Berselimut Kabut

Lagi-lagi berselimut kabut gelap, itulah yang Nala rasakan saat ini, gadis berwajah imut itu sedang menangis di atas kasur lepeknya, meringkuk tanpa suara seorang diri di kontrakan.

Ingin menangis meraung, ia tahan karena malu, tidak ingin menjadi pusat perhatian para tetangganya.

Padahal, hatinya sangat rapuh. Lagi-lagi tak mengerti apa yang terjadi, ia merasa kalau ujian dalam hidupnya terlalu berat.

"Ya Tuhan, apakah hamba ada melakukan kesalahan besar sampai engkau menghukum hamba seperti ini?" rintih Nala dengan derai air mata yang tak berhenti menetes dari mata indahnya.

"Hikz... hikz... hikz," tangis Nala terdengar sangat pilu, menangis menahan semua perasaan dan beban hidupnya seorang diri.

"Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus ku kerjakan sekarang?" Nala bingung dengan nasibnya ke depan.

"Apa aku melamar kerja aja? Tapi... tau sendiri, nyari kerjaan sekarang susah!"

Nala merubah posisi tidurnya menjadi terlentang, menatap langit-langit kamarnya dan memanggil ayah, ibunya.

"Kenapa kalian pergi tidak mengajakku?" tangis Nala yang kembali pecah.

****

Semakin lama menemukan Nala semakin membuat Amira merasa tidak tenang.

Wanita tua itu terus dihantui rasa bersalah dan bayang-bayang Bobi yang memintanya untuk menjaga Nala.

Amira yang mondar-mandir di tepi ranjang itu kembali menatap Ken yang sudah terlelap di ranjang kamarnya.

Kemudian Amira memilih untuk ikut tidur dan esok pagi akan pergi ke makam almarhum suaminya dan almarhum Bobi yang di makamkan di pemakaman yang sama.

Amira memeluk Kenzo penuh dengan kehangatan.

****

Keesokan paginya, Amira yang sedang mengurus Ken itu melihat Dhev yang berdiri di pintu kamar Ken.

Dhev memperhatikan Amira yang sedang menemani Ken bersiap ke sekolah, sementara Ken yang sedang memasukkan buku ke dalam tas itu tak menyadari kalau ayahnya berdiri di pintu kamarnya.

"Sayang, sudah siap?" tanya Amira yang tak ingin menghiraukan Dhev. Amira ingin membalas sikap Dhev yang acuh tak acuh padanya.

"Sebentar lagi, Omah."

Ken menjawab dengan mengambil topi sekolahnya.

"Ken, kalau kamu masih tidak enak lebih baik di rumah saja dulu, omah takut kamu kenapa-napa di sekolah," kata Amira yang sedang duduk di kursi meja belajar Ken.

Sedangkan Dhev yang merasa diabaikan itu memilih untuk turun ke lantai bawah dan menikmati kopi yang sudah siap di meja ruang keluarga.

Dhev meminum kopi dengan membaca koran.

Tidak lama kemudian, Amira dan Ken turun dan Dhev merasa kalau usahanya memindahkan Amira di kamar bawah itu sia-sia karena Dhev masih melihat Amira mondar-mandir naik-turun tangga.

Amira hanya mengantarkan sampai ke pintu dan Ken tidak mempermasalahkan itu.

"Dah, Omah!" Ken melambaikan tangan pada Amira lalu masuk ke mobilnya.

Amira pun membalas lambaian itu. "Hati-hati, sayang!" seru Amira.

Setelah tak terlihat, Amira kembali masuk dan ternyata Dhev sudah menunggu.

"Mah, ada yang ingin Dhev sampaikan," kata Dhev seraya bangun dari duduknya dan mengikuti langkah Amira di belakangnya.

Amira terus berjalan sampai ke meja makan untuk melanjutkan sarapan yang tertunda.

"apa, sampaikan saja!" ketus Amira.

Dhev pun ikut menarik kursi lalu duduk di tempat biasanya.

"Mah, Dhev lihat keluarga kita baik-baik saja. Ken juga sudah cukup bahagia ada mamah yang merawatnya, lalu kurang apa lagi, Mah? Sedangkan Dhev tidak berniat untuk mencari istri lagi."

"Tapi mamah tidak akan selalu ada, Dhev. Mamah sudah tua, tidak tau sampai kapan akan menemani kalian," jawab Amira dengan terus menyantap sarapan nasi goreng spesial daging tanpa melihat ke arah anaknya.

"Mah, apa Dhev harus menjawab kalau saat mamah tiada nanti Kenzo sudah tumbuh besar dan bisa mengurus dirinya sendiri? Umur tidak ada yang tau, Mah! Jangan pikirkan siapa yang merawat Dhev, selama ini Dhev baik-baik saja dan bisa mengurus diri sendiri!" kesal Dhev yang lagi-lagi mendengar Amira seolah akan mati esok hari.

Dhev mengurungkan niatnya untuk sarapan bersama, pria itu bangun dari duduknya dan segera melangkahkan kaki keluar untuk ke kantor.

Tetapi, suara Amira menghentikan langkah kakinya.

"Baiklah, lagi pula Kenzo adalah tanggung jawabmu! Tetapi, gadis itu adalah tanggung jawab mamah, Dhev. Kenapa kamu susah sekali membawa gadis itu ke rumah ini? Mamah merasa bersalah atas kematian ayahnya, setiap hari mamah dihantui oleh rasa bersalah dan dituntut untuk bertanggung jawab, Dhev!"

Amira menangis, meletakkan sendok dan garpunya secara kasar sehingga menimbulkan suara.

Amira bangun dan berjalan melewati Dhev yang mematung. Pria yang sudah rapi itu menggelengkan kepala, pagi-pagi sudah harus pusing memikirkan masalah rumah di rumah.

Amira masuk ke kamar dan membanting pintu kamarnya.

Dhev yang berhati dingin itu memilih untuk berangkat ke kantor.

Hari ini Dhev tidak dapat fokus bekerja, walaupun dirinya di sibukkan dengan pekerjaan, tetapi pikirannya selalu ke Amira.

"Atau anak itu saja ku bawa ke rumah? Siapa tau dengan begitu Mamah tidak memintaku untuk menikah lagi," gumam Dhev seraya bangun dari duduk, pria berkemeja biru itu melepaskan dasi lalu keluar dari ruangannya.

Dhev yang merupakan seorang CEO di sebuah perusahaan itu sudah pasti memiliki sekretaris, orang kepercayaan yang dapat diandalkan.

Dhev mengetuk pintu ruangan sekretaris lalu membukanya. Dhev yang berdiri di pintu itu meminta untuk mengurus pekerjaan hari ini.

****

Nala sedang membersihkan pangkalannya dari sisa dagangan dan pecahan beling semalam.

Merasa lelah membuat Nala memilih untuk duduk begitu saja di tanah, menekuk lututnya.

Tangan kanannya mengelap peluh yang menetes, setelah itu Nala meraih es teh miliknya yang berada tidak jauh darinya duduk.

Belum sempat menyeruput es itu sudah datang seorang pria gendut yang tiba-tiba menangkis gelas Nala sampai gelas itu terlempar.

Nala terkejut dan segera melihat siapa yang melakukan itu.

"Om."

Setelah mengetahui siapa yang datang, Nala sudah tau kalau dirinya akan mendapat makian dan hinaan.

Ya, Nala sudah tau betul dengan watak orang tua Ririn.

"Melotot lagi kamu!" geram pria gendut itu yang tak lain papah Ririn.

Nala segera bangun dari duduk dan masih berusaha sesopan mungkin pada orang yang lebih tua darinya.

"Maaf, ada perlu apa, Om?"

"Jangan basa-basi kamu, di mana anak saya? Gara-gara berteman dengan kamu, anak saya tidak lagi mau menurut!" bentak papah Ririn.

"Saya tidak tau di mana Ririn, Om." Nala mencoba meyakinkannya.

"Halah!" bentak papah Ririn seraya mengangkat tangan bersiap untuk menampar Nala dan lagi-lagi Nala merasa beruntung karena ada Dhev yang menahan tangan papah Ririn.

Pria gendut itu ternyata bernyali ciut, baru saja ditatap oleh mata tajam Dhev sudah mundur.

"Awas kamu! Urusan kita belum selesai selama Ririn belum pulang!" ancam pria gendut dan botak itu seraya menunjuk Nala.

Nala hanya bisa menatap tak mengerti pada papah Ririn.

Dan kali ini, Nala tidak lupa mengucapkan terimakasih pada Dhev.

"Terimakasih," ucap Nala pada Dhev yang sudah berbalik badan, melangkahkan kaki ke mobilnya berada.

Dhev sama sekali tak merespon Nala, ia hanya membukakan pintu mobil dan berkata dengan dinginnya.

"Masuk!" perintah Dhev.

Mendengar itu membuat Nala tidak mengerti dengan maksud Dhev. Maukah Nala ikut bersama dengan Dhev?

Bersambung

Terpopuler

Comments

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

Adriya ᴿᵉᵉⁿ Hofi ᴹᵒʳᵉⁿᵒ

ya kalo gak kamu jelasin Nala ya takut lah Dhev kamu ajak masuk gitu.
umur memang tidak ada yang tau Dhev begitu juga dengan hati manusia yang kapan saja bisa berubah Dhev. siapa tau kamu nanti bisa move on karena kehadiran seseorang.

SEMANGAT Thor 🤗

2023-06-24

1

𝔰𝔢ñ𝔬𝔯𝔦𝔱𝔞 𝓥𝓵𝓪

𝔰𝔢ñ𝔬𝔯𝔦𝔱𝔞 𝓥𝓵𝓪

ngomong yang baik dan sopan lah, Dhev, agar Nala paham, kamu nyuruh masuk tanpa basa basi, mana Nala ngerti

2023-06-24

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🦂⃟ɪʀᴀᷤᴛᷤsᷫᴇʟ🍒⃞⃟🦅

☠ᵏᵋᶜᶟ🦂⃟ɪʀᴀᷤᴛᷤsᷫᴇʟ🍒⃞⃟🦅

mau lah kalo gak mau ya bujuk lah biar mau kalo masih belum mau tak sun nanti wehehe

2023-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kesedihan Nala
2 Seperti Mimpi
3 Keikhlasan Nala
4 Harus Semangat!
5 Dhev Dan Ana
6 Amira Sakit
7 Keras Kepala
8 Jengkel
9 Mengalahkan Preman
10 Berselimut Kabut
11 Seperti Ada Ibu
12 Mencari Kerja
13 Dunia Malam
14 Mengorbankan Teman
15 Nasib Ririn
16 Hancurnya Persahabatan
17 Apakah Terusik?
18 Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19 Surga Dunia
20 Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21 Darah Tinggi
22 Kepikiran
23 Kebersamaan
24 Mencoba Berdamai
25 Seperti Ana
26 Sugar Daddy
27 Pergi
28 Kagum
29 Gede Gengsi
30 Selalu Salah Dhev!
31 Memikirkan Nala
32 Salah Sangka
33 Suka Bilang Suka
34 Cinta Yang Masih Terjaga
35 Pembawa Keberuntungan
36 Pemaksaan
37 Sayang Kenzo
38 Nafas Buatan
39 Ciuman Pertama
40 Salah Tingkah
41 Sarang Setan!
42 Cemburu?
43 Baikan
44 Butuh Perhatian!
45 Dijodohkan
46 Gerebek
47 Nikah Dadakan
48 Menikah Dadakan Part Dua
49 Jahatnya Ibu Baru?
50 Dhev Marah Besar!
51 Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52 Mau Disayang Juga!
53 Ken Mengganggu!
54 Jahilnya Jimin
55 Gagal Lagi!
56 Pagi Yang Bahagia
57 Panggil Aku Ibu^^
58 Pertarungan Sengit
59 Menertawakan Arnold
60 Selalu Menggoda!
61 Pilih Siapa
62 Tanggung Jawab
63 Perbedaan Kasta
64 Membujuk Nala
65 Bukan Sampah
66 Perhatian
67 Resepsi Doni
68 Canggung
69 Pura-pura Menikah?
70 Ayah Yang Sangat Manja
71 Nikah Kontrak?
72 Penjaga Hati
73 Menangis Bahagia
74 Ngidam
75 Sebenarnya Cinta
76 Masih Cemburu
77 Kenzo Merajuk
78 Tetap Sayang Kenzo
79 Gagal Berkuda
80 Salah Paham
81 Kembali Menghasut
82 Memperingatkan Mika!
83 Mengabaikan Peringatan
84 Bosan Dengan Masalah
85 Setan Teriak Setan
86 Meminta Cucu
87 Disengat Tawon
88 Apakah Doni Cemburu?
89 Selamat Datang Baby!
90 DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91 Saling Mengerti
92 Mirip Siapa?
93 Kesedihan Ririn
94 Apakah Taubat?
95 Kemajuan?
96 Angkuhnya Dhev
97 Akhirnya Haha
98 Jalan-Jalan
99 Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100 Kehilangan
101 Malangnya Fakhri
102 Mampukah Bertahan?
103 Gagal!
104 Sulitnya Mencari Pengganti
105 Cemburunya Jimin
106 Minta Dimanja
107 Arnold Mengalah?
108 Menguji Kesabaran
109 Merasa Ditipu
110 Apakah Ikatan Batin?
111 Menerima Takdir
112 Terimakasih
113 Berlalu Dengan Baik
114 Kesal
115 Pertemuan Pertama
116 Bisa Cantik Juga
117 Pertemuan Kedua
118 Kasih Tak Sampai
119 Di Rendahkan
120 Salting
121 Mencari Tau
122 Terpesona
123 Janjian
124 Sedikit Gombal
125 Dia Alif!
126 Melamar
127 Fakhri Cemburu!
128 Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129 Menemui Alif
130 Pesta Yang Gagal
131 Jadian
132 Tidak Setuju
133 Akan Tetap Mempertahankan!
134 Ingin Mengenal Alif
135 Sampai Depresi
136 Makan Malam
137 Terbongkar?
138 Terabaikan
139 Fakhri Berubah?
140 Akhirnya Nindy Bangun
141 Merasa Malu Untuk Kembali
142 Semakin Mesra
143 Fai Kecewa
144 Hampir Saja!
145 Merasa Malu
146 Takut Kebenaran Akan Terungkap
147 Berjuang Bersama
148 Terbongkar?
149 Patah Hati, Fai Dan Alif
150 Terluka, Hati Ini, Sakit!
151 Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152 Berakhir Sudah!
153 Fiting Baju Pernikahan
154 Hari Yang Ditunggu, Menikah
155 Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156 Promo Karya Baru
157 Diam-Diam Mengagumi
158 Kepergian Amira
159 Tunangan
160 Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161 Tamat
162 Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kesedihan Nala
2
Seperti Mimpi
3
Keikhlasan Nala
4
Harus Semangat!
5
Dhev Dan Ana
6
Amira Sakit
7
Keras Kepala
8
Jengkel
9
Mengalahkan Preman
10
Berselimut Kabut
11
Seperti Ada Ibu
12
Mencari Kerja
13
Dunia Malam
14
Mengorbankan Teman
15
Nasib Ririn
16
Hancurnya Persahabatan
17
Apakah Terusik?
18
Masa Lalu Dhev Dan Arnold
19
Surga Dunia
20
Jangan Marah-Marah Nanti Cepat Tua!
21
Darah Tinggi
22
Kepikiran
23
Kebersamaan
24
Mencoba Berdamai
25
Seperti Ana
26
Sugar Daddy
27
Pergi
28
Kagum
29
Gede Gengsi
30
Selalu Salah Dhev!
31
Memikirkan Nala
32
Salah Sangka
33
Suka Bilang Suka
34
Cinta Yang Masih Terjaga
35
Pembawa Keberuntungan
36
Pemaksaan
37
Sayang Kenzo
38
Nafas Buatan
39
Ciuman Pertama
40
Salah Tingkah
41
Sarang Setan!
42
Cemburu?
43
Baikan
44
Butuh Perhatian!
45
Dijodohkan
46
Gerebek
47
Nikah Dadakan
48
Menikah Dadakan Part Dua
49
Jahatnya Ibu Baru?
50
Dhev Marah Besar!
51
Romantisnya Dhev Di Tengah Amarahnya
52
Mau Disayang Juga!
53
Ken Mengganggu!
54
Jahilnya Jimin
55
Gagal Lagi!
56
Pagi Yang Bahagia
57
Panggil Aku Ibu^^
58
Pertarungan Sengit
59
Menertawakan Arnold
60
Selalu Menggoda!
61
Pilih Siapa
62
Tanggung Jawab
63
Perbedaan Kasta
64
Membujuk Nala
65
Bukan Sampah
66
Perhatian
67
Resepsi Doni
68
Canggung
69
Pura-pura Menikah?
70
Ayah Yang Sangat Manja
71
Nikah Kontrak?
72
Penjaga Hati
73
Menangis Bahagia
74
Ngidam
75
Sebenarnya Cinta
76
Masih Cemburu
77
Kenzo Merajuk
78
Tetap Sayang Kenzo
79
Gagal Berkuda
80
Salah Paham
81
Kembali Menghasut
82
Memperingatkan Mika!
83
Mengabaikan Peringatan
84
Bosan Dengan Masalah
85
Setan Teriak Setan
86
Meminta Cucu
87
Disengat Tawon
88
Apakah Doni Cemburu?
89
Selamat Datang Baby!
90
DUDA GALAK SATU TAMAT LANJUT S2
91
Saling Mengerti
92
Mirip Siapa?
93
Kesedihan Ririn
94
Apakah Taubat?
95
Kemajuan?
96
Angkuhnya Dhev
97
Akhirnya Haha
98
Jalan-Jalan
99
Dalam Sekejap Kebahagiaan Itu Hilang
100
Kehilangan
101
Malangnya Fakhri
102
Mampukah Bertahan?
103
Gagal!
104
Sulitnya Mencari Pengganti
105
Cemburunya Jimin
106
Minta Dimanja
107
Arnold Mengalah?
108
Menguji Kesabaran
109
Merasa Ditipu
110
Apakah Ikatan Batin?
111
Menerima Takdir
112
Terimakasih
113
Berlalu Dengan Baik
114
Kesal
115
Pertemuan Pertama
116
Bisa Cantik Juga
117
Pertemuan Kedua
118
Kasih Tak Sampai
119
Di Rendahkan
120
Salting
121
Mencari Tau
122
Terpesona
123
Janjian
124
Sedikit Gombal
125
Dia Alif!
126
Melamar
127
Fakhri Cemburu!
128
Sunyi Sepi Tanpa Kabar Dari Fai
129
Menemui Alif
130
Pesta Yang Gagal
131
Jadian
132
Tidak Setuju
133
Akan Tetap Mempertahankan!
134
Ingin Mengenal Alif
135
Sampai Depresi
136
Makan Malam
137
Terbongkar?
138
Terabaikan
139
Fakhri Berubah?
140
Akhirnya Nindy Bangun
141
Merasa Malu Untuk Kembali
142
Semakin Mesra
143
Fai Kecewa
144
Hampir Saja!
145
Merasa Malu
146
Takut Kebenaran Akan Terungkap
147
Berjuang Bersama
148
Terbongkar?
149
Patah Hati, Fai Dan Alif
150
Terluka, Hati Ini, Sakit!
151
Merasa Nyaman Di Dekat Arnold
152
Berakhir Sudah!
153
Fiting Baju Pernikahan
154
Hari Yang Ditunggu, Menikah
155
Kebahagiaan Ken Dan Kesedihan Alif
156
Promo Karya Baru
157
Diam-Diam Mengagumi
158
Kepergian Amira
159
Tunangan
160
Hari Patah Hati Alif Dan Fakhri
161
Tamat
162
Bonus Chapter Spesial Alif Dan Fakhri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!