BAB 10 Tawa Refald

Refald langsung menjitak kepala Eric karena salah paham dengan makna kalimat yang ia ucapkan. Refald buru-buru mencegah kepergian Nana pergi ke warung untuk membelikannya munuman saset marimas. Nanapun melirik tajam Eric karena heran, baru kali ini ia melihat ada bule oneng seperti Eric. Namun ia juga tidak bsia menyalahkan keonengan Eric karena pria bule itu tidak bisa bahasa Jawa. Sangat berbeda dengan Refald, tunangan Fey itu juga bule, tapi ternyata mengerti bahasa daerah khususnya bahasa Jawa.

“Sepurane lek aku lancang yo Mas, sampean kok iso ngerti basa Jawa iku tekok endi?” (Maaf kalau saya lancang ya, Mas. Anda bisa mengerti bahasa Jawa itu darimana?) tanya Nana pada Refald karena penasaran mengapa pria tampan misterius didepannya bisa mengerti bahasa Jawa yang ia ucapkan sementara malah Eric tidak sama sekali, padahal mereka berdua berasal dari negara sama.

“Karena saya punya tunangan keturunan langsung dari Jawa, Nona. Sedikit banyak saya tahu meski saya tidak bisa mengucapkan logat jawa seperti yang anda ucapkan,” terang Refald jujur. Pikirannya kembali teringat pada gadis cantik blesteran Jepang dan Jawa yang kini sudah menjadi tunangannya.

“Oh, wes duwe tunangan toh, kirakno sek jomblo. Tapi konco sampean kok oneng yo Mas? Mesam-mesem dewe koyok wong gendeng!” (Oh, sudah punya tunangan toh, kirain masih jomblo. Tapi teman anda kok oneng ya, Mas. Ketawa-ketiwi sendiri seperti orang gila) mata Nana menatap tajam Eric dengan terheran-heran.

Sahabat dekat Refald itu sengaja tebar pesona pada Nana karena salah mengira kalau Nana sedang memuji ketampanannya tanpa ia tahu bahwa gadis desa dengan logat Jawa kental itu sedang mengatainya. Sedangkan Refald mencoba sekuat tenaga menahan tawa agar tidak keluar apalagi disaat yang tidak tepat seperti ini.

“Jangan hiraukan dia Nona, tolong antar kami ke polisi agar kami bisa keluar dari sini secepatnya,” pinta Refald tak ingin membuang waktu lagi.

Nana setuju dan ia pamit pada ayahnya begitu pula dengan Refald. Sekali lagi, Refald menyampaikan permintaan maafnya karena ia tak bisa membantu keluarga pak Diki yang dalam masalah besar akibat ulah tercela keponakannya. Pak Diki sendiri juga tak berani mengambil resiko dengan memaksa Refald untuk membantunya. Pria kurus itupun bermaksud mengguankan cara lain untuk menyelamatkan hidup keponakannya dengan menuruti nasihat Refald.

Setelah sempat mengamati pak Diki yang berusaha menyadarkan Nina. Nana langsung keluar diikuti oleh 2 pemuda asing menuju tempat polisi itu berada. Kebetulan para polisi tersebut baru saja selesai menyelidiki kasus kematian misterius Asrok.

Saat ini, jenazah Asrok akan segera di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi dan Refald diizinkan ikut naik ke dalam mobil ambulance. Hanya dengan cara itu, Refald baru bisa keluar dari desa angker yang menjebaknya.

Sebelum naik ke dalam mobil jenazah, Refald celingak-celinguk mencari sosok arwah Asrok yang ternyata masih betah bertengger di rumah Nina. Sebenarnya pemuda yang dijuluki sebagai pangeran dedemit ini sungguh sangat khawatir, apalagi hantu mesum itu masih mencoba merayu kekasihnya untuk berbuat intim meski mereka berdua kini telah berbeda alam. Dikarenakan arwah penasaran itu bukan pasukan dedemit Refald, Refald tak bisa berbuat apa-apa apalagi melarang apa yang arwah mesum itu lakukan.

“Sudah mati saja, otaknya masih bisa mesum. Semoga tidak terjadi apa-apa. Kunti itu masih ada disekitar sini dan hanya tinggal menunggu waktu saja,” gumam Refald sedikit prihatin juga mengamati nasib desa terpencil penuh misteri ini.

Mata Refald beralih menatap Eric yang sedang berbicara dengan Nana. Entah apa yang sedang mereka bahas yang jelas wajah Nana terlihat sangat kesal dengan Eric. Pasti sesuatu yang nggak nyambung sama sekali. Dilihat dari gerak gerik mereka saja sudah jelas terlihat kalau Eric salah paham pada apa yang diucapkan Nana padanya.

“Eric! Ayo!” panggil Refald dengan lantang karena mobil jenazah yang mereka tumpangi akan segera berangkat. Iapun sudah tidak sabar ingin keluar dari sini dan bertemu dengan Fey.

Ericpun mengakhiri ucapannya dan melambaikan tangan sambil TP-TP ke Nana. Sang gadis desa cuma bisa memicingkan mata dan semakin yakinlah dirinya kalau Eric itu memang gila. Gadis cantik itu bergidik ngeri dan memutuskan kembali pulang ke rumah.

“Kenapa kau senyam-senyum begitu? Bahagia banget satu mobil dengan jenazah?” sindir Refald meski ia tahu bukan itu alasan Eric tampak senang sekali.

“Jangan merusak suasana hatiku kau Brays. Kenapa kau memilih naik mobil jenazahnya si hantu mesum itu ketimbang naik mobil polisi?” cetus Eric langsung memasang muka kesal pada Refald. Keduanya sama-sama naik ke dalam mobil jenazah dan menatap ngeri mayat tertutup kain putih yang tepat ada di depan Refald dan Eric.

“Mobil polisi itu penuh, kau mau duduk berdesak-desakan dengan mereka? Kalau aku sih ogah, mendingan di sini bisa sambil selonjoran.” Refald meluruskan kakinya di bangku kursi dan Eric cuma berdecak kesal melihatnya.

Satu mobil dengan jenazah di mana arwahnya sedang bergentayangan di mana-mana, siapa yang tidak merinding disko coba? Untungnya, Eric sudah tidak kaget lagi dengan pola pikir Refald yang lebih suka dengan hal mistis ketimbang logika orang normal pada umumnya. Mau tidak mau Ericpun tetap setia berada di sisi Refald kalau hidupnya juga ingin selamat.

“Perjalanan kita ini lumayan jauh ke kota. Sesuai saran yang kau berikan padaku. Ku harap kau tidak lupa. Kita harus segera ke Bandara dan menemui ayah mertuaku lalu kembali lagi kemari. Ini sudah 2 hari, 3 hari lagi Fey ada kegiatan caraka di hutan yang berbahaya penuh dengan dedengkot dan demit. Aku harus tepat waktu untuk melindunginya.” Refald kembali pasanga muka serius.

“Huh … terserah kaulah, suka-suka kau mau ngapain dan berbuat apa. Yang penting aku bahagia. Tenyata … nona Nana bilang kalau aku ganteng loh.” Eric kembali tersenyum dan mengacuhkan jenazah Asrok meski sebenarnya kondisi mayat tersebut sangat mengerikan bila dilihat dengan seksama.

Kepala Asrok hancur, tangan dan kaki pria malang itu patah tak berbentuk, darah menyelimuti sekujur tubuhnya. Siapapun pasti tidak akan tahan melihat jenazah seperti ini. Namun, berbeda dengan Refald yang tampak nyaman-nyaman saja berada satu mobil dengan jenazah menyeramkan itu.

“Memangnya apa yang dia katakan gadis desa itu padamu?” tanya Refald penasaran. Ia benar-benar sangat santai. Tapi Refald juga tidak yakin kalau Nana memuji ketampanan Eric.

“Dia bilang kalau aku tuh wong gendeng, edan lan sinting, aku tahu artinya itu. Artinya adalah aku tuh ganteng, tampan dan charming. Iya, kan? Iya dong … dah jelas itu. Akhirnya gadis desa itu sadar juga.” Eric benar-benar narsis di depan Refald.

Tawa Refald langsung pecah mendengar ucapan Eric. Bahkan Refald langsung kepingkal-pingkal sambil memegangi perutnya. Benar dugaan Refald, kalau Eric sama sekali tidak nyambung dengan apa yang dikatakan Nana padanya.

“Kenapa kau tertawa, bilang saja kalau kau tidak terima?” Eric mulai sewot pada Refald. Mereka ini sedang dalam perjalanan keluar dari desa, Refald malah tertawa terbahak-bahak.

“Terima, aku terima kok. Karena yang dibilang nona Nana benar. Dia bilang kalau kau itu orang gila, tidak waras dan tidak punya otak!” seru Refald sambil kembali tertawa bahkan ia sampai menggedor-gedor jendela.

Sedangkan Eric jangan ditanya, mulutnya menganga lebar sampai ia tak tahu harus berkata apa. Ia melihat bingung Refald yang terus menertawai kebodohannya karena salah mengartikan makna ucapan Nana.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

Shely_03💜

Shely_03💜

gendeng,Ric,bukan ganteng....😭😭😭

2023-01-11

1

ChaManda

ChaManda

parah sih kasian si bule nya😭😭😭

2023-01-04

0

MasWan

MasWan

wuuuuakakakak

2022-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dua Sejoli
2 BAB 2 Keputusan Refald
3 BAB 3 Misteri Desa Angker
4 BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5 BAB 5 Kabur
6 BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7 BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8 BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9 BAB 9 Saran Refald
10 BAB 10 Tawa Refald
11 BAB 11 Hampir Celaka
12 BAB 12 Pasukan Dedemit
13 BAB 13 Usulan Pak Po
14 BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15 BAB 15 Arahan Raja
16 BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17 BAB 17 Mbak Kun
18 BAB 18 Amukan Refald
19 BAB 19 Kunci
20 BAB 20 Bantuan
21 BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22 BAB 22 Dimulai
23 BAB 23 Serangan Telak
24 BAB 24 Ritual Dimulai
25 BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26 BAB 26 Karma dan Janji
27 BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28 BAB 28 Tantangan
29 BAB 29 Salah Pilih
30 BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31 BAB 31 Dimulai
32 BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33 BAB 33 Refald si Pelindung
34 BAB 34 JENGLOT
35 BAB 35 Lubang Hitam
36 BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37 BAB 37 Eric dan Nana
38 BAB 38 Desa Kuntilanak
39 BAB 39 Rumah Megah
40 BAB 40 Pintu
41 BAB 41 Kasih tak Sampai
42 BAB 42 Peristiwa Kelam
43 BAB 43 Dendam Kuntilanak
44 BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45 BAB 45 Refald vs Fey
46 BAB 46 Cenayang
47 BAB 47 MANTRA
48 BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49 BAB 49 Refald vs Pak Po
50 BAB 50 Kambing Hutan
51 BAB 51 Awal dari Segalanya
52 BAB 52 ARWAH
53 BAB 53 Lapangan Sesat
54 BAB 54 Perlindungan Refald
55 BAB 55 OPLAS
56 BAB 56 Pasangan Suami Istri
57 BAB 57 Galau
58 BAB 58 Takdir yang Dirubah
59 BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60 BAB 60 Malapetaka
61 BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62 BAB 62 Cinta dan Dendam
63 BAB 63 Hawa Jahat
64 BAB 64 Buku yang Terbuka
65 BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66 BAB 66 Marah yang Teredam
67 BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68 BAB 68 Teror Kuyang 2
69 BAB 69 Kompetisi Cinta
70 BAB 70 Wewe Gombel
71 BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72 BAB 72 Jeweran Pak Po
73 BAB 73 Mantra Pak Po punya
74 BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75 BAB 75 Klentang Klenting
76 BAB 76 Raja Mirza Banta
77 BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78 BAB 78 Pingsan
79 BAB 79 Rusaknya Suasana
80 BAB 80 Jebakan
81 BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82 BAB 82 Biksu Tong
83 BAB Undangan
84 BAB 84 Perjalanan
85 BAB 85 Kopi Hitam
86 BAB Perang di Mulai
87 BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88 BAB 88 Informasi dari Pak Po
89 Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90 BAB 90 Obrolan
91 BAB 91 Kabut Tebal
92 BAB 92 Asmedeus John
93 BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94 BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95 BAB 94 Kenangan
96 BAB 95 Selesai
97 BAB 96 Tamu tak Diundang
98 BAB 97 Debat Refald dan Fey
99 BAB 98 Gala
100 BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101 BAB 100 Undangan
102 BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103 BAB 102 Pertunjukan
104 BAB 103 Pesan
105 PENGUMUMAN NOVEL BARU
106 BAB 104 Sandera
107 BAB 105 Mantra
108 BAB 106 Kekuatan Refald
109 BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110 PENGUMUMAN NOVEL BARU
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU
112 PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113 PENGUMUMAN NOVEL BARU
114 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 114 Episodes

1
BAB 1 Dua Sejoli
2
BAB 2 Keputusan Refald
3
BAB 3 Misteri Desa Angker
4
BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5
BAB 5 Kabur
6
BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7
BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8
BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9
BAB 9 Saran Refald
10
BAB 10 Tawa Refald
11
BAB 11 Hampir Celaka
12
BAB 12 Pasukan Dedemit
13
BAB 13 Usulan Pak Po
14
BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15
BAB 15 Arahan Raja
16
BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17
BAB 17 Mbak Kun
18
BAB 18 Amukan Refald
19
BAB 19 Kunci
20
BAB 20 Bantuan
21
BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22
BAB 22 Dimulai
23
BAB 23 Serangan Telak
24
BAB 24 Ritual Dimulai
25
BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26
BAB 26 Karma dan Janji
27
BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28
BAB 28 Tantangan
29
BAB 29 Salah Pilih
30
BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31
BAB 31 Dimulai
32
BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33
BAB 33 Refald si Pelindung
34
BAB 34 JENGLOT
35
BAB 35 Lubang Hitam
36
BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37
BAB 37 Eric dan Nana
38
BAB 38 Desa Kuntilanak
39
BAB 39 Rumah Megah
40
BAB 40 Pintu
41
BAB 41 Kasih tak Sampai
42
BAB 42 Peristiwa Kelam
43
BAB 43 Dendam Kuntilanak
44
BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45
BAB 45 Refald vs Fey
46
BAB 46 Cenayang
47
BAB 47 MANTRA
48
BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49
BAB 49 Refald vs Pak Po
50
BAB 50 Kambing Hutan
51
BAB 51 Awal dari Segalanya
52
BAB 52 ARWAH
53
BAB 53 Lapangan Sesat
54
BAB 54 Perlindungan Refald
55
BAB 55 OPLAS
56
BAB 56 Pasangan Suami Istri
57
BAB 57 Galau
58
BAB 58 Takdir yang Dirubah
59
BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60
BAB 60 Malapetaka
61
BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62
BAB 62 Cinta dan Dendam
63
BAB 63 Hawa Jahat
64
BAB 64 Buku yang Terbuka
65
BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66
BAB 66 Marah yang Teredam
67
BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68
BAB 68 Teror Kuyang 2
69
BAB 69 Kompetisi Cinta
70
BAB 70 Wewe Gombel
71
BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72
BAB 72 Jeweran Pak Po
73
BAB 73 Mantra Pak Po punya
74
BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75
BAB 75 Klentang Klenting
76
BAB 76 Raja Mirza Banta
77
BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78
BAB 78 Pingsan
79
BAB 79 Rusaknya Suasana
80
BAB 80 Jebakan
81
BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82
BAB 82 Biksu Tong
83
BAB Undangan
84
BAB 84 Perjalanan
85
BAB 85 Kopi Hitam
86
BAB Perang di Mulai
87
BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88
BAB 88 Informasi dari Pak Po
89
Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90
BAB 90 Obrolan
91
BAB 91 Kabut Tebal
92
BAB 92 Asmedeus John
93
BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94
BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95
BAB 94 Kenangan
96
BAB 95 Selesai
97
BAB 96 Tamu tak Diundang
98
BAB 97 Debat Refald dan Fey
99
BAB 98 Gala
100
BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101
BAB 100 Undangan
102
BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103
BAB 102 Pertunjukan
104
BAB 103 Pesan
105
PENGUMUMAN NOVEL BARU
106
BAB 104 Sandera
107
BAB 105 Mantra
108
BAB 106 Kekuatan Refald
109
BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110
PENGUMUMAN NOVEL BARU
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU
112
PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113
PENGUMUMAN NOVEL BARU
114
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!