Tiara bertemu orang lain, apalagi Bram masih saudara sepupu Eden.
Semakin banyak yang melihat wajah Tiara, Mery khawatir kalau suatu hari akan menjadi masalah.
"Hah? Bella?", sahut Bram kaget, tidak menyangka kalau dia sedang kesal dengan Bella, tapi di sini bisa bertemu dengan orang yang mempunyai nama yang sama.
"Kenapa nak Bram? Apakah kenal?", tanya Mery mulai merasa tidak tenang.
"Ah, kebetulan aku punya teman yang mempunyai nama yang sama saat kuliah di Australia", sahut Bram.
"Oh, bisa kebetulan begitu ya nak", sahut Mery tersenyum berusaha tenang, tapi tidak demikian dengan hatinya.
"Semoga bukan Bella yang sama, koq bisa kebetulan sama-sama kuliah di Australia lagi! Nama Bella kan juga umum!", harap Mery berusaha menenangkan hatinya.
"Iya bi, mungkin kebetulan saja sama", sahut Bram semakin yakin kalau istri Eden tidak mungkin Bella yang sama, karena tadi dia baru bertemu dengan Bella di Mall.
"Baiklah Bram, bibi ke atas buat panggilkan Eden ke bawah ya", ujar Mery.
"Iya bi, saya tunggu di bawah saja", sahut Bram sopan.
"Jangan-jangan Eden meminta pernikahan dipercepat agar bisa mengerjai istrinya, Eden tidak suka dengan bibi Mery, dengan sifatnya itu bagaimana bisa Eden menikahi perempuan yang masih ada hubungan saudara dengan bibi Mery!" pikir Bram langsung curiga pada Eden yang mempercepat pernikahan dan tidak merayakan pernikahannya itu.
Bram memang sangat mengenal sifat sepupunya itu.
"Ah.. tapi buat apa aku perduli, itu bukan urusan ku, lagipula Eden paling tidak suka kalau ada orang yang ikut campur urusannya!", ujar Bram pada dirinya sendiri, untuk mengurangi rasa ingin tahunya itu.
...********...
"Huh, heran bisa datang tidak tepat waktu! Saat kemaren kamu belum datang, dia tidak mau datang!, Sekarang kamu sudah tinggal di sini, dia baru datang!", omel Eden saat Tiara memberitahu kedatangan Bram.
"Bikin capek saja! Baru naik sudah mau turun lagi! Coba kemaren datangnya, kan aku gak perlu turun, kau belum ada di sini!", sambung Eden lagi melanjutkan omelan nya.
Tiara tentu tahu kalau sebenarnya Eden hanya ingin menyalahkan kehadirannya saja.
"Sepertinya menghadapi tuan Edan ini aku harus extra sabar, sepertinya dia sengaja menyusahkan aku. Atau jangan-jangan dia tahu aku bukan Bella?", pikir Tiara dalam hati menebak-nebak.
"Tadi katanya tuan Eden belum capek?", balas Tiara memanasi Eden.
"Sepertinya kau mau coba-coba ancaman ku ya?", tanya balik Eden.
Mendengar pertanyaan Eden yang tidak membutuhkan jawaban itu, Tiara segera menggandeng tangan Eden.
"Ayo tuan Eden, aku bantu kamu ke bawah untuk bertemu sepupu mu!", ujar Tiara.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Minthil She Judhezt
eng...ing...eng...
2023-06-10
6
Annah
bertele-tele,skip terus bosan bacany
2023-05-24
0
eka yustina
bertele tele bikin bosen baca
2023-04-18
1