"Ih, beruntung banget si Tiara bisa dilirik si Bram? apa sih kelebihan Tiara dibandingkan aku? Masak tanpa ada berita apapun tiba-tiba si Bram ngaku kekasihnya Tiara? Sejak kapan mereka berhubungan?Ini benar-benar penghinaan buat aku! masak aku bisa kalah sama si anak angkat itu!", gerutu Bella dalam hati tidak terima sudah dikalahkan oleh Tiara.
"Halo? Kau masih dengar perkataan ku tidak? Bella?", panggil suara di seberang.
"Maaf Bram, aku kaget! Sejak kapan? kau jangan bohong!", ujar Bella masih tidak percaya.
"Untuk apa aku berbohong pada mu Bella? Sudah beberapa hari ini, aku menghubungi Tiara tapi tidak bisa. Jika saat ini kau sedang bersama dia, aku bisa minta tolong sambungkan telpon ku pada Tiara?", ujar Bram lagi.
"Tiara tidak pernah berbicara kalau kau kekasihnya. Memang sejak kapan kamu jadian dengan dia?", tanya Bella yang masih tidak percaya.
"Tiga hari sebelum kalian pulang Indonesia!", sahut Bram mulai hilang kesabarannya.
"Ha.. ha.. ha.. ha...", Bella tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Bram.
"Koq kamu malah tertawa Bella? Apakah kau kuliah psikolog kelamaan dan jadi gila?", ujar Bram yang mulai kehilangan kesabarannya menghadapi Bella.
"Sial kau Bram! Aku menertawakan kebodohan mu! Kamu sudah ditipu Tiara! Tiara besok akan menikah! Koq bisa-bisanya dia menerima kamu menjadi kekasih. Sungguh kasihan kamu Bram!", ujar Bella membalas Bram, karena tadi Bram sudah mengatai dia gila.
"Kau jangan berbohong Bella! Tiara tidak akan seperti itu, aku tahu pribadinya Tiara, dia bukan perempuan yang suka berbohong!", ujar Bram tidak percaya.
"Kau mau bilang kalau aku yang berbohong? Kalau kau tidak percaya, matikan saja sambungan teleponnya!", ancam Bella.
"Baiklah Bella, tapi Tiara waktu itu berkata pada ku kalau sudah sampai Indonesia, dia akan mencari pekerjaan. Dia ingin sekali bekerja di bagian pemrograman!", ujar Bram dengan suara mengambang, Bram akhirnya terpengaruh dan mulai ragu.
"Kau tidak tahu hati seorang perempuan. Siapa sih yang tidak ingin menjadi kekasih mu Bram, walaupun hanya tiga hari. Begitu pun Tiara, mungkin sebelum menikah setidaknya dia bisa merasakan dipuja seorang pria seperti mu. Dia adik ku, walau beda umur kami cuman delapan bulan, tentu aku lebih tahu sifat aslinya", ujar Bella mengaduk di air keruh.
"Mengapa kau menjelekkan adik mu sendiri?", tanya Bram curiga, dan memang dari dulu kurang suka dengan sifat Bella.
"Aku kasihan kamu Bram. Kamu bisa dengan mudah percaya dengan Tiara. Kalian sungguh mudah ditipu seorang perempuan berwajah polos.
Walaupun dia adik ku, aku tidak suka dia sudah membohongi mu. Aku tahu kamu benar-benar serius dengan Tiara, tapi Tiara hanya mempermainkan mu. Aku kasihan pada mu, makanya memberitahu mu. Sama sekali aku tidak berniat menjelekkan Tiara, bagaimanapun dia adalah adik ku.Tapi aku tahu ketulusan hati mu, jadi aku tidak mau membohongi mu! Agar mulai sekarang kamu bisa belajar melupakan adik ku Tiara!", ujar Bella dengan suara prihatin dan sok bijak.
"Rasakan Tiara! ternyata kamu yang merebut hati pria yang ku suka. Bagaimana rasanya sekarang Bram yang sempurna diganti dengan pria buta itu! Walaupun tampan dan kaya buat apa kalau buta. Kemana-mana harus kita tuntun seperti orang tua, masih bagus kalau kalau tuntun, bagaimana kalau disuruh dorong kursi rodanya! Apa bedanya dengan perawat!", gerutu Bella dalam hati.
...********...
Bram yang tadi sempat terdiam beberapa detik mendengar jawaban Bella, akhirnya menyambung pertanyaannya lagi,
"Tapi setidaknya biarkan aku bicara sekali lagi dengan Tiara, Bella. Aku mohon agar kamu bisa sambungkan aku dengan Bella, aku ingin tahu yang sebenarnya", ujar Bram yang masih penasaran dan belum menyerah.
"Aku sih ingin banget menolong mu Bram, bagaimanapun kita pernah kuliah di tempat yang sama. Tapi sayang sudah terlambat, Tiara sudah tidak sabar jadi istri orang kaya, Tiara sudah pindah ke rumah calon suaminya dari kemaren. Kamu terlambat Bram", jawab Bella dengan serius, tapi tertawa dalam hati.
"Terimakasih Bella buat informasi mu!", ujar Bram langsung menutup telepon, yang tidak memberikan kesempatan Bella untuk bicara lagi.
"Sial, sudah dikasih informasi malah seenaknya mematikan telepon. Tapi tidak mengapa, sekarang aku sudah puas! Dulu dia sama sekali tidak memperhatikan ku sedikitpun, sekarang dia rasakan sendiri, bagaimana rasanya kalau tidak dipedulikan orang yang kita suka! Akhirnya Tiara membantu ku membalaskan sakit hati ku. Tapi yang membuat aku senang lebih senang akhirnya Tiara juga tidak bisa bersama Bram lagi!
Kalau aku tidak bisa mendapatkan Bram, Tiara pun tidak boleh mendapatkan Bram. Masak aku harus kalah dari anak angkat itu!", ujar Bella dalam hati dengan puas.
Ternyata rasa iri dan sakit hati Bella membuat Bella akhirnya mengarang cerita untuk menjatuhkan Tiara!
...********...
Setelah mematikan handphonenya, Bram langsung termenung memandang ke jendela kaca apartemennya. Untung saat ini teman satu apartemennya sedang keluar. Sehingga dia dapat menyendiri dan berpikir
Bram benar-benar kecewa dengan jawaban yang dia dapat. Dia tidak menyangka kalau Tiara tidak mau bertemu dengannya lagi karena akan menikah dengan pria lain.
Padahal hatinya begitu senang saat Tiara menerima pernyataan cintanya.
Bahkan dia sudah berjanji akan segera mengunjungi Tiara saat dia pulang Indonesia.
Dan saat itu dia masih ingat kalau Tiara mengangguk dan tersenyum mendengar perkataannya, bahkan Tiara terlihat begitu bahagia mendengar janjinya.
Selama mengenal Tiara, Tiara memiliki sifat yang baik, penampilannya juga sederhana. Bram masih tidak percaya dengan perkataan Bella, rasanya tidak mungkin kalau Tiara adalah perempuan materialistis.
Tapi kalau tidak, mengapa Tiara tidak bisa dihubungi lagi.
Sepertinya Tiara sengaja menghindarinya. Bahkan sesudah telepon nya tidak bisa dihubungi, email-email yang dia kirim tidak ada satupun yang dibalas Tiara.
"Aku menyukai mu dengan tulus, mengapa kamu begitu tega membohongi ku Tiara?", keluh Bram marah.
"Tapi omongan Bella tidak bisa dipercaya begitu saja! Aku harus membuktikan sendiri. Seminggu lagi aku pulang ke Indonesia, aku harus pergi ke rumah keluarga Wijayanto untuk membuktikan sendiri, apakah benar Tiara sudah menikah!", putus Bram dalam hati.
...********...
"Hari ini adalah hari pernikahan Bella dan tuan Eden. Tapi Bella juga masih belum ditemukan. Sepertinya harapanku sudah tidak ada, aku harus menyiapkan diri menghadapi pernikahan ini, untuk menggantikan Bella!", keluh Tiara sambil mere*mas-re*mas kedua tangannya yang berada dalam pangkuannya.
Hatinya semakin tidak tenang, saat Mery datang menjemputnya, untuk membawanya ke mansion tuan Eden.
Setelah menandatangani surat pernikahan, dia akan langsung tinggal bersama Eden.
Bagaimana Tiara tidak gentar kalau dia harus tinggal bersama orang yang tidak pernah dia kenal dan tidak pernah dia lihat sama sekali?
Bersambung........
...Terimakasih buat yang sudah mendukung karya author ini, semoga selalu terhibur dengan ceritanya....
... 🙏🙏🙏...
...Love you all ...
...😘😘😘😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Eric ardy Yahya
ternyata Bellakor ini licik juga . dari awal sebelum bertemu Eden , ternyata dia ada main sama Bram . setelah Bram mau sama Tiara dia malah mau sama Eden . dia tau Eden buta malah ngincar Bram lagi . kayaknya sudah sakit jiwa dan kena OLD
2023-06-24
0
Eric ardy Yahya
rasanya si Bellakor ini sudah gak tau diri . dia pikir Tiara ini bisa diganggu seperti ini ? nanti giliran kamu yang kena , kamu akan tau rasanya menderita seperti itu
2023-06-24
0
Eric ardy Yahya
lebih tepatnya dia itu obsesif sama cowok yang dianggap melirik dia . memang sudah sakit jiwa dan tidak berpikir jernih
2023-06-24
0