BAB 9 Saran Refald

Eric mengangkat tubuh Nina dengan sangat hati-hati dan meletakkan tubuh gadis desa itu di atas kursi. Sedangkan pak Diki, hanya pingsan sebentar dan langsung sadar sendiri meski kepalanya masih berputar-putar. Ia didudukkan di kursi oleh Eric tepat di samping tubuh keponakannya. Nana bergegas masuk ke dapur dan membuatkan minuman untuk semua orang agar suasana tegang yang terjadi di sini kembali mencair.

Sementara Refald, tetap menahan arwah gentayangan Asrok yang tidak bisa berkutik di bawah cengkeraman Refald. Karena kekuatan tunangan Fey sedikit demi sedikit telah berangsur kembali, makhluk yang harusnya tak bisa dipegang oleh tangan manusia, Refald bisa memegangnya. Sebab, ia adalah orang istimewa dan sangat berbeda dengan manusia biasa lainnya. Jangankan pak Diki, arwah Asrokpun juga terkejut karena ada manusia, bisa melihatnya dan bahkan membuatnya tak berdaya.

Tiba-tiba saja, muncul sinar terang menyinari tubuh Refald sehingga membuat mata arwah Asrok terbelalak tak berdaya, cahaya terang itu memancarkan sinar yang seolah memberitahu makhluk dunia astral bahwa Refald adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan yang terdapat di dunia lain. Seketika, arwah Asrok secara spontan tak memberontak lagi dan cenderung pasrah pada apa yang akan dilakukan Refald padanya.

“Maafkan kelancangan saya Pangeran,” ujar arwah Asrok. Meski ia tidak tahu siapa Refald sebenarnya dan juga tidak pernah mengenal sosok seorang Refald, sinar terang itu memberitahu apa yang harus arwah Asrok lakukan jika tidak ingin musnah tanpa sebab.

Manusia yang sudah menjadi arwah gentayangan ini mengubah wujudnya menjadi tampan. Sudah tidak bermandikan darah di mana-mana lagi. Sudah ketentuan tertentu bagi kehidupan di dunia lain, bila seorang makhluk astral melihat pangeran dedemit seperti Refald, maka secara otomatis, wujud mereka yang tadinya sangat menakutkan, akan berubah menjadi rupawan.

Mendengar hal itu, Refald melepaskan cekikannya dan berdiri sambil menatap tajam arwah Asrok. “Kenapa kau masih di sini, kembalilah keasalmu,” pinta Refald pada arwah Asrok.

“Tidak, Pangeran. Saya tidak bisa pergi, kuntilanak merah itu masih mengincar kekasihku.” arwah Asrok terlihat sangat khawatir. Sesekali ia celingak celinguk kesana kemari berharap tidak ada yang melihatnya di dalam rumah ini.

“Den! Aden bicara dengan siapa? Tolong jelaskan, ada apa ini?” tanya pak Diki yang sudah mulai bisa menguasai diri dari semua rasa shock beratnya terutama saat melihat Refald bicara sendiri.

Refald terdiam, ia bingung apakah ia harus memberitahu pria kurus itu tentang siapa Refald sebenarnya. Apa yang kekasih Fey ini lihat, sama sekali tak bisa dilihat oleh pak Diki.

“Dia bicara dengan saya Pak,” seru Eric tiba-tiba. “Maksud teman saya, saya harus segera kembali ke negera asal. Ehm … bisakah Bapak memberitahu kami bagaimana cara keluar dari desa ini supaya kami tidak tersesat lagi?” Eric sengaja menyelamatkan Refald dengan menutupi jati diri tunangan Fey yang sebenarnya.

Bukan tanpa alasan kenapa Eric melakukan itu. Terlalu berbahaya jika ada manusia lain selain dirinya mengetahui rahasia Refald. Seluruh makhluk astral akan mengincar nyawa orang tersebut kecuali Eric tentunya. Bahkan Fey, tunangan Refald sendiri masih belum tahu siapa Refald sebenarnya.

“Oh, begitu … kalian berdua jangan khawatir. Begitu proses pemakaman Asrok selesai dikebumikan, kalian bisa menumpang mobil pak polisi keluar dari desa ini. Biar saya yang bilang ke mereka soal kedatangan Aden-aden di desa ini. Maaf sudah membuat kalian tidak nyaman. Tapi … saya masih belum mengenal siapa kalian.”

“Oh iya, maaf Pak. Karena ada begitu banyak hal, kami lupa memperkenalkan diri. Saya Eric, dan dia adalah Refald. Kami berasal dari Jerman dan sedang dalam masa liburan kemari.”

Pak Diki manggut-manggut. Ia sudah bisa mengerti situasi yang terjadi meski ini sangat tidak masuk akal. “Oke, nak Refald, nak Eric. Saya tahu, kalian adalah orang yang bisa melihat apa yang tidak bisa saya lihat. Jangan berkelit lagi, apakah ada sosok makhluk tak kasat mata di sekitar kita sekarang? Apakah dia … “

“Tidak berbahaya Pak,” sela Refald cepat karena ia tahu apa yang pak Diki pikirkan tentang arwah Asrok yang berdiri diantara mereka. “Tapi kita semualah yang sedang dalam bahaya.” Refald menatap tajam arwah Asrok. Refald juga tahu pikiran manusia yang baru saja menjadi demit itu.

“Apa maksud, nak Refald? Kenapa kami semua dalam bahaya?” tanya pak Diki kembali bingung lagi. Sosok pemuda yang baru saja ditemuinya itu begitu misterius.

“Ini semua berawal dari kesalahan yang dilakukan oleh keponakan Bapak sendiri. Nona Nina dan almarhum kekasihnya telah mengotori tempat makhluk astral yang kini sudah berubah wujud menjadi iblis jahat. Makhluk itu takkan bisa melepas manusia yang menjadi incarannya dan akan membunuh siapapun yang mencoba menghalangi langkahnya. Hal itulah yang sudah ia lakukan pada Asrok.” Kilatan tajam mata Refald mewakili kebencian yang dirasakan kunti merah saat Asrok dan Nina melakukan hubungan intim mereka di rumah angker yang menjadi tempat hunian kunti.

Jangankan makhluk tak kasat mata. Siapapun takkan bisa menerima jika ada orang tak dikenal mengotori kediaman mereka dengan melakukan tindakan tercela apalagi sampai dilarang oleh agama. Manusia yang hanya menuruti hawa naafsu mereka, adalah manusia yang merugikan diri mereka sendiri. Mereka semua tidak tahu apa akibat dari tindakan tak terpuji mereka di tempat yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Refald tak menyalahkan Kunti, tapi juga tidak bisa membenarkan tindakannya yang sudah mencelakai manusia dengan menghilangkan nyawa. Kunti merah memang dikenal berbahaya bahkan ia bisa melukai manusia. Meski tindakan Kunti sangat membahayakan nyawa manusia lainnya, perbuatan Asrok dan Nina juga tidak bisa dibenarkan.

Dunia lain dan dunia manusia itu saling berdampingan. Tak sepatutnya manusia melakukan tidakan bodoh yang bisa merugikan diri mereka sendiri seperti yang terjadi pada Asrok sekarang.

Pak Diki tak bisa membendung lagi rasa keterkejutannya setelah mendengar apa yang dikatakan Refald. Jatungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang dan serasa sangat menyakitkan. Pria Kurus itu terduduk lunglai tepat disaat Nana muncul dari balik tirai dan langsung berlari menghampiri ayahnya yang seolah terkena serangan jantung.

“Bapak!” seru Nana kaget. Ia memijat-mijat tangan dan kaki ayahnya sampai pak Diki marasa sedikit tenang. Wajahnya pucat pasi menatap wajah Nina yang masih belum sadarkan diri.

“Tidak, apa-apa Nduk. Jangan khawatir,” rintih pak Diki sambil memegangi dadanya. Ia kembali menatap Refald yang tak bergeming dari tempatnya. Baru kali ini pak Diki melihat ada orang setenang Refald. “Nak Refald, bisakah bantu kami cara mengatasi semua ini? Apa yang harus kami lakukan agar makhluk yang merasa terganggu itu tak mengincar nyawa keponakanku lagi?” Pak Diki menggantungkan harapannya pada Refald. Ia tahu pemuda didepannya ini bukanlah manusia biasa. Dari auranya saja sudah terlihat kalau Refald istimewa.

“Maafkan saya Pak. Kunti merah itu sudah memperingatkan saya untuk tidak ikut campur urusannya atau jika tidak, nyawa tunangan saya akan dalam bahaya. Saya sungguh-sungguh minta maaf karena tidak bisa membantu banyak. Tapi … Bapak jangan khawatir, ada sesuatu yang melindungi nyawa keponakan Bapak sampai akhir.” Refald menatap arwah Asrok dengan tajam. “Dan untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan, saya sarankan bawa pergi nona Nina dari desa ini, secepat mungkin.” Refald menunduk karena ia memang tidak bisa ikut campur urusan keluarga pak Diki lebih dari ini.

Pak Diki sendiri juga tak bisa memaksa keputusan Refald. Iapun meminta putrinya untuk mengantar Refald dan Eric menghadap polisi yang sedang bertugas menyelidiki kasus kematian Asrok sambil memberikan surat pengantar agar polisi itu mau membantu 2 pemuda ini keluar dari desa.

“Monggo Mas,” ujar Nana sopan saat menyuguhkan minuman kopi pada tamu-tamunya. Eric cuma bisa garuk-garuk kepala saja menatap gadis desa yang fasih berbahasa Inggris, tapi lebih suka bicara bahasa Jawa.

“Silahkan diminum dulu, Den. Setelah itu, biar Nana yang mengantar kalian menemui pak Polisi,” ujar pak Diki sambil berusaha menyadarkan keponakannya.

“Brays, ‘monggo mas’ itu apa? Apa itu nama buah?” bisik Eric pada Refald.

“Mari Mas,” jawab Refald acuh.

“Oh.” Eric manggut-manggut aneh. Ia meletakkan minumannya di atas meja dan berjalan menghampiri Nana. “Mbak, teman saya nggak suka kopi, dia minta minuman marimas, rasa … jeruk. Itu kesukaannya.”

“Iyo, tah? Sek yo mas, tak tukokno Marimas nang warung dhisek,” (Iyakah? Sebentar ya Mas, saya belikan Marimas di warung dulu) ujar Nana dan Refald cuma bisa tepok jidat melihat Eric salah paham dengan ucapannya.

Sepertinya, Eric telah menggeser posisi ke-oonan pak Po. Entah apa yang terjadi jika pak Po juga ada di sini.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

kagome

kagome

𝚙𝚊𝚔 𝚙𝚘 𝚘𝚑 𝚙𝚊𝚔 𝚙𝚘

2023-11-08

0

Aya Vivemyangel

Aya Vivemyangel

Aaahhh kangen Pak Po 😂😂😂

2023-10-14

0

madu mongso

madu mongso

gausah selalu dijelasin dia org istimewa. dia pangeran dedemit. lebay amat. dri awal juga udah pada tau

2023-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Dua Sejoli
2 BAB 2 Keputusan Refald
3 BAB 3 Misteri Desa Angker
4 BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5 BAB 5 Kabur
6 BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7 BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8 BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9 BAB 9 Saran Refald
10 BAB 10 Tawa Refald
11 BAB 11 Hampir Celaka
12 BAB 12 Pasukan Dedemit
13 BAB 13 Usulan Pak Po
14 BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15 BAB 15 Arahan Raja
16 BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17 BAB 17 Mbak Kun
18 BAB 18 Amukan Refald
19 BAB 19 Kunci
20 BAB 20 Bantuan
21 BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22 BAB 22 Dimulai
23 BAB 23 Serangan Telak
24 BAB 24 Ritual Dimulai
25 BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26 BAB 26 Karma dan Janji
27 BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28 BAB 28 Tantangan
29 BAB 29 Salah Pilih
30 BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31 BAB 31 Dimulai
32 BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33 BAB 33 Refald si Pelindung
34 BAB 34 JENGLOT
35 BAB 35 Lubang Hitam
36 BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37 BAB 37 Eric dan Nana
38 BAB 38 Desa Kuntilanak
39 BAB 39 Rumah Megah
40 BAB 40 Pintu
41 BAB 41 Kasih tak Sampai
42 BAB 42 Peristiwa Kelam
43 BAB 43 Dendam Kuntilanak
44 BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45 BAB 45 Refald vs Fey
46 BAB 46 Cenayang
47 BAB 47 MANTRA
48 BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49 BAB 49 Refald vs Pak Po
50 BAB 50 Kambing Hutan
51 BAB 51 Awal dari Segalanya
52 BAB 52 ARWAH
53 BAB 53 Lapangan Sesat
54 BAB 54 Perlindungan Refald
55 BAB 55 OPLAS
56 BAB 56 Pasangan Suami Istri
57 BAB 57 Galau
58 BAB 58 Takdir yang Dirubah
59 BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60 BAB 60 Malapetaka
61 BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62 BAB 62 Cinta dan Dendam
63 BAB 63 Hawa Jahat
64 BAB 64 Buku yang Terbuka
65 BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66 BAB 66 Marah yang Teredam
67 BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68 BAB 68 Teror Kuyang 2
69 BAB 69 Kompetisi Cinta
70 BAB 70 Wewe Gombel
71 BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72 BAB 72 Jeweran Pak Po
73 BAB 73 Mantra Pak Po punya
74 BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75 BAB 75 Klentang Klenting
76 BAB 76 Raja Mirza Banta
77 BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78 BAB 78 Pingsan
79 BAB 79 Rusaknya Suasana
80 BAB 80 Jebakan
81 BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82 BAB 82 Biksu Tong
83 BAB Undangan
84 BAB 84 Perjalanan
85 BAB 85 Kopi Hitam
86 BAB Perang di Mulai
87 BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88 BAB 88 Informasi dari Pak Po
89 Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90 BAB 90 Obrolan
91 BAB 91 Kabut Tebal
92 BAB 92 Asmedeus John
93 BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94 BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95 BAB 94 Kenangan
96 BAB 95 Selesai
97 BAB 96 Tamu tak Diundang
98 BAB 97 Debat Refald dan Fey
99 BAB 98 Gala
100 BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101 BAB 100 Undangan
102 BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103 BAB 102 Pertunjukan
104 BAB 103 Pesan
105 PENGUMUMAN NOVEL BARU
106 BAB 104 Sandera
107 BAB 105 Mantra
108 BAB 106 Kekuatan Refald
109 BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110 PENGUMUMAN NOVEL BARU
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU
112 PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113 PENGUMUMAN NOVEL BARU
114 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 114 Episodes

1
BAB 1 Dua Sejoli
2
BAB 2 Keputusan Refald
3
BAB 3 Misteri Desa Angker
4
BAB 4 Misteri Sosok Kunti
5
BAB 5 Kabur
6
BAB 6 Insting Refald tidak Pernah Salah
7
BAB 7 Misteri Kematian Asrok
8
BAB 8 Jangan Ganggu Rumahku!
9
BAB 9 Saran Refald
10
BAB 10 Tawa Refald
11
BAB 11 Hampir Celaka
12
BAB 12 Pasukan Dedemit
13
BAB 13 Usulan Pak Po
14
BAB 14 Dendam Kuntilanak Merah
15
BAB 15 Arahan Raja
16
BAB 16 Bogem Mentah Rafald
17
BAB 17 Mbak Kun
18
BAB 18 Amukan Refald
19
BAB 19 Kunci
20
BAB 20 Bantuan
21
BAB 21 Cara Membasmi Kuyang
22
BAB 22 Dimulai
23
BAB 23 Serangan Telak
24
BAB 24 Ritual Dimulai
25
BAB 25 Refald vs Kuntilanak Merah
26
BAB 26 Karma dan Janji
27
BAB 27 Kutukan Kuntilanak
28
BAB 28 Tantangan
29
BAB 29 Salah Pilih
30
BAB 30 Janji dan sumpah Refald + (pengumuman pemenang GA)
31
BAB 31 Dimulai
32
BAB 32 Jurus Rayuan Maut
33
BAB 33 Refald si Pelindung
34
BAB 34 JENGLOT
35
BAB 35 Lubang Hitam
36
BAB 36 Habis Gelap Terbitlah Terang
37
BAB 37 Eric dan Nana
38
BAB 38 Desa Kuntilanak
39
BAB 39 Rumah Megah
40
BAB 40 Pintu
41
BAB 41 Kasih tak Sampai
42
BAB 42 Peristiwa Kelam
43
BAB 43 Dendam Kuntilanak
44
BAB 44 Aksi si Pocong Tampan
45
BAB 45 Refald vs Fey
46
BAB 46 Cenayang
47
BAB 47 MANTRA
48
BAB 48 Ketulusan Cinta Refald
49
BAB 49 Refald vs Pak Po
50
BAB 50 Kambing Hutan
51
BAB 51 Awal dari Segalanya
52
BAB 52 ARWAH
53
BAB 53 Lapangan Sesat
54
BAB 54 Perlindungan Refald
55
BAB 55 OPLAS
56
BAB 56 Pasangan Suami Istri
57
BAB 57 Galau
58
BAB 58 Takdir yang Dirubah
59
BAB 59 Takdir Refald dan Fey
60
BAB 60 Malapetaka
61
BAB 61 Berpisah untuk Bertemu Kembali
62
BAB 62 Cinta dan Dendam
63
BAB 63 Hawa Jahat
64
BAB 64 Buku yang Terbuka
65
BAB 65 Kalabnya Seorang Pangeran Demit Refald
66
BAB 66 Marah yang Teredam
67
BAB 67 Kedatangan RatuKuyang
68
BAB 68 Teror Kuyang 2
69
BAB 69 Kompetisi Cinta
70
BAB 70 Wewe Gombel
71
BAB 71 Dasar Gerobak Jalan
72
BAB 72 Jeweran Pak Po
73
BAB 73 Mantra Pak Po punya
74
BAB 74 Klontang Klantung Klentong
75
BAB 75 Klentang Klenting
76
BAB 76 Raja Mirza Banta
77
BAB 77 Cinta dan Pengorbanan
78
BAB 78 Pingsan
79
BAB 79 Rusaknya Suasana
80
BAB 80 Jebakan
81
BAB 81 Raja Dedemit Refald ala Edward
82
BAB 82 Biksu Tong
83
BAB Undangan
84
BAB 84 Perjalanan
85
BAB 85 Kopi Hitam
86
BAB Perang di Mulai
87
BAB 87 Dunia Pergombalan Refald
88
BAB 88 Informasi dari Pak Po
89
Draft Perang dan Cinta Refald untuk Fey
90
BAB 90 Obrolan
91
BAB 91 Kabut Tebal
92
BAB 92 Asmedeus John
93
BAB PENGUMUMAN NOVEL BARU
94
BAB 93 PERTARUNGAN 2 RAJA
95
BAB 94 Kenangan
96
BAB 95 Selesai
97
BAB 96 Tamu tak Diundang
98
BAB 97 Debat Refald dan Fey
99
BAB 98 Gala
100
BAB 99 Penjelasan Tak Terduga
101
BAB 100 Undangan
102
BAB 101 Jurus Pergombalan Ria
103
BAB 102 Pertunjukan
104
BAB 103 Pesan
105
PENGUMUMAN NOVEL BARU
106
BAB 104 Sandera
107
BAB 105 Mantra
108
BAB 106 Kekuatan Refald
109
BAB 107 Kisah Cinta Refald dan Fey
110
PENGUMUMAN NOVEL BARU
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU
112
PART SPESIAL DI MALAM 1 SURO JUDUL : KETIKA PAK PO JATUH CINTA
113
PENGUMUMAN NOVEL BARU
114
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!