Tak bisa digambarkan dengan kata-kata betapa kagetnya Eric setelah tahu makna sebenarnya dari apa yang diucapkan Nana padanya. Eric mengumpat habis-habisan dan jadi keki sendiri melihat Refald terus saja menertawai dirinya yang memang tidak bisa berbahasa jawa. Bukan salah Eric kalau ia tak mengerti bahasa khas daerah di desa ini karena ia terlahir dari belahan dunia yang lumayan jauh dari sini.
Negara Indonesia terdiri dari banyak suku, budaya dan beragam bahasa. Namun hal tersebut tak membuat pecah bangsa hanya karena ragamnya perbedaan. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, itu adalah simbol negara Indonesia yang dikenal dengan sebutan Bhineka Tunggal Ika. Sebab itulah, bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang dipakai sebagai pemersatu bangsa untuk mempermudah komunikasi antar satu sama lain. Tidak ada satupun warga negara Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia.
Nana hanyalah satu dari seorang patriotik yang terlalu cinta akan bahasa dan budaya daerah khas desanya sehingga gadis cantik itu tak ingin sering menggunakan bahasa Indonesia bila berbicara dengan siapapun. Tujuannya juga baik, ia ingin memperkenalkan budaya bahasa daerahnya pada pelancong atau pendatang baru di desanya. Nana sendiri juga heran melihat betapa onengnya bule yang ia temui kali ini, yaitu Eric.
“Sial! Berani sekali gadis itu mempermainkanku. Awas saja kalau sampai ketemu lagi denganku. Akan aku beri dia pelajaran!” geram Eric sambil memukul-mukul kepalan tangannya sendiri.
“Mau kau apakan dia?” tanya Refald setelah ia berhenti tertawa.
“Mau kubikin daging cincang dan kujadikan makanan buaya. Atau aku ludes-ludes tubuhnya lalu kuberikan ke macan Leopard milik keluarga adikmu, Leopard Bay Pyordova si ketua gangster yang suka bikin onar sana sini. Menyebalkan sekali gadis desa itu! Dia bilang aku gila? Yang benar saja?” Eric ngedumel sendiri karena terlalu emosi. Bahkan nama adik Refaldpun sampai dibawa-bawa.
Di negaranya, Eric disanjung dan digilai banyak wanita. Suatu penghinaan besar bila di negara ini, apalagi di daerah terpencil seperti ini, ada gadis desa biasa malah mengatainya gila dan tidak waras sampai berani bilang tidak punya otak. Benar-benar tidak bisa termaafkan.
“Kau tidak akan bisa masuk ke kandang Leopard milik paman karena tak sembarangan orang bisa masuk ke tempat paling menyeramkan di sana. Bahkan Leo saja perlu izin khusus dari paman Byon bila ingin masuk ke kandang predator ganas itu. Orang yang masuk ke dalam sana, sudah pasti hanya akan keluar tinggal nama. Silahkan kalau kau mau coba.” Refald sengaja menakut-nakuti Eric yang langsung mengubah niatnya soal memberikan mangsa pada Leopard milik keluarga Leo.
“Ya sudah, tidak jadi kalau begitu, akan kupikirkan cara lain untuk memberi pelajaran gadis desa itu.” Eric mengalihkan pandangan dan betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba penutup kain yang menutupi jasad Asrok, terbuka lebar begitu saja sehingga mayat mengerikan itu terlihat jelas.
Sontak Eric langsung melompat ke atas kursi saking terkejutnya diiringi teriakan yang memekikkan telinga. “Aaaaaghhhhhhhh!” itu mayat apa ondel-ondel sih? Serem gitu!” mata Eric melotot melihat betapa mengenaskannya kematian Asrok yang dinyatakan bunuh diri.
Padahal, Asrok meninggal bukan karena mengakhiri hidup sendiri, melainkan karena dibunuh oleh kunti merah yang sengaja datang untuk balas dendam karena sudah mengusik ketenangannya.
“Refald!” teriak Eric lagi, kali ini sambil memejamkan mata. Tangannya mengepal kuat berpegangan pada kaca jendela. Eric tak berani lagi menghadap jasad yang penutup kainnya terbuka “Tolong tutupkan kembali jasad itu, Refald! Hii … serem banget!” gidik Eric.
Tanpa dimintapun tunangan Fey itu memang sudah melakukannya dan tepat ketika Refald selesai menutupi kain putih tersebut, muncullah arwah Asrok duduk bertengger di atas mayatnya sendiri dan sedang menatap tajam Refald. Untung, Eric masih memejamkan mata sehingga ia tak tahu kalau arwah mesum itu kini ada dihadapannya.
“Pangeran,” ujar Asrok dengan nada suara gemetar seolah ia sangat ketakutan. “Tolong, hentikan mobil ini! Kunti merah itu tidak akan membiarkan siapapun membawa jasadku keluar dari desa ini. Ia juga tidak akan membiarkan siapapun yang datang ke desa ini keluar dalam keadaan hidup!” Arwah Asrok sengaja memberikan peringatan.
Belum juga Refald mengutarakan pendapatnya, beberapa detik kemudian, mobil ambulance pengangkut jenazah yang ditumpangi Refald dan Eric tiba-tiba mengalami rem blong. Sang sopir langsung panik karena ia kehilangan kendali setir. Ia tidak bisa menggunakan rem mobilnya dengan baik.
Mobil pun melaju kencang dan tak terkendali. Sang sopir hanya bisa membunyikan klakson kuat-kuat agar mobil-mobil di depannya menyingkir menghindari tabrakan. Sambil berteriak, sopir mobil pengangkut jenazah itu memberitahu kalau ia mengalami rem blong dan butuh bantuan.
Seketika, paniklah Eric yang tak rela bila ia harus mati muda disaat dirinya masih belum pernah menikmati indahnya dunia. Pria bule itu berteriak sekencang-kencangnya dan meminta Refald untuk menyelamatkannya dari situasi gawat bin darurat ini. Refald sendiri sedang memejamkan mata dan sekali lagi memanggil semua pasukan dedemitnya.
Beruntung, didetik-detik terakhir sebelum mobil pengangkut jenazah itu hendak terjun ke jurang, para pasukan dedemit Refald datang dan langsung membawa Refald keluar dari dalam mobil tepat waktu. Refald juga meminta pasukannya menyelamatkan Eric serta sopir dengan mendorong tubuh mereka jatuh ke jalan. Refald sengaja tidak menggunakan kekuatan magisnya agar tidak menimbulkan kecurigaan. Yang penting Eric dan pak sopir masih bisa selamat dari kematian.
Setelah kedua orang beda usia itu terlempar keluar, mobil jenazah yang mereka tumpangi terjun ke jurang bersama dengan jasad Asrok. Tak berselang lama, terdengar ledakan yang sangat keras dan membakar habis mobil beserta isinya.
“Maaf pangeran, kami terlambat datang, kami sudah berusaha keras mencari keberadaan pangeran, tapi kami tidak bisa menemukan Anda,” ujar mas Gen sambil menundukkan kepalanya tanda memberi hormat pada Refald.
“Aku tidak apa-apa, mas Gen. Kita bicara lagi nanti.” Refald mengacuhkan pasukan dedemitanya dan berlari melihat kondisi Eric. Ia mungkin belum sadar kalau ada 1 pasukannya yang menghilang.
Refald langsung memeriksa kondisi Eric yang hanya menderita luka lecet karena terlempar tepat dirumput-rumput rimbun. Sedangkan sang sopir mobil jenazah, langsung pingsan di tempat karena kepalanya membentur keras sebuah pohon yang ada di tepi jalan.
Mobil polisi yang tadi mengiringi mereka bergegas memeriksa situasi dan kondisi lalu melaporkan kejadian ini ke markas mereka agar dikirimkan bantuan secepatnya. Refald menceritakan kronologi yang terjadi dan memanipulasi bagaimana cara mereka agar selamat dari kematian minus soal bantuan para pasukan dedemit Refald.
Polisipun paham dan menunggu mobil ambulance lain untuk membawa sopir mobil jenazah yang pingsan ke rumah sakit terdekat supaya dirawat dengan baik. Sementara Refald dan Eric terpaksa menunggu lagi di pinggir jalan raya tepat diperbatasan keluar desa.
Rupanya, peringatan Asrok tidak main-main. Kunti itu sungguh tak ingin melepaskan Asrok bahkan setelah pria malang itu tiada. Refald kembali galau sekarang, nyawa semua orang yang ada di desa ini sedang dalam bahaya besar akibat terror Kunti merah itu.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang, jika kita tetap melanjutkan perjalanan, tak menuntut kemungkinan hal sama pasti akan terjadi lagi,” ujar Eric yang sedang duduk manis di samping Refald sambil menunggu bantuan.
Montir yang dikirim bengkel untuk mengatasi mobil Eric, tidak ada kabar lagi hingga detik ini. Ditambah kejadian ini, sepertinya Refald dan Eric benar-benar terjebak di desa yang penuh dengan kutukan.
“Apalagi? Kita temui Kunti merah itu!” tandas Refald penuh percaya diri. Semua pasukan dedemit Refald juga berdiri di belakangnya seolah sedia melindungi dan menerima perintah Refald.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Bakal perang nih sm kunti merah
2023-10-14
0
MasWan
bakal makin seru nih
2022-12-23
0
Teh Yen
duh makin tegang yah ,,lanjut thor
2022-09-23
1