Siapa yang tidak shock bila sedang asyik menatap layar ponsel tiba-tiba yang muncul malah makhluk paling mengerikan di negara ini dengan suara khas lengkingannya yang menakutkan. Orang normal, pasti bakal berteriak atau menjerit-jerit ketakutan dan bisa saja langsung pingsan melihat sosok kuntilanak tiba-tiba melongokkan kepalanya di dalam layar ponsel tanpa peringatan.
Berhubung yang dihadapi mahkluk astral tersebut adalah Refald, remaja SMA dengan julukan pangeran dedemit Refald ala Edward, tampak santai dan tenang-tenang saja ketika menghadapi kuntilanak yang sengaja menakutinya. Refald cuma diam tak bergeming ditempatnya dan tetap menatap layar ponselnya seolah tak ada apa-apa.
Pria tampan itu bahkan tak terlihat takut sedikitpun dan hanya tersenyum sinis menatap makhluk astral yang sengaja menakut-nakutinya. Alih-alih takut, Refald malah menatap tajam muka sang Kunti sehingga makhluk tersebut semakin marah karena merasa ditantang.
Sebagai orang istimewa, berhadapan dan bertemu dengan demit semacam ini, mungkin sudah biasa bagi Refald. Namanya juga pangeran dedemit, sangat tidak lucu kalau ia takut pada makhluk yang biasa ia temui sehari-hari dalam bentuk dan wujud apapun meski tak dapat dipungkiri wujud makhluk didepannya ini sangat menyeramkan.
Sangat berbeda jauh dengan demit yang menjadi pasukan Refald karena paras asli mereka lebih rupawan bila ada di depan pangerannya dan tunangan sang pangeran, Fey. Wajah pasukan demit Refald hanya berubah menakutkan di depan manusia biasa terutama manusia yang memiliki hati jelek dan jahat. Sebaliknya, wujud demit pasukan Refald akan berubah mempesona bila bertemu dengan manusia yang berhati mulia.
“Jangan menatapku seperti itu …” bentak si Kuntilanak dengan suara khas menakutkan melebihi suara lengkingan sosok mak lampir. “Dan jangan ikut campur urusanku … jika tidak … aku akan mengganggu wanita yang ada dalam ponselmu ini. Camkan itu … hihihi.” Dalam sekejap, layar ponsel kembali menampilkan sosok wanita yang Refald cintai.
Sayangnya, ancaman itu hanya bisa dilihat dan didengar oleh Refald seorang. Orang-orang disekitarnya tak bisa mendengar lengkingan menyeramkan khas suara kuntilanak tersebut. Mereka mungkin bahkan tidak sadar kalau makhluk ghaib itu sedang berkeliaran disekitar mereka. Hanya Refald dan Eric saja yang bisa melihatnya. Eric bahkan hanya menundukkan kepala.
Syukurlah kunti tadi cuma menggertak saja. Dengan kata lain, ponsel yang ada dalam genggaman Refald sudah kembali normal seperti sedia kala meski sebelumnya sempat dibajak sebentar oleh makhluk berbaju putih yang sampai saat ini, masih melayang-layang di atas tubuh pasangan Asrok dan Nina di mana kebetulan posisi duduk mereka memang ada dihadapan Refald dan Eric.
Awas saja kalau sampai kau berani, gumam Refald dalam hati sambil melirik tajam sosok kuntilanak yang kini ganti posisi bergentanyangan memutari warung ini.
“Apaa … sebaiknya … kita beritahu saja mereka untuk berhati-hati?” usul Eric membuyarkan lamunan Refald, ia masih tak berani memandang ke arah pasangan Asrok dan Nina. Apalagi mbak Kunti itu terus melayang-layang di udara mengamati semua orang yang ada di sini.
Kali ini, Eric sungguh tidak tahu kalau sahabatnya baru saja di terror makhluk astral yang ada disekitar mereka. Dan Refald sendiri sengaja tidak memberitahu temannya soal teror dan ancaman makhluk mengerikan tersebut agar Eric tidak ketakutan. Refald hanya khawatir, kalau Eric yang bisa melihat makhluk astral itu tahu, ia akan menimbulkan kehebohan dan masalahnya bisa gawat kalau sudah seperti itu.
“Sudah terlambat Eric, makhluk itu … takkan pernah melepaskan mereka berdua. Aku punya firasat, hal buruk akan terjadi sebentar lagi.” Refald bicara sambil terus menatap wajah sedih tunangannya melalui ponsel karena ia tinggal pergi tanpa pamit olehnya.
Ada sedikit penyesalan di hati Refald karena tak memberitahu Fey soal perjalanannya ini. Ia tak pernah menduga bakal terjebak di desa angker ini. Refald yakin, Fey pasti salah paham dengan kepergiannya yang begitu tiba-tiba.
Namun apa mau dikata, semua sudah terjadi dan Refald tak punya kekuatan untuk memutar kembali waktu. Sang pangeran dedemit itu tak terlalu fokus pada apa yang dibicarakan Eric. Tubuh Refald memang ada di sini, tapi hati dan pikirannya ada di tempat lain.
Tujuan Refald pergi, karena ia merasa sudah saatnya Fey tahu siapa Refald sebenarnya, maka dari itulah Refald memutuskan ke Jepang untuk menemui ayah mertuanya bersama Eric. Tak tahunya, mereka berdua malah tersesat di desa angker tepat disaat kekuatan Refald belum kembali akibat pelanggaran yang ia lakukan.
Aku akan kembali Honey, tunggulah sebentar lagi. Batin Refald lalu menutup layar ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku jaket hitam kulitnya.
Untungnya, saat ini Fey tetap aman di desa neneknya karena Refald sudah memerintahkan pasukan dedemitnya, yaitu pak Po dan mbak Kun untuk menjaga Fey dengan baik dari segala hal yang buruk selagi ia pergi. Sebab itulah Refald sangat santai dan tak gentar saat makhluk astral tadi mengancam akan menyakiti Fey bila dirinya coba mencampuri urusan kuntilanak itu.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Duduk manis di sini saja?” tanya Erick ketar-ketir karena Refald acuh tak acuh saja sejak tadi.
Dua insang yang sedang dimabuk kepayang itu sedang berhadapan dengan makhluk mengerikan dan tidak ada satupun yang tahu … apa tujuan kuntilanak tersebut mengikuti si wanita, dan apa yang akan dilakukannya setelah ini. Takkan ada seorangpun yang bisa membantu mereka.
Walau Refald tahu, ia sungguh tidak bisa mencegah atupun mencampuri urusan orang-orang yang ada di desa ini. Bukan karena ia takut diancam atau karena ia tidak kenal dengan orang-orang ini, tapi karena Refald tak bisa mengubah takdir hidup seseorang yang sudah digariskan.
Semua penduduk di desa ini sepertinya tidak bisa melihat makhluk astral di sekeliling mereka. Kalau saja mereka semua bisa melihat, Erick yakin pasti semuanya bakal lari tunggang langgang karena ketakutan.
“Kita tidak bisa ikut campur urusan mereka, Ric.”
“Kenapa tidak bisa? Kau kan pangeran dedemit dan sangat ditakuti oleh mereka-mereka yang tak kasat mata?”
“Sudah kubilang, kekuatanku masih belum kembali, jika aku memerintahkan pasukanku untuk ikut campur, hal yang lebih mengerikan bisa saja terjadi pada pasukanku karena aku tak bisa menggunakan kekuatanku untuk mengontrol mereka. Aku tak mau ambil resiko apapun. Dan ingat, wilayah ini bukan ranah kita. Kita berdua harus menghormati para leluhur desa ini dan jangan buat kekacauan apapun. Begitu mobil jeep kita selesai diperbaiki, kita akan pergi dari sini.” Keputusan yang Refald ambil sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat.
“Bagaimana dengan mereka berdua?” Eric masih kukuh meminta sahabatnya membantu dua insan yang sedang dalam bahaya itu.
“Mereka … akan menuai apa yang sudah mereka tanam. Aku tak mau berdebat denganmu Eric. Stop pembicaraan ini, jangan membahas hal ini lagi atau kuntilanak itu juga akan mengganggumu!” ancam Refald pada Eric
Dan kali ini, mata merah menyala terang itu kembali menatap Refald, mungkin makhluk mengerikan tersebut bisa mendengar pembicaraan pria bule dan temannya sehingga ia tak terima jika dirinya dibahas dihadapan publik meski semua orang yang ada di warung ini tak bisa melihat atau menyadari keberadaannya.
Tak ada yang bisa dilakukan Erick jika teman istimewanya, si pangeran dedemit Refald sudah bicara seperti itu. Ia hanya menyayangkan dua sejoli yang sedang kasmaran akan mengalami nasib tragis mengerikan di tangan sesosok makhluk astral. Namun sekarang, bukan orang lain yang harus Eric cemaskan, sebab ia dan Refald sedang terjebak di desa ini.
Desa yang menurutnya aneh karena para penduduknya malah tampak ramai kalau di malam hari dan jadi sangat sepi bila disiang hari. Nama desanyapun juga aneh, yaitu desa Zombi. Pantas penduduknya seperti Zombi yang lebih suka beraktivitas di malam hari ketimbang di siang hari.
"Dengarkan aku baik-baik Eric, jangan sekalipun berada jauh dariku. Dan jangan lakukan apapun tanpa izinku. Tetap bersamaku dan pura-puralah tidak tahu apa-apa. Apapun yang akan terjadi setelah ini, kau jangan ikut campur. Cukup diam dan lihat saja. Kau paham." Refald memberi peringatan keras pada sahabatnya. Namun Eric hanya diam tak menyahut.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Nah kann Pak Po n mbak Kun nongol , jgn" othor yg sama nih
Tar ah q liat lg , msh seru baca 😂😂😂
2023-10-14
2
Aya Vivemyangel
Pasti Pak Po kan n mbak kun 😂😂😂
2023-10-14
0
Aya Vivemyangel
Karaktery n nama seperti sebelah apa berkaitan ya , maap cz biasay q g baca nama othory kdg tryt othor yg sama 😂😂😂
2023-10-14
0