Teror Di Desa Angker
Hari itu, tepat di malam jumat kliwon, tampak sepasang muda mudi baru saja keluar dari sebuah rumah angker yang sudah lama tak di huni lagi oleh pemiliknya. Bahkan sang pemilik rumah mungkin lupa kalau masih punya bangunan berlantai dua di sebuah desa terpencil. Dari luar, sebenarnya bangunan rumah itu bagus dan megah. Hanya saja tak terurus sehingga terkesan angker apalagi letaknya ada di desa lumayan jauh dari kota.
Dikatakan terpencil, lokasi desanya ada di lereng gunung yang juga di kenal sebagai gunung keramat, di mana masyarakat atau penduduk desa di sana menjunjung tinggi adat istiadat dan kepercayaan turun temurun dari nenek moyang mereka. Bahkan tak sedikit dari masyarakat di desa ini sangat mempercayai mitos dan takhayul.
Meski desanya sangat jauh dari perkotaan, listrik dan internet sudah ada di desa ini. Namun, tetap saja, penduduknya masih sering melakukan banyak ritual desa sesuai dengan aturan yang ada dalam momen-momen tertentu. Seperti sesajen yang sengaja diletakkan di gapura depan tepat di pintu masuk desa, di depan makam keramat atau di tempat-tempat tertentu yang mereka percayai sebagai tempat penunggu dan penjaga desa terpencil ini dari hal-hal buruk. Di zaman modern seperti sekarang, hal semacam itu harusnya sudah tidak ada lagi. Namun nyatanya, tetap masih ada.
Entah apa yang merasuki kedua pemuda dan pemudi desa itu sehingga mereka berdua nekat datang ke rumah tak berpenghuni, tak terurus, dan terkesan sangat angker. Sungguh, nyali mereka berdua benar-benar besar dan patut diacungi jempol mengalahkan para orang-orang yang suka ikut uji nyali.
Raut wajah sang pemuda tampak begitu bahagia ketika ia dan kekasihnya keluar dari rumah angker tersebut. Berbeda dengan si wanita, meski ia dipeluk mesra oleh sang kekasih, raut wajahnya tetap terlihat pucat dan ketakutan. Bahkan tubuhnya gemetar tanpa sebab.
“Kok wajah kamu pucat pasi gitu sih, Nina sayang … senyum dong. Jangan grogi gitu. Aku puas banget loh malam ini,” ujar si pemuda desa yang bernama Asrok sambil memamerkan senyum kepuasannya. Ia menggandeng tangan Nina dan membantunya naik ke atas boncengan motornya.
“Aku takut, Asrok …,” ucap Nina masih gemetar ketakutan dan mencoba mengeratkan pegangan tangannya diperut kekasihnya.
“Kamu jangan takut Sayang, sudah kubilang, aku bakal bertanggung jawab. Pegangan yang erat, ya … kita makan di warung mbah Datuk dulu supaya kamu nggak gemetar lagi. Habis main sama kamu … aku jadi sangat lapar.” Asrok mulai menyalakan mesin motornya dan melesat kencang meninggalkan rumah angker tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Sang kekasih diam saja dan tak menyahut ajakan Asrok karena sejak tadi, bulu kuduk Nina terus saja merinding disko seolah merasakan ada sesuatu yang mengikutinya. Hanya saja, Nina tidak bisa melihat siapakah sosok yang kini tengah berdiri tegak di belakangnya sambil menatapnya dengan tatapan tajam penuh bara api kebencian. Sosok tersebut berwarna putih bersih, berambut panjang, tapi memiliki kilatan mata merah menyala terang. Siapapun yang bisa melihat makhluk mengerikan ini, pasti bakal pingsan.
Kedua pasangan kekasih itu baru saja melakukan hubungan terlarang layaknya pasangan suami istri di rumah angker yang menjadi rumah makhluk berbaju putih dengan nama beken ‘kuntilanak’. Asrok dan Nina benar-benar bertindak nekat hanya karena mereka berdua dikuasai oleh hawa nafsu sesaat tanpa berpikir panjang bahwa tindakan mereka itu telah mengundang mala petaka bagi diri mereka sendiri.
Baik Asrok ataupun Nina sama-sama tidak tahu, kalau ada sosok makhluk astral tak kasat mata melayang terbang mengikuti mereka berdua kemanapun mereka pergi. Hanya orang-orang istimewa atau orang yang diberkahi dengan indra ke-6 saja yang bisa melihat, kalau makhluk dari dunia lain tersebut sedang menempel erat dipunggung wanita bernama Nina.
Seperti dua pemuda tampan ala bule blasteran pendatang baru yang duduk di sudut warung tempat Asrok dan Nina memilih untuk makan bersama. Mereka berdua langsung terkejut karena bisa melihat jelas makhluk halus menempel di punggung Nina.
Dua pemuda tampan tersebut bernama Erick dan Refald. Mereka tak sengaja melewati desa angker ini karena mobil jeep canvas yang mereka tumpangi tiba-tiba saja mogok di tengah jalan. Sebenarnya mereka berdua mau ke Bandara setelah dari desa sebelah, tapi sepertinya mereka sedang apes sehingga terjebak di desa yang terkenal angker ini. Mau tidak mau, kedua pria tampan tersebut menunggu pegawai bengkel untuk memperbaiki mobil mereka.
Karena ini di pedesaan dan hari sudah malam, mereka berdua di suruh menunggu karena pegawai bengkel yang mereka panggil sedang dalam perjalanan ke desa terpencil ini. Entah kapan pegawai itu sampai, baik Erick ataupun Refald sama-sama tidak tahu dan tidak bisa memprediksikan.
Kedatangan pasangan dua sejoli itu langsung menarik perhatian Refald karena ia bisa melihat hal mengerikan mengikuti Asrok dan Nina tanpa pasangan itu sadari. Bahkan mata Refald langsung beradu pandang dengan makhluk astral bermata merah menyala terang itu. Makhluk tersebut seolah mengenal baik siapa Refald dan memintanya untuk tak ikut campur urusannya atau ia juga akan mengganggu kehidupan Refald dan orang-orang terdekatnya kalau sampai Refald coba-coba mencampuri urusannya.
“Brays, kau lihat itu?” tanya Erick memalingkan wajahnya karena ngeri sendiri. Ia bahkan ingin muntah tapi sengaja ia tahan dengan memandang ke arah lain.
Eric si sahabat dekat Refald memang punya indra ke-6. Itulah alasan kenapa Eric bisa berteman baik dengan Refald yang juga memiliki kekuatan istimewa dan tidak dimiliki oleh siapapun di dunia ini.
“Jangan lihat matanya, kau bisa terluka,” jawab Refald sambil meminum whitecoffee-nya dengan santai seolah tak melihat apa-apa sama seperti para pengunjung warung lainnya.
“Apa … kekuatanmu sudah kembali?” tanya Eric.
“Belum, kalau kekuatanku kembali, tidak mungkin mobil kita mogok di desa angker ini. Kau pura-pura saja tidak lihat apapun yang ada di sini. Bersikaplah normal, jika tidak … kau juga bisa dalam bahaya.” Refald memberi peringatan, ia sudah tak menatap sosok berbaju putih melayang tinggi di atas tubuh Nina. Remaja tampan itu terkesan cuek dan fokus pada layar ponselnya seolah memantau seseorang.
Siapa lagi yang Refald pantau kalau bukan Fey sang kekasih hati. Wanita yang merupakan tunangan Refald itu sedang menangis sedih di depan vila rumahnya karena Refald sengaja meninggalkan wanita pujaan hatinya tanpa pamit hari ini. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Fey saat ini. Di depan vilanya memang ada cctv yang sengaja Refald pasang. Ia agak terkejut karena wanita yang ia cinta, datang mencarinya ke vila setelah pertengkaran kecil mereka sebelumnya.
Tiba-tiba saja, makhluk mengerikan muncul dilayar ponsel dan memenuhi gambar di gawai Refald. Kalau orang lain, pasti sudah kaget bukan kepalang atau bahkan bisa melompat-lompat saking takut dan terkejutnya begitu melihat sosok menakutkan muncul di dalam layar ponsel secara tak terduga apalagi dengan menampakkan wajah paling mengerikan yang pernah ada di dunia.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
suci
semangat buk titin
2024-01-07
1
Fitry yenii
sasasasa
2023-10-24
0
Aya Vivemyangel
Namay ,,,,,
2023-10-14
0