DING! Tiba-tiba lift berhenti di lantai 4, Lara melihat ke arah pintu lift, dan seketika rasa takutnya memudar saat melihat sosok pria itu mucul dari balik pintu lift yang terbuka. "Van...," ujar Lara pelan.
Van masuk ke dalam lift, dan anehnya saat Van masuk pria mencurigakan yang mendekati Lara tadi malah langsung buru-buru keluar dari sana.
"Akhirnya kau datang juga," ucap Lara dengan mata berkaca-kaca. Van jadi merasa sangat bersalah dibuatnya, ia pun langsung menyentuh kedua pipi Lara dan menempelkan keningnya ke kening Lara. "Maafkan aku karena datang terlambat, kau pasti sangat takut ya..."
Lara yang dari tadi berusaha menahan tangisnya akhirnya pecah juga. Lara menangis sambil menyalahkan Van karena datang terlambat.
"Tidak apa Nona, aku memang pantas kau maki karena sudah datang terlambat. Itu karena kebodohanku membiarkan ponselku mati kehabisan baterai sehingga aku tidak bisa menghubungimu."
Lara pun perlahan berhenti menangis. "Jadi tadi ponselmu mati?"
"Iya aku bodoh karena lupa mengisi dayanya semalam."
"Kenapa tidak pakai power bank?"
"Aku lupa beli," ucap Van malu karena tidak berpikiran jauh.
Lara mendongak memegang wajah Van dan mendekatkan wajahanya hingga bisa menatapnya dengan begitu dekat, "Van coba lihat dan dengar aku!"
Van menatap Lara. Bibirnya, matanya, alisnya, hidung yang kecil dan macung. Dia sangat cantik dan aku bisa gila! Ujar batin pria itu, ditambah lagi dengan jelas ia bisa melihat bagian dada Lara agak menyembul membuatnya langsung menelan ludah.
"Van wajahmu kenapa jadi merah dan panas begini?"
Gawat kalau lama-lama begini akan ada lepas kendali. Van langsung menarik wajahnya dari sentuhan tangan Lara. "Uhm Nona maaf, tapi tidak baik kalau kau bicara terlalu dekat dengaku begitu," jelas Van yang wajahnya masih merona.
"Memangnya kenapa?" Lara mencebikan bibirnya dan berpikir apa Van tidak suka melihat wajahnya dari dekat. Apa aku tidak menarik? Atau aku kurang cantik?
"Itu karena—"
"Ah sudahlah, lain kali kau jangan terlambat lagi dan cepat beli power bank buat jaga-jaga."
Oh iya Van hampir saja lupa menanyakan orang aneh yang bersama Lara tadi sebelum dirinya masuk.
"Nona orang yang tadi itu..."
"Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa dia sangat mecurigakan dan menyeramkan, apa mungkin dia mata-mata?"
Lara memegangi dadanya merasakan detak jantungnya yang kini sudah tidak lagi berdebar keras karena panik. "Kau tau Van, aku tadi sungguh merasa panik dan takut sekali, aku bahkan hampir menangis, tapi untungnya kau segera datang jadi aku tidak takut lagi," ungkap Lara dengan tatapan tulus.
Van tiba-tiba saja berlutut dan meminta maaf, "Nona maafkan aku karena sudah lalai dalam menjagamu, aku pantas dihukum."
"Eh kenapa? Kenapa kau harus berlutut padaku begini sih!"
"Aku merasa sangat bersalah, jadi kalau Nona mau menghukumku silakan saja."
Pria ini aneh sekali, sejak resmi jadi pengawalku dia jadi agak kaku seperti bawahan di era kerajaan begini?
Tapi tunggu, Lara tiba-tiba tersenyum licik. Sesekali aku kerjai pria ini sepertinya seru juga, anggap saja hukuman dia setelah buat aku kesal tadi siang.
"Berdiri!" Titah Lara.
Van berdiri, "Apa kau mau memberiku hukuman Nona?"
Lara mengangguk, Lara menyuruh Van menggendongnya keluar dari sini ke lantai dasar sampai menuju mobil.
"Baik!"
"Eh tunggu! Tidak semudah itu hukumannya. Turunnya tidak boleh naik lift, tapi naik tangga," jelas Lara.
Hehe... Pasti dia akan keberatan kalau harus menggendongku turun dari lantai dua lewat tangga ke lobby, aku yakin dia pasti tidak mau. "Eh?" Lara kaget Tiba-tiba saja tubuhnya digendong ala bridal style oleh Van. Lift pun terbuka Van pun keluar dari lift sambil menggendong bosnya itu.
*
Sambil menggendong Lara, Van berjalan ke arah tangga turun. Sebaliknya Lara sendiri malah panik dibuatnya, "Eh kau serius, a- aku cuma bercanda kok, sudah turunkan aku!" sayangngya Van tidak menghiraukannya dan tetap saja menggendongnya sambil menuruni anak tangga. "Aku sungguh hanya bercanda Van, sudah turunkan aku kau pasti keberatan," ujar Lara.
"Nona tidak berat sama sekali, bahkan turun sepuluh lantai juga tidak akan capek."
Astaga pria ini kenapa sih? Niatku hanya mengerjai dia sedikit, tapi kenapa malah kesannya aku seperti majikan semena-mena begini? Tapi... Lara tak sengaja menyentuh bahu Van yang lebar dan kokoh. Lara jadi penasaran dengan bagian tubuh Van yang lain, dan tanpa sadar ia malah meraba dada Van yang bidang. Ya Tuhan, dadanya sungguh keras dan bidang aku tidak menyangka, pasti badannya bagus dan seksi. Rasanya aku mau jadi mau memeluknya. Astaga aku ini mikir apa sih? Wajah Lara memerah karena malu.
"Nona lingkarkan saja tanganmu di leherku kalau kau takut akan jatuh."
"Bolehkah?"
"Tentu saja apapun Nona Lara boleh lakukan kepadaku," ucapnya dengan nada lembut.
Lara pun melakukannya, ia melingkarkan tangannya di leher sang pengawal. Saat ini posisi Lara bisa melihat dengen jelas struktur wajah Van, dia benar-benar sangat tampan! Kalau dibanding saat pertama kali bertemu Van yang versi gelandangan, sungguh berbeda sekali dengannya saat ini. Van yang saat ini tengah menggendongku wajahnya bersih, hanya ada bulu-bulu tipis sisa cukuran diwajahnya, hidungnya tinggi, bulu matanya juga lentik. Aku benar-benar baru sadar pengawalku benar-benar setampan ini, pantas saja wanita banyak yang terpesona padanya.
Tapi... mengingat kejadian tadi siang dimana Van tampak perhatian pada pegawai dan pelayan restoran tadi, membuat Lara kesal. Entah kenapa sifat egois Lara seolah membuncah tiap kali melihat Van perhatian atau dekat dengan wanita lain.
Lara kemudian menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu. Menyandarkan kepala begini sungguh nyaman. Langkah Van saat berjalan benar-benar tegap dan teratur, dirinya seolah tanpa beban berjalan menggedong gadis itu. Lara jadi merasa seperti sedang dibawa melayang oleh pengawalnya itu.
"Van, kau boleh turunkan aku kalau kau mau, hukumannya sudah selesai."
"Tidak Nona, lagipula aku suka melakukan hukumannya."
Hati Lara langsung berdesir mendengar ucapannya. Kenapa Van seperti ini? kalau sudah begini apa boleh aku ingin pria ini sering-sering melakukan ini? Hukuman yang kuberikan padanya ini jadi terasa manis buatku.
**
Di lain tempat orang yang tadi satu lift dengan Lara pergi ke dekat semak-semak, disana ia melaporkan sesuatu kepada seseorang lewat telepon.
"Bos, maaf aku gagal melakukannya!" Ucapnya lewat telepon.
...
"Maafkan aku bos, aku sungguh tidak berani jika harus sendirian melawan pria itu. Aku hampir saja bisa membawa Lara Hazel padamu tapi aku tidak tahu kalau wanita itu sekarang dikawal oleh pengawal pribadi."
...
"Bos maafkan aku, tolong jangan lakukan itu aku butuh uang itu! Aku janji akan cari cara lain."
...
"Baik Bos terima kasih atas kesempatan yang kau berikan."
Pria itu mengakhiri percakapannya.
"Lihat saja, aku pasti akan menangkap Lara Hazel untuk diserahkan kepada Bos," ungkapnya.
Bersambung...
TEMAN-TEMAN JANGAN LUPA DIVOTE, COMMENT DAN LIKENYA BUAT SEMANGATIN AUTHOR MAKASIH💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Berdo'a saja
pengawal harus selalu ada dekat bos bahkan tamu saja harus di seleksi Sama pengawal
2023-07-17
0
May Tanty
Bagus cerita nya
2023-05-29
0
Muhammad Pratama
ceritanya jangan terlalu kejamya Thor, takut
2022-09-02
1