Seperti Ada Ibu

Nala menolak untuk ikut karena tidak ada alasan baginya untuk mengiyakan ajakan Dhev.

"Cepat!" kata Dhev seraya menatap Nala yang diam saja.

"Tidak, kita tidak saling mengenal!" jawab Nala dan tidak lama kemudian Nala yang memalingkan wajahnya itu merasa kalau tubuhnya melayang.

"Astaga, ringan sekali berat badan anak ini!" kata Dhev yang tiba-tiba membopong Nala.

Dhev melakukan itu karena tidak ingin membuang waktu demi membujuk Nala.

Tentu saja, perlakuan Dhev membuat Nala menjerit.

Nala yang selama ini tidak pernah disentuh seorang pria apalagi sampai dibopong itu sangat terkejut, terlebih lagi yang melakukan itu terlihat seperti om-om di mata Nala.

Dhev tidak menghiraukan Nala yang menjerit dan meronta, sekarang Dhev sudah berhasil membuat Nala masuk ke mobilnya.

"Diam di sini!" perintah Dhev yang kemudian menutup pintu mobilnya.

Dan Nala mulai mengatur nafas juga detak jantung yang berdegup kencang itu.

Tidak ada obrolan selama perjalanan, keduanya hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Nala berpikir positif, mungkin Ibu Amira lah yang meminta Dhev untuk membawanya ke rumah.

Benar saja, tidak lama kemudian Nala dan Dhev sudah sampai di rumah Amira.

Dhev seolah membawa kejutan untuk Amira yang sedang bersedih di kamar.

"Mah, anak itu ada di depan," kata Dhev yang berdiri di pintu kamar Amira.

Amira yang sedang meringkuk itu segera bangun saat mendengarnya.

"Jangan bohong, kamu!" kata Amira yang berjalan melewati Dhev.

"Dhev bukan anak kecil lagi, Mah!" Setelah mengatakan itu, Dhev memilih untuk duduk di ruang tamu dan merasa ingin tahu kelanjutan dari Amira setelah memintanya membawa anak itu ke rumah.

Amira menemui Nala yang ternyata menunggu di depan, bahkan Nala yang tau diri itu tidak berani untuk duduk di kursi yang mengkilap, yang tersedia di teras rumah Amira.

"Kenapa berdiri, ayo duduk!" kata Amira yang sangat senang melihat kehadiran Nala.

Amira meraih tangan Nala membawanya duduk di kursi.

"Terimakasih, Bu." Nala menganggukkan kepala.

"Maaf, kenapa saya dibawa ke sini?" tanya Nala setelah duduk.

"Begini, saya yang meminta Dhev untuk mencari kamu, sekarang kamu tinggal di sini, ya! Bersama saya, sesuai amanat dari ayah kamu," bujuk Amira dan Nala tersenyum.

"Tidak, Bu. Terimakasih, saya ada tempat tinggal sendiri, lagi pula saya sudah mencoba mengikhlaskan semua. Saya yakin semua sudah takdir," jawab Nala dan Amira yang mendengar itu merasa kalau Nala adalah gadis yang dewasa.

"Saya akan berdosa kalau tidak bertanggung jawab, Nak! Ijinkan saya untuk bertanggung jawab." Amira meraih tangan Nala, mencoba membujuknya untuk tinggal di rumah.

"Tapi... saya tidak bisa, Bu. Saya bukan siapa-siapa di sini," kata Nala yang merasa tidak enak hati.

Dan Dhev yang mendengar percakapan itu merasa risih apabila Nala akhirnya mau tinggal bersama, Dhev juga kembali berpikiran kotor tentang Nala yang akan memanfaatkan kebaikan Amira.

Dhev yang semula duduk itu sekarang bangun dan berdiri di pintu.

"Sudah lah, Mah. Kalau tidak mau tidak usah dipaksa!"

"Diam kamu!" kata Amira seraya menatap tajam pada Dhev yang bersedekap dada.

"Ck!" decak Dhev. Pria itu memilih untuk kembali kekantor. Melangkahkan kaki tanpa melihat pada dua wanita yang sedang duduk manis di kursi teras.

"Mau kemana kamu?" tanya Amira membuat Dhev yang sedang membuka pintu mobil itu menoleh.

"Kerja," jawab singkat Dhev.

"Antar Mamah ke makam papah dulu, Dhev!" pinta Amira dan Dhev yang tidak mendengarkan itu berlalu begitu saja.

"Astaga, punya anak laki satu begini amat!" gerutu Amira di depan Nala dan Nala hanya diam saja tidak ingin ikut campur urusan ibu dan anak itu.

Walau mencoba mengerti tetapi Nala sempat membatin kalau perempuan yang menjadi istri Dhev pasti sangat tertekan dengan sifatnya.

"Kasian banget yang jadi istrinya, sudah angkuh, nyebelin, suka maksa lagi!"

Nala memperhatikan mobil Dhev sampai tidak terlihat. Kemudian Nala kembali fokus ke Amira saat mendengar suaranya.

"Ya sudah, kalau begitu kita berdua saja diantar oleh Mang Dadang," kata Amira dan Nala pun mengangguk.

Sesampainya di makam, Nala yang polos itu selalu mengikuti Amira di belakang.

"Ternyata suami Ibu Amira dimakamkan di sini juga," batin Nala.

Lalu, Amira menceritakan kematian suaminya yang termakan oleh usia.

Amira menceritakan kalau dirinya dulu jatuh cinta pada om-om.

"Benarkah?" tanya Nala.

"Iya, tapi walau sudah om-om dia sangat baik, sangat mengerti dan perhatian, terlebih lagi sangat menyayangi Ibu, awalnya keluarga Ibu menolak semua, 'menikah kok sama om-om!' kata keluarga Ibu, tapi suami Ibu bisa membuktikan kalau dirinya lah yang terbaik untuk Ibu." Cerita Amira pada Nala.

Nala hanya bisa mendengarkan cerita Amira.

"Kamu juga Nala, kalau menerima pria harus yang bersungguh-sungguh mau melakukan apapun untuk kamu, jangan mau makan cinta!" kata Amira seolah sedang menasehati anaknya.

Nala tersenyum mendengar itu, seolah merasakan sosok Ibu di hidupnya.

"Kamu sudah punya pacar?" tanya Amira seraya menoleh ke Nala yang ada di sebelahnya.

Nala menjawab dengan menggelengkan kepala.

"Baguslah, lagi pula anak zaman sekarang sangat mengerikan gaya pacarannya," kata Amira seraya bangun dari jongkoknya. Lalu Amira mengajak Nala untuk menabur bunga di atas makam.

Setelah itu Amira mengajak Nala ke makam Bobi.

Nala menahan kesedihannya di sana, tidak ingin menangis, mencoba kuat dan tegar walau hatinya teriris.

Amira kembali mengajak menaburkan bunga di atas makam.

"Pak Bobi, saya akan menjaga amanat Bapak," kata Amira dan Nala merasa kalau Amira sangat bersungguh-sungguh membuat dirinya merasa bingung akan menerima ajakan Amira atau tidak.

Nala yang melamun itu dikagetkan oleh Amira yang menepuk bahunya.

"Kita jemput Ken, sebentar lagi jam pulang."

Nala yang belum mengenal keluarga Amira hanya mengangguk saja, pikirnya nanti juga tau siapa Ken setelah menjemputnya.

Selama perjalanan Nala hanya menjadi pendengar yang baik untuk Amira.

Baru sebentar saja bersama Amira, Nala langsung merasa betah, bagaimana tidak. Kalau Amira sama sekali tidak memandang rendah Nala yang miskin itu.

Sangat berbeda dengan keluarga Ririn yang kekayaannya itu terlihat tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan Amira.

"Ternyata tidak semua orang kaya itu sombong," kata Nala dalam hati, ia tersenyum saat mendengar Amira bercerita kalau sangat merindukan Nindy yang sebentar lagi akan pulang.

"Ooh, jadi anak Ibu Amira ada dua, apakah Kak Nindy sama seperti Om Dhev atau seperti Ibunya?" tanya Nala dalam hati.

Tidak lama kemudian, sekarang mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah elit Kenzo.

Terlihat Kenzo yang tampan sedari dini itu mengeluarkan aura dingin seperti Dhev membuat Nala langsung bisa menebak kalau pria kecil yang terlihat murung itu adalah putra dari seorang Dhevano.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Siti Rohaemy

Siti Rohaemy

kasian deh kamu,Nala 😂😂

2023-07-10

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

emang sifatnya Dev kayak gitu cuek nyebelin bikin mamanya harus bersabar menghadapi Dev

2023-06-24

2

𝐉𝐈🅰️🎻🅕🅔🅑🅑🅨

𝐉𝐈🅰️🎻🅕🅔🅑🅑🅨

Syukur kamu tinggal dg dengan dhve semoga sering waktu km bisa lope ke Nala dhve 🤣🤣🤣

2023-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Nala
2 Seperti Mimpi
3 Keikhlasan Nala
4 Harus Semangat!
5 Dhev Dan Ana
6 Amira Sakit
7 Keras Kepala
8 Jengkel
9 Mengalahkan Preman
10 Berselimut Kabut
11 Seperti Ada Ibu
12 Mencari Kerja
13 Dunia Malam
14 Mengorbankan Teman
15 Nasib Ririn
16 Hancurnya Persahabatan
17 Apakah Terusik?
18 Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19 Surga Dunia
20 Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21 Darah Tinggi
22 Kepikiran
23 Kebersamaan
24 Mencoba Berdamai
25 Seperti Ana
26 Sugar Daddy
27 Pergi
28 Kagum
29 Gede Gengsi
30 Selalu Salah Dhev!
31 Memikirkan Nala
32 Salah Sangka
33 Suka Bilang Suka
34 Cinta Yang Masih Terjaga
35 Pembawa Keberuntungan
36 Pemaksaan
37 Sayang Kenzo
38 Nafas Buatan
39 Ciuman Pertama
40 Salah Tingkah
41 Sarang Setan!
42 Cemburu?
43 Baikan
44 Butuh Perhatian!
45 Dijodohkan
46 Gerebek
47 Nikah Dadakan
48 Menikah Dadakan Part Dua
49 Jahatnya Ibu Baru?
50 Dhev Marah Besar!
51 Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52 Mau Disayang Juga!
53 Ken Mengganggu!
54 Jahilnya Jimin
55 Gagal Lagi!
56 Pagi Yang Bahagia
57 Panggil Aku Ibu^^
58 Pertarungan Sengit
59 Menertawakan Arnold
60 Selalu Menggoda!
61 Pilih Siapa
62 Tanggung Jawab
63 Perbedaan Kasta
64 Membujuk Nala
65 Bukan Sampah
66 Perhatian
67 Resepsi Doni
68 Canggung
69 Pura-pura Menikah?
70 Ayah Yang Sangat Manja
71 Nikah Kontrak?
72 Penjaga Hati
73 Menangis Bahagia
74 Ngidam
75 Sebenarnya Cinta
76 Masih Cemburu
77 Kenzo Merajuk
78 Tetap Sayang Kenzo
79 Gagal Berkuda
80 Salah Paham
81 Kembali Menghasut
82 Memperingatkan Mika!
83 Mengabaikan Peringatan
84 Bosan Dengan Masalah
85 Setan Teriak Setan
86 Meminta Cucu
87 Disengat Tawon
88 Apakah Doni Cemburu?
89 Selamat Datang Baby!
90 DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91 Saling Mengerti
92 Mirip Siapa?
93 Kesedihan Ririn
94 Apakah Taubat?
95 Kemajuan?
96 Angkuhnya Dhev
97 Akhirnya Haha
98 Jalan-Jalan
99 Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100 Kehilangan
101 Malangnya Fakhri
102 Mampukah Bertahan?
103 Gagal!
104 Sulitnya Mencari Pengganti
105 Cemburunya Jimin
106 Minta Dimanja
107 Arnold Mengalah?
108 Menguji Kesabaran
109 Merasa Ditipu
110 Apakah Ikatan Batin?
111 Menerima Takdir
112 Terimakasih
113 Berlalu Dengan Baik
114 Kesal
115 Pertemuan Pertama
116 Bisa Cantik Juga
117 Pertemuan Kedua
118 Kasih Tak Sampai
119 Di Rendahkan
120 Salting
121 Mencari Tau
122 Terpesona
123 Janjian
124 Sedikit Gombal
125 Dia Alif!
126 Melamar
127 Fakhri Cemburu!
128 Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129 Menemui Alif
130 Pesta Yang Gagal
131 Jadian
132 Tidak Setuju
133 Akan Tetap Mempertahankan!
134 Ingin Mengenal Alif
135 Sampai Depresi
136 Makan Malam
137 Terbongkar?
138 Terabaikan
139 Fakhri Berubah?
140 Akhirnya Nindy Bangun
141 Merasa Malu Untuk Kembali
142 Semakin Mesra
143 Fai Kecewa
144 Hampir Saja!
145 Merasa Malu
146 Takut Kebenaran Akan Terungkap
147 Berjuang Bersama
148 Terbongkar?
149 Patah Hati, Fai Dan Alif
150 Terluka, Hati Ini, Sakit!
151 Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152 Berakhir Sudah!
153 Fiting Baju Pernikahan
154 Hari Yang Ditunggu, Menikah
155 Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156 Promo Karya Baru
157 Diam-Diam Mengagumi
158 Kepergian Amira
159 Tunangan
160 Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161 Tamat
162 Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kesedihan Nala
2
Seperti Mimpi
3
Keikhlasan Nala
4
Harus Semangat!
5
Dhev Dan Ana
6
Amira Sakit
7
Keras Kepala
8
Jengkel
9
Mengalahkan Preman
10
Berselimut Kabut
11
Seperti Ada Ibu
12
Mencari Kerja
13
Dunia Malam
14
Mengorbankan Teman
15
Nasib Ririn
16
Hancurnya Persahabatan
17
Apakah Terusik?
18
Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19
Surga Dunia
20
Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21
Darah Tinggi
22
Kepikiran
23
Kebersamaan
24
Mencoba Berdamai
25
Seperti Ana
26
Sugar Daddy
27
Pergi
28
Kagum
29
Gede Gengsi
30
Selalu Salah Dhev!
31
Memikirkan Nala
32
Salah Sangka
33
Suka Bilang Suka
34
Cinta Yang Masih Terjaga
35
Pembawa Keberuntungan
36
Pemaksaan
37
Sayang Kenzo
38
Nafas Buatan
39
Ciuman Pertama
40
Salah Tingkah
41
Sarang Setan!
42
Cemburu?
43
Baikan
44
Butuh Perhatian!
45
Dijodohkan
46
Gerebek
47
Nikah Dadakan
48
Menikah Dadakan Part Dua
49
Jahatnya Ibu Baru?
50
Dhev Marah Besar!
51
Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52
Mau Disayang Juga!
53
Ken Mengganggu!
54
Jahilnya Jimin
55
Gagal Lagi!
56
Pagi Yang Bahagia
57
Panggil Aku Ibu^^
58
Pertarungan Sengit
59
Menertawakan Arnold
60
Selalu Menggoda!
61
Pilih Siapa
62
Tanggung Jawab
63
Perbedaan Kasta
64
Membujuk Nala
65
Bukan Sampah
66
Perhatian
67
Resepsi Doni
68
Canggung
69
Pura-pura Menikah?
70
Ayah Yang Sangat Manja
71
Nikah Kontrak?
72
Penjaga Hati
73
Menangis Bahagia
74
Ngidam
75
Sebenarnya Cinta
76
Masih Cemburu
77
Kenzo Merajuk
78
Tetap Sayang Kenzo
79
Gagal Berkuda
80
Salah Paham
81
Kembali Menghasut
82
Memperingatkan Mika!
83
Mengabaikan Peringatan
84
Bosan Dengan Masalah
85
Setan Teriak Setan
86
Meminta Cucu
87
Disengat Tawon
88
Apakah Doni Cemburu?
89
Selamat Datang Baby!
90
DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91
Saling Mengerti
92
Mirip Siapa?
93
Kesedihan Ririn
94
Apakah Taubat?
95
Kemajuan?
96
Angkuhnya Dhev
97
Akhirnya Haha
98
Jalan-Jalan
99
Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100
Kehilangan
101
Malangnya Fakhri
102
Mampukah Bertahan?
103
Gagal!
104
Sulitnya Mencari Pengganti
105
Cemburunya Jimin
106
Minta Dimanja
107
Arnold Mengalah?
108
Menguji Kesabaran
109
Merasa Ditipu
110
Apakah Ikatan Batin?
111
Menerima Takdir
112
Terimakasih
113
Berlalu Dengan Baik
114
Kesal
115
Pertemuan Pertama
116
Bisa Cantik Juga
117
Pertemuan Kedua
118
Kasih Tak Sampai
119
Di Rendahkan
120
Salting
121
Mencari Tau
122
Terpesona
123
Janjian
124
Sedikit Gombal
125
Dia Alif!
126
Melamar
127
Fakhri Cemburu!
128
Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129
Menemui Alif
130
Pesta Yang Gagal
131
Jadian
132
Tidak Setuju
133
Akan Tetap Mempertahankan!
134
Ingin Mengenal Alif
135
Sampai Depresi
136
Makan Malam
137
Terbongkar?
138
Terabaikan
139
Fakhri Berubah?
140
Akhirnya Nindy Bangun
141
Merasa Malu Untuk Kembali
142
Semakin Mesra
143
Fai Kecewa
144
Hampir Saja!
145
Merasa Malu
146
Takut Kebenaran Akan Terungkap
147
Berjuang Bersama
148
Terbongkar?
149
Patah Hati, Fai Dan Alif
150
Terluka, Hati Ini, Sakit!
151
Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152
Berakhir Sudah!
153
Fiting Baju Pernikahan
154
Hari Yang Ditunggu, Menikah
155
Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156
Promo Karya Baru
157
Diam-Diam Mengagumi
158
Kepergian Amira
159
Tunangan
160
Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161
Tamat
162
Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!