“Apa Tuan Batu mau pergi lagi?” tanya Shena dengan wajah sendu, ia selalu takut jika sendirian
“Iya, ada tugas penting yang akan kami lakukan dengan si kucing itu. Tenanglah Shena, mereka akan menjagamu di sini dengan baik”, ujar Boas dengan suara lembut.
“Apa kamu akan pergi lama?”
“Tidak pasti Shena, begini saja … gunakan cincin di jarimu saat keadaan terdesak, dengar keadaan terdesak SHENA.”
Boas menekan nama Shena dalam kalimatnya, agar gadis muda itu mengerti.
Mata bermanik abu-abu menatap Boas dengan tatapan penasaran.
“Apa maksudnya?” tanya Shena, dengan baling-baling di otaknya mulai berputar-putar penasaran. Ia kuingin sekali menggunakannya, ia gadis muda yang selalu ingin tahu, ha itu nie buat Boas khawatir.
“Begini …. ini cincin berharga milik istriku, saya berharap kamu menjaganya, gosok batu cincinnya maka saya akan datang, ini ,mungkin membuatmu bingung tetap-”
“Baiklah aku mengerti,” ucap Shena berlari meninggalkan Boas, yang masih duduk di ruang tamu bersama Dos..
Namun, tiba-tiba Shena menggosok cincin bermata rubi itu, melakukan apa yang diajarkan Boas padanya.
“Apa benar ia akan datang, coba ah … “
Beberapa detik kemudian, Boas berdiri tepat di hadapannya, dengan gelas minum ditangannya.
“Apa kamu lakukan anak kecil, saya sudah bilang hanya waktu darurat saja.
Hadeeeh menyebalkan.”
Boas keluar lagi dari kamar Shena, yang saat itu masih mematung dengan kedua bola menatap Boas, dengan tatapan takjub,
seolah-olah yang ia alami hanya sebuah mimpi, karena dengan sekejap lelaki berwajah tegas dan ber otot keras itu, bisa tiba-tiba muncul di hadapannya.
“Wah yang tadi bukan mimpi, kan?
itu beneran lelaki batu itu … bisa dipanggil hanya dengan menggosok cincin ditangannya.
Shena merasa mendapat mainan baru,
cincin yang bermata rubi itu digunakan beberapa kali memanggil Boas,
sampai beberapa kali, hanya karena urusan kecil, karena ada kecoa di kamar mandi,
ia memanggilnya, karena hanya pengikat rambutnya hilang di kamar ia memanggilnya,
karena hanya ia kesusahan mengambil barang di bawah kolong tempat tempat tidur, ia menggosok batu cincin dan memanggil Boas.
Kali ini Boas dibuat jengkel olehnya,
tepat saat ia ingin mandi dan membuka semua pakaian di tubuhnya,
“Shena …!
apa yang kamu lakukan?
Apa kamu ingin menjadikan cincin itu jadi mainan?
Berikan padaku,
kamu tidak perlu memilikinya,” ucap Boas mendengus kesal,
ia memegang handuk di pinggangnya dengan erat agar tidak jatuh,
ia takut saat handuknya jatuh ia yakn gadis kecil itu akan kaget melihat tongkatnya yang besar.
Saat melihat Boas hanya mengenakan handuk, dan memperlihatkan tubuh ber-otot, dada bidang dan bagian perut membentuk kotak-kotak,
Shena menutup mata karena malu.
Wajahnya memerah bagai tomat rebus.
“Pergi, pergi aku tidak akan memangil lagi,”
ujar Shena dengan kedua telapak tangan menutup wajahnya, yang masih terasa panas.
“Dasar anak kecil, kamu yang memanggilku kamu yang mengusirku lagi
Dengar Shena …! jangan lakukan itu kalau tidak keadaan terdesak.
Saya akan pergi untuk perjalanan panjang, saya tidak mau kamu memanggil tanpa alasan lagi.
“Baik Tuan batu”
“Shena, berhenti memanggilku tuan Batu,
panggil saja saya Boas Egdan itu nama yang saya pakai”
“Baiklah, baik Tuan boleh pergi,”
ujap Shena menahan malu.
Setelah mendapat petunjuk, letak batu itu pernah muncul, ia tidak perlu menunggu lama, setelah memberi cincin perlindungan untuk Shena, gadis muda yang saat ini tinggal di rumahnya.
Kini petulangan panjang akan dimulai,
mencari bagian batu itu lagi, perjalanan kali ini bersama seekor kucing.
Boas akan berkelana ke satu planet asing, yang bernama planet Themis,
Dos yakin satu bagian batu berada di sana.
Perjalanan kali melewati sebuah hutan yang lebat, untuk menuju sebuah pintu portal menuju dimensi lain,
sebuah pintu yang terbuka sekali seratus tahun di dunia.
Tepat hari itu, hari yang ke seratus,
mereka yakin saat pintu portal dibuka, maka ada perpindahan antara dua planet.
Tetapi, saat mereka berdua berjalan, melintasi hutan lebat mencari keberadaan pintu portal menuju langsung ke planet yang mereka tuju, sebuah gua di dalam hutan.
Rimbunan pohon berdesir menari mengayunkan dahan, mengikuti hembusan angin.
Terdengar sunyi dan dan mencekam, hanya terdengar hembusan angin yang menyapu kulit, menembus sampai ketulang.
Boas sengaja berjalan siang hari, agar ia bisa melihat jalanan dengan jelas.
Saat berjalan dalam rimbunan hutan, Boas merasakan ada mata yang mengawasi mereka.
“Berhati-hatilah Yang Mulia tempat ini salah satu hutan terlarang,”
ujar Dos mengingatkan Boas.
“Baiklah, aku juga merasakan ada banyak mata yang mengawasi kita”
Boas mulai memegang gagang pedang miliknya,
siap di hunuskan pada siapapun yang menghalangi langkah kakinya kali ini,
Hembusan angin seakan meyibakkan pakaian yang dikenakan, udara dingin itu menyentuh kulitnya, dan mencumbunya di sana.
Ia beberapa kali membenarkan pakaian yang ia kenakan, untuk membuat tubuhnya hangat,
salju yang mereka lewati sudah mencapai mata kaki.
Kucing berwarna kuning itu, masih setia dengan pakaian modis yang di pakaian Shena padanya,
ia enggan menyibakkan pakaian yang ia anggap norak itu, karena pakaian itu mampu menghangatkan tubuhnya yang berwujud kucing itu.
Saat kaki melangkah dengan yakin, segerombolan serigala menghadang Boas dan Dos.
“Apa ini hewan ilusi atau kenyataan,
kenapa begitu banyak?”
tanya Boas mulai mengayunkan pedangnya, dan menebas gerombolan serigala kelaparan, yang menghalangi perjalanan mereka.
“Hutan ini juga di sebut dengan hutan ilusi Tuan,
berhati-hatilah” Dos tidak bisa berubah lagi setiap kali empat jam, tadi sebelum mereka berangkat, ia sudah berubah. Maka kali ini saat dibutuhkan, ia tidak bisa berubah lagi.
“Dos, apa kau tidak bisa berubah lagi dan mengusir mereka!” teriak Boas mulai merasa kewalahan, melawan ratusan serigala yang mengerumuni, dan siap megoyak tubuh mereka berdua.
Dalam perjalanan ini,
Boas sudah mempersiapkan diri untuk melawan kawanan serigala, yang menghambat perjalanan mereka berdua.
Selain kawanan serigala, ada rintangan lain yang akan mereka hadapi,
hutan itu di sebut juga hutan ilusi.
Boas yakin pikiran mereka akan dikendalikan, jika tidak bisa dengan cepat keluar dari sana.
Mampukah Boas melewati perjalanan kali ini?
Melawan kerumunan serigala buas dan melewati hutan ilusi? Ikuti terus kisah perjalanan Boas untuk mencari bagian lain dari baru kristal.
Bersambung
KAKAK JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR DAN PENDAPAT KALIAN DI SETIAP BAB DAN JANGAN LUPA JUGA
LIKE, VOTE DAN KASIH HADIAH
Terimakasih untuk tips ya
Baca juga karyaku yang lain
-Aresya(TERBARU)
-The Cured King(TERBARU)
-Cinta untuk Sang Pelakor (Tamat)
-Menikah dengan Brondong (Tamat)
-Menjadi tawanan bos (Tamat)
Bintang kecil untuk Faila (tamat)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments