Bukan salah ku

Tiara sama sekali tidak gugup lagi seperti pertama kali saat dia berada di kamar Eden.

Pemikiran Tiara sangat simpel, "Eden saja bersikap tanpa basa-basi,mengapa aku harus bersikap segan? Andai Eden sopan, malah aku juga akan kebingungan menghadapinya!"

Tanpa diperintahkan lagi, Tiara langsung menghampiri Eden yang duduk di bangku, tanpa mengucapkan apapun, Tiara kembali menarik tangan Eden.

"Ayo!", ujar Tiara singkat.

Malah Eden yang kaget dengan kelakuan Tiara, sudah kedua kalinya Tiara menarik tangannya tanpa permisi.

"Kok bisa-bisanya seorang perempuan menarik tangan seorang pria asing tanpa ijin. Berani sekali kamu!", tegur Eden yang sudah lupa kalau Tiara adalah istrinya karena kaget.

Selama ini belum ada seorangpun yang berani menarik tangannya, bahkan saat dia sudah buta.

Mendengar perkataan Eden, Tiara hanya bisa menghela nafas berusaha sabar.

"Bukan pria asing tuan Eden, anda sekarang adalah suami ku tuan Eden. Tuan bilang mau keluar jalan-jalan ke taman, sebagai istri mu tentu aku harus menggandeng mu, karena tuan saat ini buta. Tuan kan bilang aku harus mengerti tugas ku, tuan tidak suka mengajari seseorang. Jadi aku tidak perlu ijin lagi, bila aku melakukan sesuatu yang menurut ku adalah tugas ku!", sahut Tiara tegas.

Tiara sudah bertekad bulat, dia akan menghadapi Eden dengan berani, dia tidak merasa bersalah lagi karena sudah berpikir sepanjang malam kemaren, dia menggantikan Bella, karena permintaan ayah angkatnya, bukan kemauannya sendiri.

Jadi dia di sini hanya korban, yang berbohong bukan dia.

"Jadi aku memerankan Bella bukanlah salahku!", pikir Tiara untuk menenangkan dirinya sendiri.

...********...

Tiara kembali menarik tangan Eden , tangan yang tadi sempat mengibaskan tangannya

Kali ini Eden tidak menolak lagi, akhirnya Tiara pun bisa menarik nafas lega.

Eden akhirnya bangkit dari duduknya, Tiara baru menyadari kalau Eden memiliki tubuh yang tinggi, saat Eden berdiri di depannya.

Tiara tanpa sadar mendongak memandang wajah Eden, mencoba membaca wajah Eden.

Tiara tidak menemukan apapun, tampak wajah tampan tanpa ekspresi dan tanpa senyum itu, hanya dahinya saja yang terlihat berkerut, seperti memikirkan sesuatu.

"Koq kau tidak menuntun aku segera, koq malah diam? aku tidak suka menunggu lama", omel Eden tidak sabar dan menyadarkan Tiara dari lamunannya.

"Baik tuan Eden, sudah siap kan? Ayo tuan melangkah ke depan, nanti tuan ikuti aku dan aku akan memberi petunjuk", ujar Tiara sambil menggandeng tangan kiri Eden dengan kedua tangannya dan mengajak Eden melangkah maju menuju pintu keluar kamar.

...********...

Memakan waktu yang lumayan lama untuk sampai ke depan taman, karena semenjak pulang Eden tidak pernah menginjakkan kakinya keluar kamar sama sekali.

Tanpa sadar Eden menarik nafas panjang , karena ia kembali merasakan udara segar di luar ruangan, setelah berhari-hari hanya di dalam kamar.

"Segar kan?", tanya Tiara memecahkan keheningan di antara mereka sejak tadi.

"Hm", sahut Eden singkat.

"Mau duduk di ayunan tidak?", tawar Tiara melihat Eden yang hanya berdiri diam tanpa ekspresi.

"Kau pikir aku perempuan?", sahut Eden dingin.

"Dih emang cuman perempuan yang boleh duduk di ayunan? sombong sekali", pikir Tiara dalam hati.

"Tapi tuan Eden kelihatan sudah lelah, apakah tidak sebaiknya duduk dulu?", tanya Tiara sembari matanya mengitari taman yang besar itu untuk mencari tempat duduk, selain ayunan yang terlihat.

Karena Tiara tadi melihat tubuh Eden yang sudah basah keringat, Bahkan dahinya juga.

Akibat sudah lama Eden tidak melakukan aktifitas, sehingga membuat Eden mudah berkeringat ketika aktifitas ringan saja.

"Kata siapa aku lelah? Kau jangan menghina ku, gara-gara aku buta!", omel Eden yang tidak senang karena dia merasa Tiara menghinanya pria yang lemah hanya gara-gara dia buta.

"Aku tidak bermaksud seperti itu tuan, maaf kalau sudah menyinggung mu", ujar Tiara kali ini mengalah, bagaimanapun dia merasa kasihan pada Eden yang mengalami kebutaan.

"Tentu kebutaan ini sudah membuat dia down", pikir Tiara akhirnya memaklumi keadaan Eden.

Tiara memang perempuan yang memiliki hati yang mudah merasa kasihan pada seseorang.

Ketika dia melihat dahi Eden yang dipenuhi peluh, tanpa sadar Tiara mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya, dan dengan berjinjit Tiara segera mengelap dahi Eden yang penuh peluh itu.

Eden sempat kaget dan bingung mendapat perlakuan seperti itu, seingatnya yang pernah melakukan hal seperti ini padanya, hanyalah ibunya dulu.

Tapi setelah beberapa detik dia segera sadar, Eden segera merebut sapu tangan itu dari tangan Tiara.

"Aku bisa sendiri!", ujar Eden singkat.

Tiara kali ini sudah tidak memaksa lagi,

"Kalau sudah mau kembali ke kamar bilang ya, aku masih di dekat mu tuan Eden!", ujar Tiara melepaskan kedua tangannya dari tangan Eden.

Sepertinya dia juga harus menghirup udara segar juga, guna menghadapi Eden.

Tiara yang cukup kewalahan menghadapi sikap Eden, sama sekali tidak sadar kalau bibi Mery memperhatikan mereka dari jauh.

"Untung Tiara bersedia menggantikan Bella. Semoga Tiara bisa mendapatkan hati Eden", ujar Mery berharap dalam hati.

...********...

"Bella!", panggil seseorang saat Bella sedang melihat baju yang dipajang di depan kaca dari depan, di sebuah mall.

Bella langsung memalingkan wajahnya mencari asal suara yang memanggilnya itu.

"Bram! Kapan kamu pulang?", ujar Bella yang segera menghampiri dan menepuk bahu Bram dan bersikap sok akrab.

"Aku tidak perlu membuat laporan pada mu bukan? Harusnya yang berhak tahu adalah adik mu bukan?", sindir Bram langsung.

"Yang sabar ya Bram, mungkin Tiara memang bukan jodoh mu. Aku mewakili Tiara untuk meminta maaf pada mu Bram!", ujar Bella yang berlagak prihatin dan seakan-akan hubungannya dengan Tiara sangat dekat.

"Baiklah Bella, aku tidak suka berbasa-basi. Bisa kau beritahu sebenarnya dengan siapa Tiara menikah? Atau jangan-jangan kamu hanya ingin menghalangi aku bertemu dengan Tiara", tanya Bram memancing.

"Tentu Tiara memilih menikahi pria itu, karena dia lebih kaya dari kamu", ujar Bella tertawa memanasi Bram.

"Kalau kau hebat, kau cari tahu sendiri, aku tidak akan memberitahu mu", ujar Bella lagi, tersenyum senang, karena membuat orang penasaran adalah hobinya.

Bram segera menarik tangan Bella, saat Bella ingin beranjak pergi.

"Katakan dengan siapa Tiara menikah?, sebelum kau mengatakannya, aku tidak percaya kalau Tiara sudah menikah!", ujar Bram geram dengan sifat Bella yang suka memanasi orang.

"Kau mau percaya atau tidak, itu adalah urusan mu Bram, tidak ada hubungan dengan ku. Lepaskan aku!", ujar Bella galak.

"Tidak, sebelum kau mengatakan Tiara di mana?", tanya Bram masih ngotot.

"Kalau kau masih tidak melepaskan ku, aku akan berteriak kalau kau sudah melecehkan aku!", ancam Bella.

Bram akhirnya sadar kalau mereka sedang berada di tempat umum, dan terlihat beberapa orang mulai memandang curiga ke arah mereka.

"Kau gila Bella!", ujar Bram sebelum meninggalkan Bella.

"Kau yang gila Bram, semua orang berkata aku adalah perempuan cantik, hanya kau yang bilang aku gila", sahut Bella yang tidak pernah mau kalah, dan kali ini memberikan senyum manisnya pada Bram, karena merasa senang sudah membalaskan dendamnya, karena dulu Bram sudah menolak dirinya!

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

kamu ini sudah gila sejak Remaja Bellakor . jadi stop mengatakan orang lain gila

2023-06-24

2

Yusni Ali

Yusni Ali

Pede banget kamu Bella ,.... jangan harap Bram akan tertarik padamu perempuan manja

2023-03-20

1

Tatiastarie

Tatiastarie

semoga Eden cepat pulih kembali ya matanya.. dan bisa melihat siapa sebenarnya isteinya

2023-03-09

3

lihat semua
Episodes
1 Menggantikan Bella
2 Rencana menghindari pernikahan
3 Curiga
4 Keinginan Mery
5 Bila perempuan sudah iri
6 Di luar rencana
7 Pertemuan pertama
8 Manusia egois
9 Bukan salah ku
10 Harapan Rico
11 Ancaman Eden
12 Alasan tidak ikut Bram
13 Pertemuan Bram dan Tiara
14 Sakit hati
15 Dendam Bram
16 Kejutan
17 Rencana Rico
18 Hari pertama di mansion Nugroho
19 Kejujuran menjadi bumerang
20 Aku mencintainya
21 Sayang, kakak terlambat datang!
22 Perbedaan pendapat
23 Tuan Eden bisa melihat kah?
24 kembali terulang
25 Kegiatan baru
26 Tiara berbohong lagi
27 Meminta hak
28 Tiara akhirnya tahu
29 bekerjasama
30 kesukaan baru Eden
31 Bella mulai terpengaruh
32 Rencana Ana
33 Aku berbohong Tuan
34 Bukan Tiara yang dulu lagi
35 Menyesal
36 memperbaiki hubungan
37 Jangan bermimpi mengambil milik ku
38 Kabar bagus atau jelek?
39 semakin pintar
40 Keputusan Mery
41 bertanya langsung
42 Salah mengira
43 Keinginan Tiara
44 Eden yang semakin perhatian
45 Semakin pintar berbohong
46 Berubah
47 Salah paham
48 mulai menjalankan rencana
49 Aku suka kamu
50 ingin hidup merdeka
51 Sifat asli Bella
52 Curiga
53 memulai hidup baru
54 pertemuan yang tidak diduga
55 Rasa kecewa Bella
56 Merry menyesal
57 Ungkapan perasaan Rico
58 Sifat asli keluar
59 Menyimpan rahasia
60 Tiara akhirnya tahu
61 Buku ungu
62 Rahasia yang terbongkar
63 Pengakuan Mery
64 Menemukan persembunyian Tiara
65 Eden shock
66 Amnesia?
67 Eden yang sabar
68 perasaan asing
69 Maafkan aku
70 Hobi yang belum hilang
71 obsesi Hans
72 Rico akhirnya tahu
73 Tiara yang berbeda
74 pertemuan Rico dan Eden
75 Rico yang kecewa
76 Rayuan Tiara
77 Nasehat Bella
78 pertemuan Rico dan Tiara
79 perbedaan cinta Rico dan Eden
80 Ana yang kagum
81 cemburu
82 Bella kalah
83 Menyambut kepulangan Lily
84 perbedaan sifat
85 Salah sangka
86 suka duka belanja dengan lily
87 Sehari terasa setahun
88 Lily yang terharu
89 Pesta pernikahan
90 make him crazy
91 Janji Tiara
92 Tiara yang bahagia
93 Rencana ke Eropa
94 mimpi buruk
95 Bertemu bella
96 Sifat Tiara yang berubah
97 Saling curiga
98 Ingatan yang kembali
99 Tiara ingatannya pulih
100 Misi bi Ana
101 Syarat pulang ke mansion
102 Benci tapi rindu
103 hubungan yang renggang
104 Eden yang merasa tersiksa
105 Tiara akhirnya mengerti
106 Ending yang bahagia
107 Pengumuman karya baru
108 Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109 Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110 Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111 Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112 Tidak jadi puasa
113 Ending Bonus Chapter
114 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Menggantikan Bella
2
Rencana menghindari pernikahan
3
Curiga
4
Keinginan Mery
5
Bila perempuan sudah iri
6
Di luar rencana
7
Pertemuan pertama
8
Manusia egois
9
Bukan salah ku
10
Harapan Rico
11
Ancaman Eden
12
Alasan tidak ikut Bram
13
Pertemuan Bram dan Tiara
14
Sakit hati
15
Dendam Bram
16
Kejutan
17
Rencana Rico
18
Hari pertama di mansion Nugroho
19
Kejujuran menjadi bumerang
20
Aku mencintainya
21
Sayang, kakak terlambat datang!
22
Perbedaan pendapat
23
Tuan Eden bisa melihat kah?
24
kembali terulang
25
Kegiatan baru
26
Tiara berbohong lagi
27
Meminta hak
28
Tiara akhirnya tahu
29
bekerjasama
30
kesukaan baru Eden
31
Bella mulai terpengaruh
32
Rencana Ana
33
Aku berbohong Tuan
34
Bukan Tiara yang dulu lagi
35
Menyesal
36
memperbaiki hubungan
37
Jangan bermimpi mengambil milik ku
38
Kabar bagus atau jelek?
39
semakin pintar
40
Keputusan Mery
41
bertanya langsung
42
Salah mengira
43
Keinginan Tiara
44
Eden yang semakin perhatian
45
Semakin pintar berbohong
46
Berubah
47
Salah paham
48
mulai menjalankan rencana
49
Aku suka kamu
50
ingin hidup merdeka
51
Sifat asli Bella
52
Curiga
53
memulai hidup baru
54
pertemuan yang tidak diduga
55
Rasa kecewa Bella
56
Merry menyesal
57
Ungkapan perasaan Rico
58
Sifat asli keluar
59
Menyimpan rahasia
60
Tiara akhirnya tahu
61
Buku ungu
62
Rahasia yang terbongkar
63
Pengakuan Mery
64
Menemukan persembunyian Tiara
65
Eden shock
66
Amnesia?
67
Eden yang sabar
68
perasaan asing
69
Maafkan aku
70
Hobi yang belum hilang
71
obsesi Hans
72
Rico akhirnya tahu
73
Tiara yang berbeda
74
pertemuan Rico dan Eden
75
Rico yang kecewa
76
Rayuan Tiara
77
Nasehat Bella
78
pertemuan Rico dan Tiara
79
perbedaan cinta Rico dan Eden
80
Ana yang kagum
81
cemburu
82
Bella kalah
83
Menyambut kepulangan Lily
84
perbedaan sifat
85
Salah sangka
86
suka duka belanja dengan lily
87
Sehari terasa setahun
88
Lily yang terharu
89
Pesta pernikahan
90
make him crazy
91
Janji Tiara
92
Tiara yang bahagia
93
Rencana ke Eropa
94
mimpi buruk
95
Bertemu bella
96
Sifat Tiara yang berubah
97
Saling curiga
98
Ingatan yang kembali
99
Tiara ingatannya pulih
100
Misi bi Ana
101
Syarat pulang ke mansion
102
Benci tapi rindu
103
hubungan yang renggang
104
Eden yang merasa tersiksa
105
Tiara akhirnya mengerti
106
Ending yang bahagia
107
Pengumuman karya baru
108
Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109
Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110
Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111
Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112
Tidak jadi puasa
113
Ending Bonus Chapter
114
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!