Siapa yang tidak kaget bila tidak ada angin tidak ada hujan sosok makhluk astral tak kasat mata berjenis kuntilanak, tiba-tiba saja muncul tanpa pemberitahuan sebelumnya. Eric yang masih trauma dengan kejadian di desa, sontak langsung terkejut melihat kunti cantik yang sering disebut sebagai ‘mbak Kun’ mendadak ada dihadapannya.
Meski wajah kunti ini tak semenyeramkan kunti merah yang dendam pada Eric, tetap saja sahabat Refald itu merasa ketakutan. Ekpsresi Eric berubah tegang, bukan karena takut akan sosok Mbak Kun, melainkan karena teringat akan kebencian besar sosok kunti merah yang menjadi malapetaka sebuah desa sehingga banyak manusia terbunuh olehnya. Sekelebat bayangan jasad Asrok, yang mati mengenaskan, terlintas dipikiran Eric sehingga pemuda itu bergidik ngeri sendiri.
“Mbak Kun, pergilah! Sementara ini jangan muncul lagi dihadapan Eric,” ujar Refald mengerti kondisi sahabatnya serta apa yang dirasakan Eric sekarang.
“Kenapa Pangeran? Sebelumnya tuan Eric baik-baik saja melihat saya?” tanya Kunti.
“Aku rasa kau sudah tahu sendiri apa alasannya meski tanpa kuberitahu. Mengertilah mbak Kun, pergilah sebentar dan bantu pak Po mencabut kepalanya yang kutancapkan di tanah. Sementara ini, biar aku sendiri yang menjaga Fey.”
Tak ada alasan bagi mbak Kun untuk menolak perintah pangerannya. Sebelum pergi, Mbak Kun memberitahu Refald kalau belakangan ini, ada sosok kunti merah sering mengintai kediaman Fey tepat ditengah malam hari. Kunti merah itu memang tidak melakukan apa-apa. Hanya mengintai dan melihat saja, tapi setelah itu … sosok sejenis dengan mbak Kun itupun pergi dan menghilang di kegelapan malam.
“Aku tahu, terimakasih atas laporanmu, dan pergilah,” ujar Refald sambil terus menatap Fey dari kejauhan.
Begitu mbak Kun pergi, Eric mencoba mengendalikan diri. Ia berusaha keras menguasai emosinya agar tak terlihat aneh mengingat ia dan Refald ada di tempat umum.
“Sorry, Brays. Kau terpaksa mengusir mbak Kun demi aku.”
“Aku tidak mengusirnya, aku memintanya mencabut kepala pak Po yang tertimbun tanah. Kau tahu sendiri seperti apa pasukanku itu. Tak perlu kujelaskan.” Refald tersenyum begitupula dengan Eric.
"Memangnya, apa yang pak Po lakukan sampai kau menghukumnya seperti itu?" Eric bertanya sambil tertawa, pasti pak Po bikin bengek Refald lagi.
"Dia memintaku tanam kecebong dengan Fey. Yang benar saja? Apa isi otak dedemit yang satu itu. Astaga! " Refald tepok jidat sedangkan Eric langsung tertawa ngakak.
Syukurlah rasa trauma Eric bisa cepat teratasi sehingga mereka tampak normal-normal saja seolah tak terjadi apa-apa. Apalagi bila membicarakan pak Po yang bloonnya minta ampun.
“Aku sudah tidak kaget dengan pasukan demitmu yang satu itu ... by the way, Kenapa kau hanya menatap tunanganmu dari jauh? Kenapa tidak kau samperin saja dia? Bukankah kau sangat merindukannya?”
“Jika aku menemuinya sekarang, masalahnya akan lebih runyam, Brays. Sebelum desa angker itu kita kunci. Aku tak bisa menemui Fey. Setelah ini, ikut aku menemui banyak orang.” Refald bicara pada Eric, tapi tatapan matanya tak pernah beralih dari wajah cantik Fey.
“Siapa?” tanya Eric bingung.
“Kau akan tahu kalau kau ikut,” ujar Refald ikut berdiri begitu Fey dan teman-temannya juga berdiri.
Sepertinya, Fey and the gengnya sudah selesai makan dan mereka semua beranjak pulang ke rumah masing-masing. Refald mengikuti Fey untuk memastikan bahwa kekasih hatinya itu pulang dengan selamat hingga sampai tujuan. Tentu saja wanita cantik itu tidak tahu kalau orang yang sudah membuatnya patah hati sebelum jatuh cinta, sejak tadi ada bersamanya dan selalu mengamatinya.
Di depan teman-teman Fey, gadis itu memang menunjukkan bahwa ia baik-baik saja meski Refald nyata meninggalkannya tanpa mengucap sepatah kata. Namun, ketika Fey dalam keadaan sendiri, hati gadis itu menjerit perih, ia menangis sesenggukan dikamarnya karena meyesali keterlambatannya menyadari kalau ia telah jatuh cinta pada Refald. Fey juga menyesal karena belum sempat menyatakan cintanya.
“Kau jahat Refald, kau sendiri yang memintaku jatuh cinta padamu, tapi kau meninggalkanku saat aku … aku mulai ....” Fey tak bisa melanjutkan kalimatnya dan kembali menangis sesenggukan. "Kenapa ini sakit sekali?” isak Fey lagi. “Aku juga pernah sedih dan berduka saat ibuku tiada, tapi tidak sesakit ini?” Fey terus menangis sampai ia ketiduran karena kelelahan.
Refald yang mengetahui seperti apa kondisi wanita yang dicintainya, ikut sedih juga. Apa yang dirasakan Fey, Refald juga bisa merasakannya. Namun apa daya, situasinya tidak memungkinkan bagi Refald menemui Fey sekarang untuk merengkuh tubuh gadis itu kedalam pelukannya.
Ingin rasanya Refald melesat cepat menemui Fey dan mengatakan betapa Refald juga mencintainya lebih dari dalamnya lautan yang ada di dunia ini. Sayangnya, Refald tak dapat melakukannya sekarang.
“Maafkan aku, Honey. Akan kubayar mahal setiap air mata yang keluar dari mata indahmu tepat setelah aku menyelesaikan apa yang menjadi amanah dari almarhum kakekmu. Aku sangat mencintaimu, Honey, lebih dari apapun.” Refald bergumam sendiri di atas salah satu dahan pohon tepat di samping kamar tidur Fey sambil terus menatap kekasihnya yang menangis di atas tempat tidur melalui jendela kamar tidur Fey.
Meski terasa sangat berat, kali ini Refald terpaksa pergi dan membiarkan Fey seorang diri di tengah kesedihan yang menyelimut relung hati dan jiwanya. Refald kembali ke tempat Eric berada dan mengajaknya menemui orang-orang yang tadi dikatakan Refald.
Begitu sampai di tempat tujuan, Eric cuma bisa menganga lebar karena ternyata Refald menemui banyak wanita yang terdiri dari teman-teman sekolah Refald dan Fey sendiri. Kebetulan, para wanita-wanita yang terdiri dari geng ghibah, sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun salah satu teman sekelas Fey.
Tanpa dinyana-nyana, Refald masuk ke dalam pesta itu dan menghancurkan acara pesta dengan memukul kue ulang tahun dihadapan sang pemilik kue menggunakan sapu yang tadi Refald ambil dari teras depan rumah. Kue itupun hancur lebur tak bersisa, padahal yang ultah belum sempat meniup lilin kuenya.
Tentu saja aksi gila Refald ini membuat takut semua orang yang ada di pesta. Sejuta tanda tanya langsung memenuhi isi kepala semua orang atas apa yang dilakukan idola mereka sekarang. Tamu tak diundang yang menjadi dambaan setiap kaum hawa, tiba-tiba saja datang membuat onar. Sungguh, mereka semua masih belum percaya pada apa yang mereka lihat.
“Kalian semua dengar," seru Refald dengan lantang sehingga semuanya bisa mendengar suaranya. "Jika sampai aku tahu ada yang menggunjingkan kekasihku lagi, memfitnahnya, menuduhnya yang bukan-bukan. Maka … satu persatu dari kalian semua yang ada di sini akan bernasib sama seperti kue ulang tahun itu.” Refald menunjuk kue yang hancur dengan gagang sapu.
“Camkan peringatanku baik-baik, karena aku tidak pernah main-main! Aku takkan pernah tinggal diam bila ada yang mengganggu kenyamanan kekasihku selagi aku tidak ada disisinya,” ancam Refald sambil menatap satu persatu mata semua wanita yang bergidik ngeri melihat kemarahan Refald.
Tunangan Fey itu mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan memberikannya pada wanita berulang tahun sebagai ganti rugi atas kekacauan yang Refald buat. Dengan tatapan mata tajam yang sulit didefinisikan kata-kata, Refald pergi meninggalkan pesta. Ia sengaja menggertak semua orang yang terus menghina dan menuduh Fey sembarangan hanya karena Refald pergi tanpa sebab. Bahkan yang tak bisa Refald terima, mereka semua mengambil kesimpulan sendiri bahwa Refald mencampakkan Fey. Wajar saja kalau Refald emosi.
“Kau gila!” Eric berkomentar setelah keduanya keluar dari ruang pesta.
“Terimakasih atas pujianmu, tapi inilah aku.” Sekali lagi, Refald menggandeng tangan Eric dan dalam sekejap, mereka sudah sampai di desa angker kembali.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
😂😂😂😂 nasib pak Po
2023-10-14
0
Winna
Good job refald.. ini baru laki beneran👍🏻👍🏻
2022-10-14
1
LANANG MBELING
Ya ampum
2022-08-14
1