Kunti merah yang sedang marah itu mencoba menakuti Refald. Dua dedemit pasukan Refald bukanlah tandingannya. Dendam dan amarah telah membuat kekuatan kunti merah berkembang pesat. Semakin besar benci dan dendam itu, maka semakin besar pula kekuatan si kunti merah karena amarahnya.
Dengan posisi kepala terbalik, mata merah menyala kunti merah menatap mata Refald yang masih terpejam untuk memanggil seluruh pasukan dedemitnya agar datang kemari minus mbak Kun. Hantu cantik itu bertugas menjaga Fey dan tidak akan pernah meninggalkan tunangan Refald dalam keadaan apapun.
Awalnya, Kunti merah mengira kalau Refald akan takut padanya dan langsung melarikan diri dari sini begitu melihatnya. Tapi ternyata, dugaannya salah besar. Jangankan melarikan diri, Refald bahkan tidak takut sama sekali dengan makhluk tak kasat mata mengerikan itu. Si kunti juga melengkingkan khas suara kuntinya hingga binatang-binatang yang ada di dalam hutan menjauh seketika.
Jika orang normal, saat mendengar lengkingan keras menakutkan ala kunti merah, mereka pasti akan merasakan sakit telinga yang amat sangat. Berhubung Refald adalah pangeran dedemit dari dunia lain, maka suara-suara mengerikan itu sama sekali tak mempan terhadapnya.
Pasukan Refald datang bersamaan dan langsung berbaris rapi di belakang pangeran mereka. Saat itulah, mata Refald terbuka dan menatap balik wajah kunti merah yang langsung membuat sosok itu terkejut. Sontak, kunti merah tersebut menjauh dari Refald dan terbang melayang di udara.
Ketika kedua mata Refald terbuka, ada cahaya bersinar terang benderang memenuhi kedua mata Refald sehingga membuat Kunti merah mundur dan tidak berani dekat-dekat. Sama halnya seperti arwah Asrok yang langsung tahu siapakah sosok Refald bagi dunianya, Kunti merah itupun juga merasakan hal sama. Aura pangeran Refald keluar dan memberitahu Kunti merah agar tak mencari masalah dengan Refald.
“Siapa kau? Kenapa kau punya cahaya itu? Katakan padaku! Siapa kau!” teriak Kunti merah sekeras mungin pada Refald.
Kunti merah tersebut bahkan menyerang Refald dengan kekuatannya, tapi tak satupun dari serangan itu mengenai tubuh Refald yang berdiam diri dengan tenang menatap amukan si Kunti merah. Sebab, pasukan Refald langsung bergerak cepat melindungi pangerannya dari semua serangan dalam bentuk apapun.
“Jangan serang balik dia! Kalian halau saja serangannya!” perintah Refald dengan tenang.
“Baik, Pangeran!” seru para pasukan dedemit Refald bersamaan dan kompak.
Tahu kalau semua serangannya tidak mempan, Kunti merah itu menghentikan aksinya dan menatap tajam Refald yang juga menatapnya. “Pergi kau dari sini dan jangan pernah kau datang kemari lagi, aku melepasmu kali ini. Tapi … jika sampai kau mencampuri urusanku lagi, maka aku … akan mengincar wanita itu … wanita yang menjadi calon istrimu. Akan kudapatkan dia bagaimanapun caranya.” Nada ancaman kunti merah itu terdengar menakutkan dan ia tak pernah main-main dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
“Jika sampai kau menyentuh sehelai rambut tunanganku, akan kupastikan kau akan jadi abu di detik itu juga!” Refald balas mengancam. Ia takkan pernah membiarkan siapapun menyakiti wanita yang dicintainya.
Kekuatan Refald sudah kembali dan ia merentangkan kedua tangannya untuk melepas semua yang mengikat kekuatan Refald ditubuhnya. Saking dahsyatnya kekuatan itu, hanya dengan satu rentangan tangan, angin sampai berhembus kencang dan mendorong semua tumbuhan di sekitar Refald bergerak berlawanan dengan tubuh Refald berdiri seolah menjauhinya.
“Akhirnya … kekuatanku kembali.” Refald memerhatikan kedua tangannya dan juga menajamkan penglihatannya.
Tunangan Fey itu bisa melihat cacing sedang bergerak-gerak dibawah tanah dan juga semut-semut kecil berlarian akibat hempasan angin kekuatan Refald. Refald bahkan sudah bisa mendengar suara Fey meski mereka dalam jarak lumayan jauh. Ia merenggangkan otot-otot lehernya dengan memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan.
“Aku merindukanmu Honey. Senang bisa mendengar suaramu lagi,” gumam Refald girang karena akhirnya dirinya bisa mendengar suara wanita yang ia tinggalkan tanpa pamit beberapa waktu lalu.
Namun, senyuman Refald memudar kala teman-teman sekolah mereka menggunjingkan Fey yang dikira telah dicampakkan Refald begitu saja. Refald memejamkan mata dengan kesal tapi juga menahan sabar, jangan sampai kekuatannya hilang lagi hanya karena ia marah pada hal-hal yang tidak penting. Untunglah, Fey adalah wanita kuat sehingga ia tak peduli dengan omongan semua orang tentangnya.
“Kenapa kau masih saja ada di sini! Pergi kau!” usir kunti merah membuyarkan pikiran Refald.
“Kenapa kau mengincar seluruh nyawa manusia tak berdosa di desa itu? Hanya satu orang saja yang melakukan kesalahan dan kau sudah menghukumnya. Tak seharusnya kau meneror penduduk desa yang ada di sana! Apa salah mereka?”bentak Refald. Kunti merah itu sungguh sangat keterlaluan.
“Hihihihiihi ….” Lagi-lagi, terdengar lengkingan mengerikan khas Kunti menggema memenuhi hutan rimba. “Kau bertanya apa salah mereka? Mereka semua itu pendosa? Ada di mana mereka semua saat aku membutuhkan bantuan mereka? Apa kau tahu? Apa yang mereka lakukan padaku?” mata Kunti merah itu melotot menatap Refald.
“Tahu … kau dibunuh setelah dirudapaksa. Tapi semua orang yang menyakitimu sudah kau bunuh di desa angker itu, termasuk pemilik warung yang mengubur jasadmu di tembok. Mereka semua yang kutemui di desa angker adalah arwah gentayangan. Mereka semua mati ditanganmu. Dendammu sudah terbalas. Pemuda desa yang mengganggu rumahmu juga sudah kau bunuh dengan kejam. Bahkan jasadnya tak kau biarkan untuk dikebumikan. Sudah cukup mbak Kun merah, hentikan dendammu dan kembalilah ke alammu. Jangan ganggu manusia lagi.”
“Tidak!” bentak kunti merah. “Masih ada satu orang lagi yang harus mati ditanganku. Temanmu … adalah keturunan pria itu, pria yang dulu menikahiku, tapi ia menjualku pada penjahat desa karena hutangnya banyak. Aku diperlakukan tidak adil selama aku hidup dan dibunuh dengan kejam. Sehari setelah kematianku, kakek buyut pria yang bersamamu menikah dengan wanita lain dari Jerman. Apa kau bisa bayangkan betapa hancurnya aku? Dan penduduk desa ini malah membantu kalian berdua pergi dari sini? Aku takkan pernah memaafkan mereka yang mencampuri urusanku. Aku melepasmu karena kau adalah pangeran dedemit dari duniaku, tapi aku takkan melepaskan temanmu. Aku takkan pernah melepaskannya! Akan kubunuh dia sama seperti aku membunuh Asrok! Hihihihihihi …” Kunti merah itu berteriak marah dan menghilang begitu saja dari pandangan Refald sebelum Refald buka suara.
Mata Refald langsung terbelalak tak percaya. Yang menjadi incaran Kunti merah itu ternyata … adalah Eric, sahabat dekat Refald sendiri. Kini jelas sudah kenapa tiba-tiba mobil yang mereka kendarai mogok tanpa sebab di tengah hutan tepat saat mereka melintasi jalan utama di desa angker. Nasib mereka mujur karena malam itu … kunti merah yang harusnya mengincar Eric mengubah haluannya mengincar Asrok dan Nina yang sudah berani berbuat asusila di rumah angker yang menjadi hunian kunti.
Dan rumah pemilik warung itu … si kunti merah sengaja mengurung Refald dan Eric, serta memperlihatkan jasadnya yang terkubur di dinding untuk memberitahu bahwa Eric ada hubungannya dengan kematian Kunti meski secara tidak langsung. Sahabat dekat Refald memang tidak tahu menahu perbuatan keji nenek moyangnya, tapi beban dosa itu telah dipikul Eric selaku salah satu keturunannya.
Refald mengatupkan kedua tangan dan menutup wajah tampannya. Ia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan Eric dari cengkeraman Kunti merah. Bagaimanapun juga, bukan salah Eric jika kakek buyutnya dulu berbuat jahat. Namun, dendam si kunti juga sangat kuat.
“Bagaimana ini? Kenapa Eric?” gumam Refald terlihat frustasi karena ia tak menemukan cara membebaskan Eric dari dendam turun temurun kunti merah.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Teh Yen
ternyata yg d incarnya Eric yah
2022-09-23
2
Ririn Agustin Zea
kasihan Eric
2022-09-04
1
MyLoveis060592
kasian Eric 🥺🥺
2022-08-08
1