BAB 7 Misteri Kematian Asrok

Betapa shock dan kagetnya pak Diki setelah mendengar penjelasan putrinya. Iapun segera bangun dari tempat duduknya dan memutuskan pergi ke rumah Nina untuk memastikan bahwa keponakannya baik-baik saja atau tidak. Sebab, bila benar Asrok yang mati secara misterius itu pergi dengan Nina ke desa angker seperti yang diberitahukan Refald, maka tak menuntut kemungkinan, keponakannya bisa dalam bahaya juga.

Kerena penasaran, Eric dan Refaldpun mengikuti langkah pak Diki begitupula dengan Nana. Dalam perjalanan menuju rumah Nina, Nana menceritakan bahwa malam sebelum kematian Asrok, Nina diajak jalan pergi ke suatu tempat dengan Asrok yang merupakan kekasih dari Nina. Nana sudah memberikan saran agar tidak pergi terlalu jauh dari desa dan jangan sampai pulang larut malam, tapi Nina tak menghiraukan saran sepupunya.

Pagi tadi, Nana memberitahu Nina kalau kekasihnya, Asrok telah meninggal. Saksi mata yang tepat berada di depan rumah Asrok melihat, kalau pria yang terkenal paling kaya di desa itu terjun dari balkon lantai 2 rumahnya. Aksi Asrok yang terkesan bunuh diri sontak mengagetkan seluruh warga yang kebetulan sedang meronda.

Bahkan tak sedikit dari mereka ada yang sempat melihat sosok wanita berbaju merah mondar-mandir di lantai 2 rumah Asrok. Hanya saja, ketika kediaman Asrok diperiksa oleh warga dan polisi setempat, mereka semua tidak menemukan seorangpun di sana. Situasi di rumah itu juga tidak menunjukkan ada tanda-tanda kekerasan. Barang-barang Asrok juga lengkap dan tetap tertata rapi di tempatnya, tak ada satupun yang hilang.

Hal itu semakin menguaatkan dugaan aparat kepolisian bahwa Asrok, telah bunuh diri meski motif dibalik aksi nekatnya itu masih menjadi misteri dan belum diketahui. Yang lebih aneh lagi adalah, Nina sama sekali tidak percaya kalau pria yang semalam bersamanya itu meninggal. Sebab, pada saat kejadian, Asrok masih bertelepon ria dengan kekasihnya hingga pagi dan baru berhenti bertelepon ketika Nana mengetuk pintu rumah Nina untuk memberi kabar duka meninggalnya Asrok.

Terang saja Nina tak percaya dan malah mengusir Nana dari rumahnya. Itulah yang membuat Nana bingung sekarang, apa yang terjadi sebenarnya. Jika Asrok dinyatakan meninggal dini hari, lalu siapa pria yang bertelepon ria dengan Nina.

“Pripun niki, Pak? Pripun usahane awakdewe ngeyakek’aken Nina ben dek’e percoyo, lek Asrok pun mboten wonten?” (Bagaimana ini, Pak? Bagaimana cara kita meyakinkan supaya Nina percaya kalau Asrok sudah tidak ada?) tanya Nina ketika mereka ber 4 sudah hampir sampai di depan rumah Nina yang tertutup rapat.

“Brays, terjemahin dong … kalau itu cewek udah ngomong, bikin kepalaku puyeng,” bisik Eric pada Refald. Disaat genting begini, bisa-bisany Eric mbanyol minta translet.

“Dia cuma tanya solusi cara memberitahu sepupunya kalau pacarnya sudah mati,” jawab Refald cuek dan Eric manggut-manggut tanda semakin tidak mengerti.

“Kowe ora usah panik, Nduk. Ayok diusut asli ceritone piye, baru digolek’i solusine.” (Kamu jangan panik, Nak. Ayo kita usut cerita aslinya itu bagaimana, baru dicari solusinya). Pak Diki mencoba bersikap tenang meski hatinya bergejolak kuat, begitupula dengan Refald.

Hanya Eric yang tampak linglung karena ia sama sekali tak mengerti satupun kata yang diucapkan ayah dan anak itu. Tapi ia juga sangat penasaran dengan ending cerita mistis ini. Eric menatap Refald yang terus saja diam mengamati situaso dan kondisi tanpa mau berkomentar apapun seolah ia sedang memikirkan sesuatu.

Pintupun diketuk dan keluarlah seorang wanita yang wajahnya memang persis sama seperti pernah dilihat Eric dan Refald di warung saat mereka terperangkap di desa angker. Wanita itu menguap seolah baru saja bangun tidur dan agak terkejut melihat pamannya dan beberapa pria tidak ia kenal berdiri di depan rumahnya.

“Kamu toh Nan, kirain siapa? Pak De sendiri kenapa ada di sini?” tanya Nina yang lebih suka bicara bahasa Ibdobesia ketimbang bahasa Jawa. Kata ‘pak De’ adalah sebutan orang jawa untuk kakak laki-laki dari kedua orangtua Nina, biasanya kalau dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan kata ‘paman’.

“Akhirnya, ada yang ngomong bahasa manusia juga, kalau gini kan aku ngerti,” celetuk Eric asal jeplak sambil senyam senyum sendiri, tapi tubuhnya langsung mendapat sikutan keras dari Refald tanda supaya Eric diam dan tidak mengatakan apapun selagi mereka ada di rumah orang.

Eric langsung memelototi sahabatnya karena sikutan Refald lumayan sakit juga. Iapun meringis kuda menahan sakit sambil memegangi perutnya. Sedikit sikutan saja, bisa membuat Eric kesakitan, bagaimana bila itu sebuah pukulan. Bisa-bisa tulang Eric patah hanya karena tak sengaja dipukul Refald.

Sementara Pak Diki, tanpa banyak bicara, memilih nyelonong masuk dan duduk di kursi ruang tamu rumah keponakannya meski belum dipersilakan oleh sang tuan rumah. Kalau orang lain, mungkin tindakan pak Diki dianggap kurang sopan, berhubung dia adalah orang paling tua di keluarga Nina, maka hal tersebut bukanlah masalah besar.

“Nin, apa yang kamu lakukan dengan Asrok semalam? Ke mana kalian pergi? Kapan kalian kembali?” tanya pak Diki tanpa basa-basi.

“Nina diajak mas Asrok ke desa seberang, pak De. Untuk persiapan lamaran, mas Asrok mau nikahin Nina.” Wajah Nina langsung tegang karena ia terpaksa berbohong pada pamannya. Tidak mungkin ia berterus terang kalau ia habis melakukan perbuatan terlarang di salah satu rumah kosong di desa angker.

Refald yang tahu kebohongan Nina, hanya tersenyum sinis saja. Yang Nina lakukan dengan kekasihnya itu sudah melanggar semua aturan dan bahkan memicu amarah makhluk astral tak kasat mata. Kejadian yang dialami Asrok sekarang, adalah hasil dari perbutannya sendiri. Pandangan mata Refald seketika terlalih ke sekeliling ruangan seolah ia merasakan ada sesuatu yang janggal di rumah ini.

“Eric, berdirilah di belakangku dan jangan jauh-jauh dariku,” pinta Refald tiba-tiba.

Tangan tunangan Fey ini jadi gemetar hebat tanpa sebab. Bukan karena takut akan apa yang ada di balik kamar Nina. Melainkan karena kekuatan Refald sudah mulai kembali secara perlahan-lahan.

Tanpa diberitahu apa alasannya, Eric mengerti karena ia bisa melihat apa yang Refald lihat. Dua pemuda tampan itu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Baik Eric ataupun Refald sengaja berdiri tepat di depan pintu seolah menghalangi jalan.

“Jangan bohong, Nduk. Pak De tahu, kalian pergi ke desa angker itu, kan. Apa yang kalian lakukan di sana?”

“Sungguh pak De. Nina nggak bohong.” Nina tetap kukuh pada pendiriannya.

“Dua pemuda ini melihatmu dan Asrok sedang makan di warung di desa angker itu? Apa kamu nggak sadar, Nduk? Tempat itu adalah tempat terkutuk. Dan sekarang Asrok sudah meninggal gara-gara ia datang ke desa itu ...”

“Tidak mungkin pak De.” Nina menyela ucapan pamannya. “Kenapa pak De lebih percaya dua orang asing ini ketimbang keponakan pak De sendiri. Siapa yang bilang mas Asrok meninggal, pak De? Dia ada di kamar Nina kok, baru saja dia datang karena merasa kurang enak badan, kalau pak De tidak percaya, silahkan lihat sendiri!” Nina terlihat emosi karena banyak orang mengatakan kalau pacarnya sudah meninggal, padahal menurutnya tidak. Asrok masih hidup.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

As Syifa

As Syifa

ini novel awal nya yang mana ya??
maaf aku baru baca soal nya.. jadi bingung.. 🙏

2023-10-17

0

Luzi

Luzi

sereeeeeemmmm uuuiiiiii...

2023-04-22

0

MasWan

MasWan

nah lho... ada yg ngamar... eh nyamar maksudnya

2022-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dua Sejoli
2 BAB 2 Keputusan Refald
3 BAB 3 Misteri Desa Angker
4 BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5 BAB 5 Kabur
6 BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7 BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8 BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9 BAB 9 Saran Refald
10 BAB 10 Tawa Refald
11 BAB 11 Hampir Celaka
12 BAB 12 Pasukan Dedemit
13 BAB 13 Usulan Pak Po
14 BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15 BAB 15 Arahan Raja
16 BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17 BAB 17 Mbak Kun
18 BAB 18 Amukan Refald
19 BAB 19 Kunci
20 BAB 20 Bantuan
21 BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22 BAB 22 Dimulai
23 BAB 23 Serangan Telak
24 BAB 24 Ritual Dimulai
25 BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26 BAB 26 Karma dan Janji
27 BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28 BAB 28 Tantangan
29 BAB 29 Salah Pilih
30 BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31 BAB 31 Dimulai
32 BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33 BAB 33 Refald si Pelindung
34 BAB 34 JENGLOT
35 BAB 35 Lubang Hitam
36 BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37 BAB 37 Eric dan Nana
38 BAB 38 Desa Kuntilanak
39 BAB 39 Rumah Megah
40 BAB 40 Pintu
41 BAB 41 Kasih tak Sampai
42 BAB 42 Peristiwa Kelam
43 BAB 43 Dendam Kuntilanak
44 BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45 BAB 45 Refald vs Fey
46 BAB 46 Cenayang
47 BAB 47 MANTRA
48 BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49 BAB 49 Refald vs Pak Po
50 BAB 50 Kambing Hutan
51 BAB 51 Awal dari Segalanya
52 BAB 52 ARWAH
53 BAB 53 Lapangan Sesat
54 BAB 54 Perlindungan Refald
55 BAB 55 OPLAS
56 BAB 56 Pasangan Suami Istri
57 BAB 57 Galau
58 BAB 58 Takdir yang Dirubah
59 BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60 BAB 60 Malapetaka
61 BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62 BAB 62 Cinta dan Dendam
63 BAB 63 Hawa Jahat
64 BAB 64 Buku yang Terbuka
65 BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66 BAB 66 Marah yang Teredam
67 BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68 BAB 68 Teror Kuyang 2
69 BAB 69 Kompetisi Cinta
70 BAB 70 Wewe Gombel
71 BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72 BAB 72 Jeweran Pak Po
73 BAB 73 Mantra Pak Po punya
74 BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75 BAB 75 Klentang Klenting
76 BAB 76 Raja Mirza Banta
77 BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78 BAB 78 Pingsan
79 BAB 79 Rusaknya Suasana
80 BAB 80 Jebakan
81 BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82 BAB 82 Biksu Tong
83 BAB Undangan
84 BAB 84 Perjalanan
85 BAB 85 Kopi Hitam
86 BAB Perang di Mulai
87 BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88 BAB 88 Informasi dari Pak Po
89 Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90 BAB 90 Obrolan
91 BAB 91 Kabut Tebal
92 BAB 92 Asmedeus John
93 BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94 BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95 BAB 94 Kenangan
96 BAB 95 Selesai
97 BAB 96 Tamu tak Diundang
98 BAB 97 Debat Refald dan Fey
99 BAB 98 Gala
100 BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101 BAB 100 Undangan
102 BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103 BAB 102 Pertunjukan
104 BAB 103 Pesan
105 PENGUMUMAN NOVEL BARU
106 BAB 104 Sandera
107 BAB 105 Mantra
108 BAB 106 Kekuatan Refald
109 BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110 PENGUMUMAN NOVEL BARU
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU
112 PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113 PENGUMUMAN NOVEL BARU
114 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 114 Episodes

1
BAB 1 Dua Sejoli
2
BAB 2 Keputusan Refald
3
BAB 3 Misteri Desa Angker
4
BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5
BAB 5 Kabur
6
BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7
BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8
BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9
BAB 9 Saran Refald
10
BAB 10 Tawa Refald
11
BAB 11 Hampir Celaka
12
BAB 12 Pasukan Dedemit
13
BAB 13 Usulan Pak Po
14
BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15
BAB 15 Arahan Raja
16
BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17
BAB 17 Mbak Kun
18
BAB 18 Amukan Refald
19
BAB 19 Kunci
20
BAB 20 Bantuan
21
BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22
BAB 22 Dimulai
23
BAB 23 Serangan Telak
24
BAB 24 Ritual Dimulai
25
BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26
BAB 26 Karma dan Janji
27
BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28
BAB 28 Tantangan
29
BAB 29 Salah Pilih
30
BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31
BAB 31 Dimulai
32
BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33
BAB 33 Refald si Pelindung
34
BAB 34 JENGLOT
35
BAB 35 Lubang Hitam
36
BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37
BAB 37 Eric dan Nana
38
BAB 38 Desa Kuntilanak
39
BAB 39 Rumah Megah
40
BAB 40 Pintu
41
BAB 41 Kasih tak Sampai
42
BAB 42 Peristiwa Kelam
43
BAB 43 Dendam Kuntilanak
44
BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45
BAB 45 Refald vs Fey
46
BAB 46 Cenayang
47
BAB 47 MANTRA
48
BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49
BAB 49 Refald vs Pak Po
50
BAB 50 Kambing Hutan
51
BAB 51 Awal dari Segalanya
52
BAB 52 ARWAH
53
BAB 53 Lapangan Sesat
54
BAB 54 Perlindungan Refald
55
BAB 55 OPLAS
56
BAB 56 Pasangan Suami Istri
57
BAB 57 Galau
58
BAB 58 Takdir yang Dirubah
59
BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60
BAB 60 Malapetaka
61
BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62
BAB 62 Cinta dan Dendam
63
BAB 63 Hawa Jahat
64
BAB 64 Buku yang Terbuka
65
BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66
BAB 66 Marah yang Teredam
67
BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68
BAB 68 Teror Kuyang 2
69
BAB 69 Kompetisi Cinta
70
BAB 70 Wewe Gombel
71
BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72
BAB 72 Jeweran Pak Po
73
BAB 73 Mantra Pak Po punya
74
BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75
BAB 75 Klentang Klenting
76
BAB 76 Raja Mirza Banta
77
BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78
BAB 78 Pingsan
79
BAB 79 Rusaknya Suasana
80
BAB 80 Jebakan
81
BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82
BAB 82 Biksu Tong
83
BAB Undangan
84
BAB 84 Perjalanan
85
BAB 85 Kopi Hitam
86
BAB Perang di Mulai
87
BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88
BAB 88 Informasi dari Pak Po
89
Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90
BAB 90 Obrolan
91
BAB 91 Kabut Tebal
92
BAB 92 Asmedeus John
93
BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94
BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95
BAB 94 Kenangan
96
BAB 95 Selesai
97
BAB 96 Tamu tak Diundang
98
BAB 97 Debat Refald dan Fey
99
BAB 98 Gala
100
BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101
BAB 100 Undangan
102
BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103
BAB 102 Pertunjukan
104
BAB 103 Pesan
105
PENGUMUMAN NOVEL BARU
106
BAB 104 Sandera
107
BAB 105 Mantra
108
BAB 106 Kekuatan Refald
109
BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110
PENGUMUMAN NOVEL BARU
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU
112
PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113
PENGUMUMAN NOVEL BARU
114
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!