Panggilan Refald terhadap para pasukan dedemitnya, tak membuahkan hasil. Berkali-kali Refald memusatkan konsentrasi penuh agar pasukan kepercayaannya bisa datang menolongnya tapi nyatanya, usaha Refald gagal. Kekuatannya belum sepenuhnya kembali, sebab itulah seruan Refald tak terdengar oleh pak Po dan rekan-rekannya yang lain.
Kendati demikian, Refald tak terlihat panik sedikitpun. Sebaliknya, ia tampak tenang dan waspada. Ia gunakan seluruh indranya untuk mengamati keadaan sekitar ruangan. Erick sudah berpikiran yang bukan-bukan, mencoba membuka pintu kamar mereka dan ternyata, pintunya terkunci. Eric tak bisa membuka pintu tersebut karena sepertinya pintu tersebut sengaja di kunci dari luar.
“Brays, gawat … sepertinya kita terkunci di sini. Jangan-jangan … daging yang disuguhkan pada kita adalah daging manusia! Dan kita berdua adalah korban selanjutnya,” ujar Erick sambil gemetar. Sementara Refald masih diam membisu dan tak bergeming dari tempatnya.
“Bukan, makanan yang kau makan itu daging sapi asli. Jasad wanita yang terkubur di dinding … itu adalah jasad kuntilanak yang kita lihat. Kunti itu sudah memperingatkanku untuk tidak mencampuri urusannya. Dan yang mengunci kita, bukanlah pemilik warung ini. Tapi kuntilanak itu. Bersiaplah, Eric … malam ini akan ada kejadian berdarah.”
“Apa?" teriak Erik mulai panik. "Lalu kenapa kau diam saja?”
“Berapa kali harus kukatakan padamu, kekuatanku belum kembali! Dinding retak itu bukan karena kekuatanku! Tapi kunti itulah yang sengaja menunjukkannya padaku. Mungkin dia ingin … kita mengungkap siapa yang membunuhnya.”
“Sudah jelas, kan? Pasti si pemilik warung itu.”
“Belum tentu, kita tidak bisa menuduh pria paruh baya itu sembarangan tanpa bukti meski tempat ini adalah miliknya. Dan juga … kita tak bisa keluar dari sini sebelum berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan wanita yang terkubur di dinding itu.” Refald terduduk dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan untuk memecahkan masalah ini tanpa menggunakan kekuatan supranaturalnya. Seandainya ia mengenali Fey lebih awal, mungkin ia takkan kehilangan kekuatannya seperti ini.
Refald sangat menyesali pertemuan pertamanya dengan wanita yang ia cinta harus diawali dengan pertengkaran sehingga Refald terpaksa kehilangan kekuatan karena tak bisa menahan amarah. Tiba-tiba saja, Refald sangat merindukan tunangannya.
Pucuk dicinta, ulampun tiba … mendadak, ponsel Refald yang tadinya tidak ada sinyal, secara ajaib mendapat panggilan dari wanita yang Refald rindukan. Yah, panggilan itu dari Fey yang tak lain dan tak bukan adalah tunangannya. Sayangnya, Refald hanya membeku menatap layar ponsel bergambar wajah cantik Fey.
“Kenapa kau tidak angkat panggilan kekasihmu?” tanya Erick semakin bingung. Sejauh ini ia mencoba tenang, karena ia percaya pada Refald.
“Jika aku mengangkat panggilannya, Kunti yang berubah wujud menjadi Kunti merah itu akan langsung menuju tempat Fey berada. Aku tak ingin dia dalam bahaya,” jawaban Refald terdengar sedih karena meski ia sangat merindukan Fey, dirinya tak bisa mengangkat panggilannya apalagi bicara dengan kekasih hatinya.
“Ini gila!" Erick mengerang kesal. Tapi juga bingung. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
Beberapa waktu lalu, Erick sangat bahagia karena akhirnya sahabat dekat yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri telah menemukan tunangan masa kecilnya yang hilang karena melarikan diri. Setelah sekian lama terpisah, akhirnya Refald dan Fey dipertemukan kembali dengan kisah cinta yang baru.
Tak ingin menunda-nunda lagi. Erick mengusulkan agar Refald menemui ayah mertuanya dan memberitahu Fey segalanya bahwa Refald adalah tunangan masa kecil Fey. Pada saat itulah Refald meninggalkan Fey setelah mengantar kekasihnya pulang ke rumah selepas pulang menjenguk Yua, sahabat Fey yang kebetulan saat itu sedang dirawat di rumah sakit.
Tanpa pamit, Refald memutuskan berangkat bersama Erick hendak menuju bandara untuk bertemu dengan ayah Fey. Namun, belum juga kedua pemuda tampan itu sampai tujuan, Erick dan Refald malah terjebak di desa angker ini dan tidak bisa pergi sebelum misteri aneh ini terungkap.
***
Bila Refald dan Erick dikejutkan dengan penemuan jasad yang dikubur di dinding pemilik warung pria paruh baya, maka lain halnya dengan apa yang akan terjadi pada Asrok dan Nina.
Setelah makan malam bersama, Asrok mengantar Nina pulang kerumahnya. Mereka berdua masih belum tahu kalau makhluk mengerikan berwujud Kunti merah terus mengikuti mereka berdua. Hanya saja, si kuntilanak merah telah mengubah haluan targetnya.
Bila tadinya sosok kunti melekat erat dipunggung Nina, kali ini ia menempel di punggung Asrok yang pamit undur diri pulang kerumahnya. Namun, sebelum kekasihnya ini tancap gas, Nina mencegahnya seolah ia merasakan firasat yang buruk.
“Asrok, tunggu deh … ada yang ingin aku sampaikan sama kamu.” Nina mencekal lengan kekasihnya tanpa tahu kalau dirinya di tatap makhluk tak kasat mata didekatnya.
“Ada apa, Sayang. Mau lagi … besok kita ke sana lagi deh. Enak, kan?” ujar cowok nggak tahu malu itu di depan pacarnya sendiri. Sampai detik ini, otak si Asrok ini masih ngeres saja.
“Bukan gitu … waktu kita main di rumah angker itu, kamu ngerasa nggak sih? Kalau ada yang ngawasin kita? Aku kok merasa kayak ada yang narik-narik kaki aku gitu, makanya aku narik-narik tangan kamu.” Nina mulai menceritakan kegelisahannya saat dirinya berada di rumah angker untuk melakukan perbuatan terlarangnya dengan Asrok.
“Ah … itu mungkin cuma perasaanmu aja, Sayang. Kamu terlalu gugup karena kita melakukannya pertama kali. Kalau sudah biasa, pasti kamu bakal ketagihan dan nggak akan takut lagi. Udah, masuk sana. Besok kita ketemu lagi, oke.”
“Tapi Asrokk … sampai sekarang bulu kudukku terus aja berdiri, aku takut banget …,” Nina hampir menjerit karena ia sudah tak bisa menahan lagi rasa takutnya.
“Lah, terus gimana? Masa aku tidur sama kamu di rumah, kan kita belum nikah. Sabar ya Sayang, aku cari uang dulu yang banyak, baru aku bakal lamar kamu secepatnya dan kita akan nikah supaya kita bisa ehem-ehem tiap hari, oke. Jangan mikir yang aneh-aneh lagi, bye.” Asrok sama sekali tak merespons kecemasan kekasihnya dan malah dengan santainya pergi meninggalkan Nina yang berdiri bingung di depan rumahnya.
Selama perjalanan, Asrok malah senyam-senyum sendiri seperti orang gila mengingat adegan per adegan yang ia lakukan di rumah angker bersama Nina. Ia tak pernah menyangka bakal berhasil membujuk wanita polos seperti Nina agar mau menyerahkan kesuciaannya pada Asrok secara cuma-cuma tanpa perlu mengeluarkan biaya pula. Ia tidak mau keluar uang hanya untuk memenuhi hasrat birahinya dan malah memilih rumah angker yang sudah lama ditinggalkan sebagai tempat agar ia bisa ber-indehoi ria dengan Nina.
Sayangnya, tindakan muda mudi itu telah memicu kemarahan penunggu rumah angker yang kini masih betah mengikuti Asrok kemanapun ia pergi. Setelah pulang dari rumah Nina, cowok yang berlagak sok polos itu tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan malah mampir ke kafe biasa tempat ia nongkrong bersama dengan teman-temannya. Ia bahkan cipika cipiki dengan banyak wanita tanpa merasa berdosa sedikitpun pada Nina.
Sesampainya di rumah, Asrok memberitahu Nina melalui sambungan telepon kalau ia baru saja sampai dan hendak tidur. Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja, dari luar, ada yang mengetuk pintu kamar Asrok.
Tok tok tok!
“Sayang … bentar ya … kayaknya ada yang ngetuk pintu,” ujar Asrok melalui panggilan telepon.
“Mang tengah malam begini, siapa yang bertamu?” tanya Nina dari seberang.
“Nggak tahu, makanya aku mau cek dulu. Nanti aku telepon lagi, oke.” Asrok pun menutup panggilan ponselnya dan berjalan mendekat ke depan pintu untuk membukanya.
BERSAMBUNG
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ
si kunti yang ketok² pintu🤭
2022-09-10
1
Teh Yen
iiiiih siapa tuh jangan" yg ngetuk nona Kun Kun yah thor ,,btw kl.nonton film horor pas bagian serem nya kita bisa nutup mata yah kl.baca on line gini gmn yah mau tak.tutup.mata penasaran hehe engg d lanjut serem hehe 😁
2022-09-08
1
Ayuk Vila Desi
merinding deh
2022-08-20
1