Refald memerhatikan sekeliling dan menatap seluruh pasukannya lekat-lekat. Kini Refald mengerti kenapa pasukannya ini bisa langsung datang saat ia memanggilnya, tak seperti saat ia masih ada di dalam desa. Daerah ini adalah daerah perbatasan keluar desa dengan desa lain di mana pasukan Refald bisa merasakan hawa keberadaan pangerannya.
Tak heran bila demit jenis gerandong, genderuwo, pocong dan hantu lainnya yang berwujud tampan dan mempesona ini langsung menemukan Refald. Bila dedemit aslinya berwujud mengerikan dan menakutkan, lain halnya dengan dedemit yang menjadi para pasukan Refald. Mereka tidak diperbolehkan menampakkan wujud menyeramkan bila bertemu pengeran mereka. Tapi bila bertemu dengan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan Refald maka pasukan ini memang tampak sangat menakutkan sesuai dengan namanya.
Usut punya usut, ternyata desa itu telah dilapisi pelindung tertentu yang membuat Refald tak bisa berkomunikasi dengan pasukan demitnya. Ditambah kekuatan Refald masih belum kembali sepenuhnya. Hal itulah yang membuat tunangan Fey terus terjebak di desa ini. Namun, sekarang sudah tidak lagi, akhirnya ia bisa keluar dari desa yang mengikatnya tanpa sebab meskipun hati Refald tidak tenang memikirkan malapetaka yang akan menimpa desa itu dan seluruh penduduknya.
“Maaf kami terlambat, Pangeran. Lapisan pelindung ini sangat sulit kami tembus. Bahkan pak Po sendiri juga tidak bisa menghancurkan pelindungnya. Kekuatan kami melemah seiring menghilangnya kekuatan Anda.” Mas Gen mencoba melaporkan apa yang mereka alami selama Refald menghilang bak di telan bumi.
“Aku tahu, ini bukan salah kalian. Apa tunanganku baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?” tanya Refald masih mengkhawatirkan Fey. Ia merasa kunti merah itu sedang mengawasinya di suatu tempat.
“Tunangan anda sedang patah hati, Pangeran. Setiap hari, Tuan putri datang ke vila untuk melihat apakah Anda sudah kembali. Mbak Kun selalu menjaganya dengan baik. Pak Po dan kami semua langsung mencari keberadaan Anda dan tuan Eric setelah kami menyadari bahwa hawa keberadaan Anda menghilang.”
“Beritahu mbak Kun untuk tak meninggalkan Fey sendirian dalam keadaan apapun. Aku punya firasat buruk tentang keselamatannya selagi aku tidak ada didekatnya. Dan juga … di mana si bloon pak Po? Kenapa dia tidak datang dengan kalian?” Refald mulai berdecak kesal. Jangan-jangan pak Po bikin ulah lagi.
Mas Gen dan mas Ger saling pandang begitupula dengan demit yang lainnya. “Barusan pak Po ada bersama dengan kami Pangeran, tapi kami tidak tahu ada dimana si biang kerok itu berada sekarang. Padahal, dialah yang pertama menemukan keberadaan Anda.”
“Ya sudah, lupakan saja si bloon itu. Nanti juga dia kemari. Pergilah temui mbak Kun dan perketat penjagaan untuk Fey. Jangan biarkan makhluk apapun mendekatinya. Aku akan menyusul kalian semua setelah masalah di sini selesai,” perintah Refald pada pasukannya.
“Tapi … bagaimana dengan Anda Pangeran?”
“Kalian sudah tahu ada di mana aku sekarang, jika aku terjebak sekali lagi dalam desa ini, kalian harusnya tahu apa yang harus kalian lakukan tanpa kuperintah.” Refald menjauh dari para pasukannya dan berjalan mendekat ke arah kerumunan para polisi yang sedang mendiskusikan sesuatu.
Sudah hampir 3 jam lamanya para polisi itu menunggu, tapi bantuan belum juga datang. Sekali lagi, Refald membantu memeriksa kondisi sang sopir untuk memastikan pria paruh baya ini tidak mengalami luka dalam ataupun patah tulang. Sedangkan Eric mencoba bersikap tenang setelah insiden maut hampir saja menimpanya. Meski ini bukan pertama kali Eric berkutat dengan kematian yang begitu dekat dan bisa datang kapan saja, ia tetap merasa was-was.
Terakhir kali, Eric merasakan ketakutan begitu besar saat ia menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya ketika Refald jatuh ke dasar jurang yang dalam dimana keduanya menjelajahi pegunungan Alpen di Swiss. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa shocknya Eric kala itu sampai kedua kakinya lemas tak dapat digerakkan.
Namun ternyata tangisan dan ketakutan Eric yang mengira telah kehilangan Refald berakhir sia-sia. Sahabatnya tak mengalami luka lecet sedikitpun dan malah baik-baik saja seolah tak pernah terjadi apa-apa. Refald bahkan bisa mendaki lagi jurang yang sempat menghempaskan tubuhnya akibat tarikan gravitasi bumi.
Semenjak itu, bahaya sebesar apapun yang menimpa Eric dan Refald, selalu bisa diatasi dengan mudah. Dan selama Eric berada didekat Refald, iapun aman. Takkan ada yang bisa menyakiti mereka berdua. Darisitulah Eric mulai paham kalau sahabatanya itu istimewa dan punya pasukan dedemit pula. Mana ada manusia seperti Refald di zaman sekarang. Orang normal lainnya pasti takkan pernah percaya bila tidak melihat langsung seperti apa kekuatan magis seorang Refald.
Perhatian Refald mendadak teralih saat mendengar suara tangisan yang sangat familiar di telinganya. Tidak salah lagi, suara tangisan itu adalah suara pak Po yang sedang meratapi kematian seseorang. Refald memicingkan mata dan ia sungguh melihat pak Po di pinggir mobil ambulance yang terbakar hebat bersama dengan jasad Asrok.
“Mas Gen, kemarilah!” Refald memanggil salah satu pasukan dedemitnya.
“Iya Pangeran,” ujar mas Gen yang langsung datang dalam kurun waktu kurang dari sedetik untuk memenuhi seruan tuannya.
“Bawa aku ke dasar jurang sana!” pinta Refald. “Aku tak bisa menggunakan kekuatanku sebelum malam tiba.”
“Siap pangeran.” Mas Gen mengatupkan kedua tangannya dan Refald menyentuh bahu dedemit yang ia panggil dengan sebutan ‘Mas Gen’.
Dalam sekejap mata, Refald dan pasukannya sudah ada di depan mobil ambulance yang terbakar dimana ada pak Po sedang menangis pilu di samping mobil. Pocong tampan itu terduduk lunglai meratapi nasi jasad malang yang ia kira, jasad tersebut adalah jasadnya Refald, padahal bukan.
“Oey, pak Po! Apa yang kau lakukan?” tanya mas Gen bingung melihat pak Po seperti sedang kesetanan. Meski pak Po sendiri juga sudah jadi setan paling fenomenal di negara ini.
“Jangan ganggu aku, Gen! Apa kau tak lihat kalau aku sedang berduka? Pangeran tercinta kita … kini telah tiada ...” jerit pak Po. Tangisnya semakin menjadi-jadi seperti anak kecil yang tidak dituruti beli jajan.
Sungguh pak Po telah merusak citra hantu pocong yang terkenal seram dan menakutkan. Dimana-mana yang namanya pocong itu bikin merinding disko setiap orang yang melihat sosoknya, tapi berbeda dengan pocong satu ini. Bukannya bikin takut tapi malah bikin emosi dengan tingkahnya.
Mas Gen ingin mengomeli pak Po habis-habisan tapi dicegah oleh Refald. Pocong tampan didepannya ini sedang mendramatisir keadaan karena terlalu banyak melihat sinetron ikan terbang sampai-sampai makhluk astral ini tidak sadar bahwa pangerannya masih hidup dan tengah berdiri dibalik punggungnya.
“Pak Po,” ujar Refald dengan suara merdunya.
“Tuh kan, Gen. Aku seolah mendengar jiwa pangeran Refald memanggilku. Huaaa … Pangeran, kenapa Anda meninggal dengan cara mengenaskan seperti ini? Tubuh Anda gosong dimana-mana … bagaimana cara saya menyampaikan kabar duka ini pada tuan putri Fey dan keluarga Anda Pangeran. Tuan muda Leo pasti akan menembak kepala saya jika dia tahu saya gagal melindungi Anda.”
“Kau kan sudah mati dan jadi hantu pocong pak Po, mana bisa Leo menembak kepalamu?” sahut Refald sebisa mungkin menahan geram.
“Meski begitu, senapan tuan muda Leo lebih menakutkan dari bom atom Pangeran!” isak pak Po masih belum sadar bahwa yang bicara dengannya adalah Refald, bukan arwahnya.
“Hooo …” Refald manggut-manggut sambil bersiap-siap pemanasan merenggangkan otot kakinya. “Jadi kau lebih takut dengan senapan Leo ketimbang tendangan kakiku, ha?” tanya Refald dengan suara sabar yang ia tahan mati-matian.
Pak Po mulai berpikir lagi tentang pembicaraan yang ia lakukan dengan Refald. Pak Po mendongak dan melihat Refald sudah ada di atas kepalanya dengan ekspresi siap mengeksekusi.
“Pa-pangeran … A-anda … di sini? Lalu … yang di dalam mobil itu siapa?” tanya pak Po dengan tampang sok polosnya.
“Kau mau kupenggal atau kutendang?” tanya Refald dengan kilatan api kemarahan yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Habislah riwayat pak Po kali ini, baru juga datang sudah bikin Refald meradang.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Bunda Silvia
tamat sudah citra serem poci 🤣🤣🤣🤣
2024-02-19
0
Windi Anto
ngeri... ngeri... sedep .... tapi bikin ngakak..... sleebeeewwwww....../Angry//Angry//Angry//Angry//Angry/
2023-11-19
0
kagome
𝚑𝚞𝚊 𝚙𝚊𝚔 𝚙𝚘 𝚊𝚚 𝚔𝚊𝚗𝚐𝚎𝚎𝚎𝚎𝚎𝚎𝚗
2023-11-09
0