PERINGATAN: Kisah ini hanyalah kisah fiktif yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Tidak ada maksud menyinggung atau menyebar SARA. Jika ada kesamaan nama, tokoh, ras/suku, adat istiadat atau kepercayaan, maka itu hanya kebetulan semata. Kisah ini murni muncul dari hasil imajinasi. Harap bijak dalam membaca dan anggap hanya hiburan semata. Ambil hikmah dari sisi positifnya dan abaikan sisi negatifnya. Terimakasih atas pengertian dan dukungannya all …
***
Begitu mengetahui niat Kunti yang ingin membunuh Eric, Refald langsung memerintahkan mas Ger untuk ke tempat Eric dan melindunginya. Mas Ger segera melaksanakan permintaan Refald tanpa syarat dan menghilang menuju tempat Eric berada sekarang. Saking shocknya, Refald belum bisa menampakkan diri di depan sahabatnya. Ia bingung harus bagaimana cara memberitahu Eric bahwa kunti merah itu menyimpan dendam padanya akibat kesalahan keluarganya di masa lalu.
Tunangan Fey terus berjalan mondar mandir ke sana dan kemari diikuti pak Po dari belakang. Makhluk tak kasat mata itu mengerti apa yang dialami pangerannya. Jika Refald ikut campur masalah kunti merah, Fey dalam bahaya, tapi jika ia diam saja, maka Ericlah yang dalam bahaya. Dua orang itu adalah orang yang sangat berharga bagi Refald. Tidak mungkin ia membiarkan siapapun menyakiti Eric ataupun Fey.
Kalau sudah begitu, pak Po dan yang lainnya, tak berani buka suara atau mereka akan dimusnahkan di detik itu juga. Pak Po memang bloon, tapi kalau Refald sedang ada masalah, ia sangat pengertian. Semua pasukan dedemit Refald juga sedang menunggu perintah dari pangerannya. Kapanpun, mereka selalu siap melaksanakan apa yang diinginkan Refald.
Saat Refald dirundung kegalauan begitu besar mengenai keselamatan sahabatnya, tiba-tiba datanglah kabut putih tebal memenuhi area Refald dan para pasukannya berada. Dengan gerakan super duper gesit, pak Po beserta para pasukan dedemit Refald lainnya langsung mengelilingi tubuh pangeran mereka serta melindunginya meski Refald sendiri juga sudah siap menghadapi apa yang datang padanya secara tiba-tiba.
Semua tampak waspada sampai tidak ada yang bersuara. Hening, sunyi, kelam, dan mencekam. Ini masih masuk waktu siang, tapi tampak seperti petang. Kendati demikian, sama sekali tak membuat takut Refald. Hal seperti ini sudah biasa ia lalui.
Aura seorang pangeran dedemit memang sangat berbeda dengan aura tubuh manusia normal lainnya. Bila sebelum kekuatan Refald kembali, ia hanyalah pemuda biasa, maka lain halnya dengan sekarang. Kekuatan Refald sudah kembali dan ia adalah pangeran dedemit Refald ala Edward. Kenapa bisa disamakan dengan Edward Antony Masson Cullen? Sebab kekuatan yang dimiliki Refald hampir sama dengan tokoh vampir Edward dalam kisah Twilight saga.
Bedanya, Refald bukanlah vampir dan tidak meminum darah. Refald adalah anak manusia yang diberkahi kekuatan istimewa. Sebuah kekuatan supranatural beserta keistimewaannya yang ia dapat dari leluhurnya. Refald terpilih secara langsung untuk meneruskan apa yang dulu leluhurnya miliki.
Meski Refald sangat kuat, ia juga punya banyak sekali kelemahan, salah satunya adalah ia akan kehilangan kekuatannya dan menjadi pemuda normal biasa bila ia marah. Tapi itu hanya sementara, kekuatan Refald yang hilang akan kembali begitu masa hukumannya telah usai sesuai dengan ketentuan.
“Pangeran, saya belum mengatakan rencana saya tentang pernikahan Anda dengan tuan putri Fey,” ujar pak Po disaat mereka sedang mewaspadai sesuatu.
Semakin lama, kabut yang menyelimuti mereka semakin tebal. Bahkan jarak pandang semakin mengecil dalam radius kurang dari 1 meter.
“Diam kau, pak Po? Apa ini saatnya membicarakan pernikahanku? Kenapa kau ngebet sekali ingin aku menikah, ha?” Refald jadi kesal. Sudah tahu kalau situasinya genting bin darurat, bisa-bisanya pak Po mengatakan hal yang tidak seharusnya ia katakan di tempat ini.
“Pak Po konsentrasilah, apa kau tak merasakan ada kekuatan yang jauh lebih besar dari kekuatan Pengeran tengah mendekat kemari?” mas Gen mengingatkan koleganya.
Dan memang benar, aura yang lebih besar dari aura Refald tengah mendekat ke arah mereka semua berada. Perlahan tapi pasti, sesuatu muncul dari balik tebalnya kabut putih dan mereka semua terpana setelah melihat siapakah yang datang mendekati mereka. Seketika, seluruh pasukan dedemit Refald bersimpuh dan menundukkan kepala mereka tanda memberi hormat kecuali Refald. Sebab, Refald sungguh tidak tahu siapakah sosok yang berpakaian ala seorang raja di zaman kerajaan dulu lengkap dengan mahkota berukir ular besar menyerupai bentuk naga.
Kalau dilihat-lihat, ukiran ular besar itu menyerupai sosok siluman ular Baruklinting. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, siluman ular Baruklinting adalah siluman ular terbesar di Jawa bahkan diseluruh dunia. Bila ada seseorang yang memakai mahkota berukiran siluman ular tersebut. Artinya, orang itu adalah pemilik ular siluman terbesar di dunia. Selama ini, keberadaan para siluman ular khusunya di tanah Jawa hanyalah mitos belaka, tapi kini … Refald baru percaya bahwa mitos itu nyata setelah ia melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Tubuh Refald seketika menegang, tapi ia juga langsung bersimpuh karena ia tahu ia berhadapan dengan orang besar melebihi statusnya sebagai pangeran dedemit. Refald terkejut bukan karena tahu betapa hebat sosok pria tua yang ada dihadapannya karena pria tersebut memiliki mahkota tak ternilai kekuatannya. Melainkan karena pria tua itu adalah kakeknya Fey, tunangan Refald sendiri. Membayangkan betapa dahsyatnya kekuatan kakeknya Fey, Refald sungguh tak berani. Padahal, ia adalah seorang pangeran dedemit yang ditakuti.
“Akhirnya … kiat bertemu, calon suami cucuku,” ujar pria tua itu sambil tersenyum. Sosok itu melayang melewati barisan para pasukan Refald dan menyentuh pelan kepala calon suami cucunya. “Aku sudah sangat lama menantikan penerusku. Kau tampan dan juga gagah. Aku sangat menyukaimu, semoga kau bahagia dengan cucuku yang keras kepala itu. Bersabarlah menghadapinya.”
“Maafkan kelancangan hamba yang mulia Raja. Hamba tidak mengenali paduka sebelumnya.” Refald mengatupkan kedua tangannya dan tetap menundukkan kepalanya.
“Tidak apa-apa, akulah yang harusnya memberitahumu lebih dulu perihal kedatanganku, tapi … kau mungkin tahu kalau cucuku Fey dalam bahaya besar. Hingga detik ini, ia masih bisa selamat atas perlindunganku, kini kau sudah datang. Aku serahkan dia padamu. Lindungi dia dan hindarkan dia dalam bahaya itu. Dan satu hal lagi … untuk mengunci terror di desa angker agar tak memakan korban lagi, kau harus melakukan sesuatu …”
Sosok pria tua yang tak lain dan tak bukan adalah almarhum kakek Fey, memberitahu Refald bagaimana cara membebaskan penduduk desa dari terror para makhluk halus tak terkecuali terror dari kunti merah itu sendiri. Langkah dan cara yang harus dilakukan memang rumit dan sangat berat terutama oleh para penduduk desa. Apalagi belum tentu mereka percaya pada apa yang nanti diberitahukan Refald pada mereka. Namun, tidak ada salahnya jika dicoba, toh itu semua juga demi keselamatan penduduk desa itu sendiri termasuk Eric.
“Terimakasih atas semua bantuan, saran dan petunjuk Paduka Raja. Hamba akan melaksanakan titah Paduka sebaik dan semampu hamba,” ujar Refald sedikit lega karena akhirnya ia menemukan solusi membebaskan nyawa Eric dari cengkeraman kunti merah.
“Jangan panggil aku Raja. Panggil aku ‘Kakek’. Bagaimanapun juga kau akan mejadi bagian dari keluargaku.” Kakek Fey membimbing Refald bangun berdiri dan menghadapnya. Tubuh Refald yang tinggi, hampir sejajar dengan kakek Fey.
“Tapi Yang mulia … saya masih belum menikah dengan cucu Paduka Raja … hamba tidak berani,” ujar Refald malu bercampur senang. Kapan lagi dapat restu langsung dari sesepuh calon istrinya sendiri.
“Cepat atau lambat, kalian berdua akan menikah. Apa bedanya memanggilku kakek sekarang atau nanti.”
“Baik … Kakek,” ucap Refald lagi.
“Bagus, sekarang pergilah … selamatkan para penduduk desa dan temui cucuku secepatnya. Titipkan salamku pada istriku saat kau menemui mereka semua.” Kakek Fey memberikan berkat dan rahmatnya pada Refald dengan mengusap kepala calon suami cucunya secara khidmat lalu menghilang begitu saja bak ditelan bumi bersamaan dengan hilangnya kabut tebal yang tadi menyelimuti area ini.
“Akan kulakukan, Kakek. Hidup dan matiku, hanya untuk Fey seorang,” gumam Refald dan ia langsung balik badan menatap tebing menjulang tinggi didepannya.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
MasWan
penasaran petunjuk yg didapat buat ngatasin teror
2022-12-23
0
Sarni Slamet
serius nanya nih thor. tolong jawab ya..
kakak orang mana?
2022-08-27
1
Nurak Manies
💪💪💕💕🌹🌹🌹
2022-07-15
1