Pertemuan pertama

Jantung Tiara berdebar kembali, ketika bibi Mery membuka pintu kamar yang diketuk, dan mendengar suara yang memerintahkan untuk masuk.

Tiara yang mengikuti langkah bibi Mery dari belakang, langsung bisa melihat seorang pria yang sedang duduk di sebuah kursi dan memegang sebuah tongkat.

Tiara mau tidak mau harus mengangumi ketampanan wajah pria di depannya itu.

Walaupun bola matanya yang terlihat hampa, tapi tidak mengurangi ketampanan pria di depannya itu.

Tiara segera menundukkan kepalanya saat pria itu mengarahkan wajahnya ke arah mereka.

"Duh, sampai begitu takutnya, aku sudah lupa kalau tuan Eden itu tidak bisa melihat ku!", pikir Tiara dalam hati saat menyadari kebodohannya.

"Eden, ini Bella sudah datang!", ujar bibi Mery memecahkan keheningan di kamar itu.

"Hem", sahut Eden dingin, yang membuat jantung Tiara semakin berdebar kencang.

"Ayo sapa suami mu Bella! Kamu yang harus lebih aktif, karena Eden tidak bisa melihat!", ujar bibi Mery yang dengan fasih mengganti nama Tiara dengan Bella.

"Baik bi", sahut Tiara menurut dan segera mendekati Eden. Tiara sebenarnya bingung bagaimana dia harus menyapa Eden, menjabat tangannya rasanya tidak mungkin, mereka bukanlah teman.

"Aku harus lebih berani!", ujar Tiara menyemangati dirinya sendiri.

Tiara memberanikan diri menarik tangan kanan Eden yang berada di pangkuan, dan segera menempelkan ke dahinya.

Eden yang tidak menyangka Tiara yang melakukan hal itu sempat tertegun dan bingung.

"Tuan Eden aku akan berusaha menjadi istri yang baik", ujar Tiara setelah meletakkan kembali tangan Eden ke pangkuannya.

"Sungguh arogan! Bahkan dia tidak keberatan dipanggil tuan oleh istrinya!", pikir Tiara merasa gentar kembali.

Melihat Eden yang tidak berbicara apapun, akhirnya Tiara ikut terdiam, Tiara benar-benar sudah kehabisan akal harus melakukan apa lagi.

Eden yang akhirnya sadar dari kebingungannya malah langsung berkata ke Mery, "Tinggalkan kami bi!"

"Baiklah Eden", sahut bibi Mery yang sempat menatap khawatir ke Tiara, sebelum keluar dari kamar Eden.

"Tapi setidaknya Tiara cukup pintar menyenangkan hati orang, tidak seperti Bella. Semoga dia bisa menaklukan hati Eden!", ujar Mery berusaha menenangkan hatinya sendiri.

...********...

"Huh, ibu ke pasar lama banget sih!, Kalau tadi ada ibu, kan ayah tidak akan mengancam ku!", ujar Bella kesal pada ibunya yang baru pulang dari berbelanja

"Lho, kan si Ara sudah dibawa bibi mu ke mansion Nugroho, kenapa ayah mu masih membatasi gerak mu?", tanya Mita bingung.

Ternyata Mita juga punya pemikiran yang sama dengan Bella

"Ibu juga sudah capek di sini, gara-gara kita bersembunyi di sini, ibu harus memasak dan mencuci sendiri!", keluh Mita yang sudah terbiasa dilayani pembantu.

"Salah mu sendiri, tadi ibu ajak kamu ke pasar, kamu tidak mau!", sambung Mita yang juga dalam suasana hati tidak bagus.

"Kalau belanja di supermarket aku mau Bu, tadi ibu ke pasar aku tidak mau, bau!", ujar Bella sambil mendengus.

"Kau pikir ibu suka belanja di pasar?, kau tahu sendiri kalau letak villa Nugroho ini agak terpencil! Bibi mu sengaja memilihkan Villa yang terpencil ini buat kita agar tidak ditemukan.

Tapi ini katanya adalah villa kesayangan ibu Eden, Eden setiap berkunjung ke villa, pasti villa ini yang akan menjadi tujuannya Eden!", ujar Mita menjelaskan.

"Sifat yang aneh! Punya banyak villa mewah, koq malah si buta itu suka berkunjung ke villa yang terpencil seperti ini. Untung aku tidak jadi menikah dengannya, bisa stress aku kalau diajak bulan madu di sini bu!", ujar Bella menghela nafas bersyukur.

"Kau juga aneh, kalau sudah tahu orangnya kaku gitu, kenapa kau mengajukan diri untuk menjadi istrinya? Gara-gara keputusan mu itu akhirnya kita terdampar di tempat seperti ini!", omel Mita yang akhirnya menyalahkan anak kesayangannya.

Mita yang juga terbiasa hidup di kota dan dilayani pelayan akhirnya ikut merasakan kalau hidupnya juga menderita, walaupun cuman seminggu.

...********...

"Kan kata ibu aku cantik seperti boneka Barbie. Kata ibu laki-laki manapun yang melihat aku, pasti akan menyukai ku! Makanya aku berani mengajukan diri, karena aku yakin Tuan Eden pasti akan jatuh cinta pada ku. Aku mana menyangka kalau si Eden itu bisa begitu sial, kecelakaan dan langsung divonis buta! Lantas aku harus membuat dia jatuh cinta dengan apa, kalau dia tidak bisa melihat?", sahut Bella yang selalu membanggakan fisiknya yang sempurna itu.

"Iya juga sih, ya sudah kamu segera bersiap-siap membenahi barang mu. Sesudah ibu masak dan kita makan, kita segera kembali ke rumah. Ibu juga sudah tidak tahan berada di tempat terpencil seperti ini!", ujar Mita memutuskan.

"Bagaimana dengan ayah, Bu? Dia mengancam akan memblokir semua kartu ku kalau aku keluar dari sini Bu?", tanya Bella khawatir juga, kalau sampai dia tidak ada pegangan uang.

"Walaupun kalau sudah bebas keluar, tanpa uang bagaimana aku bisa pergi ke mana-mana bu?", sambung Bella agak takut kali ini, kalau sudah menyangkut masalah uang.

"Soal ayah, kamu serahkan saja pada ibu, coba saja dia berani memblokir kartu mu! Lagi pula kalau dia memblokir kartu mu, kamu kan bisa memakai kartu ibu!", ujar Mita yang selalu memanjakan anaknya itu.

"Ah, ibu memang pintar ya? Kenapa aku tadi tidak kepikiran? Ibu ku memang is the best!", ujar Bella senang, segera menghampiri Mita dan mengecup pipi Mita.

"Sudah, cepat bereskan koper mu! Dasar! kalau ada maunya, mulut mu semanis madu!", omel Mita, tapi tersenyum.

"Sesudah makan kita kembali ke rumah!", sambung Mita lagi.

"Siap Bu!", sahut Bella penuh semangat, dan segera menuju ke kamar.

...********...

Tiara sudah menghitung sampai angka ke lima puluh sembilan, tapi suasana kamar masih hening, tidak ada satu katapun keluar dari bibir Eden.

Tiara memang mempunyai kebiasaan menghitung angka dari satu sampai seratus, kalau sedang gugup.

Akhirnya Tiara dari tadi terpaku di tempat dia berdiri dan sama sekali tidak bergerak selangkah pun.

"Ah, apa yang harus kulakukan? Saat ini lebih baik aku dihukum dosen killer, daripada menghadapi tuan Eden ini!", keluh Tiara dalam hati dan mulai kebingungan.

"Kamu sudah tahu apa tugasmu?", tanya Eden tiba-tiba memecahkan keheningan.

Sebenarnya Tiara mau tertawa mendengar pertanyaan itu, tapi tentu tidak berani.

"Sebenarnya aku ini istri atau pekerjanya?", pikir Tiara dalam hati.

Tapi yang keluar dari mulut Tiara tentu berbeda,

"Saya belum tahu tuan Eden, ini baru pertama kalinya saya menikah, jadi saya belum terlalu mengerti tugas saya", ujar Tiara bersyukur, akhirnya dia bisa menjawab dengan lancar.

"Mengapa kau berani menerima pernikahan ini kalau kau belum mengerti tugas orang menikah?Mengapa kau tidak bertanya pada bibi mu apa yang perlu kau lakukan untuk ku? Aku ini suami mu! Bukan guru mu! Aku suka yang instan, jangan berharap aku akan mengajari mu apa yang perlu kau lakukan!", ujar Eden ketus.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

contoh wanita yang merusak masa depan anaknya . memang kayaknya harus dilempar ke Kandang buaya biar sekalian merasakan sakit dimakan oleh Buaya

2023-06-24

0

Umi Akhmad

Umi Akhmad

Bella manggilnya udik banget harusnya papy momy atau papa mama kan orang luar negrian semua thor

2023-06-01

1

Yuliana Andalah

Yuliana Andalah

masih saya pantau Tiara & Eden 😀😎

2023-05-22

5

lihat semua
Episodes
1 Menggantikan Bella
2 Rencana menghindari pernikahan
3 Curiga
4 Keinginan Mery
5 Bila perempuan sudah iri
6 Di luar rencana
7 Pertemuan pertama
8 Manusia egois
9 Bukan salah ku
10 Harapan Rico
11 Ancaman Eden
12 Alasan tidak ikut Bram
13 Pertemuan Bram dan Tiara
14 Sakit hati
15 Dendam Bram
16 Kejutan
17 Rencana Rico
18 Hari pertama di mansion Nugroho
19 Kejujuran menjadi bumerang
20 Aku mencintainya
21 Sayang, kakak terlambat datang!
22 Perbedaan pendapat
23 Tuan Eden bisa melihat kah?
24 kembali terulang
25 Kegiatan baru
26 Tiara berbohong lagi
27 Meminta hak
28 Tiara akhirnya tahu
29 bekerjasama
30 kesukaan baru Eden
31 Bella mulai terpengaruh
32 Rencana Ana
33 Aku berbohong Tuan
34 Bukan Tiara yang dulu lagi
35 Menyesal
36 memperbaiki hubungan
37 Jangan bermimpi mengambil milik ku
38 Kabar bagus atau jelek?
39 semakin pintar
40 Keputusan Mery
41 bertanya langsung
42 Salah mengira
43 Keinginan Tiara
44 Eden yang semakin perhatian
45 Semakin pintar berbohong
46 Berubah
47 Salah paham
48 mulai menjalankan rencana
49 Aku suka kamu
50 ingin hidup merdeka
51 Sifat asli Bella
52 Curiga
53 memulai hidup baru
54 pertemuan yang tidak diduga
55 Rasa kecewa Bella
56 Merry menyesal
57 Ungkapan perasaan Rico
58 Sifat asli keluar
59 Menyimpan rahasia
60 Tiara akhirnya tahu
61 Buku ungu
62 Rahasia yang terbongkar
63 Pengakuan Mery
64 Menemukan persembunyian Tiara
65 Eden shock
66 Amnesia?
67 Eden yang sabar
68 perasaan asing
69 Maafkan aku
70 Hobi yang belum hilang
71 obsesi Hans
72 Rico akhirnya tahu
73 Tiara yang berbeda
74 pertemuan Rico dan Eden
75 Rico yang kecewa
76 Rayuan Tiara
77 Nasehat Bella
78 pertemuan Rico dan Tiara
79 perbedaan cinta Rico dan Eden
80 Ana yang kagum
81 cemburu
82 Bella kalah
83 Menyambut kepulangan Lily
84 perbedaan sifat
85 Salah sangka
86 suka duka belanja dengan lily
87 Sehari terasa setahun
88 Lily yang terharu
89 Pesta pernikahan
90 make him crazy
91 Janji Tiara
92 Tiara yang bahagia
93 Rencana ke Eropa
94 mimpi buruk
95 Bertemu bella
96 Sifat Tiara yang berubah
97 Saling curiga
98 Ingatan yang kembali
99 Tiara ingatannya pulih
100 Misi bi Ana
101 Syarat pulang ke mansion
102 Benci tapi rindu
103 hubungan yang renggang
104 Eden yang merasa tersiksa
105 Tiara akhirnya mengerti
106 Ending yang bahagia
107 Pengumuman karya baru
108 Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109 Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110 Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111 Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112 Tidak jadi puasa
113 Ending Bonus Chapter
114 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Menggantikan Bella
2
Rencana menghindari pernikahan
3
Curiga
4
Keinginan Mery
5
Bila perempuan sudah iri
6
Di luar rencana
7
Pertemuan pertama
8
Manusia egois
9
Bukan salah ku
10
Harapan Rico
11
Ancaman Eden
12
Alasan tidak ikut Bram
13
Pertemuan Bram dan Tiara
14
Sakit hati
15
Dendam Bram
16
Kejutan
17
Rencana Rico
18
Hari pertama di mansion Nugroho
19
Kejujuran menjadi bumerang
20
Aku mencintainya
21
Sayang, kakak terlambat datang!
22
Perbedaan pendapat
23
Tuan Eden bisa melihat kah?
24
kembali terulang
25
Kegiatan baru
26
Tiara berbohong lagi
27
Meminta hak
28
Tiara akhirnya tahu
29
bekerjasama
30
kesukaan baru Eden
31
Bella mulai terpengaruh
32
Rencana Ana
33
Aku berbohong Tuan
34
Bukan Tiara yang dulu lagi
35
Menyesal
36
memperbaiki hubungan
37
Jangan bermimpi mengambil milik ku
38
Kabar bagus atau jelek?
39
semakin pintar
40
Keputusan Mery
41
bertanya langsung
42
Salah mengira
43
Keinginan Tiara
44
Eden yang semakin perhatian
45
Semakin pintar berbohong
46
Berubah
47
Salah paham
48
mulai menjalankan rencana
49
Aku suka kamu
50
ingin hidup merdeka
51
Sifat asli Bella
52
Curiga
53
memulai hidup baru
54
pertemuan yang tidak diduga
55
Rasa kecewa Bella
56
Merry menyesal
57
Ungkapan perasaan Rico
58
Sifat asli keluar
59
Menyimpan rahasia
60
Tiara akhirnya tahu
61
Buku ungu
62
Rahasia yang terbongkar
63
Pengakuan Mery
64
Menemukan persembunyian Tiara
65
Eden shock
66
Amnesia?
67
Eden yang sabar
68
perasaan asing
69
Maafkan aku
70
Hobi yang belum hilang
71
obsesi Hans
72
Rico akhirnya tahu
73
Tiara yang berbeda
74
pertemuan Rico dan Eden
75
Rico yang kecewa
76
Rayuan Tiara
77
Nasehat Bella
78
pertemuan Rico dan Tiara
79
perbedaan cinta Rico dan Eden
80
Ana yang kagum
81
cemburu
82
Bella kalah
83
Menyambut kepulangan Lily
84
perbedaan sifat
85
Salah sangka
86
suka duka belanja dengan lily
87
Sehari terasa setahun
88
Lily yang terharu
89
Pesta pernikahan
90
make him crazy
91
Janji Tiara
92
Tiara yang bahagia
93
Rencana ke Eropa
94
mimpi buruk
95
Bertemu bella
96
Sifat Tiara yang berubah
97
Saling curiga
98
Ingatan yang kembali
99
Tiara ingatannya pulih
100
Misi bi Ana
101
Syarat pulang ke mansion
102
Benci tapi rindu
103
hubungan yang renggang
104
Eden yang merasa tersiksa
105
Tiara akhirnya mengerti
106
Ending yang bahagia
107
Pengumuman karya baru
108
Bonus Chapter (Eden yang mengalah)
109
Bonus Chapter (Tiba di Perancis)
110
Bonus Chapter (Belajar berani seperti Lily)
111
Bonus Chapter (Akibat Lembur?)
112
Tidak jadi puasa
113
Ending Bonus Chapter
114
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!