Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!

Sekarang, Nala sudah tidak lagi kesusahan memikirkan uang untuk membeli kuota, Nala juga sudah membayar hutangnya di konter.

Nala yang sekarang hidup bersama dengan Amira mendapatkan uang jajan setiap harinya.

Sehingga Nala bisa melanjutkan kegemarannya yaitu menonton drama Korea.

"Ahhh, ini baru namanya surga dunia," kata Nala seraya menatap layar ponselnya, memasang headset ke telinga kemudian terdengar soundtrack drama tersebut, Nala mulai mengaduk mie instan yang akan dilahapnya itu.

Nala yang sedang menikmati waktu setelah seharian beraktivitas, tiba-tiba dikejutkan oleh ponsel yang melayang.

Tentu saja itu adalah ulah Dhev yang sudah berpikiran kotor.

"Pantes generasi muda sekarang itu bobrok! Masih kecil aja udah nonton beginian!" ucap Dhev seraya menekan tombol ponsel Nala.

Nala membuka mulut ingin menjelaskan tetapi Dhev tidak berhenti menyerocos.

"Kalau kamu masih mau bekerja sebagai pengasuh Ken, jaga tontonan kamu, jaga otak kamu juga!"

Mendengar itu membuat Nala mengerti, Nala segera berdiri dari duduk kemudian merebut ponselnya dan menunjukkan apa yang sedang ditontonnya.

"Apa salahnya dengan menonton drakor?" tanya Nala dengan memajukan dagunya.

Dhev menjadi malu sendiri sudah menuduh yang bukan-bukan. Tetapi Dhev yang selalu benar itu secepatnya mendapatkan alasan.

"Ini nih, yang bikin orang kebanyakan menghalu, lalu tidak menerima kehidupan sesungguhnya!" ucap Dhev yang kemudian pergi meninggalkan Nala tanpa mengisi gelas air minumnya.

"Bukannya Om kira aku nonton vidio dewasa?"

Dhev tidak menghiraukan apa yang Nala tanyakan, memilih untuk segera pergi dari sana.

"Dasar om-om nyebelin!" gerutu Nala yang kembali duduk.

****

Naomi mendapat tugas dari si bos untuk membujuk Ririn, tetapi Naomi sama sekali tidak tau di mana Ririn.

Naomi terus mencoba menghubungi Ririn tetapi Ririn tidak pernah menerima panggilan dari siapapun, bahkan Ririn juga tidak menerima panggilan dari Darwin.

Ririn merasa kecewa dengan kehidupannya, ditambah lagi sekarang papahnya ditangkap oleh polisi karena telah menggelapkan uang gajian para pekerjanya.

"Pantes aja papa yang sebagai mandor selama ini banyak uang lebih, ternyata papa korupsi!" lirih Ririn yang sedang termenung di kamarnya.

Ririn duduk di kursi meja belajarnya, menatap jendela yang tirainya dibiarkan terbuka. Ririn menatap langit malam, melihat bintang di langit. Dalam hatinya sangat merindukan Nala, ingin berbagi cerita, ingin berbagi keluh kesah tetapi hatinya juga kecewa pada Nala.

"Hiks... hiks... hiks," Ririn menangis seorang diri di kamar.

Sementara Adelia yang tak mengerti dengan apa yang telah dilalui anaknya itu mengira Ririn terpukul karena papanya yang dipenjara.

Adelia mengetuk pintu kamar Ririn dan Ririn pun segera bangun, menghapus air matanya, membuka pintu kamar.

"Mamah, ada apa?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

Kedua mata yang sama-sama sembab itu saling menatap, Ririn pun mengangguk, Ririn mempersilahkan Adelia untuk masuk ke kamar, keduanya duduk di ranjang.

"Mamah akan mencari kerja supaya kuliah kamu tidak putus," kata Adelia seraya menatap Ririn yang tertunduk.

"Ririn sudah besar, Mah. bisa kuliah sambil bekerja, tapi Ririn sangat malu untuk pergi kuliah," lirih Ririn, "Ririn akan mengambil cuti tahun ini, Ririn ingin sendiri dulu!" lanjutnya.

"Kenapa harus cuti? Kamu harus selesaikan kuliah kamu supaya kamu bisa mendapatkan kerja yang lebih bagus!"

"Mah, tolong. Kali ini saja, Ririn ingin sendiri, kalau ada yang mencari Ririn katakan Ririn nggak ada!" Setelah itu Ririn segera meringkuk di ranjangnya.

"Dasar, susah diatur!" kata Adelia yang kemudian bangun dari duduknya lalu pergi keluar dari kamar Ririn.

****

Keesokan harinya, di kediaman Dhev, semua orang sudah berkumpul di meja makan. Termasuk Nala yang diminta untuk sarapan bersama. Di meja makan itu, Nala merasa tidak enak pada anak perempuan Amira karena hanya dia yang terlihat tidak menyukai keberadaannya.

"Siapa sih nih cewek, tiba-tiba aja ada di sini! Pengasuh bukannya tempatnya di belakang!" batin Nindy seraya melirik Nala.

Amira pun membuka pembicaraan, Amira meminta pada Nindy untuk segera bekerja di kantor tetapi Dhev menolak, sontak saja itu membuat Nindy bertanya.

"Kenapa? Itu kantor papah? Kamu hanya meneruskan!"

"Memang itu kantor papah, tapi selama ini saya yang mengurus! Saya sebagai kepala keluarga mau kamu berusaha diluar sana supaya bisa menghargai hidup!" ucap Dhev dengan tegas tanpa menatap Nindy.

Nindy pun menjatuhkan garpu dan sendok yang dipegangnya.

"Masih beruntung kamu bisa kuliah di LN! Gunakan ilmu yang selama ini kamu cari di sana!" lanjut Dhev.

Nindy pun kehilangan selera makannya, memilih untuk bangun dan pergi dari meja makan.

"Selain nyebelin ternyata sangat keras!" batin Nala yang sedang melihat kearah Dhev.

"Apa kamu liat-liat!" bentak Dhev seraya menatap Nala, Nala pun segera kembali menatap piringnya.

Jantungnya berdegup kencang, takut akan amarah Dhev.

"Astaga, serem banget sih nih om-om! Pantes aja istrinya kabur dari rumah!" batin Nala yang belum mengetahui apapun tentang Dhev dan rumah itu.

Sementara Amira memijit pelipisnya.

"Dhev, jangan terlalu keras sama adikmu!"

"Jangan terlalu dimanjakan! Nanti bisa jadi tidak tau diri!" kata Dhev yang kemudian bangun dari duduknya.

Setelah kepergian Dhev, Nala seolah dapat bernafas dengan lega.

Namun, Nala yang masih menikmati sarapannya itu bersama Kenzo dan Amira tidak berlangsung lama.

Pasalnya, Dhev menekan klakson mobilnya membuat Nala tersadar kalau harus mengantar Ken ke sekolah.

Karena Mang Dadang masih belum kembali dan Dhev harus mengantarkan Ken ke sekolah. Itulah perintah dari Amira.

Selama perjalanan, Dhev hanya mendengarkan Nala yang terus bertanya pada Ken.

"PR kamu nggak ketinggalan, kan?"

Ken menjawab dengan menggelengkan kepala.

"Pintar!" kata Nala seraya membelai rambut Kenzo.

Setelah beberapa menit, sekarang Dhev menepikan mobilnya di depan gerbang sekolah.

"Belajar yang rajin, jangan berkelahi, dengarkan guru, ya." Nala mengingatkan Kenzo dan Kenzo yang mendapatkan perlakuan seperti itu membuat dirinya merasa nyaman bersama dengan Nala.

Setelah itu, Dhev memerintahkan Nala untuk turun dari mobil.

"Pulang naik taksi saja!" kata Dhev tanpa melihat ke belakang dan Nala menganggukkan kepala.

"Baiklah, oya om, jangan marah-marah terus nanti cepat tua!" Setelah itu Nala segera keluar dari mobil sebelum pria itu menelannya hidup-hidup.

"Anak itu!" geram Dhev yang kemudian menancap gas.

Sementara Nala merasa kalau dirinya terlalu berani, teringat dirinya yang hanya bekerja di rumah itu berniat untuk memperbaiki sikapnya pada Dhev.

"Astaga, berani banget kamu Nala!" batin Nala.

****

Ucapan Nala seolah terngiang di telinganya membuat Dhev sesekali melihat ke kaca spion untuk memperhatikan wajahnya.

"Ganteng, manis gini kok dibilang tua!" gerutu Dhev seraya merapikan rambutnya menggunakan jari-jemarinya.

Bersambung.

Jangan lupa vote/giftnya, ya. Like dan komen setelah membaca. Terimakasih 😇

Terpopuler

Comments

k⃟K⃠ B⃟ƈ ɳυɾ 👏🥀⃞༄𝑓𝑠𝑝⍟𝓜§

k⃟K⃠ B⃟ƈ ɳυɾ 👏🥀⃞༄𝑓𝑠𝑝⍟𝓜§

Ririn oh Ririn kamu itu salah paham Sama Nala 🤦🤦🤦🤦
bener tuh kata Nala Dev 😂😂😂😂

2023-06-01

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Dhev pasti mengira Nala menonton video dewasa

2023-05-29

0

Anthi Panrelly

Anthi Panrelly

astoge dragon ball..... jadi GK waras dia bicara sendiri

2023-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Nala
2 Seperti Mimpi
3 Keikhlasan Nala
4 Harus Semangat!
5 Dhev Dan Ana
6 Amira Sakit
7 Keras Kepala
8 Jengkel
9 Mengalahkan Preman
10 Berselimut Kabut
11 Seperti Ada Ibu
12 Mencari Kerja
13 Dunia Malam
14 Mengorbankan Teman
15 Nasib Ririn
16 Hancurnya Persahabatan
17 Apakah Terusik?
18 Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19 Surga Dunia
20 Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21 Darah Tinggi
22 Kepikiran
23 Kebersamaan
24 Mencoba Berdamai
25 Seperti Ana
26 Sugar Daddy
27 Pergi
28 Kagum
29 Gede Gengsi
30 Selalu Salah Dhev!
31 Memikirkan Nala
32 Salah Sangka
33 Suka Bilang Suka
34 Cinta Yang Masih Terjaga
35 Pembawa Keberuntungan
36 Pemaksaan
37 Sayang Kenzo
38 Nafas Buatan
39 Ciuman Pertama
40 Salah Tingkah
41 Sarang Setan!
42 Cemburu?
43 Baikan
44 Butuh Perhatian!
45 Dijodohkan
46 Gerebek
47 Nikah Dadakan
48 Menikah Dadakan Part Dua
49 Jahatnya Ibu Baru?
50 Dhev Marah Besar!
51 Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52 Mau Disayang Juga!
53 Ken Mengganggu!
54 Jahilnya Jimin
55 Gagal Lagi!
56 Pagi Yang Bahagia
57 Panggil Aku Ibu^^
58 Pertarungan Sengit
59 Menertawakan Arnold
60 Selalu Menggoda!
61 Pilih Siapa
62 Tanggung Jawab
63 Perbedaan Kasta
64 Membujuk Nala
65 Bukan Sampah
66 Perhatian
67 Resepsi Doni
68 Canggung
69 Pura-pura Menikah?
70 Ayah Yang Sangat Manja
71 Nikah Kontrak?
72 Penjaga Hati
73 Menangis Bahagia
74 Ngidam
75 Sebenarnya Cinta
76 Masih Cemburu
77 Kenzo Merajuk
78 Tetap Sayang Kenzo
79 Gagal Berkuda
80 Salah Paham
81 Kembali Menghasut
82 Memperingatkan Mika!
83 Mengabaikan Peringatan
84 Bosan Dengan Masalah
85 Setan Teriak Setan
86 Meminta Cucu
87 Disengat Tawon
88 Apakah Doni Cemburu?
89 Selamat Datang Baby!
90 DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91 Saling Mengerti
92 Mirip Siapa?
93 Kesedihan Ririn
94 Apakah Taubat?
95 Kemajuan?
96 Angkuhnya Dhev
97 Akhirnya Haha
98 Jalan-Jalan
99 Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100 Kehilangan
101 Malangnya Fakhri
102 Mampukah Bertahan?
103 Gagal!
104 Sulitnya Mencari Pengganti
105 Cemburunya Jimin
106 Minta Dimanja
107 Arnold Mengalah?
108 Menguji Kesabaran
109 Merasa Ditipu
110 Apakah Ikatan Batin?
111 Menerima Takdir
112 Terimakasih
113 Berlalu Dengan Baik
114 Kesal
115 Pertemuan Pertama
116 Bisa Cantik Juga
117 Pertemuan Kedua
118 Kasih Tak Sampai
119 Di Rendahkan
120 Salting
121 Mencari Tau
122 Terpesona
123 Janjian
124 Sedikit Gombal
125 Dia Alif!
126 Melamar
127 Fakhri Cemburu!
128 Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129 Menemui Alif
130 Pesta Yang Gagal
131 Jadian
132 Tidak Setuju
133 Akan Tetap Mempertahankan!
134 Ingin Mengenal Alif
135 Sampai Depresi
136 Makan Malam
137 Terbongkar?
138 Terabaikan
139 Fakhri Berubah?
140 Akhirnya Nindy Bangun
141 Merasa Malu Untuk Kembali
142 Semakin Mesra
143 Fai Kecewa
144 Hampir Saja!
145 Merasa Malu
146 Takut Kebenaran Akan Terungkap
147 Berjuang Bersama
148 Terbongkar?
149 Patah Hati, Fai Dan Alif
150 Terluka, Hati Ini, Sakit!
151 Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152 Berakhir Sudah!
153 Fiting Baju Pernikahan
154 Hari Yang Ditunggu, Menikah
155 Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156 Promo Karya Baru
157 Diam-Diam Mengagumi
158 Kepergian Amira
159 Tunangan
160 Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161 Tamat
162 Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kesedihan Nala
2
Seperti Mimpi
3
Keikhlasan Nala
4
Harus Semangat!
5
Dhev Dan Ana
6
Amira Sakit
7
Keras Kepala
8
Jengkel
9
Mengalahkan Preman
10
Berselimut Kabut
11
Seperti Ada Ibu
12
Mencari Kerja
13
Dunia Malam
14
Mengorbankan Teman
15
Nasib Ririn
16
Hancurnya Persahabatan
17
Apakah Terusik?
18
Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19
Surga Dunia
20
Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21
Darah Tinggi
22
Kepikiran
23
Kebersamaan
24
Mencoba Berdamai
25
Seperti Ana
26
Sugar Daddy
27
Pergi
28
Kagum
29
Gede Gengsi
30
Selalu Salah Dhev!
31
Memikirkan Nala
32
Salah Sangka
33
Suka Bilang Suka
34
Cinta Yang Masih Terjaga
35
Pembawa Keberuntungan
36
Pemaksaan
37
Sayang Kenzo
38
Nafas Buatan
39
Ciuman Pertama
40
Salah Tingkah
41
Sarang Setan!
42
Cemburu?
43
Baikan
44
Butuh Perhatian!
45
Dijodohkan
46
Gerebek
47
Nikah Dadakan
48
Menikah Dadakan Part Dua
49
Jahatnya Ibu Baru?
50
Dhev Marah Besar!
51
Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52
Mau Disayang Juga!
53
Ken Mengganggu!
54
Jahilnya Jimin
55
Gagal Lagi!
56
Pagi Yang Bahagia
57
Panggil Aku Ibu^^
58
Pertarungan Sengit
59
Menertawakan Arnold
60
Selalu Menggoda!
61
Pilih Siapa
62
Tanggung Jawab
63
Perbedaan Kasta
64
Membujuk Nala
65
Bukan Sampah
66
Perhatian
67
Resepsi Doni
68
Canggung
69
Pura-pura Menikah?
70
Ayah Yang Sangat Manja
71
Nikah Kontrak?
72
Penjaga Hati
73
Menangis Bahagia
74
Ngidam
75
Sebenarnya Cinta
76
Masih Cemburu
77
Kenzo Merajuk
78
Tetap Sayang Kenzo
79
Gagal Berkuda
80
Salah Paham
81
Kembali Menghasut
82
Memperingatkan Mika!
83
Mengabaikan Peringatan
84
Bosan Dengan Masalah
85
Setan Teriak Setan
86
Meminta Cucu
87
Disengat Tawon
88
Apakah Doni Cemburu?
89
Selamat Datang Baby!
90
DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91
Saling Mengerti
92
Mirip Siapa?
93
Kesedihan Ririn
94
Apakah Taubat?
95
Kemajuan?
96
Angkuhnya Dhev
97
Akhirnya Haha
98
Jalan-Jalan
99
Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100
Kehilangan
101
Malangnya Fakhri
102
Mampukah Bertahan?
103
Gagal!
104
Sulitnya Mencari Pengganti
105
Cemburunya Jimin
106
Minta Dimanja
107
Arnold Mengalah?
108
Menguji Kesabaran
109
Merasa Ditipu
110
Apakah Ikatan Batin?
111
Menerima Takdir
112
Terimakasih
113
Berlalu Dengan Baik
114
Kesal
115
Pertemuan Pertama
116
Bisa Cantik Juga
117
Pertemuan Kedua
118
Kasih Tak Sampai
119
Di Rendahkan
120
Salting
121
Mencari Tau
122
Terpesona
123
Janjian
124
Sedikit Gombal
125
Dia Alif!
126
Melamar
127
Fakhri Cemburu!
128
Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129
Menemui Alif
130
Pesta Yang Gagal
131
Jadian
132
Tidak Setuju
133
Akan Tetap Mempertahankan!
134
Ingin Mengenal Alif
135
Sampai Depresi
136
Makan Malam
137
Terbongkar?
138
Terabaikan
139
Fakhri Berubah?
140
Akhirnya Nindy Bangun
141
Merasa Malu Untuk Kembali
142
Semakin Mesra
143
Fai Kecewa
144
Hampir Saja!
145
Merasa Malu
146
Takut Kebenaran Akan Terungkap
147
Berjuang Bersama
148
Terbongkar?
149
Patah Hati, Fai Dan Alif
150
Terluka, Hati Ini, Sakit!
151
Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152
Berakhir Sudah!
153
Fiting Baju Pernikahan
154
Hari Yang Ditunggu, Menikah
155
Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156
Promo Karya Baru
157
Diam-Diam Mengagumi
158
Kepergian Amira
159
Tunangan
160
Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161
Tamat
162
Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!