Setelah Boas Edgan berhasil merebut, potongan batu pertama itu dari tangannya, Ratu Iblis murka, melampiaskan kemarahannya dan berteriak dan menimbulkan kilatan petir, langit dipenuhi awan gelap.
“Siapa yang membantunya? Apa ini perbuatan para Dewa …?”
Sura meraung dan meliuk-liukkan tubuhnya dan suara desisan dari mulutnya. “Hai, para Dewa bukankah kita sudah membuat kesepakatan untuk tidak saling mengurusi wilayah kekuasaan kita!” teriak Sura mengeluarkan teriakan dari mulutnya, hingga lembah gerbang Neraka itu bergoyang dan menimbulkan gempa yang hebat di dunia. Si Iblis betina itu juga meniupkan angin putiung beliung dan mengirimnya ke dunia.
Angin badai mengamuk, di pesisir pantai tepat di mana Boas duduk di tempat ia biasa mencari ketenangan, tetapi bukan ketenangan yang ia cari, melainkan, hantaman badai yang hampir menerbangkan tubuhnya.
‘Iblis Sura sedang mengamuk, aku yakin itu semua karena batu yang aku rebut darinya’ Boas membatin.
Lalu ia menutup matanya, ia mencoba mencari tahu apa yang terjadi, melalui kekuatan yang dimiliki, ia bisa merasakan kalau wanita itu menyiapkan pasukan gerbang Neraka untuk bertarung.
“Pergilah dari sana Yang Mulia,” suara bisikan Dos terdengar jelas di kupingnya, binatang penjaga memberinya sebuah peringatan.
Boas menjentikkan jarinya dan kembali kerumah sakit di mana Shena mendapat perawatan setelah mengalami luka bakar,
**
“Tuan Batu? Apa yang kamu lakukan ….?” tanya Shena, saat Boas melepaskan infus di tangannya dan mengangkat tubuh wanita muda itu, membawanya ke dalam kamar mandi dengan satu tiupan Shena tertidur dalam gendongannya. Karena tidak ingin Shena melihat apa yang ia lakukan, setelah Shena tertidur pulas membawanya ke rumah Boas.
Lalu meletakkannya di atas ranjang.
“Tuan Boas apa yang akan saya lakukan dengan Nona muda ini?” tanya Rohen, lelaki tua orang yang bertanggung jawab untuk rumah Boas dengan segala pekerja untuk Boas.
Boas membalikkan badannya menatap Shena yang tertidur pulas, lalu ia membangunkan Shena dengan kekuatannya, satu tiupan kecil ke kupingnya, gadis muda berambut panjang itu tertidur karena kekuatan dari jari tangannya.
“Hai anak kecil, bangunlah, sudah cukup segitu waktu untuk tidur,” ujar Boas menggoyang-goyangkan pundaknya dengan pelan.
Tidak lama kemudian kelopak mata berbulu panjang lentik itu terbuka secara perlahan-lahan, lalu ia melirik langit-langit kamar, semua terasa asing, matanya menyusuri semua sudut ruangan berharap menemukan untuk menjawab pertanyaan di benaknya, matanya masih sibuk meneliti di mana keberadaan tubuhnya saat itu, kesadarannya belum pulih, ia beberapa kali mengucek kelopak matanya untuk memperjelas penglihatannya.
‘Aku di mana ini?’ tanya Shena dalam benaknya.
“Kamu di rumahku bagunlah“ jawab Boas, seolah-olah tahu apa yang dipikirkan Shena.
Mata bermanik Abu-abu itu menatap Boas, bola mata menyerupai mata kucing itu, menatap Boas dengan bingung, karena seingatnya mereka tadi ada di rumah sakit.
“Kapan kita ke sini?” tanya Shena dengan kedua alis menyengit.
“Tadi kamu pingsan Shena, saat saya membawa berlari”
“Kenapa aku pingsan apa aku terbentur, apa aku melihat mahluk menyeramkan lagi?”
“Iya, kepalamu terbentur pintu kamar mandi,” kilah Boas mencari alasan.
“Aiiis … ckckk. Kamu lelaki yang ceroboh Tuan Batu, kamu tidak tahu, kalau kepalaku adalah aset berharga untukku,” ujar Shena menggeleng-geleng.
“Sudah hentikan ocehanmu, turunlah dan ayo kita makan,” ujar Boas, bersikap cuek mendengar Shena menyebutnya ceroboh, baginya Shena hanya gadis kecil yang suka mengoceh.
“Eh, tapi tunggu, ke palaku tidak sampai pendarahan, kan, kalau sampai itu terjadi masa depanku akan hancur,” ujar Shena bibirnya bicara seenaknya.
”Ha?” Boas menatap wanita mendesis kecil.
“Lah, benar Tuan Batu … Kamu tidak tahu, bagi seorang pelajar seperti aku, kepalaku yang berisi otak jenius ini, sangat berharga, kalau misalkan; aku lupa ingatan karena benturan yang kamu sebabkan, terus aku tidak bisa menyelesaikan sekolahku kalau, tidak, aku jadi idiot, kalau semua itu terjadi kamu harus bertanggung jawab seumur hidup padaku”
‘Ini, bocah, itu sudah au lakukan sejak ibumu meninggal bodoh ….!’ ujar Boas dalam benaknya , tidak menanggapi bibir cerewet Shena.
Tetapi lelaki tua, kepala bagian pekerja rumah tangga itu tersenyum kecil, melihat sikap dan keberanian Shena. Selama bekerja di rumah Boas dan sudah setua itu, baru kali ini majikannya membawa seorang wanita ke rumahnya, selama ini ia dikenal lelaki yang bersikap dingin pada semua orang.
“Baiklah, otak jeniusmu tidak pendarahan,kan, karena benturannya pelan,” ujar Boas dengan sikap malas, ia paling tidak suka basa-basi apalagi bercanda. Lelaki bermata amber seperti mata serigala itu lebih menikmati kesunyian dan ketenangan, maka di rumah Boas yang mirip istana itu, selalu sepi bagai kuburan, karena Boas menyukai hal hening.
“Oh …. itu lebih aneh lagi Tuan Batu! Kenapa kepalaku hanya terbentur pelan, tetapi bisa langsung pingsan?” tanya Shena pertanyaan itu seketika membuat kepala Boas berdenging tiba-tiba merasa pusing.
“Hadeeeh … anak kecil bisakah kamu berhenti mengoceh, kepalaku jadi sakit jadinya, apa perlu saya mengantarmu kembali ke rumah sakit itu, agar iblis-iblis itu menggigit mu?”
“Iblis, oh tidak … aku tidak mau kembali ke sana, baiklah lupakan tentang otak jeniusku, tadi katanya kita mau makan, ayo” Shena bangun dari ranjang dan ia mulai menunjukkan rasa kekagumannya pada istana milik Boas. “Wow rumah ini sangat besar dan megah apa ini rumahmu, Tuan Batu? Terlambat kamu membawaku ke rumahmu padahal kita sudah sangat lama saling mengenal”
Boas mengacuhkan ocehan Shena ia sibuk dengan ponsel di tangannya. Kali ini wanita muda yang berpakaian lusuh itu berlari ke arah kolam renang kalimat--kalimat tidak berhenti keluar dari mulutnya , Wah ada kolam renang juga, Wah Tuan Batu bolehkah aku berenang!” teriaknya dari depan pintu.
Semua pekerja itu hanya tersenyum kecil melihat tingkah norak Shena, wajah mereka tampak bingung karena tuan besar baru pertama kali membawa wanita dalam istananya. Namun, sayang wanita yang ia bawa kali ini bukanlah wanita cantik yang berkelas, wanita yang sederajat dengan sang bos yang dibawa hanyalah anak remaja yang lusuh dan cerewet bahkan sikap norak dan tingkah polosnya tidak jarang mengundang tawa para pekerja di rumah Boas karena jumlahnya hampir dua puluh orang.Tetapi kelakukan tamu sang majikan membuat mereka tersenyum.
Bersambung ….
KAKAK JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR DAN PENDAPAT KALIAN DI SETIAP BAB DAN JANGAN LUPA JUGA.
Bantu share ya Kakak.
Fb Pribadi: Betaria sona Nainggolan
FB Menulis; Nata
Ig. Sonat.ha
LIKE, VOTE DAN KASIH HADIAH
Baca juga karyaku yang lain
-Aresya(TERBARU)
-The Cured King(TERBARU)
-Cinta untuk Sang Pelakor (Tamat)
-Menikah dengan Brondong (Tamat)
-Menjadi tawanan bos Mafia (ongoing)
Bintang kecil untuk Faila (tamat)
Tekanan Di Dalam penjara.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Albertus Sinaga
bingung,
2023-10-24
0
Rihan Jamaien
hadir Thor💖💖
2023-08-10
0
rjvjr
absen harian Thor 🙏
2022-10-01
0