Dendam Bram

Sampai di mobil Bram tidak langsung menjalankan mobil nya.

Bram duduk dan memukul setirnya berkali-kali menyalurkan perasaan kecewa nya.

Walaupun di mulut Bram berkata kalau dia bersedia merahasiakan identitas Tiara, demi Eden, tapi dalam hatinya masih ada perasaan tidak rela.

Tapi Bram juga punya harga diri, Bram memiliki fisik yang banyak di idolakan kaum hawa, juga berasal dari keluarga terpandang dan kaya juga.

Bagaimana pun Tiara sudah menolaknya dan lebih memilih Eden, sepupu nya yang buta itu menyinggung perasaannya.

Saat melihat Tiara tadi, Bram merasa tidak tega teringat persahabatan nya dengan Tiara.

Tapi saat berpikir ulang kembali, timbul lagi rasa tidak puas di hatinya, Bram merasa sudah dibohongi Tiara, dan penyebab nya adalah Bella. Bella yang sejak dulu tidak dia sukai itu.

Sedangkan dia sudah berjanji pada Tiara untuk merahasiakan identitas Tiara, tidak mungkin sebagai seorang pria dia menjilat kembali ludah yang sudah dibuang.

"Baiklah Tiara , kau sudah mengecewakan ku! Aku tidak akan membiarkan kau hidup tenang! Akan ku balas perbuatan mu! Tidak hanya pada mu saja, akan ku balas pada keluarga mu yang kau kasihi itu! Bella, Tiara, kalian kakak beradik tunggu saja pembalasan ku. Akan ku buat kalian lebih sakit hati dari pada aku!", ujar Bram dalam hati penuh dendam, dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan mansion Nugroho, dengan berbagai rencana di kepala nya.

...********...

"Lama sekali sih, ke mana kamu? Ngerjain aku ya, aku disuruh duduk di sini seperti orang bego!", omel Eden begitu mendengar langkah orang yang masuk ke ruang tamu.

Eden tidak perduli siapa saja yang datang, kalau sepupunya yang datang, lebih bagus lagi, karena Eden paling tidak suka kalau disuruh menunggu, jadi dia bisa sekalian menyindir Bram.

Tiara yang masuk bersama bibi Mery, hanya diam saja mendengar omelan Eden, hati Tiara masih porak poranda setelah pertemuan nya dengan Bram.

Walaupun mereka menjalin kasih belum lama, tapi mereka sudah bersahabat empat tahun. Bahkan boleh dibilang sahabat akrab.

"Eden, Bram tidak jadi masuk. Bram tadi mendadak mendapat telpon dan katanya ada urusan mendadak, jadi dia bilang akan datang lagi lain kali", ujar bibi Mery yang mewakili Tiara menjawab.

Mery mengerti kalau Tiara masih terguncang dengan pertemuannya dengan Bram.

"Dasar si Bram, coba ngerjain aku mentang-mentang aku sekarang buta! Bella! Kamu dari tadi ke mana? kenapa gak bersuara! Ayo! Bawa aku kembali ke kamar!", ujar Eden yang emosi.

Sedangkan Tiara yang masih melamun sudah lupa kalau nama nya sekarang adalah Bella, masih diam dan tidak menyahut panggilan Eden.

"Bella! Kau pun mau ngerjain aku ya? Mau main tak umpet dengan aku, mentang-mentang aku buta ya?", ujar Eden dengan suara menggelegar, dan langsung bangun dari duduknya dengan rasa marah dan tidak sabar.

Bibi Mery yang terlambat menyenggol Tiara, untuk menyadarkan Tiara dari lamunan nya, hanya bisa menghela nafas melihat tabiat jelek Eden, tapi dia juga tidak berani protes.

Tiara yang akhirnya sadar karena senggolan bibi Mery dan suara Eden yang keras, segera berlari mendekati Eden dan segera menggandeng tangan Eden.

"Ayo tuan Eden, saya bawa ke kamar tuan. Maaf ", ujar Tiara mengalah.

"Memang tidak enak menjadi orang cacat! Apalagi buta, apa yang kalian perbuat, aku pun tidak bisa lihat dan tahu! Aku tahu kalian menghina aku buta!", omel Eden masih tidak puas menumpahkan rasa marah nya.

"Tidak berani tuan Eden, semua orang mempunyai kelebihan masing-masing bagaimanapun juga keadaan nya", sahut Tiara berusaha menyenangkan dan menghibur Eden agar kemarahannya reda

"Kamu jangan berpikir dengan bermulut manis, aku akan langsung percaya dengan ucapan mu!", ujar Eden yang memang sengaja mencari gara-gara dengan Tiara.

"Coba kau sebutkan salah satu orang buta yang punya kelebihan kalau ada?", lanjut Eden lagi.

"Tidak bisa kau sebutkan bukan? Kau hanya mau membohongi ku saja bukan?", tantang Eden lagi.

"Kata siapa tidak ada?", ujar Tiara yang mulai kesal dan kehilangan rasa sabar nya dengan sifat Eden yang sengaja mencari gara-gara.

"Sebutkan! Siapa itu, kalau

memang ada?", tanya Eden yang akhirnya malah penasaran.

"Pernah baca buku cerita gak? Itu si buta dari gua hantu! Bukan kah dia hebat, bisa membasmi penjahat-penjahat dan menolong orang lemah!", sahut Tiara kesal.

"Kau samakan aku dengan si buta dari gua hantu! Kau sengaja ya , mau membuat aku marah! Jangan-jangan besok kau akan memanggil ku si buta Eden!", omel Eden yang bertambah kesal.

"Bukan itu saja, aku akan memanggil mu si buta Edan!", ujar Tiara, tentu saja hanya dalam hati.

Sedangkan Bibi Mery yang mendengar adu mulut kedua orang itu segera meninggalkan Bella dan Eden, karena bibi Mery tidak bisa menahan tawanya lagi, saat Tiara menjawab si buta dari gua hantu.

...********...

Tiara menyesali sampai dia bisa melamun dan lupa dengan namanya Bella, bahkan asal menjawab Eden, yang akhirnya mengakibatkan Eden mengomel sepanjang Tiara membantu Eden untuk kembali ke kamar.

"Sungguh tidak enak di omelin terus, kuping ku serasa panas", pikir Tiara dalam hati, baru bisa menarik nafas lega sesudah Eden duduk di atas kasurnya dan menghadap ke arah jendela kaca kamar nya, seperti sedang memandang ke luar jendela.

Tanpa sadar Tiara mengikuti pandangan Eden, terlihat langit yang mulai gelap, tanpa bulan dan bintang, sehingga yang terlihat hanyalah langit yang kelam.

"Ah.. aku harus lebih sabar pada tuan Eden, dia mengalami kebutaan, memandang langit yang gelap tanpa bintang saja sudah tidak enak, apalagi pandangan nya yang gelap sama sekali", pikir Tiara dalam hati berusaha memaklumi keadaan Eden yang suka marah dan emosi itu.

...********...

Tapi kadang apa yang kita harapkan belum tentu bisa kita laksanakan.

Baru saja Tiara memutuskan untuk lebih sabar pada Eden, tiba-tiba sudah terdengar lagi kata yang menusuk,

"Heran! Jangan-jangan kau bersedia menikah dengan ku karena kau budek? jadi kita benar-benar cocok, yang satu buta, yang satu tuli", sindir Eden, karena dia sudah memanggil Bella dua kali, tapi sama sekali tidak ada sahutan.

"Aduh, hari ini kenapa sih aku melamun yang gak penting terus!", tegur Tiara pada diri nya sendiri sambil menepuk dahinya sendiri.

"Tapi kenapa perkataannya si Edan ini tidak ada yang enak didengar sih!", protes Tiara hanya dalam hati.

"Maaf tuan Eden, ini pertama kalinya aku meninggalkan keluarga ku, jadi aku masih sering memikirkan keluarga ku", ujar Tiara memberi alasan agar Eden bisa memaklumi nya.

"Makanya kalau kau belum siap menikah aku akan memberi kesempatan pada mu untuk pergi dari sini, dan aku akan menceraikan mu", ujar Eden dengan enteng.

"Jangan harap, semakin kau ingin menceraikan ku, semakin aku tidak mau bercerai dengan mu tuan Eden!", sahut Tiara yang akhir nya hilang kesabarannya menghadapi

Eden dan menantang perkataan Eden.

Bersambung........

Episodes
1 Menggantikan Bella
2 Rencana menghindari pernikahan
3 Curiga
4 Keinginan Mery
5 Bila perempuan sudah iri
6 Di luar rencana
7 Pertemuan pertama
8 Manusia egois
9 Bukan salah ku
10 Harapan Rico
11 Ancaman Eden
12 Alasan tidak ikut Bram
13 Pertemuan Bram dan Tiara
14 Sakit hati
15 Dendam Bram
16 Kejutan
17 Rencana Rico
18 Hari pertama di mansion Nugroho
19 Kejujuran menjadi bumerang
20 Aku mencintainya
21 Sayang, kakak terlambat datang!
22 Perbedaan pendapat
23 Tuan Eden bisa melihat kah?
24 kembali terulang
25 Kegiatan baru
26 Tiara berbohong lagi
27 Meminta hak
28 Tiara akhirnya tahu
29 bekerjasama
30 kesukaan baru Eden
31 Bella mulai terpengaruh
32 Rencana Ana
33 Aku berbohong Tuan
34 Bukan Tiara yang dulu lagi
35 Menyesal
36 memperbaiki hubungan
37 Jangan bermimpi mengambil milik ku
38 Kabar bagus atau jelek?
39 semakin pintar
40 Keputusan Mery
41 bertanya langsung
42 Salah mengira
43 Keinginan Tiara
44 Eden yang semakin perhatian
45 Semakin pintar berbohong
46 Berubah
47 Salah paham
48 mulai menjalankan rencana
49 Aku suka kamu
50 ingin hidup merdeka
51 Sifat asli Bella
52 Curiga
53 memulai hidup baru
54 pertemuan yang tidak diduga
55 Rasa kecewa Bella
56 Merry menyesal
57 Ungkapan perasaan Rico
58 Sifat asli keluar
59 Menyimpan rahasia
60 Tiara akhirnya tahu
61 Buku ungu
62 Rahasia yang terbongkar
63 Pengakuan Mery
64 Menemukan persembunyian Tiara
65 Eden shock
66 Amnesia?
67 Eden yang sabar
68 perasaan asing
69 Maafkan aku
70 Hobi yang belum hilang
71 obsesi Hans
72 Rico akhirnya tahu
73 Tiara yang berbeda
74 pertemuan Rico dan Eden
75 Rico yang kecewa
76 Rayuan Tiara
77 Nasehat Bella
78 pertemuan Rico dan Tiara
79 perbedaan cinta Rico dan Eden
80 Ana yang kagum
81 cemburu
82 Bella kalah
83 Menyambut kepulangan Lily
84 perbedaan sifat
85 Salah sangka
86 suka duka belanja dengan lily
87 Sehari terasa setahun
88 Lily yang terharu
89 Pesta pernikahan
90 make him crazy
91 Janji Tiara
92 Tiara yang bahagia
93 Rencana ke Eropa
94 mimpi buruk
95 Bertemu bella
96 Sifat Tiara yang berubah
97 Saling curiga
98 Ingatan yang kembali
99 Tiara ingatannya pulih
100 Misi bi Ana
101 Syarat pulang ke mansion
102 Benci tapi rindu
103 hubungan yang renggang
104 Eden yang merasa tersiksa
105 Tiara akhirnya mengerti
106 Ending yang bahagia
107 Pengumuman karya baru
108 Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109 Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110 Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111 Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112 Tidak jadi puasa
113 Ending Bonus Chapter
114 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Menggantikan Bella
2
Rencana menghindari pernikahan
3
Curiga
4
Keinginan Mery
5
Bila perempuan sudah iri
6
Di luar rencana
7
Pertemuan pertama
8
Manusia egois
9
Bukan salah ku
10
Harapan Rico
11
Ancaman Eden
12
Alasan tidak ikut Bram
13
Pertemuan Bram dan Tiara
14
Sakit hati
15
Dendam Bram
16
Kejutan
17
Rencana Rico
18
Hari pertama di mansion Nugroho
19
Kejujuran menjadi bumerang
20
Aku mencintainya
21
Sayang, kakak terlambat datang!
22
Perbedaan pendapat
23
Tuan Eden bisa melihat kah?
24
kembali terulang
25
Kegiatan baru
26
Tiara berbohong lagi
27
Meminta hak
28
Tiara akhirnya tahu
29
bekerjasama
30
kesukaan baru Eden
31
Bella mulai terpengaruh
32
Rencana Ana
33
Aku berbohong Tuan
34
Bukan Tiara yang dulu lagi
35
Menyesal
36
memperbaiki hubungan
37
Jangan bermimpi mengambil milik ku
38
Kabar bagus atau jelek?
39
semakin pintar
40
Keputusan Mery
41
bertanya langsung
42
Salah mengira
43
Keinginan Tiara
44
Eden yang semakin perhatian
45
Semakin pintar berbohong
46
Berubah
47
Salah paham
48
mulai menjalankan rencana
49
Aku suka kamu
50
ingin hidup merdeka
51
Sifat asli Bella
52
Curiga
53
memulai hidup baru
54
pertemuan yang tidak diduga
55
Rasa kecewa Bella
56
Merry menyesal
57
Ungkapan perasaan Rico
58
Sifat asli keluar
59
Menyimpan rahasia
60
Tiara akhirnya tahu
61
Buku ungu
62
Rahasia yang terbongkar
63
Pengakuan Mery
64
Menemukan persembunyian Tiara
65
Eden shock
66
Amnesia?
67
Eden yang sabar
68
perasaan asing
69
Maafkan aku
70
Hobi yang belum hilang
71
obsesi Hans
72
Rico akhirnya tahu
73
Tiara yang berbeda
74
pertemuan Rico dan Eden
75
Rico yang kecewa
76
Rayuan Tiara
77
Nasehat Bella
78
pertemuan Rico dan Tiara
79
perbedaan cinta Rico dan Eden
80
Ana yang kagum
81
cemburu
82
Bella kalah
83
Menyambut kepulangan Lily
84
perbedaan sifat
85
Salah sangka
86
suka duka belanja dengan lily
87
Sehari terasa setahun
88
Lily yang terharu
89
Pesta pernikahan
90
make him crazy
91
Janji Tiara
92
Tiara yang bahagia
93
Rencana ke Eropa
94
mimpi buruk
95
Bertemu bella
96
Sifat Tiara yang berubah
97
Saling curiga
98
Ingatan yang kembali
99
Tiara ingatannya pulih
100
Misi bi Ana
101
Syarat pulang ke mansion
102
Benci tapi rindu
103
hubungan yang renggang
104
Eden yang merasa tersiksa
105
Tiara akhirnya mengerti
106
Ending yang bahagia
107
Pengumuman karya baru
108
Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109
Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110
Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111
Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112
Tidak jadi puasa
113
Ending Bonus Chapter
114
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!