BAB 5 Kabur

Asrok yang tengah terkejut karena mendengar suara ketukan pintu di tengah malam, langsung menutup panggilannya dengan Nina dan bermaksud memeriksa siapakah orang yang mengganggu waktu istirahatnya. Namun, saat ia membuka pintu … tidak ada siapapun di balik pintu tersebut. Asrok keluar rumah untuk memeriksa sekitar, tapi tak ada siapa-siapa di luar, hanya ada suara jangkrik dan binatang-binatang kecil lainnya.

Merasa aneh, Asrok kembali masuk ke dalam rumah lalu mengunci pintu rumahnya rapat-rapat. Saat balik badan, ia dikagetkan dengan sekelebat bayangan merah melintas cepat dihadapannya dan menaiki tangga rumahnya.

“Siapa itu?” teriak Asrok bingung sekaligus penasaran. Ia masih belum curiga bahwa sekelebat bayangan merah tersebut adalah sosok kunti yang sejak tadi mengikutinya.

Tanpa curiga, Asrokpun mencoba mengikuti bayangan yang baru saja melintas didepannya. Dengan langkah pelan dan hati-hati, pria mesum itupun menaiki tangga satu persatu hingga ia ada di lantai dua. Namun lagi-lagi, Asrok tak mendapati siapapun di lantai dua rumahnya. Ia memeriksa semua ruangan yang kebetulan memang lagi sepi.

Tidak ada seorangpun di sini kecuali dirinya sendiri. Asrokpun memutuskan kembali ke kamarnya untuk menelepon Nina. Ia sangat terkejut ketika di dalam kamar ia tidak sendiri lagi, melainkan ada orang lain.

“Ka … kamu!” seru Asrok terkejut sampai matanya melotot hampir lompat keluar.

***

Sementara di tempat Refald dan Eric, pintu kamar mereka yang tadinya terkunci rapat, tiba-tiba saja terbuka dan yang membukanya adalah pemilik warung sendiri. Eric langsung berdiri dan menatap bingung pria paruh baya ketika dia melangkah masuk ke ruangan Eric. Sedangkan Refald tetap tenang dan duduk bersila di atas ranjang kecil miliknya.

“Aden-aden belum tidur? Saya kira tadi sudah tidur, makanya saya mengendap-endap untuk memberikan selimut agar tak membangunkan Aden. Dari tadi saya mengetuk pintu, tapi tidak ada sahutan, jadi saya langsung buka saja,” terang sang pemilik warung tak kalah bingung dari wajah Eric.

Refald menatap nanar selimut yang dibawa pria paruh baya tersebut. Ia tidak bicara, malah meningkatkan kewaspadaan.

“Apa maksud, Bapak? Bukannya Bapaklah yang mengunci kami di ruangan ini?” tanya Erick semakin merasa aneh. Ada yang tidak beres di sini.

“Aden ini bagaimana? Untuk apa saya mengunci kalian berdua? Lagian mana bisa saya mengunci pintu kalau kuncinya saja ada di dalam, Den.” Pria paruh baya itu menunjuk kunci yang menggantung di gagang pintu kamar Erick dan Refald.

“Tidak mungkin, Pak … tadi tidak ada kunci di …” Eric tak jadi melanjutkan kalimatnya karena ia melihat kunci menggantung erat di gagang pintu persis seperti yang dikatakan sang pemilik warung.

Tidak salah lagi, kunci itu menempel di dalam gagang, buka diluar gagang. Eric menghampiri pintu dan memeriksanya dengan seksama berharap apa yang ia lihat itu nyata. Ia bahkan sampai mengambil dan memasukkannya lagi ke lubang gagang pintu.

“Aneh, barusan memang tidak ada kunci di sini, tapi kenapa sekarang ada?” gumam Eric dan ia langsung menatap tajam mata Refald.

Refald yang mengerti arti ucapan sahabatnya, hanya memberikan kode agar Erick tetap tenang dan diam. Ia berdiri dan mengambil selimut pemberian pria paruh baya itu tanpa ekspresi yang memperlihatkan ketakutan. Dalam situasi ini, pantang bagi seorang pangeran dedemit merasa takut, meski Refald masih menjadi manusia normal biasa, instingnya tidak pernah salah.

“Terimakasih atas selimutnya, Pak.” Refald bersikap seramah mungkin pada pria tua yang berdiri didepannya.

Sama-sama, Den. Apa ada yang kalian butuhkan?" tanya sang pemilik warung.

"Tidak ada, Pak. Kami mau istirahat," jawab Refald.

Kalau Refald mau, ia bisa saja memberitahu soal jasad wanita yang terkubur di dinding rumahnya ini. Namun sepertinya Refald sengaja menyembunyikannya dan pura-pura tidak tahu apa-apa. Sebaliknya, Refald semakin berhati-hati dalam setiap hal selama ia ada di sini.

"Ya sudah kalau begitu, selamat istirahat ya, Den. Saya permisi, bila ada apa-apa, Aden panggil saja saya, saya ada di depan jaga warung.” Pria itu pamit undur diri setelah Refald mengangguk senang. Begitu pintu tertutup, Refald mengunci pintu kamar rapat-rapat dan langsung membuka jendela, lalu kabur melalui pintu jendela tersebut diikuti Eric dari belakang.

“Refald! Kita mau ke mana?” tanya Eric setengah berbisik, meski tidak tahu kenapa sahabatnya bersikap aneh seperti itu, iapun terus mengikuti langkah kaki Refald.

Refald sendiri tidak menyahut dan terus waspada menatap sekeliling. Ia langsung melompat ke semak-semak belukar agar tak terlihat banyak orang yang sedang ramai berbincang-bincang di warung.

“Jangan berisik, Eric. Diam dan ikuti saja aku. Aku tak bisa menjelaskan padamu sekarang. kita akan jalan kaki dan keluar dari desa ini sebelum terlambat.” Refald menatap sekeliling penuh waspada.

“Sekarang? Tengah malam buta begini? Kau gila? Kenapa tidak daritadi coba?” pekik Eric tapi Refald memelototi temannya agar tak bersuara atau mereka berdua akan ketahuan.

Sesekali Refald memanggil para pasukan dedemitnya yang masih belum terkoneksi dengannya sehingga makhluk astral pasukan Refald tak bisa menyahut panggilannya.

“Harusnya kekuatanku sudah kembali, kenapa masih belum ada tanda-tanda juga! Sial!” gumam Refald lirih. “Jika aku punya kekuatan, kita tidak akan berakhir seperti ini.” Refald mengepalkan kedua tangannya sementara Eric hanya bisa diam menuruti apa yang dikatakan Refald.

Setelah dirasa aman, keduanya beranjak pergi memasuki hutan dengan hanya mengandalkan sinar bulan. Kebetulan malam ini adalah malam bulan purnama.

Melihat betapa indahnya sinar bulan di atas langit-langit, Refald jadi teringat akan kenangannya besama Fey di malam supermoon beberapa waktu lalu. Saat itu ia menyatakan cinta pada Fey dan memaksa gadis cantik yang merupakan tunangan mas kecilnya untuk mencintainya. Saat ini, Fey memang masih belum tahu kalau Refald adalah tunangannya. Entah apa reaksi gadis itu jika tahu siapa Refald.

Tak ada yang bisa dilakukan Refald sekarang. Ia terjebak bersama Eric di desa yang penuh dengan misteri, tapi ia harus tetap bertahan berada di alam bebas diselimuti udara super dingin sampai fajar menyingsing.

Setelah beberapa jam berjalan, akhirnya Refald sampai di sebuah desa di mana desa ini adalah desa tempat tinggal Asrok dan Nina. Lokasinya memang tidak jauh dari desa angker yang baru saja di singgahi Refald dan Erick barusan.

Namun, ada yang aneh juga di desa ini. Baru juga Refald dan Eric melewati gapura desa yang entah bernama desa apalagi ini. Mereka berdua sudah dikejutkan dengan banyaknya orang berkerumun. Bahkan ambulance dan polisi juga ada diantara kumpulan manusia yang sepertinya sedang mengerubungi sesuatu.

“Maaf, Pak. Mau tanya, ada apa ya? Kok ramai sekali?” tanya Refald pada seseorang yang melintas di depannya.

“Ada mayat, Den. Baru aja ditemukan,” terang pria kurus yang ditanyai Refald sambil bergidik ngeri. “Aden-aden ini siapa, ya? Dan … ada perlu apa?” tanyanya sambil memperhatikan penampilan Refald dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Mungkin pria ini heran melihat dua orang tampan jalan kaki dan masuk ke desanya yang lumayan terpencil dari desa lainnya yang ada disekitar lereng gunung ini. Sudah lama desa ini gak pernah kedatangan tamu dari kota ataupun daerah luar lainnya.

“Mobil kami mogok di desa Zombie, Pak. Kami hanya ingin mencari tempat untuk istirahat sambil menunggu mobil kami diperbaiki.” Refald mencari alasan yang tepat agar tidak menimbulkan kecurigaan meski ia tahu apa yang terjadi sebenarnya.

“Desa Zombie? Aden baru saja dari sana? Serius?” pekik pria itu heran melihat Refald dan Eric masih bisa ada di sini dalam keadaan hidup-hidup.

Eric dan Refald saling pandang. Entah mengapa bulu kuduk Eric langsung merinding disko ditatap oleh pria kurus itu dengan ekspresi shock.

“Memangnya kenapa, Pak? Apa ada yang salah dengan desa itu?” tanya Refald. Ia tahu, tapi pura-pura tidak tahu. Refald hanya ingin tahu reaksi penduduk desa di sini sebelum ia mengambil sebuah keputusan besar.

“Mari Aden, ikut saya, Kita bicarakan di rumah saya saja, jangan di sini. Itupun jika Aden-aden mau, kalau tidak mau juga tidak masalah. Saya cuma berpesan, segera tinggalkan desa ini secepatnya dan jangan pernah datang kemari lagi.” Pria kurus itu berjalan pergi.

BERSAMBUNG

***

Omegot, aku merinding disko nulis ini. Padahal belum konflik loh … yuk terus dukung karya ini.

Terpopuler

Comments

MasWan

MasWan

🙈🙊

2022-12-23

0

Alwi Evy

Alwi Evy

seru 👍👍

2022-12-22

0

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔STEVIE𝒜⃟ᴺᴮ

cerita nya bagus thor, aku suka cerita serem kaya gini menegang kan

2022-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dua Sejoli
2 BAB 2 Keputusan Refald
3 BAB 3 Misteri Desa Angker
4 BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5 BAB 5 Kabur
6 BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7 BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8 BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9 BAB 9 Saran Refald
10 BAB 10 Tawa Refald
11 BAB 11 Hampir Celaka
12 BAB 12 Pasukan Dedemit
13 BAB 13 Usulan Pak Po
14 BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15 BAB 15 Arahan Raja
16 BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17 BAB 17 Mbak Kun
18 BAB 18 Amukan Refald
19 BAB 19 Kunci
20 BAB 20 Bantuan
21 BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22 BAB 22 Dimulai
23 BAB 23 Serangan Telak
24 BAB 24 Ritual Dimulai
25 BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26 BAB 26 Karma dan Janji
27 BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28 BAB 28 Tantangan
29 BAB 29 Salah Pilih
30 BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31 BAB 31 Dimulai
32 BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33 BAB 33 Refald si Pelindung
34 BAB 34 JENGLOT
35 BAB 35 Lubang Hitam
36 BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37 BAB 37 Eric dan Nana
38 BAB 38 Desa Kuntilanak
39 BAB 39 Rumah Megah
40 BAB 40 Pintu
41 BAB 41 Kasih tak Sampai
42 BAB 42 Peristiwa Kelam
43 BAB 43 Dendam Kuntilanak
44 BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45 BAB 45 Refald vs Fey
46 BAB 46 Cenayang
47 BAB 47 MANTRA
48 BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49 BAB 49 Refald vs Pak Po
50 BAB 50 Kambing Hutan
51 BAB 51 Awal dari Segalanya
52 BAB 52 ARWAH
53 BAB 53 Lapangan Sesat
54 BAB 54 Perlindungan Refald
55 BAB 55 OPLAS
56 BAB 56 Pasangan Suami Istri
57 BAB 57 Galau
58 BAB 58 Takdir yang Dirubah
59 BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60 BAB 60 Malapetaka
61 BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62 BAB 62 Cinta dan Dendam
63 BAB 63 Hawa Jahat
64 BAB 64 Buku yang Terbuka
65 BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66 BAB 66 Marah yang Teredam
67 BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68 BAB 68 Teror Kuyang 2
69 BAB 69 Kompetisi Cinta
70 BAB 70 Wewe Gombel
71 BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72 BAB 72 Jeweran Pak Po
73 BAB 73 Mantra Pak Po punya
74 BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75 BAB 75 Klentang Klenting
76 BAB 76 Raja Mirza Banta
77 BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78 BAB 78 Pingsan
79 BAB 79 Rusaknya Suasana
80 BAB 80 Jebakan
81 BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82 BAB 82 Biksu Tong
83 BAB Undangan
84 BAB 84 Perjalanan
85 BAB 85 Kopi Hitam
86 BAB Perang di Mulai
87 BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88 BAB 88 Informasi dari Pak Po
89 Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90 BAB 90 Obrolan
91 BAB 91 Kabut Tebal
92 BAB 92 Asmedeus John
93 BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94 BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95 BAB 94 Kenangan
96 BAB 95 Selesai
97 BAB 96 Tamu tak Diundang
98 BAB 97 Debat Refald dan Fey
99 BAB 98 Gala
100 BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101 BAB 100 Undangan
102 BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103 BAB 102 Pertunjukan
104 BAB 103 Pesan
105 PENGUMUMAN NOVEL BARU
106 BAB 104 Sandera
107 BAB 105 Mantra
108 BAB 106 Kekuatan Refald
109 BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110 PENGUMUMAN NOVEL BARU
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU
112 PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113 PENGUMUMAN NOVEL BARU
114 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 114 Episodes

1
BAB 1 Dua Sejoli
2
BAB 2 Keputusan Refald
3
BAB 3 Misteri Desa Angker
4
BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5
BAB 5 Kabur
6
BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7
BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8
BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9
BAB 9 Saran Refald
10
BAB 10 Tawa Refald
11
BAB 11 Hampir Celaka
12
BAB 12 Pasukan Dedemit
13
BAB 13 Usulan Pak Po
14
BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15
BAB 15 Arahan Raja
16
BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17
BAB 17 Mbak Kun
18
BAB 18 Amukan Refald
19
BAB 19 Kunci
20
BAB 20 Bantuan
21
BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22
BAB 22 Dimulai
23
BAB 23 Serangan Telak
24
BAB 24 Ritual Dimulai
25
BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26
BAB 26 Karma dan Janji
27
BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28
BAB 28 Tantangan
29
BAB 29 Salah Pilih
30
BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31
BAB 31 Dimulai
32
BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33
BAB 33 Refald si Pelindung
34
BAB 34 JENGLOT
35
BAB 35 Lubang Hitam
36
BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37
BAB 37 Eric dan Nana
38
BAB 38 Desa Kuntilanak
39
BAB 39 Rumah Megah
40
BAB 40 Pintu
41
BAB 41 Kasih tak Sampai
42
BAB 42 Peristiwa Kelam
43
BAB 43 Dendam Kuntilanak
44
BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45
BAB 45 Refald vs Fey
46
BAB 46 Cenayang
47
BAB 47 MANTRA
48
BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49
BAB 49 Refald vs Pak Po
50
BAB 50 Kambing Hutan
51
BAB 51 Awal dari Segalanya
52
BAB 52 ARWAH
53
BAB 53 Lapangan Sesat
54
BAB 54 Perlindungan Refald
55
BAB 55 OPLAS
56
BAB 56 Pasangan Suami Istri
57
BAB 57 Galau
58
BAB 58 Takdir yang Dirubah
59
BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60
BAB 60 Malapetaka
61
BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62
BAB 62 Cinta dan Dendam
63
BAB 63 Hawa Jahat
64
BAB 64 Buku yang Terbuka
65
BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66
BAB 66 Marah yang Teredam
67
BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68
BAB 68 Teror Kuyang 2
69
BAB 69 Kompetisi Cinta
70
BAB 70 Wewe Gombel
71
BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72
BAB 72 Jeweran Pak Po
73
BAB 73 Mantra Pak Po punya
74
BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75
BAB 75 Klentang Klenting
76
BAB 76 Raja Mirza Banta
77
BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78
BAB 78 Pingsan
79
BAB 79 Rusaknya Suasana
80
BAB 80 Jebakan
81
BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82
BAB 82 Biksu Tong
83
BAB Undangan
84
BAB 84 Perjalanan
85
BAB 85 Kopi Hitam
86
BAB Perang di Mulai
87
BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88
BAB 88 Informasi dari Pak Po
89
Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90
BAB 90 Obrolan
91
BAB 91 Kabut Tebal
92
BAB 92 Asmedeus John
93
BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94
BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95
BAB 94 Kenangan
96
BAB 95 Selesai
97
BAB 96 Tamu tak Diundang
98
BAB 97 Debat Refald dan Fey
99
BAB 98 Gala
100
BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101
BAB 100 Undangan
102
BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103
BAB 102 Pertunjukan
104
BAB 103 Pesan
105
PENGUMUMAN NOVEL BARU
106
BAB 104 Sandera
107
BAB 105 Mantra
108
BAB 106 Kekuatan Refald
109
BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110
PENGUMUMAN NOVEL BARU
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU
112
PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113
PENGUMUMAN NOVEL BARU
114
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!